33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Slameto (2015: 123) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Dalam penelitian ini terdapat 2 kelompok kelas yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2, karena kedua kelas tersebut mendapat perlakuan model pembelajaran. Kelas eksperimen 1 yang diberikan perlakuan berupa model Problem Based Learning sedangkan kelas eksperimen 2 adalah kelas yang menggunakan model Learning Cycle 7E. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan penerapan Problem Based Learning dan Learning Cycle 7E terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa.
3.1.2 Desain Penelitian Sukmadinata (2008: 287), desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Penelitian eksperimental semu adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan seluruh subyek dalam kelompok belajar (intact grup) untuk memberi perlakuan (treatment) dan bukan menggunakan subyek yang diambil secara acak. Desain ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Bentuk penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Grup Desain, dimana sebelum dilakukan penelitian kedua kelas diberi pretest (O) untuk mengetahui keadaan awal siswa. Selama penelitian berlangsung, kelompok kelas pertama diberikan perlakuan (X1) dan kelompok kelas kedua diberikan perlakuan (X2). Selanjutnya diakhir penelitian kedua kelompok diberikan posttest (O) untuk melihat bagaimana hasilnya. 33
34
Berdasarkan jenis permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan jenis eksperimen semu (desain quasy experimen) dan bentuk penelitian menggunakan Pretest-Posttest Control Grup Desain karena pengontrolan hanya dilakukan terhadap satu variabel, yaitu variabel yang dianggap paling dominan. Tabel 6 Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Grup Desain Kelas Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2
Pretest O1 O1
Treatment X1 X2
Posttest O2 O2
Keterangan : X1 : Perlakuan berupa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning X2 : Perlakuan berupa penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E O1 : Pretest untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep siswa sebelum perlakuan O2 : Posttest untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep siswa sesudah perlakuan
Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran awal dengan memberikan pretest kepada kedua kelas untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian peneliti memberikan perlakuan tertentu pada kelas V SD Negeri Tlahab sebagai kelas eksperimen 1 yang akan diberikan perlakuan menggunakan Problem Based Learning, sedangkan kelas V SD Negeri Bejen sebagai kelas eksperimen 2 yang diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E. Diakhir penelitian, kedua kelas diberikan posttest untuk melihat hasil akhirnya.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tlahab Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung dan SD Negeri Bejen Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari – April pada semester II tahun pelajaran 2015/2016. Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8 berikut:
35
Tabel 7 Tahapan Penelitian Bulan Februari – Maret 2016
Tahap Persiapan penelitian
Maret – April 2016
Pelaksanaan penelitian
April – Mei 2016
Penyusunan laporan
Kegiatan Penyusunan judul, pembuatan surat izin penelitian di TU PGSD. Kunjungan ke sekolah untuk permohonan izin, konsultasi materi untuk mengajar dengan guru kelas V dan observasi. Konsultasi RPP dan LKS dengan dosen pembimbing. Melakukan proses penelitian pembelajaran pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Pengolahan data, konsultasi dengan dosen pembimbing serta persiapan ujian skripsi
Adapun tanggal rincian dari tanggal pelaksanaan pengambilan data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut: Tabel 8 Jadwal Pengambilan Data
1. 2.
Tanggal Pelaksanaan penelitian 19 Maret 2016 22 Maret 2016
3.
23 Maret 2016
5. 6. 7.
29 Maret 2016 16 April 2016 18 April 2016
8.
23 April 2016
9.
25 April 2016
No
Uraian Kegiatan Pretest di kelas 5 SD Negeri Tlahab Pembelajaran Problem Based Learning di kelas 5 pertemuan I SD Negeri Tlahab Pembelajaran Problem Based Learning di kelas 5 pertemuan II SD Negeri Tlahab Posttest di kelas 5 SD Negeri Tlahab Pretest di kelas 5 SD Negeri Bejen Pembelajaran Learning Cycle 7E di kelas 5 pertemuan 1 SD Negeri Bejen Pembelajaran Learning Cycle 7E di kelas 5 pertemuan II SD Negeri Bejen Posttest di kelas 5 SD Negeri Bejen
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3.3.1 Populasi Menurut Sugiyono (2014:61), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Tabel 9 Rincian Populasi Siswa SD Kecamatan Kledung dan Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2015/2016 Populasi Kecamatan Kledung
Satuan Pendidikan SD N Kledung SD N Batursari SD N Tlahab
Laki-laki 108 153 149
Perempuan 103 56 127
Jumlah 211 209 276
36
Populasi
Satuan Pendidikan SD N Kruwisan SD N Jambu SD N Kwadungan Gunung SD N Kwadungan Gunung II SD N Kwadungan Jurang SD N Paponan SD N Petarangan SD N Tuksari I SD N Tuksari II SD N Kalirejo SD N Bejen SD N Banjarsari SD N 1 Njlegong SD N 2 Njlegong SD N Prangkokan SD N Lowungu SD N Larangan Luwok SD N Congkrang SD N Kebon Dalem SD N Kemuning SD N 1 Selosabrang SD N 2 Selosabrang SD N Glahah Ombo SD N Duren SD N Ngaliyan
Kecamatan Bejen
Laki-laki 81 44 67 39 66 61 155 94 69 53 92 50 51 35 55 53 66 50 41 25 43 44 60 103 43
Perempuan 94 51 73 36 48 69 142 73 61 34 79 50 44 34 63 62 56 43 45 20 41 22 40 93 42
Jumlah 175 95 140 75 114 130 297 167 130 87 171 100 95 69 118 115 122 93 86 45 84 66 100 196 85
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah seluruh populasi dalam penelitian ini adalah SD di Kecamatan Kledung dan Kecamatan Bejen kabupaten Temanggung. 3.3.2 Sampel Menurut Sugiyono (2014:62), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Tabel 10 Rincian Siswa Kelas 5 SD Negeri Tlahab dan SD Negeri Bejen Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah siswa Total
SD Negeri Tlahab Frekuensi Presentase 11 46% 13 54% 24 100%
SD Negeri Bejen Frekuensi Presentase 15 53,6 13 46,4 28 100% 52
37
Berdasarkan tabel diatas, sampel dalam penelitian ini adalah a. Siswa kelas 5 SD Negeri Tlahab kecamatan Kledung kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 merupakan kelas eksperimen 1 yang akan diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Problem Based Learning. b. Siswa kelas 5 SD Negeri Bejen kecamatan Bejen kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 merupakan kelas eksperimen 2 yang akan dibertikan perlakuan dengan model Learning Cycle 7E.
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampling Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2014:62). Sampel dalam penelitian ini diperoleh melalui Cluster Random Sampling. Teknik cluster random sampling ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampel ditetapkan secara bertahap dari wilayah yang luas sampai wilayah terkecil. Setelah terpilih sampel terkecil, kemudian baru dipilih sampel secara acak (Sugiyono, 2014: 65). Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini dilakukan di SD Kabupaten Temanggung. Teknik pengambilan sampling ini menggunakan 2 tahap, tahap pertama adalah mengacak SD di seluruh kabupaten Temanggung berdasarkan daerah atau kecamatan dan dalam tahap pertama ini yang terpilih adalah kecamatan Kledung dan kecamatan Bejen. Setelah itu dilanjutkan tahap yang kedua, yaitu mengacak berdasarkan Sekolah Dasar di kecamatan yang telah terpilih pada tahap pertama, untuk kecamatan Kledung sampel yang diambil adalah SD Negeri Tlahab dan untuk kecamatan Bejen sampel yang diambil adalah SD Negeri Bejen.
38
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2014:2), Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua variabel, yaitu : a. Variabel
Bebas
(independent
variable)
adalah
variabel
yang
mempengaruhi variabel penyebab, dikatakan variabel bebas karena dapat mempengaruhi variabel lainnya. Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu model Problem Based Learning yang diberi simbol (X1) dan model Learning Cycle 7E yang diberi simbol (X2). b. Variabel Terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep yang diberi simbol (y).
3.4.2 Definisi Operasional Definisi Operasional diperlukan untuk menentukan jenis dan indikator dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan dengan benar. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Problem Based Learning (X1) Variabel ini didefinisikan secara operaional sebagai penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintetis dalam usaha mencari pemecahan dan jawabannya. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelompok eksperimen 1 yang didefinisikan secara operasional sebagai kaitan belajar mengajar pada siswa kelas 5 SD N Tlahab. Kegiatan ini dimulai dengan pemberian masalah, mendefinisikan masalah, mengumpulkan informasi dan penelitian, menyajikan hasil karya
39
dan evaluasi. Dalam penelitian ini yang akan mengimplementasikan model PBL adalah peneliti, sedangkan yang bertindak sebagai observer selama kegiatan belajar mengajar berlangsung adalah guru kelas 5 SD N Tlahab. 2. Learning Cycle 7E (X2) Variabel ini menerapkan pembelajaran yang didefinisikan secara operasional sebagai kegiatan belajar mengajar pada kelas 5 SD N Bejen. Kegiatan ini dimulai dengan memunculkan pemahaman awal siswa, membangkitkan minat siswa dengan masalah, kerjasama tim, menjelaskan konsep dengan bahasanya sendiri, penerapan konsep, evaluasi, dan perluasan materi. Dalam penelitian ini yang akan mengimplementasikan model LC 7E adalah peneliti, sedangkan yang bertindak sebagai observer selama kegiatan belajar mengajar berlangsung adalah guru kelas 5 SD N Bejen. 3. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika (Y) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep matematika dengan materi sifat-sifat bangun datar. Pemahaman konsep matematika didefinisikan secara operasional sebagai tingkat pemahaman dasar siswa untuk mencapai ke tingkat pengetahuan yang tinggi. Hasil dari pemahaman konsep didapatkan menggunakan test uraian dengan jenis soal essay dengan penskoran menurut Holistic Scoring Rubrics dari Utari (Susilawati, 2008) seperti tertera pada Tabel 11 yang kemudian akan dibandingkan
menggunaan
uji
SPSS
untuk
mengetahui
model
pembelajaran mana yang lebih memberikan perbedaan yang signifikan terhadap pembelajaran matematika SD. Tabel 11 Kriteria Pemberian Skor Respon Siswa pada Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika “Holistic Scoring Rubrics” Tingkat Pemahaman Tidak Paham Miskonsepsi Miskonsepsi Sebagian
Kriteria
Skor
Jawaban hanya mengulang pertanyaan Jawaban menunjukan salah paham yang berdasar tentang konsep yang dipelajari Jawaban memberikan sebagian informasi yang benar tapi menunjukan adanya kesalahan konsep dalam
0 1 2
40
Tingkat Pemahaman
Paham Sebagian Paham Seluruhnya
Kriteria menjelaskan Jawaban benar dan mengandung paling sedikit satu konsep ilmiah serta tidak mengandung satu kesalahan konsep Jawaban benar dan mengandung seluruh konsep ilmiah.
Skor
3 4
Variabel Y ini yang nantinya digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian berdasarkan kemampuan pemahaman konsep matematika dari kegiatan pembelajaran model Problem Based Learning dan Learning Cycle 7E. Hasil yang akan dinilai adalah berupa nilai kuantitatif yang diperoleh siswa dari hasil mengerjakan soal posttest baik dikelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data tidak lain dari suatu proses penggandaan data
primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. 1. Observasi (Pengamatan) Menurut Sukmadinata (2010: 220), Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran PBL dan LC 7E. 2. Tes Tes merupakan salah satu cara pengumpulan data dimana responden atau objek yang diteliti diberi satu set lembar yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab. Dalam proses penelitiannya responden diberikan tindakan tertentu untuk mengetahui seberapa besar tindakan itu. Agar pengaruh tindakan dapat dilihat dengan jelas maka peneliti melakukan pretest (sebelum tindakan) dan posttest (sesudah tindakan). Hasil belajar yang telah didapatkan melalui penskoran
41
pemahaman konsep dari kedua kelompok tersebut nantinya akan digunakan untuk membandingkan model pembelajaran yang lebih memberikan perbedaan yang signifikan terhadap pembelajaran matematika di SD. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut: 1. Menyusun instrumen penelitian untuk pretest dan posttest 2. Menentukan pedoman penskoran terhadap setiap jawaban 3. Uji Instrumen 4. Menentukan kelas eksperimen 1, yaitu kelas 5 SD Negeri Tlahab semester
2
tahun
pelajaran
2015/2016
menggunakan
model
pembelajaran Problem Based Learning 5. Menentukan kelas eksperimen 2, yaitu kelas 5 SD Negeri Bejen semester
2
tahun
pelajaran
2015/2016
menggunakan
model
pembelajaran Learning Cycle 7E 6. Mengambil nilai pretest sebagai uji prasyarat awal sebelum perlakuan 7. Sebelum melakukan eksperimen, terlebih dahulu melakukan uji prasyarat untuk uji keseimbangan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas dan selanjutnya melakukan uji keseimbangan sebelum perlakuan 8. Melaksanakan pembelajaran kelas 5 SD Negeri Tlahab menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan kelas 5 SD Negeri Bejen menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E 9. Menggambil nilai posttest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pemahaman konsep siswa 10. Melakukan uji prasyarat untuk uji hipotesis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas dan selanjutnya melakukan uji hipotesis terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa
42
2.5.2 Instrumen Pengumpulan Data Bentuk instrumen untuk pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi dan lembar soal tes. Lembar observasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Lembar observasi digunakan untuk mengamati tindakan guru dan tingkah laku siswa selama impelementasi model pembelajaran pada kedua kelompok. Sedangkan lembar soal tes digunakan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berikut akan dijelaskan mengenai instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. 2.5.2.1 Instrumen lembar observasi Berikut ini kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa dengan model yang berbeda pada kelompok kontol dan kelompok eksperimen. a. Lembar Observasi Guru Lembar observasi guru diisi oleh guru kelas 5 SD Negeri Tlahab dan guru kelas 5 SD Negeri Bejen selaku observer. Lembar observasi guru ini digunakan untuk mengamati aktivitas peneliti sebagai pengajar ketika melaksanakan proses pembelajaran dari awal sampai akhir. Tabel 12 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Tlahab Indikator Kesiapan belajar mengajar Penerapan model pembelajaran PBL Keterampilan guru dalam berkomunikasi
Aspek yang Diamati Memeriksa kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran) Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Membimbing siswa melakukan eksplorasi. Pemanfaatan media dalam pembelajaran. Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL Penggunaan bahasa Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi Jumlah
No item 1-3 4-7
8 - 16
17 - 21 21
43
Tabel 13 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Menggunakan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E pada Siswa Kelas V SD Negeri Bejen Indikator Kesiapan belajar mengajar Penerapan model pembelajaran LC 7E Keterampilan guru dalam berkomunikasi
Aspek yang Diamati Memeriksa kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran) Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Membimbing siswa melakukan eksplorasi.
No. Item 1–3 4-7 8 - 10
Pemanfaatan media dalam pembelajaran. Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran LC 7E Penggunaan bahasa
11 - 20 21 - 25
Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi Jumlah
25
b. Lembar Observasi Siswa Lembar observasi siswa diisi oleh peneliti sebagai pengajar dengan tujuan
untuk
mengamati
aktivitas
siswa
saat
mengikuti
proses
pembelajaran dari awal sampai selesai. Tabel 14 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas V SD Negeri Tlahab Indikator Kesiapan belajar siswa Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran PBL Keterampilan siswa dalam berkomunikasi
Aspek yang Diamati Kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran) Siswa memperhatikan dan menerima apersepsi, motivasi, dan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru. Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran.
No. Item 1–2 3-6 7 – 9, 12, 15 - 16
Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi. Jumlah
10 – 11, 13 - 14 17 - 20 20
44
Tabel 15 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E pada siswa kelas V SD Negeri Bejen Indikator Aspek yang Diamati No. Item Kesiapan belajar siswa 1–2 Kesiapan belajar (Pra Pembelajaran) siswa Siswa memperhatikan dan menerima apersepsi, motivasi, 3-6 dan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Respon siswa Melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan terhadap guru. penerapan Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran. 7 – 12, model 15 Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Learning Cycle Cycle 7E 7E 13, 14, Keterampilan Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. 16 siswa dalam berkomunikasi Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi. 17 - 20 Jumlah 20
3.5.2.2 Instrumen Lembar Soal Tes Instrumen dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep yang bertujuan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematika. Dalam penelitian ini, siswa diberi 2 test yaitu awal pembelajaran (pretest) tentang materi luas dan keliling segitiga dan jajargenjang untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep awal siswa dengan kisi-kisi pada Tabel 16 dan pada akhir pembelajaran (posttest) tentang materi sifat-sifat bangun datar untuk mengetahui kemampuan pemahamana konsep akhir siswa dengan kisi-kisi pada Tabel 17 sebagai berikut: Tabel 16 KISI-KISI INSTRUMEN PRETEST Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Standar Kompetensi 4. Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam pemecahan masalah
: SD : IV/1 : Matematika Kompetensi Dasar 4.1 Menentukan keliling dan luas jajar genjang dan segitiga
Indikator 4.1.1 Menentukan rumus keliling dan luas jajar genjang 4.1.2 Menentukan rumus keliling dan luas segitiga Total
Bentuk Soal Essay
Essay
Nomor Soal 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20
Jumlah Soal 10
10 20
45
Tabel 17 KISI-KISI INSTRUMEN POSTTEST Satuan Pendidikan : SD Kelas/Semester : V/2 Mata Pelajaran : Matematika Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Indikator 6.1.1 Mengetahui sifatsifat segitiga 6.1.2 Memahami konsep segitiga
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
6.1 Mengidentifik asi sifat-sifat bangun
Bentuk Soal
Nomor Soal
Jumlah Soal
Essay
13, 19
2
Essay
1, 18
2
6.1.4 Mengetahui sifatsifat segi empat
Essay
6.1.5 Memahami konsep bangun datar segiempat
Essay
6.1.6 Menyebutkan sifat istimewa bangun datar segiempat Total
5, 7, 12, 20, 16 2, 4, 6, 14, 15, 17 3, 8, 9, 10, 11,
Essay
5
6
5 20
Tipe tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe subyektif bentuk uraian (essay). Hal ini dikarenakan bentuk uraian akan terlihat sejauhmana siswa memahami konsep dalam menyelesaian permasalahan. Langkah-langkah penyusunan tes kemampuan pemahaman konsep sebagai berikut: a. Membuat kisi-kisi soal yang meliputi dasar dalam pembuatan soal tes kemampuan pemahaman konsep dapat dilihat pada tabel 3.11 dan tabel 3.12. b. Menyusun soal tes kemampuan pemahaman konsep matematika. c. Menilai kesesuaian antara materi, indikator dan soal tes untuk mengetahui validitas isi
3.6 Uji Prasyarat Pretest diberikan sebelum siswa mendapat perlakuan (treatment), sedangkan
posttest
diberikan setelah siswa
mendapat
perlakukan baik
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning atau Learning Cycle 7E untuk mengetahui perbedaan model pembelajaran mana yang lebih baik terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika di SD. Sebelum pretest dan
46
posttest diujicobakan, terlebih dahulu instrumen diujicobakan di kelas atau sekolah lain untuk dilakukan uji validitas dan reliabiltas.
3.6.1 Validitas Instrumen Menurut Anderson (Karunia dan Mokhammad, 2015: 190) sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain, validitas suatu instrumen merupakan tingkat ketepatan suatu instrumen untuk mengukur sesuatu yang harus diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 22.0. Tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat validitas instrumen ditentukan berdasarkan kriteria menurut Guildford (Karunia dan Mokhamad, 2015: 193) sebagai berikut. Tabel 18 Kriteria Koefisien Korelasi Validitas Instrumen Koefisien Korelasi 0,90 ≤ rxy ≤ 1,00 0,70 ≤ rxy < 0,90 0,40 ≤ rxy < 0,70 0,20 ≤ rxy < 0,40 rxy < 0,20
Korelasi Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Interpretasi Validitas Sangat tepat/sangat baik Tepat/baik Cukup tepat/cukup baik Tidak tepat/buruk Sangat tidak tepat/sangat buruk
3.6.1.1 Validitas Instrumen Pretest Berkaitan dengan uji validitas instrumen soal tes, butir soal dianggap valid apabila mencapai nilai koefisien korelasi setiap skor dengan skor lebih besar dari 0,40, sedangkan apabila nilai koefisien korelasi kurang dari 0,40 maka butir soal tersebut tidak valid menurut Guilford (Karunia dan Mokhamad, 2015:193). Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan dari data 20 butir soal jenis uraian yang mencapai nilai koefisien korelasi dalam kategori valid ( > 0,40 ) yaitu 10 butir soal (terlampir). Untuk instrumen yang valid dan tidak valid dapat dilihat pada Tabel 19 berikut ini: Tabel 19 Validitas Instrumen Pretest
Indikator
Butir soal
Valid
Tidak Valid
Butir soal yang digunakan untuk pretest
4.1.1 Menentukan rumus keliling dan luas jajar genjang
1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15,
3, 7, 9, 13,
1, 5, 11, 17,
3, 7, 9, 13, 15
47
Indikator
Butir soal
17, 19 2, 4, 6, 8, 10, 4.1.2 Menentukan rumus keliling 12, 14, 16, dan luas segitiga 18, 20 Total
Valid
Tidak Valid
15 2, 4, 12, 14, 18
19 6, 8, 10, 16, 20
Butir soal yang digunakan untuk pretest
2, 4, 12, 14, 18 10
Dari 10 butir soal yang valid di atas, semua akan diimplementasikan pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 yaitu nomor 2, 3, 4, 7, 9, 12, 13, 14, 15, dan 18. Semua instrumen tersebut mengalami perubahan nomor. Berikut adalah Tabel 20 tengang perubahan nomor dari instrumen uji coba pretest ke nomor instrumen pretest. Tabel 20 Perubahan Nomor dari Instrumen Uji Coba Pretest ke Instrumen Pretest Nomor Instrumen Uji Coba Pretest 2 3 4 7 9
Nomor Instrumen Pretest 1 2 3 4 5
Nomor Instrumen Uji Coba Pretest 12 13 14 15 18
Nomor Instrumen Pretest 6 7 8 9 10
3.6.1.2 Validitas Instrumen Posttest Berkaitan dengan uji validitas instrumen soal tes, butir soal dianggap valid apabila mencapai nilai koefisien korelasi setiap skor dengan skor lebih besar dari 0,40, sedangkan apabila nilai koefisien korelasi kurang dari 0,40 maka butir soal tersebut tidak valid menurut Guilford (Karunia dan Mokhamad, 2015:193). Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan dari data 20 butir soal jenis uraian yang mencapai nilai koefisien korelasi dalam kategori valid ( > 0,40 ) yaitu 11 butir soal (terlampir). Untuk instrumen yang valid dan tidak valid dapat dilihat pada Tabel 21 berikut ini: Tabel 21 Validitas Instrumen Posttest
Indikator 6.1.1 Mengetahui sifat-sifat segitiga
Butir soal
Valid
Tidak Valid
Butir soal yang digunakan untuk postest
13, 19
13, 19
-
13, 19
48
Indikator
1
Butir soal yang digunakan untuk postest 18
7, 12
5, 20
4, 15
2, 6, 14, 17
4, 15
3, 8, 10
9, 11
3, 8, 10
Butir soal
Valid
6.1.2 Memahami konsep segitiga 1, 18 6.1.4 Mengetahui sifat-sifat segi 5, 7, 12, 16, empat 20 6.1.5 Memahami konsep bangun 2, 4, 6, 14, datar segiempat 15, 17 6.1.6 Menyebutkan sifat istimewa 3, 8, 9, 10, bangun datar segiempat 11, Total
18 5, 16, 20
Tidak Valid
10
Dari 11 butir soal yang valid di atas, semua akan diimplementasikan pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 yaitu nomor 3, 4, 5, 8, 10, 13, 15, 18, 19, dan 20. Semua instrumen tersebut mengalami perubahan nomor. Berikut adalah Tabel 22 tentang perubahan nomor dari instrumen uji coba posttest ke nomor instrumen posttest. Tabel 22 Perubahan Nomor dari Instrumen Uji Coba Posttest ke Instrumen Posttest Nomor Instrumen Uji Coba Posttest 3 4 5 8 10
Nomor Instrumen Posttest 1 2 3 4 5
Nomor Instrumen Uji Coba Posttest 13 15 18 19 20
Nomor Instrumen Posttest 6 7 8 9 10
3.6.2 Reliabilitas Instrumen Karunia dan Mokhammad (2015: 206) Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan instrumen tersebut bila diberikan pada subyek yang sama meskipun oleh yang berbeda, waktu yang berbeda, atau tempat yang berbeda, maka akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara signifikan). Tinggi rendahnya dejarat reliabilitas suatu instrumen ditentukan
oleh
nilai
koefisien
korelasi
antara
butir
soal
atau
item
pernyataan/pertanyaan dalam instrumen tersebut yang dinotasikan dengan r. Tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen ditentukan berdasarkan kriteria menurut Guildford (Karunia dan Mokhamad, 2015: 206) sebagai berikut.
49
Tabel 23 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen Koefisien Korelasi 0,90 ≤ r ≤ 1,00 0,70 ≤ r < 0,90 0,40 ≤ r < 0,70 0,20 ≤ r < 0,40 r < 0,20
Korelasi Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Interpretasi Reliabilitas Sangat tetap/sangat baik Tetap/baik Cukup tetap/cukup baik Tidak tetap/buruk Sangat tidak tetap/sangat buruk
3.6.2.1 Reliabilitas Instrumen Pretest Analisis reliabilitas instrumen menggunakan alpha dari Cronbach’s yang memberikan koefisien reliabilitas sebesar 0,938. Setelah dimasukan ke dalam progam SPSS version 22.0, didapatkan hasil reliabilitas seperti Tabel 24 berikut: Tabel 24 Reliabilitas Instrumen Pretest Cronbach's Alpha ,938
N of Items 10
Setelah dilakukan analisa, hasil menunjukan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian dengan berpedoman pada kriteria tingkat reliabilitas instrumen menurut Guilford bahwa reliabilitas dikatakan sangat tetap atau sangat baik jika nilai koefisien korelasinya 0,90 ≤ r ≤ 1,00.
3.6.2.2 Reliabilitas Instrumen Posttest Analisis reliabilitas instrumen menggunakan alpha dari Cronbach’s yang memberikan koefisien reliabilitas sebesar 0,975. Setelah dimasukan ke dalam progam SPSS version 22.0, didapatkan hasil reliabilitas seperti Tabel 25 berikut: Tabel 25 Reliabilitas Instrumen Posttest Cronbach's Alpha ,975
N of Items 11
Setelah melakukan analisa, hasil menunjukan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian dengan berpedoman pada kriteria
50
tingkat reliabilitas instrumen menurut Guilford bahwa reliabilitas dikatakan sangat tetap atau sangat baik jika nilai koefisien korelasinya 0,90 ≤ r ≤ 1,00.
3.7 Teknis Analisis Data Untuk menganalisis data maka penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas, dan uji beda rata-rata. Berikut adalah penjelasan mengenai teknik analisis tersebut. 3.7.1
Teknis Analisis Data Sebelum Perlakuan Teknis analisis data sebelum perlakuan digunakan untuk mengetahui
apakah kemampuan awal dari kedua kelas tersebut sama atau tidak. 3.7.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data dari masing-masing kelas eksperimen (Problem Based Learning) dan kelas kontrol (Learning Cycle 7E) berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Dengan kriteria pengujiannya Santoso (Wibowo, 2015: 47) sebagai berikut: 1.
Jika nilai signifikasi > 0,05, maka data kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2.
Jika nilai signifikasi < 0,05, maka data kelompok sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
3.7.1.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas varians bertujuan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok homogen atau tidak. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H0 : 𝜎1 = 𝜎 2 (Semua variansi sama). H1 : 𝜎1 ≠ 𝜎 2 (Tidak semua variansi sama).
51
Keterangan: = kelas eksperimen 1 𝜎1 𝜎2 = kelas eksperimen 2
Untuk mengetahui kesamaan varians (homogenitas) antara kelas eksperimen dan kelas kontrol maka akan diuji dengan menggunakan levene’stest for equality variances pada SPSS 22.0 for windows. Kriteria pengujian di dasarkan pada pendapat Santoso (Wibowo, 2011: 47) sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikan > 0,05, maka kedua kelas berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama (homogen). 2. Jika nilai signifikan < 0,05, maka kedua kelas tidak berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama (heterogen).
3.7.1.3 Uji Keseimbangan Uji Keseimbangan digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan jika suatu karakteristik diberi perlakuan yang berbeda atau mendapat perlakuan tertentu. Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk statistik sebagai berikut: Ho : 1 = 2 (Pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 tidak berbeda secara signifikan). H1 : 1
2 (Pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen 1 dan
kelas eksperimen 2 berbeda secara signifikan). Keterangan : 1 = Rataan pretest kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen 1 2 = Rataan pretest kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen 2
Jika kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji kesamaan dua rata-rata (Uji-t) melalui uji dua pihak menggunakan independent sample t-test, dengan bantuan software SPSS versi 22.0 for windows. Dengan kriteria pengujian Santoso (Wibowo, 2011: 48) sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikasi > 0,05, maka H0 diterima H1 ditolak. 2. Jika nilai signifikasi < 0,05, maka H0 ditolak H1 diterima. 3. Jika kedua kelas berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka dilakukan uji kesamaan dua rerata (Uji-t) melalui uji dua pihak menggunakan uji-t yaitu independent sample t-test dengan asumsi kedua
52
varians tidak homogen atau dikenal dengan equal variances not assumed. 4. Jika salah satu atau kedua kelas tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji kesamaan dua rerata (Uji-t) melalui uji dua pihak menggunakan uji statistik non-parametrik yaitu dengan uji MannWhitney U-Test
3.7.2
Teknik Analisis Data Setelah Perlakuan Uji prasyarat hipotesis setelah pelakuan meliputi uji normalitas dan
homogenitas dengan langkah yang sama dengan uji prasyarat sebelum perlakuan. 3.7.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak setelah perlakuan. 3.7.2.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut berasal dari populasi penelitian yang mememiliki varians yang sama 3.7.2.3 Uji Beda Rata-rata Uji beda rata-rata penelitian diuji menggunakan uji-t. Uji-t dilakukan menggunakan SPSS 22.0 for windows dengan rumusan hipotesis penelitian a) Ho : 1 = 2 artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika yang diajar menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan Learning Cycle 7E siswa kelas 5 SD Negeri Tlahab dan SD Negeri Bejen semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. b) H1 : 1
2 artinya terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep
matematika yang diajar menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan Learning Cycle 7E siswa kelas 5 SD Negeri Tlahab dan SD Negeri Bejen semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Keterangan : 1 = Rataan posttest kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen 1 2 = Rataan posttest kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen 2