BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian dalam penelitian ini, terdiri dari : pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, alat ukur penelitian, subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, metode analisis data, serta prosedur penelitian, masingmasing akan dijelaskan dalam sub bab berikut. 3.1.
Pendekatan Penelitian Penelitian ini akan menguji hubungan konsep diri dengan subjective well-
being pada mahasiswa. Penelitian ini bersifat korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih (Arikunto, 2010). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendektan kuantitatif. Pendektan kuantitatif merupakan metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidahkaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis (Sugiyono, 2008).
3.2.
Variabel Penelitian
3.2.1. Variabel Bebas / Independent Variabel (X) Variabel independent merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain (Sarwono, 2006). Variabel independent dalam penelitian ini adalah konsep diri.
25
26
3.2.2. Variabel Terikat / Dependent Variabel (Y) Variabel dependent merupakan variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas (Sarwono, 2006). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah subjective well-being.
3.3.
Definisi Operasional Variabel
3.3.1. Konsep Diri Konsep diri merupakan kesadaran/persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri yang diperoleh melalui hubungannya dengan orang lain, terutama orangorang terdekat, maupun yang didapatkan dari peristiwa-peristiwa kehidupan. Untuk mengukur konsep diri, peneliti menggunakan alat ukur Tennessee SelfConcept Scale (TSCS). 3.3.2. Subjective Well-Being Subjective well-being merupakan evaluasi yang dilakukan oleh individu yang terdiri dari 2 (dua) komponen, yaitu komponen kognitif dan komponen afektif.
Dimana individu merasakan pengalaman emosi yang menyenangkan
(perasaan positif), level rendah dari suasana hati yang tidak menyenangkan (perasaan negatif) dan tingginya kepuasan hidup. Untuk mengukur subjective well-being, peneliti menggunakan 2 (dua) alat ukur, karena subjective well-being memiliki 2 (dua) komponen. Komponen pertama yaitu untuk mengukur afeksi dengan menggunakan instrumen PANAS (The Positive and Negative Affect Schedule) dan komponen kedua yaitu untuk mengukur komponen kognisi dengan menggunakan skala kepuasan hidup atau Satisfaction with Life Scale (SWLS).
27
3.4. Alat Ukur Penelitian 3.4.1. Alat Ukur Konsep Diri Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur Tennessee SelfConcept Scale (TSCS) untuk mengukur konsep diri. Tennessee Self-Concept Scale disusun berdasarkan sejumlah deskripsi diri yang dikumpulkan dari Balester (1953, dalam Amaliah, 2012), Engel (1956, dalam Amaliah, 2012) dan Taylor (1953, dalam Amaliah, 2012) serta deskripsi diri yang ditulis oleh para pasien dan non pasien. Setelah dikumpulkan dan diteliti, item-item diklasifikasikan berdasarkan apa yang dilihat seseorang pada dirinya ketika ia menuliskan gambaran dirinya. Akhirnya diperoleh dua dimensi konsep diri, yaitu internal dan eksternal, dimana dimensi internal terdiri atas tiga bagian dan eksternal terdiri atas lima bagian. Item yang dikumpulkan ini berjumlah 90 pernyataan yang terdiri dari pernyataan yang bersifat positif dan negatif. Fitts menambahkan 10 item untuk mengukur keterbukaan seseorang dalam menjawab pernyataan skala konsep diri ini. Kesepuluh item ini disebut sebagai kritik diri yang diperoleh berdasarkan skala L dari Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI). Dengan demikian pernyataan dalam TSCS berjumlah 100 buah. Setiap pernyataan memiliki kemungkinan jawaban berupa skala dari angka 1 hingga 5. Angka 1 berarti pernyataan tersebut sama sekali tidak sesuai dengan keadaan diri subjek sedangkan
angka
5
berarti
pernyataan
tersebut
sangat
sesuai
dalam
menggambarkan diri subjek. Dari 90 item, 45 item favorable dan 45 item yang lain unfavorable.
28
Alat ukur konsep diri pada penelitian ini adalah TSCS yang dikembangkan oleh William H. Fitts (1965, dalam Amaliah, 2012) dan telah diadaptasi oleh Sri Rahayu Partosuwindo, dkk (tim peneliti dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta) pada tahun 1979. TSCS merupakan alat untuk mengukur konsep diri individu secara umum berada dalam usia 12 tahun keatas. Uji realibilitas dari alat ukur ini dengan menggunakan teknik Hoyt menghasilkan korelasi keterandalan sebesar 0.954. Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan oleh Sri Rahayu Partosuwindo, dkk dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment menunjukkan bahwa semua item pada alat ukur TSCS valid. Tabel 3.1. Blue Print Alat Ukur Konsep Diri, TSCS Variabel
Dimensi Internal Identitas Diri
Dimensi Eksternal
Perilaku
(+) : 1, 2, 3 (-) : 4, 5, 6
(+) : 7, 8*, 9 (-) : 10, 11, 12*
(+) : 13, 14, 15 (-) : 16, 17, 18
MoralEtis
(+) : 19*, 20, 21 (-) : 22, 23, 24
(+) : 25, 26, 27 (-) : 28*, 29*, 30*
(+) : 31, 32, 33 (-) : 34, 35, 36
Diri Pribadi
(+) : 37, 38, 39 (-) : 40. 41, 42
(+) : 43, 44, 45 (-) : 46, 47, 48*
(+) : 49, 50, 51 (-) : 52, 53, 54
(+) : 61, 62, 63 (-) : 64*, 65*, 66*
(+) : 67, 68, 69 (-) : 70, 71*, 72
(+) : 79, 80, 81 (-) : 82*, 83, 84*
(+) : 85, 86, 87 (-) : 88*, 89, 90
Fisik
Konsep Diri
Penilaian
(+) : 55, 56, 67 Diri Keluarga (-) : 58, 59, 60
Diri Sosial Kritik Diri
(+) : 73, 74, 75* (-) : 76, 77, 78
(-) : 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99*, 100
Keterangan : (+) : favorable, (-) : unfavorable, *) item gugur
29
3.4.2. Alat Ukur Subjective Well-Being Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur PANAS (The Positive and Negative Affect Schedule) dan skala kepuasan hidup atau Satisfaction with Life Scale (SWLS) untuk melihat subjective well-being subjek. Alat ukur PANAS memiliki 20 item pernyataan. Pengukuran afek positif dan afek negatif (PANAS) dibagi menjadi dua, yaitu PAS (Positive Affect Schedule) berisi 10 item berisi afek menyenangkan dan NAS (Negative Affect Schedule) berisi 10 item berisi afek tidak menyenangkan. Afek disini memberikan labelnya pada emosi dan mood, dimana mencerminkan penilaian seseorang terhadap peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Pada alat ukur ini setiap pernyataan memiliki kemungkinan jawaban berupa skala dari angka 1 hingga 5. Angka 1 berarti pernyataan tersebut sama sekali tidak sesuai dengan keadaan diri subjek
sedangkan angka 5 berarti
pernyataan tersebut sangat sesuai dalam menggambarkan diri subjek. Alat ukur ini disusun oleh Watson, Clark dan Tellegen (1999) dan telah di adaptasi dalam penelitian Crawford dan Henry (2004). Tabel 3.2. Blue Print Alat Ukur SWB-Afek, PANAS Komponen Afeksi
Jenis Afeksi
No. Item
Jumlah Item
Positif
1*,3,5,8*,10,14,15,16,17,19
10
Negatif
2,4,6*,7,9,11,12,13,18,20
10
Total
20
*) item gugur
Komponen kedua dari subjective well-being adalah komponen kognisi dengan instrumen skala kepuasan hidup atau Satisfaction with Life Scale (SWLS).
30
Satisfaction with Life Scale (SWLS) mengukur kepuasan hidup seseorang secara keseluruhan (sepanjang masa hidup), bukan hanya ranah yang spesifik seperti keuangan, kesehatan atau prestasi saja (Pavot & Deiner, 1993). SWLS terdiri dari 5 pernyataan yang mengukur kepuasan hidup secara global, dimana setiap pernyataannya bersifat favorable. Skala yang digunakan adalah 1 (sangat tidak setuju) – 7 (sangat setuju). Koefisien alpha instrumen ini sebesar 0,83. Instrumen ini dikutip dari buku Authentic Happiness, Seligman (2002). Alat ukur ini telah dikembangkan oleh Diener, Emmons, Larsen & Griffin (1985). Tabel 3.3. Blue Print Alat Ukur SWB-Kognitif, SWLS Komponen
Aspek Kognisi
No. Item
Jumlah Item
Gambaran Kehidupan
1, 2, 3
3
Pencapaian
4
1
Perencanaan
5
1
Kognisi
Total
5
3.5. Subjek Penelitian Subjek penelitian yang digunakan adalah mahasiswa dengan rentang usia 18-30 tahun. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa reguler Universitas Mercu Buana. Pengambilan sampel di Universitas Mercu Buana dilakukan untuk mempermudah memperoleh data penelitian. Peneliti mengambil subjek penelitian sebanyak 100 orang.
31
3.6. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan secara probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2008). Subjek dipilih melalui proportionate stratified random sampling, teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2008).
3.7. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan kuisioner, yaitu berupa daftar pertanyaan terstruktur yang sebagian besar berupa pertanyaan tertutup dimana telah ada pilihan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Purwanto & Sulistyastuti, 2011). Jenis skala yang digunakan untuk pengukuran berupa skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008).
3.8. Metode Analisis Data 3.8.1. Uji Validitas Validitas adalah suatu tingkatan yang mengukur karakteristik yang ada dalam fenomena di dalam penyelidikan (Malhotra, 2007). Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas konstrak yang merupakan tipe validitas yang mempertanyakan apakah konstrak atau karakteristik dapat diukur secara
32
akurat oleh indikator-indikatornya. Validitas konstrak diukur dengan koefisien korelasi antara skor masing-masing indikator/item pertanyaan (Xj) dengan skor totalnya/faktor (X). Koefisien validitas diukur dari korelasi product moment atau korelasi pearson yang dirumuskan sebagai berikut : ∑
rxjx = ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
Keterangan : Xj
= skor item ke-j untuk j = 1,2,...,k
X
= skor total keseluruhan item
k
= banyaknya item
n
= jumlah pengamatan
3.8.2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu tingkatan yang mengukur konsistensi hasil jika dilakukan pengukuran berulang pada suatu karakteristik (Malhotra, 2007). Untuk menentukan reliabilitas kuisioner digunakan rumus alpha seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1997) : 11 =
−1
1−
Dengan: r11 = reliabilitas instrumen n = jumlah butir item σi2 = jumlah varians skor total tiap-tiap angket σt2 = varians total
∑
33
3.8.3. Uji Normalitas Data kuantitatif yang termasuk dalam pengukuran data skala interval atau ratio, untuk dapat dilakukan uji statistik parametrik dipersyaratkan berdistribusi normal. Pembuktian data berdistribusi normal tersebut perlu dilakukan uji normalitas terhadap data. Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov. 3.8.4 Uji Korelasi Analisis data yang digunakan untuk mengukur hubungan antara konsep diri dan subjective well-being adalah dengan menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson. Korelasi product moment digunakan untuk menentukan hubungan antara dua variabel (Sarwono, 2006).
rxy =
∑ { ∑
(∑ )(∑ )
(∑ ) }{ ∑
(∑ ) }
Dengan: rxy = koefisien validitas item N = jumlah pengikut tes X = skor item Y = skor total
3.9. Prosedur Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, beberapa tahapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Persiapan Penelitian
34
Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan penelitian yang dimulai dengan membuat perumusan masalah, menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan teori yang tepat. Peneliti juga mempersiapkan penelitian dengan mencari alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur konsep diri dan subjective well-being. 2. Pelaksanaan penelitian Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti meminta persetujuan kepada pihak Fakultas dan meminta data mahasiswa aktif reguler seluruh fakultas di Universitas Mercu Buana kepada pihak Biro Administrasi Akademik (BAA). Setelah memperoleh persetujuan dan mendapat daftar mahasiswa aktif, maka penelitian ini dapat dilakukan. Proses pengambilan data dilakukan mulai tanggal 1 Mei – 10 Mei 2014. Skala ukur dibagikan kepada beberapa mahasiswa reguler Universitas Mercu Buana. Skala ukur diberikan dengan cara bertemu langsung. 3. Pengolahan data Pengolahan data berdasarkan total skor konsep diri dan subjective well-being subjek penelitian. Masing-masing skor yang telah dihitung kemudian diolah dengan menggunakan teknik analisa data satistik SPSS (Statistic Package for Social Science) version 21.0 for Windows.