BAB III METODE PENELITIAN
Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis instrument, serta metode analisis data.
A. Identifikasi Variabel Penelitian Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas
: Kematangan Emosi
2. Variabel terikat
: Kompetensi Interpersonal
B. Definisi Operasional 1. Kematangan Emosi Menurut Walgito (2002) adalah seseorang telah dapat mengendalikan emosinya, dapat berpikir secara matang, berpikir secara baik, dan berpikir secara obyektif. Data tentang kematangan emosi ini akan diukur dengan
menggunakan
Skala
Kematangan
Emosi
berdasarkan aspek kematangan emosi dari Walgito (2002) yang meliputi menerima keadaan diri sendiri, tidak bersifat impulsif, memiliki kontrol emosi, berpikir obyektif, dan memiliki tanggung jawab. Semakin tinggi skor skala kematangan emosi yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi kematangan emosi subjek. Sebaliknya makin rendah 28
29 skor yang diperoleh, maka makin rendah pula kematangan emosi subjek. 2. Kompetensi Interpersonal menurut Buhrmester dkk (dalam Nashori,
2003)
adalah
kemampuan
yang
meliputi
kemampuan berinisiatif membina hubungan interpersonal, kemampuan membuka diri, kemampuan bersikap asertif, kemampuan untuk memberikan dukungan emosional dan kemampuan untuk mengelola dan mengatasi konflik-konflik yang timbul dalam hubungan interpersonal. Untuk kompetensi interpersonal diukur dengan Skala
Kompetensi
Interpersonal
berdasarkan
aspek
kompetensi interpersonal dari Buhrmester dkk (dalam Nashori, 2003) yang meliputi kemampuan berinisiatif, kemampuan bersikap terbuka (self disclosure), kemampuan untuk bersikap asertif, kemampuan memberikan dukungan emosional, kemampuan dalam mengatasi konflik. Semakin tinggi skor skala kompetensi interpersonal yang diperoleh, maka semakin tinggi pula kompetensi interpersonal subjek. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh, semakin rendah pula kompetensi interpersonal subjek.
C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel 1. Populasi dan Sampel Populasi yakni himpunan atau kumpulan dari semua objek yang akan diteliti (Soleh, 2005). Populasi dari penelitian ini adalah siswa-siswa SMU Negeri 1 Getasan dengan jumlah keseluruhan populasi sebanyak 224 siswa.
30 Menurut Soleh (2005) sampel yakni himpunan bagian dari populasi. Sampel harus memberikan gambaran sebaik mungkin tentang populasinya, sehingga dengan mengambil sejumlah anggota populasi, kita dapat berbicara mengenai anggota populasi tersebut secara keseluruhan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi, dimana jumlah sampel yang diambil minimal 30 orang. Dalam penelitian ini penulis mendapat 40 orang subyek yang berusia antara 15-17 tahun. Jumlah ini dianggap sudah cukup karena sudah melebihi standart minimal teknik analisis korelasi.
2. Metode Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah
incidental
sampling.
Menurut
Supramono (1993) teknik sampling insidental yaitu pemilihan sampel yang terjadi secara kebetulan pada saat diadakan pengumpulan data. Subjek yang dijadikan sampel adalah remaja tengah di lingkungan SMU N 1 Getasan. . D. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala. Menurut Azwar (1999) skala adalah suatu instrument yang digunakan untuk mengungkap tingkah laku dan aktivitas-aktivitas sebagai manifestasi dari kejiwaan. Penyusunan skala dilakukan dengan mengikuti seperangkat aturan yang digunakan untuk menetapkan bagaimana indikatorindikator dikembangkan, diuji dan dirakit kedalam satu komposisi nilai. Nilai-nilai inilah yang memungkinkan variabel tersebut diberi skor.
31 Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala psikologi, yaitu: 1. Skala Kematangan Emosi Skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek dari Walgito (2002), yang meliputi menerima keadaan diri sendiri, tidak bersifat impulsif, memiliki kontrol emosi, berpikir obyektif, dan memiliki tanggung jawab Skala Kematangan Emosi ini disusun dengan Skala Likert yang berjenjang satu sampai empat yang disajikan dalam bentuk empat kemungkinan jawaban. Pilihan jawaban dari sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Dalam pelaksanaan penelitian ini, subjek diminta untuk memilih salah satu dari empat kemungkinan jawaban yang tersedia. Skala tersebut terdiri dari item-item yang bersifat Favorable (positif), Unfavorable (negatif) Untuk soal kelompok Favorable nilai diberi 4 pada jawaban “sangat sesuai” (SS), nilai 3 pada jawaban “sesuai” (S), nilai 2 pada jawaban “tidak sesuai” (TS), nilai 1 pada jawaban ”sangat tidak sesuai” (STS). Sebaliknya, untuk soal Unfavorable nilai 4 diberikan pada jawaban “sangat tidak sesuai” (STS), nilai 3 pada jawaban “tidak sesuai” (TS), nilai 2 pada jawaban “sesuai” (S), nilai 1 pada jawaban “sangat sesuai” (SS). Semakin tinggi skor yang diperoleh. maka semakin tinggi kematangan emosinya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah kematangan emosinya.
32 Tabel 3.1 Blue Print Skala Kematangan Emosi No
Aspek
1
Dapat menerima keadaan
Favorable
Unfavorable
Total
3
3
6
3
3
6
3
3
6
diri sendiri maupun orang lain 2
Tidak bersifat impulsif
3
Memiliki kontrol emosi dan ekspresi emosi secara baik
4
Berpikir obyektif
3
3
6
5
Memiliki tanggung jawab
3
3
6
15
15
Jumlah Item
30
Total
30
2. Skala Kompetensi Interpersonal Skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek dari Buhrmester dkk (dalam Nashori, 2003) yang meliputi, kemampuan
berinisiatif,
kemampuan
untuk
bersikap
terbuka (self disclosure), kemampuan untuk bersikap asertif, kemampuan memberikan dukungan emosional, kemampuan dalam mengatasi konflik. Skala kompetensi interpersonal ini disusun dengan skala likert yang berjenjang satu sampai empat yang disajikan dalam bentuk empat kemungkinan jawaban. Pilihan jawaban dari sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Dalam pelaksanaan
33 penelitian ini, subjek diminta untuk memilih salah satu dari empat kemungkinan jawaban yang tersedia. Skala tersebut terdiri dari item-item yang bersifat Favorable (positif), Unfavorable (negatif) Untuk soal kelompok Favorable nilai diberi 4 pada jawaban “sangat sesuai” (SS), nilai 3 pada jawaban “sesuai” (S), nilai 2 pada jawaban “tidak sesuai” (TS), nilai 1 pada jawaban ”sangat tidak sesuai” (STS). Sebaliknya, untuk soal Unfavorable nilai 4 diberikan pada jawaban “sangat tidak sesuai” (STS), nilai 3 pada jawaban “tidak sesuai” (TS), nilai 2 pada jawaban “sesuai” (S), nilai 1 pada jawaban “sangat sesuai” (SS). Semakin tinggi skor yang diperoleh. maka semakin tinggi kompetensi interpersonalnya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah kompetensi interpersonalnya. Kemampuan
berinisiatif,
kemampuan
untuk
bersikap terbuka (self disclosure), kemampuan untuk bersikap
asertif,
kemampuan
memberikan
dukungan
emosional, kemampuan dalam mengatasi konflik. Tabel 3.2 Blue Print Skala Kompetensi Interpersonal No 1
Aspek kemampuan berinisiatif
2
Favorable
Unfavorable
Total
3
3
6
3
3
6
kemampuan untuk bersikap terbuka (self disclosure)
34 3
kemampuan untuk bersikap asertif
4
3
3
6
3
3
6
3
3
6
15
15
Kemampuan memberikan dukungan emosional
5
kemampuan dalam mengatasi konflik Jumlah Item
30
Total
30
E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Suatu alat ukur dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi beberapa kriteria valid dan reliabel. Oleh karena itu agar kesimpulan tidak keliru dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya diperlukan uji validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang digunakan dalam penelitian. 1. Validitas Validitas
adalah
sejauh
mana ketepatan
dan
kecermatan suatu alat ukur atau instrument pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi alat ukurnya (Azwar, 1997). Untuk menghitung validitas alat ukur menggunakan korelasi product moment dengan rumus:
r
it
=
N (∑ it ) − (∑ i )(∑ t )
{N ∑ i
2
}{
− (∑ t ) N ∑ i 2 − (∑ t ) 2
2
}
35 Keterangan :
r
it
= koefisien korelasi antara skor item dan skor total
Σi = jumlah skor tiap-tiap item Σt = Jumlah skor seluruh item total Σit = Jumlah perkalian antar skor item dengan skor total Σi² = Jumlah kuadrat nilai tiap-tiap item Σt² = Jumlah kuadrat nilai total item N = Jumlah subyek penelitian. 2. Reliabilitas Azwar (1997) menjelaskan bahwa pada prinsipnya suatu alat ukur dikatakan reliabel bila alat ukur tersebut mampu menunjukkan sejauh mana pengukuran itu dapat memberi hasil relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Sedangkan menurut Suryabrata (2000) reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran
dapat
dipercaya
untuk
mengetahui
kekonsistenan atau keajegan suatu alat ukur. Untuk pengujian reliabilitas peneliti menggunakan teknik alpha Cronbach dengan memakai standar reliabilitas yang dikemukakan oleh Azwar (1997) yaitu : α < 0.7
: tidak reliable
0.7 ≤ α <0.799
: cukup reliabel
0.8 ≤ α <0.899
: reliable
α < 0.9
: sangat reliable
pengujian reliabilitas alat ukur dalam penelitian menggunakan uji reliabilitas alpha dengan rumus :
36 2 2 K S1 + S 2 1 − α= S2X K − 1
Keterangan : α
= koefisien reliabilitas instrumen
k
= banyaknya belahan
S1;2
= varians skor belahan
Sx
= varians skor tes (x)
F. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk melihat hubungan antara kematangan emosi dengan kompetensi interpersonal adalah dengan menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson. Cara penghitungannya dibantu dengan menggunakan program SPSS SPSS 17.0 for Windows dengan rumus :
r
= xy
N (∑ xy ) − (∑ x )(∑ y )
{N ∑ x
2
}{
− (∑ y ) N ∑ x 2 − (∑ y ) 2
2
}