BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian melakukan penelitian terhadap pegawai inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian akan dilakukan pada bulan Juni 2015 - Juli 2015.
B. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kausal. Penelitian kausal merupakan hubungan yang bersifat sebab akibat dimana terdapat tiga variabel yang mempengaruhi (independen) yaitu kompetensi, komitmen dan pengalaman kerja yang dihubungkan dengan satu variabel yang dipengaruhi (dependen) yaitu kualitas audit internal.
C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Independen (X) a. Kompetensi b. Komitmen c. Pengalaman Kerja 2. Variabel Dependen (Y) a. Kualitas Audit Internal 31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Variabel penelitian pada penelitian ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit internal auditor dilingkungan pemerintah daerah. Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah kompetensi, komitmen dan pengalaman kerja sedangkan variabel dependen (variabel terikat) adalah kualitas audit internal. Semua instrument menggunakan skala likert dengan 5 skala nilai. Semua item diukur pada skala 1 sampai 5. Skala pengukuran skor 1 menunjukkan Sangat Tidak Setuju (STS), skor 2 menunjukkan Tidak Setuju (TS), skor 3 menunjukkan Netral (N), skor 4 menunjukkan Setuju (S) dan skor 5 menunjukkan Sangat Setuju (SS). Secara operasional variabel – variabel dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Variabel Independen (variabel bebas) a. Kompetensi (X1) Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit dengan benar serta tingkat kemampuan seorang auditor dalam bidang akuntansi dan auditing. Variabel ini mempengaruhi apakah seseorang mempunyai kelayakan atau tidak untuk menjadi auditor. Peneliti menggunakan dua dimensi kompetensi yaitu pengetahuan dan sikap profesional. Mengukur pengetahuan auditor, peneliti menyusun instrumen penelitian ini dengan mengacu dari Kisnawati, dkk (2012) dan Arif Yusri (2013) dengan modifikasi. Pengukuran kompetensi dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam tabel berikut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Tabel 3.1 Indikator Pengukuran Kompetensi Auditor Dimensi 1. Pengetahuan
Indikator a. Tingkat Pengetahuan auditor b. Pemahaman dan kemampuan auditor c. Pendidikan dan pelatihan fungsional auditor 2. Sikap Profesional a. Pemahaman standar audit yang jelas b. Penerapan kode etik sebagai auditor berkualitas Sumber : Penelitian Arif Yusri (2013) b. Komitmen (X2) Komitmen merupakan sikap dan tanggung jawab untuk menjaga kepentingan organisasi dan atau profesi. Komitmen auditor tidak kalah pentingnya dengan kompetensi yang wajib dimiliki, karena mengingat pentingnya kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan secara organisasional terlepas dari yang dilakukan secara perorangan. Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa profesional yang diberikan akan meningkat, jika diikuti dengan standar kerja dan perilaku kerja. Oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan dua dimensi komitmen organisasional dan komitmen profesional. Mengukur komitmen auditor, peneliti menyusun instrumen penelitian ini dengan mengacu dari Zawitri (2009) dengan modifikasi. Pengukuran komitmen dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam tabel berikut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Tabel 3.2 Indikator Pengukuran Komitmen Auditor Dimensi 1. Komitmen Organisasional
Indikator a. Ikatan emosional dengan organisasi b. Permasalahan dalam organisasi c. Pendapatan/gaji yang diterima d. Pertimbangan dalam pengambilan keputusan e. Sikap tanggung jawab untuk bertahan dalam sebuah organisasi 2. Komitmen a. Bebas dan objektif dalam Profesional pemberian opini hasil audit b. Kepentingan profesi auditor internal c. Keahlian dan ilmu untuk bekerja secara profesional d. Mematuhi standar audit dan kode etik e. Sifat tidak independen mempengaruhi kepercayaan masyarakat Sumber : Penelitian Zawitri (2009) c. Pengalaman Kerja (X3) Pengalaman kerja adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Auditor dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan audit. Pengetahuan yang dimaksud adalah seorang auditor wajib berlatar belakang pendidikan minimal Strata Satu (S-1) jurusan akuntansi atau sektor pemerintah untuk memenuhi kualifikasi sebagai auditor internal. Keterampilan yang dimaksud adalah auditor telah memiliki pengalaman dalam melakukan audit atau pun telah mengikuti pelatihan dan pendidikan khusus dengan dibuktikan melalui sertifikat yang diterima setelah mengikuti pelatihan dan pendidikan tersebut. Dengan telah dimilikinya pengetahuan dan keterampilan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
dapat dikatakan bahwa auditor tersebut telah memiliki pengalaman kerja. Peneliti menggunakan dua dimensi Sukriah, dkk (2009) dan Nungky Nurmalita Sari (2011) yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengukuran pengalaman kerja dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam tabel berikut. Tabel 3.3 Indikator Pengukuran Pengalaman Kerja Auditor Dimensi 1. Pengetahuan
Indikator a. Kualifikasi teknis dan pengalaman b. Ketelitian dan kecermatan berdasarkan banyaknya tugas yang diberikan 2. Keterampilan a. Lama melakukan audit b. Mendeteksi kesalahan berdasarkan lamanya menjadi auditor c. Perbaikan kualitas audit berdasarkan kegagalan dan keberhasilan dalam audit sebelumnya Sumber : Penelitian Sukriah, dkk (2009) 2. Variabel Dependen (variabel terikat) a. Kualitas Audit Internal (Y) Kualitas audit internal adalah kualitas kerja auditor yang ditunjuk dengan laporan pemeriksaan yang sesuai dengan standar dan tujuan yang telah diatur dalam peraturan Standar Pengendlian Intern Pemerintah (SPIP) yang berlaku. Audit juga dikatakan berkualitas jika ditanjau dari laporan hasil auditnya yaitu harus menyangkut unsur-unsur kualitas laporan yang tepat waktu, akurat, obyektif, meyakinkan, jelas dan ringkas. Peneliti menggunakan dua dimensi Kisnawati, dkk (2012) dan Reza Oka Suhastra (2012) yaitu hasil audit sesuai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
dengan standar APIP. Pengukuran kualitas audit internal dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.4 Indikator Pengukuran Kualitas Audit Internal Dimensi Sesuai dengan Standar APIP
Indikator a. Temuan atas hasil audit b. Hasil laporan keuangan c. Penyataan auditor terhadap keuangan secara wajar d. Supervisi dan reviu oleh ketua tim audit Sumber : Penelitian Kisnawati, dkk (2012) dan Standar APIP
D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. Populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 responden, maka menurut Arikunto (2000:134) bahwa dalam penelitian yang populasinya kurang dari 100 responden, maka sebaiknya diambil seluruhnya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi dan diperoleh keakuratan data kesimpulan penelitian. E. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data dan informasi yang relevan, peneliti menggunakan metode penelitian sebagi berikut : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur – literatur
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
(buku, jurnal, artikel ilmiah, atau dokumen lain) yang ada hubungannya dengan penelitian ini. 2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu melakukan penelitian langsung pada inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat untuk mengetahui lebih dekat hal – hal
yang ada hubungannya dengan
penelitian ini. a. Observasi Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek penelitian. b. Kuesioner Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan – pertanyaan yang diajukan penulis kepada pihak – pihak yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
F. Metode Analisis Data Analisis data adalah cara mengolah data yang telah terkumpul untuk dapat memberikan interprestasi yang hasilnya dapat digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak (software) SPSS versi 21.
1. Penelitian Deskriptif Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka dan besarannya dapat diukur
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
seperti jumlah pegawai pada inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. Data kualitatif adalah berupa penjelasan-penjelasan yang tidak dapat diukur besarannya seperti data atau informasi yang diperoleh dari inspektorat untuk mengukur kualitas APIP berdasarkan pada kondisi yang ada dan persepsi dari auditi mengenai kualitas APIP dan kualitas audit inspektorat. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari jawaban responden atas kuesioner yang dikirim. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dalam bentuk hasil pengisian kuesioner oleh seluruh pegawai yang bekerja di inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat selaku responden.
2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Uji validitas data digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dapat dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013:52). Teknik yang digunakan untuk menguji validitas kuisioner adalah berdasarkan corrected item – total correlation yaitu dengan cara membandingkan hasil untuk tiap butir variabel yang dapat dilihat pada kolom corrected item – total correlation dengan r table.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : Jika r hasil positif dari r hasil (corrected item – total correlation) > r table, maka pertanyaan tersebut valid. Jika r hasil tidak positif dari r hasil (corrected item – total correlation) > r table, maka pertanyaan tersebut tidak valid.
b. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas data sebenarnya adalah untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variable atau konstruk. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:47). Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuisioner adalah dengan menggunakan rumus koefisien Cronbach. Alpha. Kriteria pengambilan keputusan uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
Jika Cronbach’s Alpha ≥ 0,60 makaconstruct reliable
Jika Cronbach’s Alpha <0,60 makaconstruct unreliable
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013:160). Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Persyaratan data tersebut normal apabila probalitas diatas 0,05. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013:91). Uji asumsi klasik ini dapat dilakukan dengan jalan meregresikan model analisis dan melakukan korelasi antar variabel independen, dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). Batas dari VIF adalah 10 dan nilai tolerance value kurang dari 0,1. Jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance value kurang dari 0,1 maka terjadi multikolinearitas. c. Uji Heterokedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu residual pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013:139). Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Salah satu cara menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residual terhadap variabel independen. Dengan menggunakan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi variabel independen < 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Jika nilai signifikansi variabel independen > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
.4. Uji Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda pada dasarnya merupakan studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan, yaitu sebagai berikut : Y = α+b1X1+b2X2+b3X3+e Keterangan : Y
: Kualitas Audit Internal
α
: Konstanta
b
: Koefisien Regresi
X1
: Kompetensi
X2
: Komitmen
X3
: Pengalaman Kerja
e
: Error
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
5. Uji Hipotesis a. Uji R2 (Koefisien Determinasi) Pada intinya koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai R2 kecil maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu memiliki arti bahwa variabel variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:177). b. Uji Statistik F (Uji Regresi Secara Bersama) Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05 (Ghozali, 2013:177). Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : H0 : β1 = β2 = β3 = 0, Variabel-variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Ha : β1 = β2 = β3 ≠ 0, Variabel-variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2013:177) : 1. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel Apabila F tabel > F hitung, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Apabila F tabel ≤ F hitung, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
2. Menggunakan angka probabilitas signifikansi Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Apabila probabilitas signifikansi ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. c. Uji statistik t (Uji Regresi Parsial) Uji statistik t atau test of significance digunakan untuk mengetahui variabel independen terhadap dependen secara
vparsial (individual), derajat
signifikasi yang digunakan adalah 0,05 (Ghozali, 2013:178). Hipotesis yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah: H0 : bi = 0, Variabel-variabel bebas (X1, X2, X3) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y). Ha : bi ≠ 0, Variabel-variabel bebas (X1, X2, X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y). Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2013 :178) : 1. Membandingkan nilai t hitungnya dengan t tabel. Apabila t tabel > t hitung, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Apabila t tabel ≤ t hitung, maka H0 ditolak dan Ha diterima. 2. Menggunakan angka probabilitas signifikansi. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Apabila angka probabilitas signifikansi ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
http://digilib.mercubuana.ac.id/