47 BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Gunungmujil,
Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen. Sekolah ini
berada di sekitar pemukiman warga sehingga memudahkan orang tua untuk mengawasi anak-anak mereka saat berada di sekolah. Sebagian besar siswa SD Negeri 1 Gunungmujil berangkat sekolah dengan berjalan kaki, namun tidak sedikit pula yang menggunakan sepeda ataupun antar jemput orang tua. Hal tersebut dikarenakan jarak rumah siswa dengan sekolah yang relatif dekat. Kondisi SD Negeri 1 Gunungmujil tidak jauh berbeda dengan kondisi sekolah dasar pada umumnya. Sarana dan prasarana yang terdapat di SD Negeri
1 Gunungmujil antara lain: perpustakaan, komputer, alat-alat
olahraga, serta buku-buku penunjang kegiatan pembelajaran. Kondisi bangunan sekolah ini cukup baik dengan memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru yang bersebelahan dengan ruang kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, kantin, 1 ruang dapur, lapangan upacara dan 1 gudang. Alasan peneliti menggunakan sekolah ini sebagai tempat untuk melakukan penelitian antara lain: (1) nilai UTS siswa kelas IV SD Negeri 1 Gunungmujil pada mata matematika masih banyak yang dibawah KKM 70 dan (2) peneliti ingin menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran RME dengan media konkret dapat meningkatkan pembelajaran matematika tentang pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Gunungmujil tahun pelajaran 2015/2016. 2.
Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian yaitu bulan November 2015-Mei tahun 2016. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal penelitian yang sudah disusun agar penelitian yang dilakukan dapat berlangsung secara
47
48 sistematis, efisien, dan efektif. Susunan jadwal penelitian adalah sebagai berikut: a.
Persiapan 1) Koordinasi perijinan dan observasi
: 3 November 2015
2) Identifikasi Masalah
: 3 November 2015
3) Menyusun Proposal
: 4 November 2015 – 11 Januari 2016
4) Seminar Proposal
: 26 Januari 2016
5) Revisi dan menyiapkan perangkat
: 28 Januari 2016 –
pembelajaran dan instrumen penelitian b.
c.
29 Januari 2016
Pelaksanaan 1) Siklus I Pertemuan 1
: 4 Februari 2016
2) Siklus I Pertemuan 2
: 13 Februari 2016
3) Siklus II Pertemuan 1
: 17 Februari 2016
4) Siklus II Pertemuan 2
: 20 Februari 2016
5) Siklus III Pertemuan 1
: 25 Februari 2016
6) Siklus III Pertemuan 2
: 2 Maret 2016
Analisis Data dan Pelaporan 1) Analisis data (hasil tindakan 3 siklus)
: 3 Maret 2016 – 17 Maret 2016
2) Menyusun laporan skripsi
: 18 Maret 2016 – 7 April 2016
3) Ujian skripsi
: 22 April 2016
4) Revisi hasil ujian
: 25 April 2016 – 29 April 2016
5) Penggandaan dan pengumpulan laporan : 2 Mei 2016 – 6 Mei 2016
B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas
49 secara bersama (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 3). Arikunto, dkk (2008: 63) menambahkan bahwa salah satu ciri PTK adalah adanya kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-lain) dan peneliti
(dosen,
widyaiswara)
dalam
pemahaman,
kesepakatan
tentang
permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kerjasama tindakan. Penelitian ini merupakan salah satu PTK kolaboratif dimana peneliti (mahasiswa) bekerja sama dengan guru kelas IV SDN 1 Gunungmujil untuk melaksanakan penelitian ini.
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan sasaran yang dijadikan pokok pembicaraan dalam penelitian tindakan kelas (Arikunto, dkk, 2008: 24). Sementara itu, Musfiqon (2012: 97) berpendapat bahwa Subjek penelitian adalah seseorang yang terlibat dalam penelitian dan keberadaannya menjadi sumber data penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Gunungmujil tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa dalam kelas ini sebanyak 17 siswa dengan rincian 7 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Sebagian besar dari mereka bertempat tinggal di desa Gunungmujil dan merupakan keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah. Orang tua mereka mayoritas bekerja sebagai buruh tani, petani, tukang becak, pedagang keliling dan wiraswasta dan sebagian kecil sebagai PNS. Oleh karena itu perhatian orang tua terhadap hasil belajar anak-anak mereka kurang baik sehingga mayoritas siswa kelas IV SD Negeri 1 gunungmujil memiliki hasil belajar yang terbilang rendah khususnya pada mata pelajaran matematika. D. Data dan Sumber Data 1.
Data “Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat” (Arikunto,dkk., 2008: 129). Arikunto (2013: 161) berpendapat bahwa data merupakan hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka. Data yang akan digunakan pada penelitian ini ada dua jenis
50 yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika tentang pecahan. Data kualitatif berupa hasil wawancara, observasi maupun catatan lapangan mengenai pelaksanaan pembelajaran matematika tentang pecahan menggunakan model RME dengan media konkret serta hasil wawancara, observasi maupun catatan lapangan mengenai penilaian sikap siswa selama pembelajaran berlangsung. 2.
Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2013: 172). Subyantoro (2009: 131) berpendapat bahwa sumber data berasal dari seluruh anggota tim peneliti dan siswa yang melaksanakan proses pembelajaran menulis dengan pemaduan pendekatan konteks, proses, dan pola. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sumber data merupakan subjek dari mana data diperoleh. Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah data yang tepat dan akurat yang bersumber dari siswa, guru, observer, dan dokumen. a. Siswa Siswa yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Gunungmujil, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen pada tahun ajaran 2015/2016. Data yang diperoleh yaitu
semua
kegiatan
selama
proses
pembelajaran
matematika
menggunakan model pembelajaran RME dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang pecahan. Keberadaan siswa sebagai subjek penelitian sangat dibutuhkan dalam pengumpulan data. Data tersebut diperoleh melalui tes hasil belajar, observasi, dan wawancara b. Guru Guru berperan sebagai pelaksana tindakan dalam penelitian ini adalah guru kelas IV SD Negeri 1 Gunungmujil. Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh peneliti. Data yang dapat didapat dari guru berupa data hasil observasi tentang proses
51 pembelajaran yang dilaksanakan. Data tersebut didapat melalui catatan lapangan, observasi, dan wawancara.
c. Observer Observer dalam penelitian terdiri dari teman sejawat, guru dan peneliti. Data yang dapat diperoleh dari peneliti berupa data hasil pengamatan tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan. Data tersebut diperoleh melalui observasi. Teman sejawat dalam penelitian ini adalah rekan mahasiswa peneliti. Teman sejawat merupakan sumber data yang penting dalam penelitian tindakan kelas. Data yang dapat diperoleh dari teman sejawat berupa data hasil pengamatan tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan melalui wawancara dan observasi. Data yang diperoleh dari guru yaitu data hasil pengamatan sikap siswa selama proses pembelajaran.
Data tersebut
diperoleh melalui
observasi
menggunakan lembar penilaian sikap yang terlampir dalam RPP. Peran peneliti di dalam penelitian ini sebagai perancang pembelajaran dan pengamat proses pembelajaran. Data yang diperoleh dari peneliti berupa data-data tentang pembelajaran matematika melalui penggunaan model RME dengan media konkret untuk peningkatan pembelajaran tentang pecahan. d. Dokumen Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua arsip yang berkaitan dengan penelitian dan siswa yang bertujuan untuk mencari tahu tentang keadaan siswa dalam pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam penelitian. Dokumen yang digunakan antara lain: buku daftar nilai, buku rapor, dan buku catatan kelakuan siswa
52 E. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2010: 308) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data. Adapun penjabaran tentang ragam atau bentuk-bentuk dari teknik pengumpulan data, sebagai berikut. a. Teknik Non Tes 1) Observasi Mulyasa (2013: 69) berpendapat bahwa observasi merupakan instrumen untuk mengadakan pengamatan terhadap aktivitas dan kreativitas siswa dalam pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas, sedangkan Musfiqon (2012: 120) observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas gejala, fenomena, dan fakta empiris yang terkait dalam masalah penelitian. Alat observasi antara lain chek list, anecdotal record, dan rating scale. Observer dalam penelitian ini adalah teman sejawat dan guru. Observer ini mengamati dari awal sampai akhir proses pembelajaran. 2) Wawancara Moleong (2010: 186) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Sementara itu, Mulyasa (2013: 69) memaparkan bahwa wawancara adalah instrumen untuk mengumpulkan data lisan dari sumber data atau subjek penelitian secara langsung. Sanjaya (2012: 96) mengemukakan bahwa wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu. Wawancara dilaksanakan setelah proses pembelajaran dengan cara mewawancari observer dan beberapa siswa secara acak untuk menyampaikan pendapat, saran, maupun kritikan mengenai pengamatan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Data wawancara diperoleh dari siswa dan observer.
53 Peneliti
menyusun
pedoman
wawancara
untuk
mempermudah
pelaksanaan wawancara. 3) Dokumentasi Dokumen adalah kumpulan fakta dan data yang tersimpan dalam bentuk tes atau artefak (Musfiqon, 2012: 131). Teknik dokumentasi merupakan metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2013: 274). Dalam penelitian ini metode dokumentasi yang digunakan berupa arsip atau dokumen yang ada. Dokumen digunakan sebagai pelengkap dan penguat data yang lain. Dokumen dalam penelitian ini yaitu buku daftar nilai, buku rapor, dan buku catatan kelakuan siswa. b. Teknik Tes Kerlinger (Sukardi 2012: 138) berpendapat bahwa tes merupakan prosedur sistematik dimana individual yang di tes direpresentasikan dengan suatusuatu set stimuli jawaban mereka yang dapat menunjukkan ke dalam angka. Menurut Arikunto (2013: 266) Instrumen yang berupa tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dan pencapaian atau prestasi. Teknik tes
yang digunakan adalah tes tertulis. Teknik
pengumpulan data berupa tes pada penelitian ini dilakukan melalui pelaksanaan tes tertulis yang menunjukkan hasil belajar (evaluasi) setiap pertemuan terkait dengan penguasaan pembelajaran matematika tentang pecahan dan evaluasi mandiri pada tiap pelaksanaan pembelajaran melalui LKS. 2. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data digunakan untuk mengukur pelaksanaan penerapan model Realistic Mathematics Education (RME) dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang pecahan pada siswa kelas IV SDN 1 Gunungmujil. Adapun alat pengumpulan data yang digunakan, antara lain:
54
a. Instrumen Penerapan Model RME dengan Media Konkret 1) Instrumen Definisi Konsep. Penerapan model Realistic Mathematics Education (RME) dengan media konkret adalah suatu proses menerapkan model pembelajaran matematika yang mengaitkan antara matematika dengan masalah dalam kehidupan nyata dimana masalah tersebut haruslah masalah yang benar-benar dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan bantuan objek nyata atau benda asli yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar serta disesuaikan dengan pola belajar siswa dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) memahami masalah kontekstual yang akan dipelajari dengan media konkret, (2) menyelesaiakan masalah kontekstual yang diberikan
guru
secara
individu
dengan
media
konkret,
(3)
mendiskusikan hasil jawaban individu dalam kelompok kecil dengan media konkret, (4) mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan media konkret, dan (5) menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan dengan media konkret. 2) Definisi Operasional Data tentang pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran RME dengan media konkret diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumentasi yang berdasar pada skenario pembelajaran. Observasi dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data berupa lembar observasi. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data berupa pedoman wawancara.
55 a) Lembar Observasi Lembar observasi yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dari kegiatan observasi yang diperoleh dari skenario pembelajaran. Lembar observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang penerapan model RME dengan media konkret. Lembar observasi ini akan diisi oleh peneliti dan observer dengan mengamati guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung. Penerapan model RME dengan media konkret terlihat dalam jumlah skor yang dicapai dalam merespon instrumen. Instrumen dalam lembar observasi berbentuk rating scale yang dijabarkan dalam bentuk skala penskoran 1-4, masing-masing skor memiliki deskriptor. Persentase tersebut kemudian nantinya dijadikan indikator pelaksanaan. Aspek-aspek yang diamati dalam observasi tersebut adalah langkah pelaksanaan model Realistic Mathematics Education (RME) dengan media konkret oleh guru (observasi terhadap kegiatan guru)
dan pelaksanaan Realistics
Mathematics Education (RME) dengan media konkret terhadap siswa (observasi terhadap kegiatan siswa) b) Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada responden menurut skenario pembelajaran Pedoman wawancara ini disusun untuk mengetahui respon guru dan siswa dalam penggunaan media konkret dengan model RME. Wawancara terhadap guru mencakup proses pembelajaran model RME dengan media konkret dan kekurangan pembelajaran model RME dengan media konkret, sedangkan wawancara terhadap siswa mencakup kesulitan-kesulitan
yang
dialami
selama
pembelajaran
menggunakan model RME dengan media konkret dan pembelajaran yang mudah dan menyenangkan bagi siswa selama pembelajaran model RME dengan media konkret
56 3) Kisi-Kisi Lembar Observasi dan Pedoman Wawancara Tabel 3.1. Kisi-kisi Lembar Observasi dan Pedoman Wawancara terhadap Guru dan Siswa dalam Penerapan Model Realistic Mathematics Education (RME) dengan Media Konkret No
1
2
3
4
5
Langkah Penerapan Model RME dengan Media konkret
Nomor Soal
Jumlah Butir
Memahami masalah kontekstual yang 1,2,3,4,5 akan dipelajari menggunakan media konkret berupa kertas lipat Menyelesaikan masalah kontekstual yang 6,7,8,9, diberikan guru secara individu 10,11,12 menggunakan media konkret berupa kertas lipat Mendiskusikan hasil jawaban individu 13,14,15, dalam kelompok kecil menggunakan 16,17,18 media konkret berupa kertas lipat Mempresentasikan hasil diskusi di depan 19,20,21, kelas menggunakan media konkret berupa 22,23,24 kertas lipat Menyimpulkan hasil diskusi yang telah 25,25,26, dilakukan menggunakan media konkret 28,29,30 berupa kertas lipat Jumlah
5
7
6
6
6
30
Setiap butir pernyataan yang memenuhi semua deskriptor memperoleh skor 4, memenuhi 3 deskriptor memperoleh skor 3, memenuhi 2 deskriptor memperoleh skor 2, hanya memenuhi 1 deskriptor memperoleh skor 1, dan apabila tidak ada deskriptor yang terpenuhi memperoleh skor 0. Cara menghitung persentase adalah sebagai berikut: Persentase =
x 100%
57 b. Instrumen Peningkatan Pembelajaran Matematika tentang Pecahan 1) Definisi Konsep Peningkatan pembelajaran pecahan di kelas IV SD adalah proses untuk meningkatan konsep-konsep dan struktur-struktur matematika serta menyelesaikan berbagai masalah yang terdapat di dalam materi yang dipelajari, yaitu menjelaskan arti pecahan dan urutannya, menyederhanakan pecahan, serta menjumlahkan dan mengurangkan pecahan yang disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas IV SD yaitu
mengenal teman sebaya dan senang berkelompok serta
mempelajari hal-hal yang konkret atau nyata.dengan indikator penilaian sebagai berikut: a) Indikator untuk penilaian yang akan dicapai melalui teknik tes antara lain mengacu pada kompetensi dasar dan indikator pembelajaran Matematika tentang pecahan yang dirinci sebagai berikut: Kompetensi Dasar: 6.1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya 6.2 Menyederhanakan pecahan 6.3 Menjumlahkan dan Mengurangkan pecahan Indikator: 6.1.1 Menjelaskan pecahan sebagai bagian dari keseluruhan 6.1.2 Mengurutkan pecahan berpenyebut sama 6.1.3 Menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan 6.1.4 Mengurutkan pecahan berpenyebut berbeda 6.1.5 Membandingkan pecahan 6.2.1 Menunjukkan pecahan-pecahan yang senilai 6.2.2
Menjelaskan cara menyederhanakan pecahan
6.3.1 Menghitung
penjumlahan
dan
pengurangan
pecahan
berpenyebut sama dengan hasil positif dan nilainya paling besar 1
58 6.3.2 Menghitung penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dengan hasil positif dan nilainya paling besar 1 6.3.3 Menghitung pengurangan pecahan berpenyebut berbeda dengan hasil positif dan nilainya paling besar 1 b) Indikator untuk penilaian melalui teknik nontes yang akan dicapai antara lain didapat dari karakteristik model RME dengan media konkret dan karakteristik anak; proses belajar siswa; dan faktor yang mempengaruhi belajar siswa. (1) Menggunakan permasalahan nyata untuk mengenalkan konsep matematika,
yaitu
pembelajaran
dengan
menggunakan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengenalkan materi pecahan kepada siswa. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa yaitu mampu menjelajah serta memcari tahu peristiwa maupun benda disekitarnya. (2) Mengajak
siswa
untuk
menemukan
kembali
konsep
matematika melalui diskusi dengan bimbingan guru, yaitu pembelajaran dengan sistem diskusi kelompok. Anak akan belajar berpendapat dan menanggapi pendapat orang lain. Anak-anak usia SD sudah mulai belajar dan bermain secara berkelompok
dalam
menyelesaikan
masalah
dalam
pembelajaran. (3) Mengembangkan konsep matematika yang didapatkan melalui hasil diskusi, yaitu siswa mencatat dan menyusun jawaban dari permasalahan yang telah didiskusikan dengan bantuan media konkret berupa kertas lipat. Anak-anak usia SD sudah mampu berpikir secara logis terhadap sesuatu yang nyata. Media konkret memudahkan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. (4) Melatih siswa untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok, yaitu siswa berlatih untuk mempresentasikan hasil
59 diskusi kelompok di depan kelas. Anak usia SD mampu berinteraksi secara aktif dalam kelompok maupun kelas. (5) Melatih siswa untuk menerapkan konsep matematika yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, yaitu siswa menerapkan pengetahuan yang ia peroleh dalam kehidupan sehari-hari. 2) Definisi Operasional Peningkatan pembelajaran matematika tentang pecahan dapat dilihat dari hasil belajar terhadap penguasaan konsep yang diperoleh dan
proses
belajar
siswa
selama
pembelajaranPeningkatan
pembelajaran matematika tentang pecahan dapat diukur dengan teknik tes dan non tes. a) Non Tes Teknik non tes digunakan sebagai alat evaluasi untuk menilai proses pembelajaran yang berlangsung selama penelitian. Teknik ini digunakan untuk mengetahui keadaan yang terjadi selama proses pembelajaran yaitu matematika tentang pecahan dengan media konkret dalam model pembelajaran RME. Teknik non tes dapat berupa observasi dan wawancara. b) Tes Lembar tes disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah disesuaikan dengan standar kompetensi, komepetensi dasar, dan indikator dalam tujuan pembelajaran setiap mata pelajaran dan materi pelajaran.
60 3) Kisi-kisi Lembar Tes a) Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus I Tabel 3.2. Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus I Indikator
No
Jenjang Kognitif
Bentuk Soal
Jumlah
Pertemuan 1 Menjelaskan pecahan sebagai bagian dari keseluruhan
1 2
C2 C2
Isian Isian
2
Mengurutkan pecahan yang berpenyebut sama
3 4 5 6
C3 C3 C3 C3
Isian Isian Isian Isian
4
Menunjukkan pecahan pada bilangan
7 8 9 10
C1 C1 C1 C1
Isian Isian Isian Isian
4
1 2 3 4 5
C3 C3 C2 C2 C2
Isian Isian Isian Isian Isian
5
6 7 8 9
C2 C2 C2 C2
Isian Isian Isian Isian
4
10
C2
Isian
1
letak garis
Pertemuan 2 Membandingkan pecahan
Mengurutkan pecahan berpenyebut berbeda
Menjelaskan cara meyederhanakan pecahan Jumlah
20
4
20
61 b) Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus II Tabel 3.3. Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus II Indikator Pertemuan 1 Menentuka senilai
No
pecahan 1 2
Jenjang Bentuk Soal Kognitif
Jumlah
C3 C3
Isian Isian
2
Menyederhanakan pecahan
3 4 5 6 7 8 9 10
C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3
Isian Isian Isian Isian Isian Isian Isian Isian
8
Pertemuan 2 Menghitung penjumlahan dan penguranganpecahan berpenyebut berbeda dengan hasil positif dan nilainya paling besar 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20
C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3
Isian Isian Isian Isian Isian Isian Isian Isian Isian Isian
10
Jumlah
20
62 c) Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus III Tabel 3.4. Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus III Indikator
No
Pertemuan 1 Menghitung penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dengan hasil positif dan nilainya paling besar 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pertemuan 2 Menghitung pengurangan pecahan berpenyebut berbeda dengan hasil positif dan nilainya paling besar 1
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20
Jenjang Kognitif C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3
Bentuk Soal
Jumlah
Isian Isian Isian Isian Isian Isian Isian Isian Isian Isian
10
C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3
Isian Isian Isian Isian Isian Isian Isian Isian Isian Isian
10
20
F. Teknik Uji Validitas Data Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti, sedangkan data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian (Sugiyono, 2010: 363). Penelitian ini menggunakan triangulasi untuk memeriksa validitas data yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Menurut Sugiyono (2010: 330) triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
63 Triangulasi sumber dilakukan dengan menggunakan tiga sumber data untuk memperoleh informasi tentang penggunaan model pembelajaran RME dengan media konkret dalam pembelajaran matematika serta respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Triangulasi sumber dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV, guru, teman sejawat. Triangulasi teknik dalam penelitian ini meliputi teknik tes dan teknik nontes (teknik observasi, teknik wawancara, dan dokumentasi). Observasi dilakukan saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Wawancara dilakukan terhadap siswa dan observer setelah kegiatan pembelajaran selesai. Dokumentasi dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung berupa video maupun gambar.
G. Teknik Analisis Data Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa dan data kualitatif berupa analisis penerapan model RME dengan media konkret pada mata pelajaran matematika tentang pecahan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis penerapan model RME dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang pecahan dan analisis data statistik deskriptif untuk menganalisis data kuantitatif berupa nilai siswa baik proses maupun hasil. Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari data tes hasil belajar siswa, sedangkan data kualitatif diperoleh melalui observasi, wawancara, dan angket. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010: 337) berpendapat bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion/drawing/verification (penarikan kesimpulan).
64 1. Reduksi Data Mereduksi data artinya merangkum atau memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting, Reduksi data dilakukan setelah pelaksanaan tindakan atau siklus selesai. Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta mencari data lain jika diperlukan. Adapun data yang terkumpul melalui berbagai sumber data, yaitu: (1) data hasil pekerjaan siswa dalam pelajaran Matematika, (2) data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumen dari berbagai sumber/observer. Data-data yang telah dirangkum direduksi dengan memperhatikan unsur pemilihan, keterhubungan, dan pengelompokkan data, kemudian dilakukan pengkodingan data. 2. Penyajian Data Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun sekumpulan informasi yang diperoleh dari hasil reduksi sehinggga dapat ditarik kesimpulan. Penyajian data dapat ditampilkan dalam bentuk narasi, grafik, tabel dan matrik yang berfungsi untuk menunjukan informasi tentang sesuatu hal bekaitan dengan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. 3. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan yaitu proses menarik intisari dalam bentuk pernyataan singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas. Data yang telah diproses dengan langkah-langkah seperti diatas kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode induktif yang berasal dari hal-hal khusus untuk memperoleh kesimpulan umum yang objektif. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah sewaktu-waktu bila ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Penyimpulan hasil penelitian dapat berbentuk tabel atau diagram maupun deskripsi atau gambaran langkah-langkah pembelajaran yang tepat diterapkan kepada siswa. Kesimpulan dalam penelitian ini berisi tentang
65 penerapan model RME dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang pecahan di kelas IV SD Negeri 1 Gunungmujil beserta kendala dan solusinya. Berdasarkan data-data yang didukung bukti-bukti yang konsisten sesuai dengan kondisi di lapangan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap tindakan yang telah dilakukan.
H. Indikator Kinerja Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mempunyai harapan agar terjadi perubahan yang lebih baik dalam pembelajaran matematika kelas IV, adapun indikator-indikator yang dicapai sebagai bentuk keberhasilan penelitian tindakan kelas ini yaitu: Tabel 3.5. Indikator Kinerja Penelitian 1.
Aspek yang Diukur Penggunaan model Realistic Mathematics educatin (RME) dalam pembelajaran matematika tentang pecahan oleh guru
Target Cara Mengukur 85% Diamati saat pembelajaran, menggunakan lembar observasi, pedoman wawancara dan kegiatan refleksi minimal mencapai 85 %
2.
Respon pembelajaran yang tunjukkan oleh siswa
85%
Diamati saat pembelajaran, menggunakan lembar observasi dan pedoman wawancara
3.
Penguasaan materi tentang pengertian pecahan, menyederhanakan pecahan serta penjumlahan dan pengurangan pecahan oleh siswa
85%
Pencapaian target penelitian pada tes tertulis siswa dengan KKM = 70
H. Prosedur Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif. Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas kolaboratif berarti peneliti
66 bekerja sama dengan guru kelas tempat penelitian, peneliti hanya sebagai perencana kegiatan dan observer, sedangkan guru kelas bertindak sebagai praktikan. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran matematika tentang pecahan di kelas IV SD Negeri 1 Gunungmujil dengan cara menerapkan model pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) dengan media konkret sehingga proses dan hasil siswa menjadi meningkat. Langkah penelitian dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi tindakan yang dapat dijadikan rencana tindakan berikutnya seperti yang dikembangkan oleh Arikunto, dkk (2008: 16). Pelaksanaan penelitian tindakan kelas selalu berhubungan dan berkelanjutan di setiap prosesnya. Gambaran dari model penelitian tindakan menurut Arikunto, dkk sebagai berikut
Siklus II
Siklus III
Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, dkk, 2008: 16). Rencana pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan sesuai dengan bagan dari Arikunto,dkk (2008: 16). Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dan setiap pertemuan terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
67 pengamatan, dan refleksi Pada penelitian ini, peneliti akan melaksanakan tiga siklus dan setiap siklusnya terdiri dari 2 pertemuan. 1. Perencanaan Arikunto, dkk (2008: 75), menyatakan bahwa tahap perencanaan berupa
penyusunan rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Perencanaan merupakan suatu tindakan yang direncanakan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau merubah perilaku belajar berupa penjelasan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilaksanakan. Pada tahap perencanaan tindakan, harus ada kesepakatan antara guru dan peneliti dalam menentukan rancangan tindakan. Pada tahap perencanaan, hal yang dilakukan peneliti adalah koordinasi perizinan dan observasi dengan sekolah, membuat surat perjanjian kerjasama, menyusun
proposal
penelitian, melakukan
analisis
kurikulum
untuk
mengetahui kompetensi dasar dan materi yang akan diajarkan dalam pelaksanaan nanti, menentukan observer, menyusun silabus pembelajaran, menyusun
skenario
pembelajaran,
menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS), serta menyusun instrumen tes dan nontes meliputi lembar evaluasi, lembar observasi dan pedoman wawancara. 2. Pelaksanaan Arikunto, dkk. (2008:18)
menyatakan bahwa penelitian tindakan
adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas. Jadi, pelaksanaan tindakan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk melaksanakan rencana pembelajaran. Pada tahap ini guru sebagai pelaksanaan tindakan mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan disepakati bersama dengan peneliti. Kegiatan pelaksaan tindakan ini merupakan tindakan pokok dalam siklus
68 Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada tahap ini dilaksanakan langkahlangkah model dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian 3. Pengamatan Arikunto, dkk. (2008: 127) berpendapat bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Observasi merupakan upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung, baik menggunakan alat bantu maupun tidak. Hasil pengamatan yang cermat akan memberikan masukan yang digunakan pada langkah refleksi untuk memperbaiki tindakan atau mempertahankan tindakan. 4. Refleksi Tahap refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya (Arikunto, dkk., 2008: 80). Maka dapat disimpulkan bahwa refleksi merupakan kegiatan mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan, mengkaji kembali melalui kegiatan analisis, sintesis, dan penilaian berdasarkan data yang telah terkumpul guna menyempurnakan tindakan. Pada tahap ini, peneliti mencermati kembali secara lebih terperinci segala sesuatu yang telah dilakukan beserta hasil-hasilnya, baik yang positif atau negatif. Kegiatan ini diperlukan untuk menemukan titik-titik rawan sehingga dapat dilanjutkan dengan mengidentifikasikan serta menetapkan sasaran-sasaran
perbaikan
baru,
menyusun
perencanaan
baru,
mengimplementasikan tindakan baru, atau sekedar menjelaskan implementasi tindakan perbaikan. Dengan melakukan refleksi, peneliti dan guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai dari PTK yang dilakukannya, apa yang belum dicapai, dan apa yang masih perlu diperbaiki pada pembelajaran berikutnya. Pada tahap ini peneliti dapat membandingkan kondisi awal sebelum diadakan tindakan dan kondisi sesudah diberikan tindakan pada siklusi I. Hasil
69 refleksi pada siklus I merupakan tahap awal dari siklus II. Hasil refleksi pada siklus II merupakan tahap awal dari siklus III. Peneliti akan melaksanakan penelitian dalam tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Adapun tahapantahapan dan kegiatan-kegiatan dalam masing-masing siklus dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Siklus I a. Perencanaan Tahap awal dalam siklus I ini adalah penyusunan skenario pembelajaran kemudian dikembangkan menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam menerapkan model Realistic Mathematics Education dengan media konkret pada siswa kelas IV SDN 1 Gunungmujil. Pelaksanaan siklus I pertemuan 1 dan 2 direncanakan pada minggu pertama bulan Februari 2016. Alokasi waktu pada masing-masing pertemuan adalah 2 x 35 menit. Peneliti melakukan sharing kepada guru kelas dan observer mengenai RPP dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Setelah itu, peneliti mempersiapkan media, sumber belajar, dan lembar evaluasi, yang nantinya akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, serta mempersiapkan alat dokumentasi, lembar observasi, dan pedoman wawancara serta berkoordinasi dengan guru kelas dan observer mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini, peneliti menerapkan langkah-langkah model Realistic Mathematics Education dengan media konkret pada pembelajaran Matematika tentang pecahan. Pelaksanaan tindakan pada siklus I terbagi menjadi 2 kali pertemuan.
Pertemuan
pertama
adalah
pengertian
pecahan
dan
menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, sedangkan materi yang dipelajari pada pertemuan kedua adalah menyederhanakan pecahan.
70 c. Pengamatan Kegiatan observasi atau pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilaksanakan pada saat guru dan siswa kelas IV menerapkan model Realistic Mathematics education dengan media konkret pada pembelajaran Matematika tentang pecahan. Observasi dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan peneliti. Selain itu, peneliti juga melakukan pengamatan tentang kendala yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran. Hasil observasi digunakan untuk mengadakan refleksi dan menyusun tindakan berikutnya. d. Refleksi Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan analisis, pelaksanaan, dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I serta menelaah hasil observasi dan menentukan apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau belum. Hasil refleksi pada siklus I dapat digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan perencanaan tindakan pada siklus II yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan tindakan yang dilaksanakan pada siklus I.
2. Siklus II a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II dilaksanakan setelah merefleksi tindakan pada siklus I. Tahap awal dalam siklus II ini adalah penyusunan skenario
pembelajaran
kemudian
dikembangkan
menjadi
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam menerapkan model Realistic Mathematics Education dengan media konkret pada siswa kelas IV SDN I Gunungmujil. Pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dan 2 direncanakan pada Minggu kedua bulan Februari 2016. Alokasi waktu pada masing-masing pertemuan adalah 2 x 35 menit. Peneliti mempersiapkan media, sumber belajar, dan lembar evaluasi, yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran, serta mempersiapkan
71 alat dokumentasi, lembar observasi, dan pedoman wawancara serta berkoordinasi dengan guru kelas dan observer mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini, peneliti menerapkan langkah-langkah model Realistic Mathematics Education dengan media konkret pada pembelajaran Matematika tentang pecahan. Tahap pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama
adalah
materi
penjumlahan
pecahan
sejenis
berpenyebut sama, sedangkan materi yang dipelajari pada pertemuan kedua adalah materi tentang penjumlahan pecahan sejenis berpenyebut berbeda. c. Pengamatan
Kegiatan observasi atau pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilaksanakan pada saat guru dan siswa kelas V menerapkan langkah-langkah model Realistic Mathematic Education dengan media konkret pada pembelajaran Matematika. Observasi dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan peneliti. Selain itu, peneliti juga melakukan pengamatan tentang kendala yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran. Hasil observasi digunakan untuk mengadakan refleksi dan menyusun tindakan berikutnya. d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan analisis, pelaksanaan, dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II serta menelaah hasil observasi dan menentukan apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau belum. Hasil refleksi pada siklus II dapat digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan perencanaan tindakan pada siklus III yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan tindakan yang dilaksanakan pada siklus II.
72 3. Siklus III a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus III dilaksanakan setelah merefleksi tindakan pada siklus II. Tahap awal dalam siklus III adalah penyusunan skenario
pembelajaran
kemudian
dikembangkan
menjadi
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam menerapkan model Realistic mathematics Education dengan media konkret pada siswa kelas IV SDN I Gunungmujil. Pelaksanaan siklus III pertemuan 1 dan 2 direncanakan pada minggu ketiga bulan Februari 2016. Alokasi waktu pada masing-masing pertemuan adalah 2 x 35 menit. Peneliti mempersiapkan media, sumber belajar, dan lembar evaluasi, yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran, serta mempersiapkan alat dokumentasi, lembar observasi, dan pedoman wawancara serta berkoordinasi dengan guru kelas dan observer mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus III ini, peneliti menerapkan langkah-langkah model Realistic Mathematics Education dengan media konkret pada pembelajaran Matematika kelas IV tentang pecahan Tahap pelaksanaan pada siklus III ini terdiri dari dua kali pertemuan. Pertemuan pertama adalah pengurangan pecahan sejenis berpenyebut sama, sedangkan materi yang dipelajari pada pertemuan kedua adalah pengurangan pecahan sejenis berpenyebut berbeda. Selama pembelajaran, guru dan siswa menerapkan langkah-langkah model Realistics Mathematics Education dengan media konkret. 3) Pengamatan Kegiatan observasi atau pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilaksanakan pada saat guru dan siswa kelas IV melaksanakan pembelajaran Matematika melalui penerapan langkah-langkah model Realistic Mathematics Education dengan media konkret.
73 Observasi dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan peneliti. Selain itu, peneliti juga melakukan pengamatan tentang kendala yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran. Hasil observasi digunakan untuk mengadakan refleksi dan menyusun tindakan berikutnya. 4) Refleksi Kegiatan pada siklus III diakhiri dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama peneliti dan obserever berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran dilaksanakan. Hasil refleksi ini digunakan untuk mengetahui kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan oleh guru sehingga dijadikan pedoman perbaikan untuk siklus berikutnya apakah masih perlu diadakan tindakan atau tidak. Apabila masih diperlukan perbaikan maka peneliti membuat siklus IV. Jika sudah mencapai indikator kinerja, maka penelitian dapat diakhiri.