BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Metode Buzz Group dengan Media Konkret dalam Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah pada Siswa Kelas II SD Negeri 2 Kutosari Tahun Ajaran 2015/2016”. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kutosari berada di Jl. Pahlawan No.207 Kode Pos 54317 Telepon (0287) 384337. SD Negeri 2 Kutosari berdiri pada tanggal 1 Maret 1964. Ditinjau dari segi geografis, sebelah timur SD Negeri 2 Kutosari yaitu SD Negeri 7 Kutosari, sebelah selatan SD Negeri 1 Kutosari, sebelah utaranya SD Negeri 4 Kutosari, dan sebelah barat pemukiman warga Desa Kutosari. Lokasi SD Negeri 1, 2, 4, dan 7 Kutosari menjadi satu komplek dan juga berdekatan dengan Alun-alun Kebumen, sehingga cukup mudah untuk mengetahui sekolah tersebut. SD Negeri 2 Kutosari adalah salah satu sekolah negeri yang berada di Kabupaten Kebumen. Peneliti memilih lokasi penelitian di SD Negeri 2 Kutosari karena beberapa alasan diantaranya dari pihak sekolah mudah untuk diajak berkomunikasi dan banyak memberi kesempatan bagi peneliti untuk mengembangkan potensi diri di sekolah tersebut. Hal tersebut menjadi modal utama dalam penelitian ini dikarenakan peneliti tidak terlibat dalam proses pelaksanaan, sehingga perlu adanya kerjasama yang baik antara guru kelas dengan peneliti agar prosedur penelitian dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2015/2016. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dimulai dari persiapan, pelaksanaan penelitian di SD Negeri 2 Kutosari, analisis hingga pembuatan laporan dimulai pada bulan November tahun 2015 hingga bulan Mei 2016. Berikut adalah jadwal yang telah dilaksanakan peneliti. 42
43 a. Persiapan 1) Koordinasi perizinan dan observasi : 17 November 2015 2) Identifikasi masalah
: 17-18 November 2015
3) Menyusun proposal
: November 2015 - Januari 2016
4) Seminar proposal
: 2 Februari 2016
5) Revisi dan menyiapkan perangkat : 4 – 10 Januari 2016 pembelajaran
dan
instrumen
penelitian b. Pelaksanaan 1) Siklus I a) Siklus I Pertemuan 1 (1) Perencanaan
: 16 Februari 2016
(2) Pelaksanaan
: 17 Februari 2016
(3) Observasi
: 17 Februari 2016
(4) Refleksi
: 18 Februari 2016
b) Siklus I Pertemuan 2 (1) Perencanaan
: 18 Februari 2016
(2) Pelaksanaan
: 19 Februari 2016
(3) Observasi
: 19 Februari 2016
(4) Refleksi
: 20 Februari 2016
2) Siklus II a) Siklus II Pertemuan 1 (1) Perencanaan
: 22 Februari 2016
(2) Pelaksanaan
: 23 Februari 2016
(3) Observasi
: 23 Februari 2016
(4) Refleksi
: 24 Februari 2016
b) Siklus II Pertemuan 2 (1) Perencanaan
: 27 Februari 2016
(2) Pelaksanaan
: 1 Maret 2016
(3) Observasi
: 1 Maret 2016
(4) Refleksi
: 2 Maret 2016
44 3) Siklus III a) Siklus III Pertemuan 1 (1) Perencanaan
: 8 Maret 2016
(2) Pelaksanaan
:10 Maret 2016
(3) Observasi
: 10 Maret 2016
(4) Refleksi
: 11 Maret 2016
b) Siklus III Pertemuan 2 (1) Perencanaan
: 14 Maret 2016
(2) Pelaksanaan
: 15 Maret 2016
(3) Observasi
: 15 Maret 2016
(4) Refleksi
: 17 Maret 2016
c. Analisis Data dan Pelaporan 1) Analisis data
: 16 Februari 2016 - 20 Maret 2016
2) Menyusun laporan skripsi
: 10 Februari 2016 - 16 April 2016
3) Ujian dan revisi
: 12 Mei 2016 – 16 Mei 2016
4) Penggandaan
dan
: Minggu ke-3 bulan Mei 2016
pengumpulan laporan B. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Arikunto, Suhardjono, & Supardi (2008: 3) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi di kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Tipe penelitian yang digunakan adalah kolaborasi (kerja sama) antara mahasiswa/ peneliti dan guru kelas II SD Negeri 2 Kutosari sebagai pelaksana serta dibantu oleh dua observer. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan sasaran yang dijadikan pokok pembicaraan dalam penelitian tindakan kelas (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 24). Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD 2 Kutosari
45 Tahun Ajaran 2015/2016, yang berjumlah 40 siswa yang di antaranya adalah 21 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Mereka memiliki karakteristik individual yang berbeda-beda. Sebagian besar dari mereka berasal dari keluarga ekonomi menengah. Orang tua mereka mayoritas bekerja sebagai berdagang atau wiraswasta. Oleh sebab itu, pendidikan kurang diperhatikan oleh orang tua mereka. Subjek penelitian yang kedua adalah guru kelas SD II Kutosari Tahun Ajaran 2015/2016, yaitu Ibu Alvi Yulaikha yang belum lama mengajar di SD 2 Kutosari dari Tahun Ajaran 2013 sampai sekarang.
D. Data dan Sumber Data 1. Data Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 129). Jenis data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa yaitu hasil tes, karena untuk mengetahui kemampuan siswa dan kondisi pembelajaran yang dilakukan sebelum adanya tindakan penelitian pada pembelajaran matematika materi pembagian bilangan cacah. Data
kualitatif
berupa
informasi
tentang
pembelajaran di kelas ketika guru mengajar
bagaimana
perubahan
mengenai pelaksanaan
pembelajaran Matematika penerapan metode Buzz Group dengan media konkret dalam peningkatan keterampilan berhitung Matematika materi pembagian bilangan cacah. 2. Sumber Data Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat.” (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 129). Sumber data dalam penelitian ini adalah: a. Siswa Kelas II SD Negeri 2 Kutosari Siswa sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri 2 Kutosari Kecamatan Kebumen tahun ajaran 2015/2016. Data ini berupa seluruh kegiatan proses pembelajaran yaitu tentang penerapan
46 Buzz Group dengan media konkret. Keberadaan siswa sebagai subjek penelitian sangat dibutuhkan dalam pengumpulan data. Data yang didapatkan dari siswa adalah berupa data pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Buzz Group dengan media konkret dalam peningkatan keterampilan berhitung matematika materi pembagian bilangan cacah melalui tes hasil belajar, observasi, dan wawancara. b. Guru Kelas II SD Negeri 2 Kutosari Guru sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah guru kelas II SD Negeri 2 Kutosari. Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Guru kelas II SD Negeri 2 Kutosari bertindak sebagai pelaksana tindakan dalam menerapkan metode Buzz Group dengan media konkret. Data yang diperoleh dari guru kelas II ini berupa data tentang keadaan siswa dan kondisi pembelajaran sebelum serta sesudah adanya tindakan penelitian. Data tersebut didapat melalui observasi, wawancara, proses belajar dan hasil belajar. c. Peneliti Peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai perencana tindakan. Peneliti tidak melakukan tindakan secara langsung karena pelaksana tindakan adalah guru kelas II SD Negeri 2 Kutosari. Peneliti juga berperan sebagai observer. Data yang diperoleh dari peneliti dalam penelitian ini berupa catatan kejadian yang berupa aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran matematika tentang pembagian bilangan cacah melalui metode Buzz Group dengan media kokret. d. Teman sejawat Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif atau bekerja sama antara peneliti dengan guru kelas II SD Negeri 2 Kutosari. Dalam penelitian ini terdapat dua observer yaitu peneliti dan teman sejawat atau guru kelas lain. Peneliti dan teman guru sejawat atau guru kelas lain bertindak sebagai observer atau pengamat saat pelaksanaan tindakan pembelajaran matematika tentang bangun datar dan bangun ruang dengan menerapkan metode Buzz Group dengan media konkret.
47 e. Dokumen Dokumen digunakan peneliti untuk mengetahui latar belakang siswa kelas II SD Negeri 2 Kutosari tahun ajaran 2015/2016, informasi tentang pelaksanaan pembelajaran seperti daftar nilai siswa dan aktivitas siswa selama pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Arikunto (2010: 266) menambahkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ada lima, yaitu: tes, quisioner (angket), interview, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan macam-macam teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2013: 194) yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi atau gabungan. Langkah-langkah tersebut sangat penting karena berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu memperoleh data. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini menggunakan teknik berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Langkah ini perlu ditempuh guna mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. a. Teknik Nontes Subyantoro (2009 :132) mengatakan, “Teknik nontes dengan menggunakan observasi, jurnal siswa, dan wawancara.” Padmono (2009: 77) mengatakan, “Evaluasi melalui teknik nontes ini akan mengurangi bias dan galat sebagaimana terjadi dalam tes yang disebabkan oleh perencanaan tes, pelaksanaan tes, penskoran, dan interprestasi. Dalam penelitian tindakan kelas ini penelitian menggunakan teknik nontes sebagai berikut: 1) Observasi Sugiyono (2013: 203) mengungkapkan bahwa, observasi sebagai teknik
pengumpulan
data
yang mempunyai
ciri
yang selalu
berkomunikasi tidak hanya terbatas pada orang tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan pada penelitian yang berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala alam. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat observasi
48 berupa rating scale (skala penilaian) untuk mendapatkan data mengenai langkah-langkah metode Buzz Group dengan media konkret pada pembelajaran matematika tentang pembagian bilangan cacah. 2) Wawancara Wawancara merupakan suatu metode atau cara yang digunakan untuk memperoleh suatu keterangan atau informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada respondennya. Wawancara atau sering juga disebut dengan interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2010: 198). Wawancara dibedakan atas wawancara bebas dimana responden memiliki kebebasan memberikan jawaban atau pendapatnya
tanpa dibatasi patokan-patokan dan
wawancara terpimpin yaitu susunan pertanyaan telah direncanakan dan jawaban responden tinggal memilih, sehingga tinggal interview tinggal memberi tanda cek pada paduan wawancara yang mereka bawa. Berdasarkan
uraian
diatas
penelitian
ini
menggunakan
wawancara terstruktur sesuai dengan lembaran pertanyaan yang telah dibuat untuk dijadikan alat pengumpulan data. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap observer yaitu guru kelas lain atau teman sejawat dan siswa. Wawancara kepada observer dilakukan untuk mengetahui pendapat tentang pelaksanaan pembelajaran matematika tentang pembagian bilangan cacah melalui metode Buzz Group dengan media konkret. Wawancara dilakukan setelah pembelajaran selesai dilakukan. 3) Dokumentasi Teknik dokumentasi merupakan metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Dokumentasi digunakan sebagai pelengakap, pendukung, dan penguat data yang lain.
49 Dalam penelitian ini metode dokumentasi yang digunakan berupa arsip atau dokumen yang ada. Dokumen tersebut antara lain, nilai tes ulangan harian siswa, nilai UTS, buku raport. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa setelah menerapkan metode Buzz Group dengan Media Konkret. b. Teknik Tes Arikunto (2010: 193) mengemukakan bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Tes merupakan alat atau prosedur yang berisi seperangkat pertanyaan atau serangkaian tugas yang digunakan untuk mengukur aspek yang akan diteliti, sehingga diperoleh data yang diinginkan oleh peneliti. Tes dapat berupa dalam bentuk lisan, tulisan, maupun tindakan. Berdasarkan uraian di atas, tes adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur data tentang hasil belajar atau tingkat penguasaan materi pembelajaran berupa keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. 4) Alat Pengumpulan Data Alat atau instrument pengumpulan data pada sebuah penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2013: 147). Pemilihan dan penggunaan alat pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini disesuaikan dengan teknik pengumpulan data yang digunakan. Alat atau instrumen pengumpulan data pada sebuah penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur hal-hal yang akan diamati. Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka berikut dijelaskan masing-masing instrumen sesuai definisi konsep dan definisi operasional:
50 a. Instrumen Penggunaan metode Buzz Group dengan Media Konkret 1) Definisi Konseptual Metode Buzz Group dengan media konkret adalah cara mengajar yang dilakukan dengan diskusi dalam melatih siswa menggunakan media konkret untuk mencari solusi dan menyamakan persepsi dalam memahami pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat tercapai tujuan yang diharapkan melalui langkah-langkah: (1) memaparkan masalah dengan media konkret, (2) membagi kelompok dan media konkret, (3) berdiskusi dengan memanipulasi media konkret, (4) melaporkan hasil diskusi dengan memanipulasi media konkret, (5) menyamakan persepsi dengan media konkret, (6) mencatatat hasil diskusi yang sudah dibenarkan dengan media konkret. 2) Definisi Operasional Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Buzz Group dengan media konkret adalah akumulasi dari skor-skor dan deskripsi yang menunjukkan penggunaan metode Buzz Group dengan media konkret dalam pembelajaran Matematika tentang pembagian bilangan cacah siswa kelas II SD Negeri 2 Kutosari baik oleh guru maupun siswa. Skor tersebut diperoleh melalui pengamatan dan wawancara dengan dibantu alat lembar observasi dan pedoman wawancara terhadap guru dan siswa. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran yang berlangsung sudah sesuai dengan langkah-langkah yang ada di skenario (skenario pembelajaran terlampir di lampiran 4 halaman 208) . Penerapan metode Buzz Group dengan media konkret dalam penelitian ini yaitu: (a) memaparkan masalah dengan media konkret, (b) pembagian kelompok dan media konkret, (c) berdiskusi dengan memanipulasi media konkret, (d) melaporkan hasil diskusi dengan memanipulasi media konkret, (e) menyamakan persepsi dengan media konkret, (f) mencatat hasil diskusi yang sudah dibenarkan dengan media konkret
51 3) Kisi-kisi Lembar Observasi Penerapan Metode Buzz Group dengan Media Konkret terhadap Guru dan Siswa Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan siswa dan lembar pengamatan guru. Lembar pengamatan siswa digunakan untuk mendapatkan data tentang perilaku dan respon siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Lembar observasi ini dibuat menggunakan rating scale (skala bertingkat).. Berikut adalah kisi-kisi instrumen pelaksanaan metode Buzz Group dengan media konkret terhadap guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 3.1:
Tabel 3.1: Kisi-kisi Lembar Observasi, Wawancara Penerapan Metode Buzz Group dengan Media Konkret terhadap Guru dan Siswa Indikator Aspek yang Diamati Nomor Jumlah Soal Butir Memaparkan Kemampuan 1-8 8 masalah dengan penyampaian permasalah media konkret dengan media konkret Pembagian Kemampuan membagi 9-13 5 kelompok dan kelompok kelas dan media konkret media konkret Berdiskusi dengan Kemampuan dalam 14-21 8 memanipulasi berdiskusi menggunakan media konkret media konkret Melaporkan hasil Kemampuan melaporkan 22-25 4 diskusi dengan hasil diskusi di depan memanipulasi kelas dengan media media konkret konkret Menyamakan Kemampuan 26-28 3 persepsi dengan menyamakan persepsi media konkret dengan media konkret Mencatat hasil Kemampuan 29-30 2 diskusi yang sudah penyampaian hasil dibenarkan dengan diskusi dengan media media konkret konkret, siswa mencatat hasil tersebut Jumlah 30
52 Setiap butir pernyataan yang memenuhi semua deskriptor memperoleh skor 4, memenuhi 3 deskriptor memperoleh skor 3, memenuhi 2 deskriptor memperoleh skor 2, hanya memenuhi 1 deskriptor memperoleh skor 1, dan apabila tidak ada deskriptor yang terpenuhi memperoleh skor 0. Cara menghitung persentase adalah sebagai berikut: Persentase =
x 100%
Instrumen dan deskriptor selengkapnya pada lampiran lembar observasi, wawancara pelaksanaan metode Buzz Group dengan media konkret terhadap guru dan siswa. b) Instrumen
Peningkatan
Pembelajaran
Matematika
tentang
Pembagian Bilangan Cacah 1) Definisi Konseptual Peningkatan pembelajaran Matematika tentang pembagian bilangan cacah adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan guru dengan siswa secara sistematik dan saling mempengaruhi yang dibangun melalui proses penalaran deduktif untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis dan kesesuaian antara pembelajaran pembagian bilangan cacah yang dilaksanakan dengan baik, maka pembelajaran yang dilakukan akan meningkat. 2) Definisi Operasional Peningkatan
pembelajaran
matematika
tentang
pembagian
bilangan cacah dapat dilihat dari hasil nilai atau skor siswa terhadap penguasaan konsep yang diperoleh dari hasil tesnya serta dilihat dari proses belajarnya yang menunjukkan peningkatan dari kondisi awal siswa. Perolehan data hasil belajar pemahaman pembagian bilangan cacah menggunakan tes tulis. Tes yang digunakan akan dibuat kisi-kisinya terlebih dahulu. Adapun indikator peningkatan pembelajaran Matematika siswa kelas II
53 SD Negeri 2 Kutosari mengacu pada standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang secara rinci dipaparkan sebagai berikut: a) Standar Kompetensi 3.Melakukan perkalian dan pembagian sampai dua angka. b) Kompetensi Dasar 3.2 Melakukan pembagian dua angka.
Tabel 3.2. Kisi-kisi Hasil Belajar Matematika Siklus I Pertemuan 1 dan 2 tentang Pembagian Bilangan Cacah SK KD Indikator Bentuk Nomor Soal Soal 3 3.2 3.2.1. Mengenalkan arti Isian 1,2,3,4,5, pembagian dengan singkat 6,7,8,9,10 membagi sampai habis 3 3.2 3.2.2. Mengenalkan arti Isian 1,2,3,4,5, pembagian dengan singkat 6,7,8,9,10 bilangan dua angka dengan bilangan satu angka Jumlah soal 20
Tabel 3.3: Kisi-kisi Hasil Belajar Matematika Siklus II Pertemuan 1 dan 2 tentang Pembagian Bilangan Cacah SK KD Indikator Bentuk Nomor Soal Soal 3 3.2 3.2.3. mengenalkan arti Isian 1,2,3,4,5, pembagian sebagai lawan singkat 6,7,8,9,10 dari perkalian 3 3.2 3.2.4. membagi dengan Isian 1,2,3,4,5, bilangan satu, membagi singkat 6,7,8,9,10 bilangan itu sendiri, menentukan bilangan genap dan bilangan ganjil Jumlah 20
54 Tabel 3.4. Kisi-kisi Hasil Belajar Matematika Siklus III Pertemuan 1 dan 2 tentang Pembagian Bilangan Cacah SK KD Indikator Bentuk Nomor Soal Soal 3
3.2
3
3.2
3.2.5. Mengingat fakta dasar pembagian sampai 50 3.2.4. Mengingat fakta dasar pembagian dengan membagi bilangan dengan satu angka dan membagi berturut-turut tiga bilangan Jumlah
Isian singkat
1,2,3,4,5, 6,7,8,9,10
Isian singkat
1,2,3,4,5, 6,7,8,9,10
20
F. Validasi Data Validitas adalah merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Jadi, data yang valid adalah data yang tidak berbeda atau sama antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian (Sugiyono, 2013: 363). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data triangulasi.Triangulasi menurut Sugiyono (2013: 330), diartikan sebagai pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari beberapa teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2008: 128) mengemukakan bahwa triangulasi merupakan suatu proses untuk memastikan sesuatu dari berbagai sudut pandang. Triangulasi memiliki fungsi utama untuk meningkatkan ketajaman hasil pengamatan melalui berbagai cara dalam pengumpulan data dalam usaha meningkatkan kualitas penilaian. Berdasarkan pendapat yang diuraikan di atas tentang teknik triangulasi dapat disimpulkan bahwa triangulasi adalah teknik yang digunakan dalam upaya memeriksa atau mengecek kebenaran data yang diperoleh melalui penggabungan atau perbandingan data dari sumber data maupun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tersebut.
55 Pada penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber data. Triangulasi teknik didapat dari hasil observasi, hasil wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan triangulasi sumber data didapatkan dari siswa, guru, teman sejawat dan peneliti. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, serta wawancara dilakukan setelah pembelajaran.
G. Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono (2013: 335), analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, penjabaran ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data menurut Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2008: 132) menyatakan bahwa analisis adalah usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan serta menyusun dalam katagorisasi, mengklasifikasi data, untuk menjawab pertanyaan pokok. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa analisis data merupakan proses memilih, memilah, membuang, menggolongkan, menyusun dalam ketegorisasi, mengklasifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi sehingga mudah untuk dipahami oleh diri sendiri maupun oleh orang lain. Proses analisis data kualitatif dalam penelitian ini, sesuai dengan model analisis data menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013: 338-345), yang meliputi: 1. Data Reduction (Reduksi Data) Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
56 Dengan demikian data yang sekian banyaknya yang dikumpulkan di lapangan setelah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. 2. Data Display (Penyajian Data) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart untuk memudahkan dalam memahami apa yang terjadi, merencakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. 3. Conclusion Drawing (Verification) Langkah ketiga dalamanalisis data menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah sejak awal tetapi mungkin saja tidak karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitiatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan.
57 H. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja yang dimaksud di sini adalah uraian tentang petunjukpetunjuk atau tanda yang diharapkan muncul sebagai wujud keberhasilan dalam mencapai tindakan. Adapun dengan penelitian tindakan kelas ini, peneliti berharap akan terjadi peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar pada mata pelajaran Matematika khususnya pada materi pembagian bilangan cacah. Penelitian ini dapat dikatakan berhasil jika mencapai indikator kinerja penelitian yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.5 Indikator Kinerja Penelitian Aspek yang Diukur
Presentasi yang
Cara Mengukur
Ditargetkan Guru penerapan langkahlangkah metode Buzz Group dengan media konkret
85%
Proses belajar siswa merespon pembelajaran Matematika dengan penerapan metode Buzz Group dengan media konkret Peningkatan hasil pembelajaran Matematika penerapan metode Buzz Group dengan media konkret
85%
85%
Melalui lembar observasi, wawancara pada pengamatan langkah metode Buzz Group dengan media konkret Lembar observasi dan lembar wawancara pada pengamatan langkah metode Buzz Group dengan pengamatan langsung saat pembelajaran Tes hasil pembelajaran matematika tentang pembagian bilangan cacah dengan nilai KKM =75.
I. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif antara guru kelas sebagai praktikan/pelaksana dengan peneliti. Menurut Arikunto (2010: 130) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru dengan arahan dari guru dan dilakukan oleh siswa. Penelitian tindakan kelas merupakan tindakan untuk
58 meningkatkan pembelajaran matematika tentangpemahaman unsur-unsur bangun datar dan hasil belajar matematika, sehingga pembelajaran matematika berjalan secara maksimal dan tujuan pembelajaran dapat tercapai, baik siswa maupun guru dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui 4 tahapan yang sesuai dengan model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin (Arikunto, 2010: 131), yaitu: (1) perencanaan atau planning, (2) tindakan atau acting, (3) pengamatan atau observing, dan (4) refleksi atau reflecting. Tahapan ini menggunakan sistem spiral yang dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus dua pertemuan dan berakhir jika sudah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian ini.Tahap perencanaan adalah tahap menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahap pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Tahap pengamatan yaitu pelaksanaan
pengamatan
oleh
pengamat
dengan
cara
mendokumentasi
implementasi tindakan. Tahap yang terakhir yaitu tahap refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali atas tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalam tahap pengamatan. Lebih lanjut alur penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut:
59
Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Observasi
Perencanaan SIKLUS II
Refleksi
Pelaksanaan
Observasi
Perencanaan Refleksi
SIKLUS III
Pelaksanaan
Observasi Penelitian Dihentikan apabila indikator tercapai
Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas Sumber : Arikunto, dkk. (2010: 16)
1. Perencanaan Tahap perencanaan peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Langkahlangkah perencanaan yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut: (a) membuat skenario pembelajaran, (b) melakukan koordinasi dengan guru pelaksana dan teman sejawat mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan, (c) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan, (d) mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil
tindakan.
Pada
tahap
perencanaan
ini,
peneliti
juga
perlu
memperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap
60 implementasi berlangsung sehingga pelaksanaan PTK dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditargetkan. 2. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan adalah tahap dimana peneliti melakukan tindakan untuk
memperbaiki
masalah
yang
ditemukan.
Pelaksanaan
tindakan
berlangsung di dalam kelas. Guru sebagai pelaksana dalam penelitian melakukan tindakan dengan mengacu pada langkah-langkah yang telah dipersiapkan oleh peneliti dan telah disepakati bersama. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan hendaknya benar-benar sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat agar dapat mengukur tindakan yang sedang diberikan dalam upaya peningkatan pembelajaran. Kegiatan pelaksaan tindakan ini merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK, pada saat yang bersamaan kegiatan pelaksanaan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kelemahan atau kesalahan dalam pelaksanaan tindakan, persiapan dalam perencanaan perlu dilakukan secara maksimal. 3. Observasi Observasi
merupakan
kegiatan
yang
dilakukan
observer
untuk
mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan dan untuk mengetahui sejuah mana efek tindakan tersebut dalam mencapai sasaran. Observasi juga merupakan upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung, baik menggunakan alat bantu maupun tidak. Selama kegiatan berlangsung observer mengamati proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi yang disediakan peneliti sesuai dengan petunjuk langkah-langkah, dan peneliti juga ikut mengamati proses pembelajaran. Sumber data dalam observasi biasanya didukung oleh dokumentasi jalannya kegiatan pembelajaran yaitu berupa foto dan video kegiatan belajar mengajar. 4. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Peneliti mencermati kembali
61 secara lebih terperinci segala sesuatu yang telah dilakukan beserta hasilhasilnya, baik yang positif atau negatif. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru telah selesai melaksanakan tindakan. Dengan melakukan refleksi guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, dan apa yang masih perlu diperbaiki pada pembelajaran berikutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian tersebut. Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa tahap kegiatan pertama yang dilakukan dalam siklus 1 adalah planning, acting, observing, dan reflecting. Kemudian dilanjutkan pada siklus 2 dengan tahapan yang sama, begitu seterusnya hingga penelitian dianggap telah selesai dan mencapai keberhasilan. Peneliti akan melaksanakan penelitian dalam tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Dalam setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Tahapan dalam setiap siklus ada empat tahap yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Pada kegiatan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1. Siklus I Siklus I terdiri dari dua pertemuan, materi pertemuan pertama yaitu pembagian dengan membagi sampai habis, pada pertemuan kedua yaitu pembagian dengan bilangan dua angka dengan bilangan satu angka. Tahapan kegiatan ini akan dijelaskan sebagai berikut: a. Perencanaan Tahap perencanaan merupakan tahap awal untuk melakukan tindakan pada kegiatan pembelajaran.Peneliti merencanakan penelitian apa yang akan dilakukan, masalah apa yang akan dikemukakan dan pengembangan interverensi (aksi dan solusi). Langkah-langkah perencanaan yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut: (a) membuat skenario pembelajaran Buzz Group dengan media konkret dan berkonsultasi dengan dosen, (b) menyusun RPP dengan menerapkan metode Buzz Group dengan media konkret (c) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan, (d) menyiapkan lembar kerja, lembar evaluasi, lembar observasi, lembar
62 pedoman wawancara, (e) mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan, (f) melakukan simulasi pelaksanaan tindakan untuk menguji keterlaksanaan rancangan sehingga dapat menumbuhkan serta mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaan yang sebenarnya. b. Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan tahap dimana peneliti melakukan tindakan untuk memperbaiki masalah yang ditemukan. Pelaksanaan pembelajaran matematika siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 dan 19 Februari 2016 dengan materi pembagian dengan membagi sampai habis dan pembagian dengan bilangan dua angka dengan bilangan satu angka. Pada tahap ini guru sebagai pelaksana tindakan mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan disepakati bersama dengan teman sejawat. Kegiatan pelaksanaan tindakan ini merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK, pada saat yang bersamaan kegiatan pelaksanaan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Langkah yang ditempuh dalam tahap ini yaitu melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Buzz Group dengan media konkret. Siklus pertama terdiri dari dua pertemuan. Materi pertemuan pertama pembagian dengan membagi sampai habis. Materi pertemuan kedua yaitu pembagian dengan bilangan dua angka dengan bilangan satu angka . c. Observasi Observasi dilaksanakan selamaproses pembelajaran berlangsung oleh observer dengan menggunakan lembar observasi. Selain mengamati pelaksanaan penerapan metode Buzz Group dengan media konkret pada pembelajaran matematika tentang pembagian bilangan bulat, peneliti juga mengamati mengenai kendala yang muncul selama proses pembelajaran baik pada pertemuan I maupun II. Tahap akhir dari observasi ini adalah mendiskusikan hasil observasi bersama dengan guru kelas II terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan sebagai bahan refleksi
63 untuk menyusun rencana selanjutnya. Sumber data dalam pengamatan ini juga didukung oleh dokumentasi jalannya kegiatan pembelajaran. d. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Peneliti mencermati kembali secara lebih terperinci segala sesuatu yang telah dilakukan beserta hasil-hasilnya, baik yang positif atau negatif. Dengan melakukan refleksi guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai dari PTK yang dilakukannya, apa yang belum dicapai, dan apa yang masih perlu diperbaiki pada pembelajaran berikutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK.
2. Siklus II Pelaksanaan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Siklus II terdiri dari dua pertemuan, materi pertemuan pertama yaitu pembagian sebagai lawan dari perkalian. Materi pertemuan kedua yaitu membagi dengan bilangan satu, membagi bilangan itu sendiri, menentukan bilangan genap dan bilangan ganjil. Tahap kegiatan ini akan dijelaskan sebagai berikut: a. Perencanaan Perencanaan yang disusun telah mendapat masukan dari berbagai sumber yang ditulis pada kegiatan refleksi, agar terjadi perbaikan dalam pembelajaran selanjutnya. Perencanaan yang perlu diperbaiki dalam kegiatan sebelumnya perlu dilakukan agar perencanaan selanjutnya lebih baik. Pada tahap perencanaan siklus II, peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II dengan membuat RPP siklus II berdasarkan hasil refleksi siklus I dan menyiapkan perlengkapan yang akan
digunakan
untuk
melaksanakan
tindakan
siklus
II.Peneliti
mempelajari skenario pembelajaran, menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) siklus II, mempersiapkan media konkret dan sarana pendukung
64 lainnya, serta mempersiapkan instrumen yang diperlukan dalam penelitian berupa lembar evaluasi siswa, lembar obsevasi, dan pedoman wawancara. b. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan ini didasarkan pada perencanaan yang telah
disusun.
Pelaksanaan
pembelajaran
matematika
siklus
II
dilaksanakan pada tanggal 23 Februari dan 1 Maret 2016. Dalam siklus II peneliti juga akan menggunakan metode Buzz Group dengan media konkret dalam pembelajaran matematika materi pembagian bilangan cacah. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Materi pada pertemuan 1 yaitu pembagian sebagai lawan dari perkalian. Materi pertemuan kedua yaitu membagi dengan bilangan satu, membagi bilangan itu sendiri, menentukan bilangan genap dan bilangan ganjil. Pertemuan 1 guru menjelaskan pembagian sebagai lawan dari perkalian. Pertemuan 2 guru menjelaskan membagi dengan bilangan satu, membagi bilangan itu sendiri, menentukan bilangan genap dan bilangan ganjil dengan metode Buzz Group dengan media konkret. c. Observasi Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung oleh observer dengan menggunakan lembar observasi. Selain mengamati pelaksanaan penerapan metode Buzz Group dengan media konkret pada pembelajaran matematika tentang pembagian bilangan cacah, peneliti juga mengamati mengenai kendala yang muncul selama proses pembelajaran baik pada pertemuan I maupun II. Tahap akhir dari observasi ini adalah mendiskusikan hasil observasi bersama dengan guru kelas II terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan sebagai bahan refleksi untuk menyusun rencana selanjutnya. Sumber data dalam pengamatan ini juga didukung oleh dokumentasi jalannya kegiatan pembelajaran. d. Refleksi Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis, pada tahap ini peneliti merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi. Untuk mengkaji apakah tindakan yang dilakukan
65 guru telah mencerminkan langkah penerapan metode Buzz Group dengan media konkret atau belum, apakah ada kendala dalam pelaksanaannya ataukah
tidak,
bagaimana
sikap
perilaku
siswa
selama
proses
pembelajaran. Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahapan siklus II ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
3. Siklus III Pelaksanaan siklus III dilaksanakan jika indikator pencapaian belum tercapai dan merupakan perbaikan dari siklus II. Siklus III terdiri dari dua pertemuan. Pertemuan pertama yaitu fakta dasar pembagian sampai 50. Pertemuan kedua yaitu fakta dasar pembagian dengan membagi bilangan dengan satu angka dan membagi berturut-turut tiga bilangan. Tahap kegiatan ini akan dijelaskan sebagai berikut: a. Perencanaan Perencanaan yang disusun telah mendapat masukan dari berbagai sumber yang ditulis pada kegiatan refleksi, agar terjadi perbaikan dalam pembelajaran selanjutnya. Perencanaan yang perlu diperbaiki dalam kegiatan sebelumnya perlu dilakukan agar perencanaan selanjutnya lebih baik. Pada tahap perencanaan siklus III, peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus III dengan membuat RPP siklus III berdasarkan hasil refleksi siklus II dan menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan untuk melaksanakan tindakan siklus III. Peneliti mempelajari skenario pembelajaran, menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) siklus III, mempersiapkan media konkret dan sarana pendukung lainnya, serta mempersiapkan instrumen yang diperlukan dalam penelitian berupa lembar evaluasi siswa, lembar obsevasi, dan pedoman wawancara. b. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan ini didasarkan pada perencanaan yang telah
disusun.
Pelaksanaan
pembelajaran
matematika
siklus
III
dilaksanakan pada tanggal 10 dan 15 Maret 2016. Dalam siklus III
66 peneliti juga akan menggunakan metode Buzz Group dengan media konkret dalam pembelajaran matematika materi pembagian bilangan cacah. Pelaksanaan siklus III dilaksanakan 2 kali pertemuan. Materi pada pertemuan 1 yaitu fakta dasar pembagian sampai 50. Materi pertemuan 2 yaitu fakta dasar pembagian bilangan dengan satu angka dan berturutturut tiga bilangan. Pertemuan 1 guru menjelaskan fakta dasar pembagian sampai 50. Pertemuan kedua guru menjelaskan fakta dasar pembagian dengan membagi bilangan dengan satu angka dan membagi berturut-turut tiga bilangan dengan metode Buzz Group dengan media konkret. c. Observasi Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung oleh observer dengan menggunakan lembar observasi. Selain mengamati pelaksanaan penerapan metode Buzz Group dengan media konkret pada pembelajaran matematika tentang pembagian bilangan cacah, peneliti juga mengamati mengenai kendala yang muncul selama proses pembelajaran baik pada pertemuan I, II, maupun III. Tahap akhir dari observasi ini adalah mendiskusikan hasil observasi bersama dengan guru kelas II terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan sebagai bahan refleksi untuk menyusun rencana selanjutnya. Sumber data dalam pengamatan ini juga didukung oleh dokumentasi jalannya kegiatan pembelajaran. d. Refleksi Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis, pada tahap ini peneliti merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi. Dari hasil refleksi, peneliti berhenti di siklus III dikarenakan penelitian tentang penerapan metode Buzz Group dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran pembagian bilangan bulat siswa kelas II SD Negeri 2 Kutosari tahun ajaran 2015/2016 telah berhasil.