41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK-PPN Lembang, yang bertempat di Jl. Tangkuban Parahu Km.3 Desa Cilumber Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Alasan pemilihan lokasi penelitian yakni belum tersedianya layanan bimbingan dan konseling khususnya bimbingan yang secara khusus difokuskan untuk mengembangkan harga diri (self esteem) peserta didik di SMK, khususnya SMK-PPN Lembang. Populasi merupakan totalitas semua nilai hasil menghitung ataupun pengukuran, mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya (Sudjana, 2005: 6). Populasi dalam penelitian ialah peserta didik kelas XI SMK-PPN Lembang tahun ajaran 2012-2013. Adapun sampel dalam penelitian ini ialah seluruh peserta didik kelas XI yang berjumlah 109 orang, dengan rincian sebagai berikut:
No 1 2 3 4
Kelas XI-1 XI-2 XI-3 XI-PP
Tabel 3.1 Populasi Penelitian Jurusan Tanaman Pangan dan Hortikultura Tanaman Pangan dan Hortikultura Tanaman Pangan dan Hortikultura Punyuluhan Pertanian Jumlah Total
Jumlah Peserta Didik 25 30 30 24 109
Alasan pemilihan populasi terhadap kelas XI dikarenakan peserta didik kelas XI secara umum berada pada rentang usia 16-17 tahun, yang mana dalam lingkup psikologi perkembangan individu pada tahap ini merupakan masa remaja, pemahaman mengenai harga diri (self-esteem) harus dimantapkan dan dimiliki oleh peserta didik pada masa remaja sebagai bentuk kesiapan peserta didik menghargai dirinya. Berdasarkan kerangka pikir tersebut peserta didik kelas XI dianggap dapat mewakili profil umum peserta didik mengenai self-esteemnya.
Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
42
Akan tetapi dari 109 data yang terkumpul tersebut hanya 101 data yang dapat diolah dikarenakan beberapa data tersebut dianggap tidak representatif. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif. Setyosari (2010: 33) mendefinisikan penelitian deskriptif adalah “penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan dengan angka maupun kata-kata” Metode deskriptif dalam penelitian yang dilakukan digunakan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan kondisi obejktif mengenai harga diri peserta didik kelas XI SMK-PPN Lembang tahun ajaran 2012-2013. Pada akhirnya deskripsi yang diperoleh dari pengambilan data lapangan mengenai harga diri (self-esteem) peserta didik merupakan dasar bagi pengembangan program bimbingan pribadi-sosial dalam rangka sebagai upaya untuk meningkatkan harga diri peserta didik ke arah yang lebih positif, sehingga tujuan akhir dari penelitian adalah tersusunnya program bimbingan pribadi-sosial yang secara hipotetik layak menurut para pakar dan praktisi Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan harga diri harga diri peserta didik SMK-PPN Lembang Tahun Ajaran 2012-2013. Berdasarkan tujuan dari penelitian yang dilakukan, secara lebih rinci berikut alur atau tahapan penelitian yang dilakukan: TAHAP 1 Kajian Teoretis 1. Bimbingan dan konseling 2. Self-esteem TAHAP 4 Pengujian Program Hipotetik secara rasional oleh Pakar BK dan Praktisi (Guru BK/Konselor)
TAHAP 2 Kajian Empiris Self-esteem Peserta Didik Kelas XI SMK-PPN Lembang TAHAP 3 Pengembangan Program Hipotetik untuk Meningkatkan Self-esteem Peserta Didik Kelas XI SMK-PPN Lembang
TAHAP 5 Revisi/finalisasi Program Hipotetik untuk Meningkatkan Self-esteem Peserta Didik Kelas XI SMK-PPN Lembang Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
43
Bagan 3.1 Alur penelitian untuk meningkatkan harga diri (self-esteem) Tahap pertama, penelitian dimulai dengan melakukan kajian secara teoritris mengenai permasalahan yang diteliti, baik itu mengenai bimbingan dan konseling maupun mengenai self-esteem. Tahap kedua, kegiatan penelitian difokuskan untuk mengkaji secara empiris profil harga diri self-esteem peserta didik kelas XI di SMK-PPN Lembang Tahun Ajaran 2012-2013. Kajian empiris dilakukan dengan mengidentifikasi gambaran harga diri dengan melakukan penyebaran instrumen berupa angket self-esteem kepada peserta didik. Tahap ketiga adalah pengembangan program hipotetik untuk meningkatkan self-esteem peserta didik. pengembangan pogram dilakukan berdasarkan kajian mengenai profil self-esteem peserta didik kelas XI di SMK-PPN Lembang Tahun Ajaran 2012-2013. Tahap keempat ialah pengujian programhipotetik secara rasional oleh pakar BK dan praktisi (Guru BK/Konselor) atau judgemnet program Tahap kelima adalah revisi/finalisasi program hipotetik berdasarkan masukan atau hasil judgement program yang dilakukan pakar dan praktisi Bimbingan dan Konseling, sehingga diperoleh program akhir yang layak dilaksanakan.
C. Definisi Operasional Pengembangan program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan harga diri (self esteem) peserta didik yang terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Pengembangan program bimbingan pribadi-sosial sebagai variabel bebas, sedangkan harga diri (self esteem) peserta didik sebagai variabel terikat. 1. Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Program bimbingan pribadi-sosial adalah proses pemberian bantuan yang dibeikan oleh guru BK/konselor kepada peserta didik dalam rangka membantu perkembangan pribadi sosialnya, khususnya harga diri peserta didik. Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
44
Definisi operasional dari pengembangan program bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan self-esteem peserta didik SMK-PPN Lembang merupakan suatu kerangka rencana kegiatan bimbingan dan konseling yang bersifat hipotetik, dirumuskan oleh peneliti secara sistematis untuk membantu peserta didik dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami peserta didik khususnya mengenai harga diri (self-esteem). Pengembangan program bimbingan pribadi-sosial dalam penelitian ini merujuk pada buku Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal yang dikembangkan oleh ABKIN, khususnya pada bagian Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Sistematika pengembangan program mencakup: a) rasional, b) visi dan misi, c) deskripsi kebutuhan, d) tujuan program, e) komponen program, f) rencana operasional, g) pengembangan tema/topik, h) pengembangan satuan pelayanan, dan i) evaluasi. 2. Harga Diri (Self Esteem) Harga diri (Self-Esteem) menurut Coopersmith (1967: 5) dapat diartikan sebagai evaluasi yang dibuat dan kebiasaan dalam memandang dirinya, terutama mengenai sikap menerima dan menolak, dan merupakan indikasi dari besarnya kepercayaan terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan dan keberhargaan. Secara singkat, harga diri adalah hasil penilaian pribadi seorang individu yang diekspresikan dalam sikap-sikap terhadap dirinya sendiri. Definisi harga diri (self-esteem) dalam penelitian ini adalah bagaimana individu memberikan penilaian mengenai dirinya terutama mengenai besarnya kepercayaan terhadap kesuksesan (successes), nilai (value), aspirasi (aspirations), dan daya tahan (defenses) yang dimiliki. Kesuksesan individu tersebut dapat terlihat dari adanya kekuatan, keberartian, kebajikan, dan kemampuan. Secara operasional, harga diri dalam penelitian ini merupakan skor total dari aspek-aspek dan indikator sebagai berikut: a. Kesuksesan (successes)
Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
45
Pada aspek kesuksesan terdapat empat sub aspek yang digunakan juga untuk mendefinisikan sukses dan merupakan sumber-sumber dari harga diri:
1) Kekuatan (power) Indikator kekuatan pada penelitian ini adalah: a) Adanya rasa hormat dari orang lain, b) Mampu mengontrol perilaku sendiri, dan c) Mampu mengontrol perilaku orang lain. 2) Keberartian (significance) Indikator dari significance adalah: a) Adanya penerimaan diri, b) Adanya kesukaan orang lain terhadapnya, c) Adanya perhatian dari orang lain terhadapnya, dan d) Adanya pengakuan orang lain. 3) Kebajikan (virtue) Indikator virtue pada penelitian ini adalah: a) Taat pada peraturan yang berlaku sesuai moral, b) Taat pada peraturan yang berlaku sesuai agama, dan c) Taat pada peraturan yang berlaku sesuai etika. 4) Kemampuan (competence) Indikator dari competence adalah: a) Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan, dan b) Mampu mengambil keputusan sendiri. b. Nilai (value) Pada aspek value terdiri dari indikator sebagai berikut: a) Internalisasi norma sosial di sekolah, dan b) Internalisasi norma sosial di keluarga. c. Aspirasi (aspirations) Pada aspek aspirations terdiri dari indikator sebagai berikut: a) Adanya harapan/cita-cita untuk masa depan, dan Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
46
b) Mampu mengemukakan pendapat dengan jelas.
d. Daya Tahan (defenses) Pada aspek defenses terdiri dari indikator sebagai berikut: a) Mampu mengurangi kecemasan, dan b) Mampu mengatasi masalah. Sebagai gambaran dari variabel dan sumber harga diri tersebut berikut Kekuatan (power) disajikan bagan aspek pembentuk harga diri: Kesuksesan (success)
Keberartian (significance) Kebajikan (virtue)
Harga Diri (Self-Esteem)
Nilai (value)
Kemampuan (competence)
Aspirasi (aspirations) Daya Tahan (defenses)
D. Instrumen Pengumpulan Data Bagan 3.2 aspek-aspek harga diri yang digunakan untuk pengembangan instrumen
1.
D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket pengungkap self-esteem peserta didik ini dirancang berjumlah 90 item pernyataan dan disebarkan pada seluruh peserta didik kelas XI di SMK-PPN Lembang tahun ajaran 2012-2013. 1. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen Penelitian Angket self-esteem peserta didik dikembangkan berdasarkan definisi operasional variabel. Angket berisi pernyataan-pernyataan mengenai self-esteem merujuk pada konsep yang dikembangkan oleh Coopersmith (1967: 38), yaitu kesuksesan (success), nilai (value), aspirasi (aspirations), dan daya tahan (defenses), untuk mendefinisikan kesuksesan, sub aspek dari aspek kesuksesan tersebut adalah kekuatan (power), keberartian (significance), kebajikan (virtue), Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
47
dan kompeten (competence). Berikut disajikan dalam tabel kisi-kisi angket pengungkap harga diri peserta didik.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Pengungkap Self-Esteem Peserta Didik (Sebelum Penimbangan oleh Pakar) Pernyataan Aspek Sub Aspek Indikator + 1. Kesuksesan a. Kekuatan 1) Adanya rasa hormat dari 1,2 3,4, 5 (success) (power) orang lain 2) Mampu mengontrol 6, 7, 8 9, 10 perilaku sendiri 3) Mampu mengontrol 11, 12, 14 perilaku orang lain 13, 15, 16 b. Keberartian 1) Adanya penerimaan diri 17, 18, 20, 21, (significance) 19 22, 23 2) Adanya kesukaan orang 24, 25, 27, 28 lain terhadapnya 26 3) Adanya perhatian dari 29, 30 31, 32, orang lain terhadapnya 33 4) Adanya pengakuan dari 36, 37, 34, 35 orang lain 38 c. Kebajikan 1) Taat pada peraturan 39, 40, 43 (virtue) yang berlaku sesuai 41, 42 moral 2) Taat pada peraturan 44, 45, 47, 48 yang berlaku sesuai 46 agama 3) Taat pada peraturan 49, 50 51, 52 yang berlaku sesuai etika d. Kemampuan 1) Mampu menyelesaikan 53, 54 55, 56, (competence) tugas yang diberikan 57 2) Mampu mengambil 60, 61 58, 59 keputusan sendiri 2. Nilai (value) 1) Internalisasi norma 66 62, 63, sosial di sekolah 64, 65 2) Internalisasi norma 70 67, 68, sosial di keluarga 69 3. Aspirasi (aspirations) 1) Adanya harapan/cita74 71, 72, cita untuk masa depan 73 2) Mampu mengemukakan 75, 76 77, 78, pendapat dengan jelas 79 Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Ʃ 5 5 6 7 5 5 5 5
5
4 5 4 5 4 4 5
48
4. Daya tahan (defenses)
1) Mampu mengurangi kecemasan 2) Mampu mengatasi masalah Total 2. Pedoman Penyekoran (scoring)
80
81, 82, 83, 84, 85 89, 90 86, 87, 88 42 48
6 5 90
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data penelitian menggunakan skala Guttman sebagai tipe skala pengukuran untuk mengungkap harga diri peserta didik. Sugiyono (2011: 139) mengungkapkan “Melalui pengukuran dengan skala Guttman, data yang diharapkan berada dalam ukuran yang jelas (tegas) dan konsisten terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan”. Instrumen berupa angket disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, item pernyataan self-esteem peserta didik dalam bentuk pilihan YA dan TIDAK. Jawaban “Ya”
untuk pernyataan yang sesuai dengan diri peserta didik, dan
jawaban “Tidak” untuk pernyataan yang tidak sesuai dengan diri peserta didik. Adapun pemberian skor untuk mendapatkan skor angket self-esteem peserta didik bergantung pada jawaban yang dipilih peserta didik dan sifat dari setiap pernyataan pada angket. Berikut kriteria penyekoran angket yang dapat dilihat pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Ketentuan Pemberian Skor Angket Pengungkap Self-Esteem Peserta Didik Skor Pernyataan Ya Tidak Positif 1 0 Negarif 0 1 3. Uji Coba Alat Pengumpul Data a. Uji Kelayakan Instrumen Instrumen self-esteem peserta didik yang telah disusun terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan instrumen (judgement). Penimbangan dilakukan oleh dosen ahli yaitu dosen dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Penimbangan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan konten, yakni kesesuaian item pernyataan yang telah Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
49
disusun dengan landasan teoritis dan ketepatan bahasa yang digunakan, dilihat dari sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan respon.
Instrumen ditimbang oleh empat orang dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB). Hasil penimbangan dari ahli tersebut, ditampilkan pada tabel 3.4 dan tabel 3.5 Tabel 3.4 Hasil Penimbangan Angket Pengungkap Self-Esteem Hasil Penimbangan Nomor Item Pakar Dipakai 1, 2, 3, 6, 8, 10, 17, 21, 24, 26, 29, 30, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 44, 45, 46, 47, 49, 50, 53, 54, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63 64, 67, 68, 69, 70, 73, 74, 75, 76, 78, 79, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89 Direvisi 5, 9, 11, 12, 13, 15, 18, 20, 22, 23, 25, 27, 31, 32, 35, 42, 43, 51, 52, 65, 66, 71, 80 Dibuang 4, 7, 14, 16, 19, 28, 48, 55, 72, 90
Jumlah 57
23 10
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Pengungkap Self-Esteem Peserta Didik (Setelah Penimbangan oleh Pakar) Aspek
Sub Aspek
1. Kesuksesan a. Kekuatan (success) (power)
Indikator
1) Adanya rasa hormat dari orang lain 2) Mampu mengontrol perilaku sendiri 3) Mampu mengontrol perilaku orang lain b. Keberartian 1) Adanya penerimaan diri (significance) 2) Adanya kesukaan orang lain terhadapnya 3) Adanya perhatian dari orang lain terhadapnya 4) Adanya pengakuan dari orang lain c. Kebajikan 1) Taat pada peraturan yang (virtue) berlaku sesuai moral
Pernyataan + 1,2 3,4 5, 6
7, 8
9, 10, 11, 13, 14
12
19, 20
15, 116, 17, 18 21, 22
23, 24, 27 25, 26 30, 31, 28, 29 32 33, 34, 37 35, 36
Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Ʃ 4 4 4 6 4 5 5 5
50
2) Taat pada peraturan yang 38, 39 berlaku sesuai agama 3) Taat pada peraturan yang 42, 43 berlaku sesuai etika d. Kemampuan 1) Mampu menyelesaikan (competence) tugas yang diberikan 2) Mampu mengambil keputusan sendiri 2. Nilai (value) 1) Internalisasi norma sosial di sekolah 2) Internalisasi norma sosial di keluarga 3. Aspirasi (aspirations) 1) Adanya harapan/citacita untuk masa depan 2) Mampu mengemukakan pendapat dengan jelas 4. Daya tahan (defenses) 1) Mampu mengurangi kecemasan 2) Mampu mengatasi masalah Total
40, 41 44, 45
4
46, 47
48, 49
52, 53
50, 51
58
54, 55, 56, 57 59, 60, 61 63, 64
62 65 66, 67 71
80 37
4
68, 69, 70 72, 73, 74, 75, 76 77, 78, 79 43
4 4 5 4 3 5 7 4 80
b. Uji Keterbacaan Sebelum instrumen self-esteem peserta didik diuji secara empiris, instrumen terlebih dahulu diuji keterbacaan kepada sampel setara yaitu kepada 9 orang siswa Kelas XI SMK untuk mengukur keterbacaan instrumen. Uji keterbacaan dilakukan agar dapat memperbaiki redaksi kata yang sulit dipahami oleh subjek penelitian. Setelah uji keterbacaan pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh siswa Kelas XI SMK-PPN Lembang. c. Uji Validitas dan Reliabilitas 1) Uji Validitas Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian melibatkan seluruh item yang terdapat dalam angket pengungkap self-esteem siswa. Sugiyono (2010: 267) mengungkapkan “uji validitas alat pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat digunakan untuk Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
51
mengukur apa yang akan diukur”. Semakin tinggi nilai validasi maka menunjukan semakin valid instrumen yang akan digunakan. Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan mengkorelasikan skor butir dengan skor total. Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program Anates versi 4,0 for windows. Adapun data yang digunakan untuk mengukur validitas item, merupakan data hasil penyebaran instrumen. Dengan kata lain, penyebaran instrumen dilaksanakan sekaligus untuk menguji validitas item (built-in). Berdasarkan pengolahan data, hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 80 item pernyataan dari angket self-esteem peserta didik terdapat 52 item pernyataan yang valid dan 28 item pernyataan yang tidak valid (Hasil Pengujian validitas terlampir). Koefisien korelasi yang digunakan dalam pengujian validitas ini adalah diatas 0.30, hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan Azwar (2011: 103) “suatu koefisien validitas dinyatakan lebih baik jika minimalnya koefisien korelasi 0.30”. Oleh karena itu dalam penelitian ini suatu item dikatakan valid jika koefisien korelasinya minimal 0.30. Berikut disajikan item-item pernyataan setelah validasi. Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Item Angket Harga Diri Peserta Didik Signifikansi No.Item Valid 1,3, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 19, 20, 21, 23, 24, 26, 27, 29, 30, 31, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 45, 46, 47, 49, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 61, 63, 64, 65, 66, 67, 69, 70, 71, 77, 79, 80. Tidak Valid 2, 4, 5, 7, 8, 15, 17, 18, 22, 25, 28, 32, 35, 41, 43, 44, 48, 50, 51, 60, 62, 68, 72, 73, 74, 75, 76, 78.
Jumlah 52
28
2) Uji Reliabilitas Reliabilitas instrumen menunjukkan sejauh mana instrumen yang digunakan tersebut dapat dipercaya atau derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Arikunto (2006: 178) mengungkapkan “suatu instrumen dapat dipercaya untuk Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
52
digunakan sebagai alat data karena instrumen tersebut sudah baik”. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya, karena berapa kali pun data diambil hasilnya akan tetap sama. Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah metode split-half. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dalam penelitian dengan taraf signifikansi 5% diolah dengan metode statistika memanfaatkan program komputer Anates versi 4,0 for windows. Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas sebagai berikut: 0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah 0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah 0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi 0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi (Sugiyono, 2011: 257) Berdasarkan pengolahan data, hasil perhitungan memperlihatkan bahwa dari ke-80 item pernyataan, menunjukkan koefisien reliabitas (konsistensi internal) instrumen self-esteem sebesar 0.82 yang artinya semua data yang dianalisis dengan metode split-half adalah reliabel. Tingkat korelasi dan derajat keterandalan berada pada kategori sangat tinggi untuk instrumen self-esteem peserta didik yang menunjukkan bahwa instrumen yang dibuat tidak perlu direvisi.
E. Teknik Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu data mengenai self-esteem peserta didik Kelas XI SMK-PPN Lembang. Angket yang digunakan adalah angket terstruktur dengan bentuk jawaban tertutup. Responden hanya perlu menjawab pernyataan dengan cara memilih alternatif respon yang telah disediakan dengan alternatif jawaban Ya dan Tidak. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran alat pengumpul data berupa angket untuk mengumpulkan data mengenai gambaran
Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
53
self-esteem peserta didik kelas XI SMK-PPN Lembang. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut 1. Mempersiapkan kelengkapan instrumen dan petunjuk pengerjaan instrumen. 2. Mengecek kesiapan peserta didik. 3. Membacakan petunjuk dan mempersilahkan peserta didik untuk mengisi angket yang telah dipersiapkan sebelumnya. 4. Mengumpulkan kembali angket yang telah selesai diisi serta mengecek kelengkapan identitas dan kelengkapan jawaban para peserta didik.
F. Analisis data 1. Verifikasi Data Verifikasi data bertujuan untuk menyeleksi data yang dianggap layak untuk diolah. Tahapan verifikasi data yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut. a. Melakukan pengecekan jumlah instrumen yang telah terkumpul. b. Melakukan tabulasi data yaitu perekapan data yang diperoleh dari peserta didik dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahapan penyekoran yang telah ditetapkan. c. Setelah tabulasi data maka dilanjutkan dengan melakukan perhitungan statistik sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.
2. Penetapan penyekoran Instrumen Perhitungan skor self-esteem peserta didik adalah dengan menjumlahkan seluruh skor dari tiap-tiap pertanyaan sehingga didapatkan skor total self-esteem. Data yang telah terkumpul dari responden selanjutnya dibagi ke dalam tiga tingkat self-esteem dengan menggunakan katagori tinggi, sedang, dan rendah yang diperoleh melalui konversi skor mentah menjadi skor T dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menghitung skor total masing-masing responden. 2) Mengkonversi skor responden menjadi skor baku, dengan rumus: Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
54
Keterangan : 𝑥 = skor responden yang hendak diubah menjadi skor T 𝑥 = rata-rata skor kelompok s = standar deviasi skor kelompok (Azwar, 2011: 156) 3) Mengkonversi skor baku menjadi skor matang, dengan rumus:
Keterangan : Skor T = Skor T atau skor matang yang dicari 50
= konstanta nilai tengah sebagai rata-rata
10
= konstanta standar deviasi (Azwar, 2011: 156)
4) Mengelompokan data menjadi tiga kategori dengan pedoman sebagai berikut Tabel 3.7 Konversi Skor T Skala skor T X ≥ μ + 1.0 ơ μ – 1.0 ơ < X < μ + 1.0 ơ X ≤ μ – 1.0 ơ
Kategori Skor Tinggi Sedang Rendah (Azwar, 2011: 109)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, pengelompokan data untuk gambaran harga diri adalah sebagai berikut. Tabel 3.8 Kualifikasi Skor Harga Diri Peserta Didik No. 1 2 3
Skala skor T ≥ 60.01 40.01 – 60.00 ≤ 40.00
Kategori Harga Diri Tinggi Sedang Rendah
Selanjutnya untuk setiap aspek, sub aspek dan indikator dari harga diri digunakan kualifikasi yang sama dengan kualifikasi di atas. Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
55
5) Menghitung tingkat ketercapaian skor dengan rumus:
Keterangan : rata-rata skor = rata-rata skor yang diperoleh skor ideal
= skor maksimal × jumlah item
Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013 Pengembangan Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berdasarkan Profil Harga Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu