BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2012: 407) penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Nana Syaodih
Sukmadinata
(2006:
169)
mendefinisikan
penelitian
dan
pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Jadi penelitian pengembangan merupakan metode untuk menghasilkan produk tertentu atau menyempurnakan produk yang telah ada serta menguji keefektifan produk tersebut. Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan sumber belajar bentuk majalah pada mata pelajaran IPS dengan materi interaksi manusia dan lingkungan. Tingkat kelayakan sumber belajar IPS bentuk majalah dengan materi interaksi manusia dan lingkungan ini diketahui melalui validasi oleh ahli materi, validasi oleh ahli media, validasi oleh guru dan uji coba penggunaan oleh siswa.
37
38
B. Prosedur Pengembangan Borg & Gall dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 169-170) memaparkan
sepuluh
langkah
pelaksanaan
strategi
penelitian
dan
pengembangan sebagai berikut: 1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting) yang meliputi pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. 2. Perencanaan (planning) yaitu menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, dan kemungkinan dalam lingkup terbatas. 3. Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product). Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi. 4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba di lapangan pada satu sampai tiga sekolah dengan enam sampai dengan dua belas subjek uji coba (guru). Selama uji coba dilakukan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket. 5. Merevisi hasil uji coba (main product revision). 6. Uji coba lapangan (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba. Data kuantitatif penampilan guru sebelumnya dan sesudah menggunakan model yang dicobakan dikumpulkan.
39
7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision). 8. Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing). Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, observasi dan analisis hasilnya. 9. Penyempurnaan produk akhir (final product revision). 10. Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation). Prosedur penelitian yang dilakukan peneliti dalam pengembangan ini diadaptasi dari langkah-langkah pengembangan yang dikembangkan oleh Borg & Gall tersebut dengan pembatasan. Borg & Gall (dalam Emzir, 2013: 271) menyatakan bahwa dimungkinkan untuk membatasi penelitian dalam skala kecil, termasuk membatasi langkah penelitian. Penerapan langkahlangkah pegembangannya disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Mengingat keterbatasan waktu dan dana yang dimiliki oleh peneliti, maka langkahlangkah tersebut disederhanakan menjadi empat langkah pengembangan. Langkah pengembangan yang dilakukan oleh peneliti adalah: 1.
Tahap pengumpulan data Tahap pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui kebutuhan pembelajaran di lapangan. Tahap pengumpulan data dilakukan dengan cara studi lapangan dan studi pustaka. a.
Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan sumber belajar di SMP. Studi lapangan dilakukan dengan cara analisis
40
kurikulum yang berlaku di sekolah, analisis tahap perkembangan siswa, dan analisis ketersediaan sumber belajar di lapangan. b. Studi pustaka mengenai teori yang berhubungan dengan sumber belajar bentuk majalah untuk pembelajaran IPS di SMP serta studi pustaka mengenai materi interaksi manusia dan lingkungan. 2.
Tahap perencanaan Tahap perencanaan dimulai dengan melakukan penyusunan tim redaksi. Kemudian tim redaksi menentukan desain majalah. Setelah desain majalah ditetapkan, maka dilakukan pemetaan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Pemetaan materi dimulai dengan analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar kemudian dilanjutkan dengan penentuan tema. Pada tahap perencanaan ini sekaligus direncanakan evaluasi sumber belajar yaitu dengan membuat kisi-kisi penilaian.
3.
Tahap pengembangan produk Tahap pengembangan produk dimulai dengan pengumpulan bahan, pengelolaan bahan, dan terakhir adalah produksi atau penerbitan. Bahan-bahan yang dikumpulkan berupa feature sebagai sajian utama dan bahan lain untuk melengkapi rubrik yang telah direncanakan. Setelah bahan terkumpul, dilakukan pengelolaan bahan oleh tim redaksi, yaitu dengan memilih bahan yang sudah terkumpul dan melakukan editing. Majalah siap untuk diproduksi atau diterbitkan.
41
4.
Tahap validasi dan uji coba Majalah yang telah diproduksi, kemudian dievaluasi. Bentuk dari evaluasi produk majalah sebagai sumber belajar IPS adalah validasi. Validasi dilakukan dalam dua tahap. Tahap I adalah validasi oleh ahli materi dan ahli media. Melalui tahap ini diperoleh data kelayakan produk dan saran dari ahli. Saran tersebut kemudian digunakan untuk revisi produk tahap I. Hasil revisi tahap I digunakan untuk validasi ke II oleh guru, saran dari guru digunakan untuk revisi II. Hasil dari kedua revisi tersebut digunakan untuk uji coba penggunaan oleh siswa. Hasil uji coba ini berupa tanggapan siswa terhadap sumber belajar IPS bentuk majalah. Prosedur pengembangan sumber belajar IPS bentuk majalah dengan
materi interaksi manusia dan lingkungan dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
42
Pengumpulan Data (Studi lapangan dan studi pustaka)
Perencanaan pembuatan majalah
Pengembangan majalah
Produk awal majalah
Validasi ahli materi
Validasi ahli media
Revisi tahap I
Validasi oleh guru
Revisi tahap II
Uji coba kepada siswa kelas VII SMPN 2 Wates
Produk akhir berupa Sociamagz sebagai sumber belajar yang layak Gambar 2. Bagan Prosedur Pengembangan
C. Definisi Operasional Sumber belajar IPS bentuk majalah dengan materi interaksi manusia dan lingkungan merupakan sumber belajar untuk mata pelajaran IPS yang termasuk dalam kategori bahan atau materials. Sumber belajar ini berisikan berbagai rubrik yaitu tiga feature pengetahuan yang bersifat ilmiah populer sebagai sajian utama dan dilengkapi dengan rubrik-rubrik pendukung. Isi sajiannya mengacu pada materi interaksi manusia dan lingkungan. Sumber
43
belajar bentuk majalah ini dicetak dalam dua edisi. Sasaran dari sumber belajar bentuk majalah ini adalah siswa kelas VII SMP. D. Uji Coba Produk 1.
Desain Uji Coba Uji coba produk sangat penting dilakukan untuk mengetahui kualitas sumber belajar yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu dilakukan uji coba kepada sasaran produk yang dikembangkan. Sebelum diujicobakan, produk sumber belajar IPS bentuk majalah divalidasi terlebih dahulu oleh ahli materi dan ahli media, kemudian dilakukan revisi tahap I. Produk yang telah direvisi divalidasi oleh dua Guru IPS SMP, kemudian dilaksanakan revisi tahap II. Produk hasil revisi tahap kedua diujicobakan terhadap 32 orang siswa kelas VII SMP.
2.
Subjek Uji Coba Subjek uji coba produk sumber belajar IPS bentuk majalah dengan materi interaksi manusia dan lingkungan adalah 32 orang siswa SMP Negeri 2 Wates kelas VII. Pemilihan subjek uji coba dilakukan secara acak satu kelas dari empat kelas siswa kelas VII SMP Negeri 2 Wates.
3.
Waktu Uji Coba Validasi ahli materi dan ahli media dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta pada bulan Agustus 2014. Dilanjutkan dengan validasi oleh dua Guru IPS SMP Negeri 2 Wates pada akhir bulan Agustus 2014. Kemudian dilanjutkan dengan uji coba penggunaan oleh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Wates pada awal Bulan September 2014.
44
E. Jenis Data Sesuai dengan tujuan penelitian pengembangan ini, data yang dikumpulkan terdiri dari dua macam yaitu: 1. Data mengenai proses pengembangan sumber belajar IPS bentuk majalah dengan materi interaksi manusia dan lingkungan untuk kelas VII SMP sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Data ini berasal dari penilaian dan masukan ahli materi, ahli media dan guru IPS. 2. Data tentang tanggapan siswa terhadap sumber belajar IPS bentuk majalah dengan materi interaksi manusia dan lingkungan untuk siswa SMP kelas VII berdasarkan uji coba penggunaan oleh siswa. F. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan instrumen pengumpulan data berupa angket mengenai kelayakan sumber belajar IPS bentuk majalah dengan materi interaksi manusia dan lingkungan untuk siswa SMP kelas VII. Angket ini disusun berdasarkan kriteria-kriteria yang terdapat dalam evaluasi sumber belajar dan evaluasi majalah. Angket ini dibuat untuk ahli materi, ahli media, guru IPS dan siswa dengan angket yang berbeda sesuai dengan fungsi dan kepentingan masing-masing. Adapun kisi-kisi angket dapat dilihat dalam tabel berikut:
45
Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian untuk Ahli Materi No 1
2 3
4
Aspek yang Dinilai Kesesuaian Materi dengan KI dan KD Keakuratan Materi Materi Pendukung Pembelajaran
Indikator
Butir Instrumen 1, 4 2-3
Jumlah Butir 2 2
Keakuratan materi dan evaluasi
5-6
2
Kesesuaian materi dengan perkembangan IPTEK Penyampaian materi mendorong pencarian informasi lebih jauh Konsep penyajian materi Kaidah bahasa yang digunakan Penyajian ilustrasi pendukung materi
7-8
2
9-10
2
11-21 22-29 30
10 8 1
Kesesuaian uraian materi dengan KI dan KD Kelengkapan materi
Teknik Penyajian Materi
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian untuk Ahli Media No 1 2 3
Aspek yang Dinilai Kelayakan Penyajian Kelayakan Bahasa Kelayakan Kegrafikan
Indikator Kesesuaian majalah dengan KI dan KD Kelengkapan komponen sumber belajar Keterbacaan pesan Desain dan tata letak majalah Alur penyajian majalah Ilustrasi majalah
Butir Instrumen 1-2 3-12 13-15 16-29 30-33 34-35
Jumlah Butir 2 11 3 14 2 2
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Oleh Guru No 1
2
Aspek yang Dinilai Kelayakan Isi Kelayakan Bahasa Kelayakan Penyajian Kelayakan kegrafikan
3 4
Indikator Kesesuaian uraian materi dengan KI dan KD Keakuratan materi Materi pendukung pembelajaran Keterbacaan pesan yang disampaikan
Butir Instrumen 1-3 4-6 7-13 14-16
Jumlah Butir 3 3 7 3
17-23 24-27 28-30
7 4 3
Teknik penyajian Kelengkapan penyajian Kesesuaian ilustrasi
Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Tanggapan Siswa No 1
Aspek yang Dinilai Aspek Isi
2 3
Aspek Kebahasaan Aspek Tampilan
4
Aspek keterlaksanaan
Indikator Kesesuaian isi dengan tujuan pembelajaran Kejelasan penyampaian materi dan contoh. Keterbacaan pesan Merangsang daya pikir siswa Kesesuaian gambar dengan isi Keterbacaan teks Kesesuaian rubrik Kemudahan penggunaan Kebermanfaatan
Butir Instrumen 1-2
Jumlah Butir 2
3,-4
2
5-6 7-8 9-10 11-13 14 15-18 19-20
2 2 2 3 1 4 2
46
G. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif dengan satu variabel yaitu kualitas sumber belajar IPS bentuk majalah dengan materi interaksi manusia dan lingkungan untuk siswa SMP kelas VII berdasarkan kriteria sumber belajar bentuk majalah yang baik yang telah diturunkan dalam kisikisi penilaian. Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut: 1.
Mengubah penilaian dalam bentuk kualitatif menjadi kuantitatif dengan menggunakan skala Likert. Pedoman skor penilaian menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2011: 65) sebagai berikut: Tabel 5. Pedoman Skor Penilaian Data kualitatif Skor SB (sangat baik) 5 B (baik) 4 C (cukup) 3 K (kurang) 2 SK (sangat kurang) 1
2.
Menghitung skor rata-rata dengan menggunakan rumus ̅
∑
Keterangan : ̅ ∑
3.
= skor rata-rata = jumlah skor = jumlah penilai
Mengubah skor rata-rata menjadi nilai kualitatif. Kriteria pengubahan skor rata-rata menurut Eko Putro Widoyoko (2009: 238) sebagai berikut.: Tabel 6. Klasifikasi Penilaian Total Rumus ̅ ̅ ̅ ̅ ̅
Rerata Skor >4,2 >3,4 -4,2 >2,6 – 3,4 >1,8 – 2,6 ≤ 1,8
Klasifikasi Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
47
Penentuan kriteria: Skor maksimal ideal = 5 Skor minimal ideal = 1 Skor aktual =X Rata-rata ideal = ̅ Simpangan baku ideal = ̅
(
)
(
)
=3 (
) (
)
Penilaian pengembangan sumber belajar IPS bentuk majalah dengan materi interaksi manusia dan lingkungan untuk siswa kelas VII SMP ini ditentukan dengan nilai minimal B (Baik). Jadi jika nilai rerata dari ahli materi, ahli media, guru, dan tanggapan siswa memperoleh nilai B, maka sumber belajar bentuk majalah ini dinyatakan layak.