BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan sebagai cara ilmiah, mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian, tanpa metode penelitian sebuah penelitian akan berantakan. Metode penelitian mencakup lokasi, sampel dan populasi, desain penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dll. Metode penelitian menjelaskan metode apa yang akan dipakai untuk sebuah penelitian, bagaimana teknik pengambilan populasi dan sampel, bagaimana desain penelitian yang dipakai,
instrumen
penelitiannya
menggunakan
apa,
bagaimana
teknik
pengumpulan datanya, dan sebagainya. Pemilihan metode penelitian yang tepat akan mempengaruhi hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu menguji pengaruh model pembelajaran peerteaching dan model inkuiri terhadap pembelajaran senam siswi di SMP 5 Bandung. maka metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Sugiyono (2012, hlm. 106) menyatakan bahwa, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap hal yang lain dalam kondisi yang terkendali. Sesuai dengan masalah yang dikaji oleh peneliti maka dari itu peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen sebagai metodenya.” B. Lokasi dan SubjekPenelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Bandung yang berada di Jalan Sumatera No 40 Kota Bandung Telepon (022)-4207121. Alasan utama pemilihan lokasi penelitian di SMP 5 Bandung didasarkan atas penemuan masalah pada saat penulis melakukan PPL, yang dilakukan pada saat PPL kurangnya hasil belajar siswi pada saat pembelajaran senam. Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
2. Subjek Penelitian Subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswi kelas VII A Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.
C. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah seluruh objek atau subjek yang akan diteliti, sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2012, hlm. 119) bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan” Sesuai dengan pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa populasi bukan hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di alam dunia ini, dan populasi bukan hanya sekedar objek atau subjek saja, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat, perilaku, keadaan dan lainlain yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Dalam penelitian ini populasi yang diteliti adalah siswi kelas VII A SMP 5 Bandung. b. Sampel Mengenai Sampel Sugiyono (2012, hlm. 117) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila sebuah populasi tergolong kedalam kategori besar maka seorang peneliti secara kasar tidak akan memaksakan mempelajari seluruh populasi yang ada, karena dibenturkan oleh beberapa keterbatasan, misalnya keterbatasan dari materi, waktu serta sumber daya manusia. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu dengan catatan sampel tersebut harus bersifat benar-benar mewakili dari populasi tersebut.
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, menurut Sugiyono (2012, hlm. 124) purposive sampling yaitu “ tekhnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” Alasan mengapa peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam penelitian ini, karena siswa yang akan menjadi sampel harus memiliki kriteriakriteria sebagai berikut : 1. Siswa yang menjadi sampel adalah siswi kelas VII A yang mempelajari senam. 2. Siswi yang berjenis kelamin perempuan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria diatas berjumlah 20 orang, selanjutnya siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak dengan cara diundi yaitu 10 orang untuk kelompok roll belakang dan 10 orang melakukan roll depan dengan menggunakan model peerteaching dan model inkuiri dengan melihat hasil belajar siswi. D. Desain Penelitian Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian untuk dijadikan acuan dalam langkah-langkah penelitian. Mengenai desain penelitian Nasution mengatakan (2004, hlm. 40) bahwa, ”Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian”. Penggunaan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Penggunaan desain dalam penelitian ini adalah One-Group Pretest-Posttest Design, yakni pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan.
O1 X O2 Gambar 3.1 Desain Penelitian
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
One-Group Pretest-Posttest Design
Keterangan: O1
= Tes awal kelompok eksperimen dengan pretest untuk mengetahui data awal sebelum di berikan perlakuan
O2
= Tes akhir kelompok eksperimen sesudah di berikan perlakuan
X
= Treatment
Desain tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan Sugiyono (2009, hlm. 110) menjelaskan dalam pola sebagai berikut
Tabel. 3.2 Desain Penelitian
Sampel A B
Variabel bebas Variabel terikat Model Pembelajaran Hasil Belajar (Y1) Peerteaching (A1) Model Pembelajaran Inkuiri Hasil Belajar (Y1) (B1)
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk gambar 3.2 berikut :
Siswi SMP N 5 Bandung
Siswi Kelompok A
Siswi Kelompok B B
Treatment/ Perlakukan
Treatment/ Perlakukan
Model Pembelajaran Inkuiri
Model Pembelajaran Peertaching
Hasil Belajar
Tes Akhir
Hasil Belajar
Pengolahan dan Analisis Data
Kesimpulan Gambar. 3.2 Langkah-langkah Penelitian Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
E. Instrumen Penelitian Dalam Penelitian biasanya dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat melihat atau menggambarkan perubahan atau kemajuan yang telah dicapai dari suatu penelitian. Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data atau alat ukur untuk mengukur variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 147) mengemukakan bahwa “Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.” Guna tercapainya keberhasilan penelitian, maka diperlukan suatu teknik dan alat pengumpulan data yang tepat atau sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Sedangkan menurut Arikunto (2007, hlm. 121) “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode.” Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis bisa menyimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk megukur fenomena alam maupun sosial yang diamati ataupun merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu tes dan bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam proses penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam mengukur hasil belajar senam, adapun instrumen yang digunakan penulis untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pelaksanaan Pembelajaran Eksperimen atau pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan dengan intensitas pertemuan tiga kali seminggu. Mengenai jangka waktu lamanya latihan menurut Juliantine, dkk. (2007, hlm. 265) menyatakan bahwa: “latihan sebaiknya dilakukan 3 kali dalam seminggu.” Adapun latihan yang diperlukan adalah selama 16 minggu.
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
1) Instrumen Penelitian Hasil Belajar Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2002, hlm. 126) menjelaskan, bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode.” Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana yang dijelaskan olah Nurhasan (2007, hlm. 3) bahwa Tes adalah “Suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa.” Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen. Tes yang dilakukan pertama adalah tes kemampuan roll depan dan roll belakang yang akan diberikan
peneliti pada testeer. Adapun langkah-langkah yang di
gunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menetukan sampel yang di teliti 2. Melakukan tes awal (pretest) terhadap sampel penelitian yaitu tes keterampilan guling depan dan guling belakang 3. Memberikan perlakuan (treatment) yaitu penerapan model pembelajaran peerteaching dan model inkuiri dalam kegiatan pembelajaran 4. Melakukan tes akhir (posttest) terhadap sampel setelah di berikan perlakuan.
A. instrument tes keterampilan roll depan. Tujuan
:
mengukur keterampilan dan gerak sikap tubuh dalam menggulingkan tubuh ke depan.
Alat yang di gunakan
:
matras Kapur Karpet
Petunjuk pelaksaan
:
siswa bersiap-siap untuk melakukan guling depan di atas matras secara individu.Siswi mulai melakukan
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
gerakan guling setelah aba_aba suara peluit dari taster.
B. kriteria penilaian. Keriteria penilaian berpedoman pada Australia gymnastic federatioan INC dalam judul buku yang berjudul “Gym skills” Schemri G (1989, hlm 16) menjelaskan karateristik dalam penilaian, yaitu sebagai berikut ;
Table 3.3 Skala penilaian
Ranting Scale Score
Characteristics
5
Performance with complete assurase and control. Excellent technique and form. Foil movement
4
Very good. Minor errors of form positif. No diviation from text. Good control
3
Good. Essential features demonstrated. Performance looked save, even though minor errors of from were present
2
Uncontrolled. Poor from and technique. Deviation from the requirement of the written text
1
Not recognizable due to poor execution omissions. Unsafe
Keterangan: Skor
Penjelasannya
5
Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Teknik dan bentuk sempurna. Gerakan guling belakang sistematis
4
Sangat baik. Kesalahan bentuk dan posisi kecil. Tidak ada pelanggaran dari ketentuan
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
3
Baik. Hal-hal pokok tertampilkan. Peragaan terlihat aman. Sekalipun terlihat kesalahan-kesalahan dalam bentuk yang kecil.
2
Tidak terkontrol. Bentuk dan jenis jelek. Banyak kesalahan dari ketentuanm yang tertulis
1
Tidak dapat di kendalikan karena alasan pelaksanaan salah satu atau hilang. Tidak aman
Keterangan : 5.Roll depan dengan gerakan yang halus tanpa ada terlihat kesalahan sedikitpun 4. Gerakan roll depan sangat baik, tetapi sedikit terlihat kesalahannya 3. baik dalam gerakan, saat melakukan juga aman walau pada saat roll belakang 2. gerakan kurang terkontrol pada saat melakukan roll depan, dan banyak kesalahan-kesalahan yang tidak sengaja 1. lepas dari ketentuan yang di berikan pada saat roll depan, dan kesalahan yang di sengaja membuat gerakannya menjadi tidak aman.
C. Format Penilaian.
Lembar Penilaian Tes Roll Depan No
Nama
Skor
1 2 20
Keterangan cara pengisian format penilaian adalah sebagai berikut: 1. Tulis nomor dan nama siswi 2. Setelah siswi melakukan tes, kemudian tester memberikan penilaian yang di tulis pada kolom yang disediakan
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
B. instrument tes keterampilan roll belakang. Tujuan
: Mengukur keterampilan dan gerak sikap tubuh dalam
Alat yang di gunakan
menggulingkan tubuh ke belakang.
: Matras Kapur Karpet
Petunjuk pelaksaan
:
Siswi
bersiap-siap
untuk
melakukan
guling
belakang di atas matras secara individu.Siswi mulai melakukan gerakan guling setelah aba_aba suara peluit dari taster.
B. kriteria penilaian. Keriteria penilaian berpedoman pada Australia gymnastic federatioan INC dalam judul buku yang berjudul “Gym skills” Schemri G (1989, hlm 16) menjelaskan karateristik dalam penilaian, yaitu sebagai berikut: Table 3.4 Skala penilaian Ranting Scale Score
Characteristics
5
Performance with complete assurase and control. Excellent technique and form. Foil movement
4
Very good. Minor errors of form positif. No diviation from text. Good control
3
Good. Essential features demonstrated. Performance looked save, even though minor errors of from were present
2
Uncontrolled. Poor from and technique. Deviation from the requirement of the written text
1
Not recognizable due to poor execution omissions. Unsafe
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
Keterangan: Skor
Penjelasannya
5
Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Teknik dan bentuk sempurna. Gerakan guling belakang sistematis
4
Sangat baik. Kesalahan bentuk dan posisi kecil. Tidak ada pelanggaran dari ketentuan
3
Baik. Hal-hal pokok tertampilkan. Peragaan terlihat aman. Sekalipun terlihat kesalahan-kesalahan dalam bentuk yang kecil.
2
Tidak terkontrol. Bentuk dan jenis jelek. Banyak kesalahan dari ketentuanm yang tertulis
1
Tidak dapat di kendalikan karena alasan pelaksanaan salah satu atau hilang. Tidak aman
Keterangan : 5.roll belakang dengan gerakan yang halus tanpa ada terlihat kesalahan sedikitpun 4. gerakan roll belakang sangat baik, tetapi sedikit terlihat kesalahannya 3. baik dalam gerakan, saat melakukan juga aman walau pada saat roll belakang 2. gerakan kurang terkontrol pada saat melakukan roll belakang, dan banyak kesalahan-kesalahan yang tidak sengaja 1. lepas dari ketentuan yang di berikan pada saat roll belakang, dan kesalahan yang di sengaja membuat gerakannya menjadi tidak aman.
C. Format Penilaian.
Lembar penilaian tes roll belakang No
Nama
Skor
1 2 -
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58
20
Keterangan cara pengisian format penilaian adalah sebagai berikut: 1. Tulis nomor dan nama siswa 2. setelah siswa melakukan tes, kemudian tester memberikan penilaian yang di tulis pada kolom yang di sediakan
F. Teknik pengumpulan data Penulis menggunakan rumus statistik untuk menghitung atau mengolah hasil tes. Langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut : 1. Menghitung skor rata-rata kedua kelompok sampel dengan menggunakan rumus dari Nurhasan (2007, hlm.400) sebagai berikut: ∑
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: X
= Nilai rata-rata yang dicari
∑ xi = Jumlah skor yang di dapat n
= Banyak sampel
2. Menghitung simpangan baku dengan rumus dari Nurhasan (2007, hlm.401) sebagai berikut : √
∑(
)
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: S
= Simpangan baku yang dicari
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59
n
= Banyaknya sampel
∑ (x - x)2
= Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
Mencari T-skor tujuannya untuk menyeratakan dari beberapa jenis skor yang berbeda satuanya, rumus yang digunakan menurut Suharsimi (2012, hlm.306) adalah : ( T-skor = 50 + 10 [
)
( T-skor = 50 + 10 [
)
] untuk satuan frekuensi, atau ] untuk satuan waktu
3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Nurhasan (2008:118) adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... , Zn dengan menggunakan rumus:
b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang. F(Z1) = P (Z Z1). c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn ∑Zi. Jika proporsi ini dinyatakan S(Zi), maka: S (Zi) = d.
∑
Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan L0 dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60
taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika L0 yang diperoleh dari data pengalaman melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal ini lainnya hipotesis nol diterima. 4. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan L0 ini dengan nilai kritis L0 yang diambil dari daftar nilai kritis untuk Uji Leliefors, dengan tarap nyata α = 0,05. 1. Hipotesis diterima apabila L0 2. Hipotesis ditolak apabila L0
L = Normal L = Tidak Normal
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola. Proses analisis dilakukan dengan program SPSS versi 17. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Deskriptif statistik dengan menggunakan penghitungan mean dan standar deviasi atau simpangan baku. 2. Uji asumsi atau uji prasarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. 3. Uji dua pihak.
Angga Mulyana, 2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu