1
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala psikologis, istrumen skala psikologis ini berjumlah tiga skala. Subyek penelitian adalah mahasiswa S 1 (strata satu) angkatan 2012 Fakultas Psikologi di UKSW. Seleksi aitem menggunakan korelasi product moment, analisis data dan analisis
varians
(anova)
serta
seluruh
pengolahan
data
menggunakan program SPSS versi 17. 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel
penelitian
yang
digunakan
dalam
penelitian ini terdiri atas Emotional Intellegence (X1) dan SelfConcept (X2) sebagai variablel bebas dan perilaku asertif sebagai variabel terikat (Y).
3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian Pada penelitian ini dirumuskan batasan operasional untuk masing-masing variabel. Hal ini bertujuan untuk memperoleh pengertian yang jelas mengenai variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian ini serta menghindari salah pengertian dan penafsiran. Adapun rumusan batasan operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
2
3.2.1 Perilaku Asertif Perilaku asertif dalam penelitian ini diukur dengan angket perilaku asertif, aspek-aspek dalam perilaku asertif menurut Rakos (1991) yaitu ; content (isi), paralinguistic, perilaku non verbal, dan kemampuan berinteraksi yang baik dengan lingkungan. Menurut Rakos (1991) aspek-aspek perilaku asertif dapat dibagi dalam 4 kategori yaitu: a. Isi (Content), b. Paralinguistic, c. Perilaku non verbal, d. Kemampuan
berinteraksi
yang
baik
dengan
lingkungan. Penulis menggunakan aspek-aspek perilaku asertif menurut Rakos (1991), yaitu: isi (content), paralinguistic, perilaku non verbal, kemampuan berinteraksi yang baik dengan lingkungan.
3.2.2 Emotional Intellegence Komponen-komponen kecerdasan emosional menurut Tsaosis, (2008) yaitu; a. Mengenali emosi diri (use of emotion for facilitating thinking) b. Mengelola emosi (control of emotions) c. Memotivasi diri sendiri (expression & recognition of emotions)
3
d. Mengenali emosi orang lain atau empati (caring & empathy) Penulis
menggunakan
aspek-aspek
dari
emosional
intellegence menurut Tsaosis, (2008): mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang
lain
atau
empati.
Sedangkan,
indikator
dan
questionnaire diadaptasi dari Greek Emotional Intelligence Scale (GEIS) yang digunakan dalam pengambilan data penelitian yaitu yang peneliti lakukan.
3.2.3 Self- Concept Penulis menggunakan aspek-aspek dari konsep diri menurut Ishak., dkk (2010) yaitu: a. Aspek fisik (physical self-concept). b. Aspek akademik (academic self-concept). c. Aspek sosial (social self-concept). Penulis menggunakan aspek-aspek dari Ishak., dkk (2010) yaitu; aspek fisik,akademik dan sosial. Sedangkan, indikator dan questionnaire diadaptasi dari various selfconcept scales and CoPs (Cognitive Psycho-social profile of the
Malaysian
Instruments)
yang
digunakan
dalam
pengambilan data penelitian yaitu yang peneliti lakukan. 3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian Populasi adalah suatu kelompok yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
4
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan
2013 di Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga yang yang terbagi dalam 4 kelas paralel mata kuliah statistika lanjutan (II) semester antara 20132014 berjumlah 177 orang (Populasi; 57 laki-laki dan 120 perempuan) dan terbagi Sampel
yang
digunakan
menggunakan
Cluster
Sampling. Menurut Zainal, (2012) cluster sampling adalah cara pengambilan sampel berdasarkan sekelompok individu atau perseorangan. Jika populasi terdiri dari cluster - cluster maka pemilihan sampel penelitian di dasarkan atas cluster cluster yang disebut cluster sampling. Oleh karena itu, sampel penelitiannya diambil dari 2 kelas paralel mata kuliah statistika lanjutan (II) semester antara 2013-2014 berjumlah 55 orang (sampel; 19 laki-laki dan 36 perempuan).
3.4 Instrumen Pengumpulan Data Ada tiga macam skala yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Skala Perilaku Asertif, kecerdasan emosi (emotional intellegence) dan Skala Konsep Diri (Self- Concept). 3.4.1 Perilaku Asertif Perilaku asertif dalam penelitian ini diukur dengan angket Perilaku Asertif di Lingkungan Akademis. Aspek-
5
aspek dalam perilaku asertif menurut Rakos (1991) yaitu ; content (isi), paralinguistic, perilaku non verbal,
dan
kemampuan berinteraksi yang baik dengan lingkungan. Alasan pemilihan karena hasil pengukuran skala Rakos (1991): rit antara 0,312 – 0,629 dan reliabilitas α =0,918. Skala Perilaku Asertif ini memiliki empat alternatif jawaban yaitu, Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Kriteria penilaian untuk aitem favorabel adalah untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) akan mendapat skor 4. Sesuai (S) mendapat skor 3, Tidak Sesuai (TS) mendapat skor 2, dan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) akan mendapat skor 1. Kriteria penilaian untuk aitem unfavorabel adalah untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) akan mendapat skor 1, jawaban Sesuai (S) akan mendapat skor 2. Tidak Sesuai (TS) mendapat skor 3, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) akan mendapat skor 4.
No 1 2 3 4
Tabel 3.1 Blue Print Skala Perilaku Asertif Jumlah Item Aspek Total Favorabel Unfavorabel content (isi) 4 3 7 Paralinguistic 4 3 7 perilaku non verbal 4 3 7 kemampuan berinteraksi yang 4 3 7 baik dengan lingkungan. TOTAL 16 12 28
6
Aspek Isi
Paralinguist ic
perilaku non verbal
Tabel 3.2 Indikator skala Perilaku Asertif Item 1. Saya bertanya kepada dosen dengan penuh hormat (f) 2. Saya akan berkata “tidak” jika teman-teman meminta saya melakukan hal-hal yang tidak penting di kelas (f) 3. Saya memberikan pujian kepada teman-teman yang sukses memberikan presentasi dengan menarik (f) 4. Saya meminta maaf jika melakukan kesalahan pada teman-teman (f) 5. berbicara jelas terhadap teman-teman tidak saya lakukan di kelas (u) 6. saya mudah berkomentar negatif kepada dosen di kelas (u) 7. saya menyampaikan kritik-kritik tentang persentasi dosen, tanpa peduli dengan dosen (u) 1. saya memakai tata krama yang sopan jika bertemu dengan teman-teman baru saya kenal pada awal masuk kelas (f) 2. saya bicara dengan jelas kepada teman dalam kelompok tugas (f) 3. saya berbicara dengan tenang kepada dosen bila ada yang belum jelas dalam pelajaran (f) 4. saya selalu sopan ketika bicara dengan teman – teman (f) 5. saya mengkritik dengan nada yang tinggi terhadap temanteman jika mereka bersalah dalam kelompok walaupun menyakiti hati mereka (u) 6. saya hanya berbicara dengan singkat (ya atau tidak), tampa peduli apakah teman-teman mengerti atau tidak bila saya bicara dengan singkat dalam diskusi dengan mereka (u) 7. saya berbicara dengan suara yang kasar pada teman – teman dalam diskusi ilmiah (u) 1. saya merupakan orang yang percaya diri dalam menghadapi teman-teman dalam berdiskusi dengan mereka (f)
7
kemampuan berinteraksi yang baik dengan lingkungan.
2. saya berkomunikasi dengan ekspresi wajah yang senang terhadap semua teman-teman di kampus (f) 3. saya memiliki sikap yang sopan dalam menyanggah dosen di kelas (f) 4. saya melihat mata teman-teman ketika sedang berdiskusi ilmiah (f) 5. saya menunduk ketika sedang berbicara dengan dosen di kelas (u) 6. saya suka cemberut ketika mengkritik dosen tentang kesalahan mereka (u) 7. teman-teman tidak mengerti bahasa isyarat yang saya pakai dalam kelas (u) 1. saya mudah untuk berhubungan baik dengan teman-teman yang baru saya kenal di dalam kelompok ilmiah (f) 2. saya dapat memberikan respon satu dua kata yang efektif sesuai dengan situasi pada saat saya berinteraksi dengan teman-teman di kampus (f) 3. saya memiliki kemampuan mengontrol tindakan saya sendiri terhadap teman maupun dosen di lingkungan perkuliahan (f) 4. Saya dapat membaur dengan teman-teman yang baru saya kenal di kelas (f) 5. saya tidak percaya diri jika bertanya kepada teman-teman yang baru saya temui di kelas (u) 6. sering kali saya tidak dapat mengontrol tindakan yang saya lakukan kepada teman-teman di kampus (u) 7. saya hanya mau berbicara dengan teman-teman kuliah yang sudah dikenal saja (u)
3.4.2 Emotional Intellegence Penulis menggunakan aspek-aspek dari emosional intellegence menurut Tsaosis, (2008: 217): mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali
8
emosi orang lain atau empati, keterampilan sosial. Sementara itu, indikator dan questionnaire diadaptasi dari Greek Emotional Intelligence Scale (GEIS) yang digunakan dalam pengambilan data
penelitian yaitu yang peneliti
lakukan. Alasan pemilihan karena hasil pengukuran skala Greek Emotional Intelligence Scale GEIS ; untuk skala ER α = 0.80, skala CE α = 0.83, skala UF α = 0.92, dan skala CEmp α = 0.83. Sedangkan total reliabilitas GEIS: tinggi (0.90).
Scale Memotivasi diri sendiri
1. 2. 3. 4. 5.
Mengelola emosi
1. 2. 3. 4.
Mengenali emosi diri
5. 1. 2. 3. 4. 5.
Tabel 3.3 Indikator Skala Emotional Intellegence Items Saya beranggapan kebanyakan orang merasa sulit memahami apa yang benar-benar saya rasakan Saya merasa sulit untuk mengungkapkan perasaan saya Saya jarang menganalisis perasaan saya (f) Saya cenderung mengabaikan perasaan saya (f) Orang biasanya dapat memahami perasaan saya hanya dengan melihat wajah saya (f) Saya marah dengan mudah tapi tidak berlangsung lama.(f) Saya biasanya dapat mengendalikan amarah (f) Ketika saya dalam situasi darurat, saya biasanya kehilangan kontrol diri Ketika saya mengalami emosi yang tidak menyenangkan, saya biasanya bereaksi secara intensif Sebelum peristiwa penting, saya biasanya merasa tegang Sangat sulit bagi saya untuk bersikap optimis Saya cenderung untuk fokus pada sisi negatif dari sebuah situasi Saya dengan mudah menemukan alternatif ketika hal-hal yang buruk terjadi (f) Sebagian besar waktu masalah saya tidak mempengaruhi kinerja saya (f) Saya merasa percaya diri bahkan sebelum peristiwa penting
9
Mengenali emosi orang lain atau empati
tentang kehidupan terjadi (f) 1. Saya percaya bahwa saya orang yang peduli dengan orang lain (f) 2. Saya ingin berbicara dengan orang lain atas masalah mereka (f) 3. Saya menghormati perasaan orang lain (f) 4. Saya tidak peduli tentang masalah orang lain 5. Saya tertarik pada motivasi orang lain (f)
3.4.3 Self- Concept Penulis menggunakan aspek-aspek dari konsep diri menurut Ishak., dkk (2010;787): physical self-concept, academic self-concept, social self-concept. Sementara itu, indikator dan questionnaire diadaptasi dari various selfconcept scales and CoPs (Cognitive Psycho-social profile of the
Malaysian
Instruments)
yang
digunakan
dalam
pengambilan data penelitian yaitu yang peneliti lakukan. Alasan pemilihan karena hasil pengukuran skala CoPs (Cognitive
Psycho-social
profile
of
the
Malaysian
Instruments): skala academic self-concept 0.598 to 0.747 dan reliabilitas α= 0.807. Physical self-concept 0.548 to 0.704 dan reliabilitas α = 0.750. Social self-concept 0.685 to 0.862 dan reliabilitas α = 0.789.
Scale Konsep diri fisik
Tabel 3.4 Indikator Skala Self-Concept Items 1. Saya orang yang menarik 2. Saya orang yang pintar 3. Saya dapat merawat penampilan fisik saya 4. Saya memiliki penampilan fisik yang menarik 5. Saya ingin dilihat sebagai rapih sepanjang waktu
10
Konsep diri akademik
Konsep diri sosial
6. Saya suka diri sendiri apa adanya 1. Saya yakin prestasi akademis saya 2. Saya termasuk siswa terbaik dalam prestasi akademis 3. Prestasi akademik saya setara dengan orang lain 4. Saya yakin untuk unggul dalam seluruh ujian 5. Saya suka belajar pengetahuan baru tentang akademik di sekolah 6. Saya senang berada di sekitar lingkungan akademik sekolah saya 7. Saya suka membeli buku-buku yang berkaitan dengan akademik 1. Saya dapat dengan mudah bersosialisasi dengan orang lain 2. Saya dapat dengan mudah bersosialisasi dengan teman-teman yang berbeda jenis kelamin 3. Saya dapat dengan mudah berbicara dengan orang lain meskipun saya tidak pernah bertemu sebelumnya dengan mereka 4. Saya dapat dengan mudah bersosialisasi dengan orang lain meskipun saya belum pernah bertemu sebelumnya dengan mereka
3.5 Analisa Data 3.5.1 Validitas Aitem Pada suatu kesempatan, Azwar (2012; 95) menjelaskan bahwa item-item yang memiliki item total correlation kurang dari 0,3 dianggap kurang valid sehingga harus dikeluarkan atau gugur, sementara item-item yang memiliki item total correlation yang lebih besar dari 0,3 dianggap valid atau sebagai aitem yang validitasnya memuaskan. Analisa koefisien korelasi aitem total dalam penelitian ini dicari dengan criteria internal yaitu mengkorelasikan skor
11
masing-masing dengan skor totalnya. Cara yang digunakan untuk menghitung korelasi skor masing-masing item dengan skor totalnya adalah dengan program SPSS versi 17 memakai teknik korelasi product moment. Dalam penelitian ini, validitas masih terbatas pada vaiditas isi dan bukan validitas alat ukur. Analisis korelasi product moment merupakan analisis untuk menguji validitas instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data penelitian yang dimaksud (Azwar, 2012; 81). Uji asumsi dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson.
3.5.2 Reliabilitas Alat ukur dikatakan reliabel bila mampu menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan metode “internal consistency” yang merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menguji sampai sejauh mana pengukuran memberikan hasil yang relatif tidak beda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama, salah satu formulanya yang popular adalah formula koefisien alpha ( ) yang diperoleh melalui sekali penyajian data pada sekelompok responden, (Azwar, 2012: 115). Dalam penelitian ini, perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS versi 17.
12
3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Uji Normalitas Dalam penelitian ini pengujian normalitas dilakukan dengan melihat grafik P-P Plot. Normalitas dideteksi dengan melihat titik-titik yang mendekati garis linear yang bergerak dari kiri ke bawah ke kanan atas. Bila titik-titik tersebut mengikuti garis linear, berarti data terdistribusi secara normal dan analisa dapat dilanjutkan oleh (Santoso, 2000). Uji normalitas diperlukan untuk menjawab pertanyaan apakah syarat sampel yang representative terpenuhi atau tidak, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi oleh (Yulius, 2010: 142). Data akan dikatakan normal jika nilai p > 0,05. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan tehnik One Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test dengan menggunakan aplikasi SPSS 17 oleh (Yulius, 2010: 127).
3.6.2 Uji Linieritas Pengujian
linieritas
dimaksudkan
untuk
mengetahui
linieritas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, selain itu uji linieritas ini juga diharapkan dapat mengetahui taraf signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Apabila penyimpangan yang ditemukan tidak signifikan, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah linier (Hadi, 2000).
13
3.6.3 Uji Korelasi Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel kecerdasan emosi (X1), Konsep diri (X2) dan perilaku asertif (Y). Maka, penelitian ini
menggunakan
analisis
korelasi
ganda
(multiple
correlation). Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen, jika (r > 0.05) semakin mendekati 1 maka korelasi semakin kuat, oleh Sugiono (2010: 231-232). 3.6.4 Uji –t 2 Sampel Bebas Hubungan variabel independen secara parsial dengan variabel dependen, akan diuji dengan uji
t
dengan
membandingkan ttabel dengan thitung, oleh Sugiyono (2010 : 250). Setelah dilakukan uji hipotesis (uji t) maka kriteria yang ditetapkan, yaitu dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel yang diperoleh berdasarkan tingkat signifikansi ( ) tertentu dan derajat kebebasan (df) = n-k Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut : Ho diterima jika thitung
ttabel
Ho ditolak jika thitung > ttabel Apabila Ho diterima, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel independen tidak mempunyai hubungan yang
14
signifikan dengan variabel dependen dan sebaliknya Apabila Ho ditolak, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel independen mempunyai hubunhan yang signifikan dengan variabel dependen. Dalam memudahkan dan mempercepat proses pengolahan data, penulis mengunakan komputerisasi dengan menggunakan program software SPSS versi 17.
3.7 Analisis Varians (Anova) Analisis varians dalam penelitian ini menggunakan anova 2 arah. Anova dua arah ini digunakan untuk mengetahui pengauh utama (main effect) dan pengaruh interaksi (interaction effect) dari variabel independen kategorial terhadap variabel dependen. Pengaruh utama adalah pengaruh langsung variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan pengaruh interaksi adalah pengaruh bersama (joint effect) dua atau lebih variabel independen terhadap dependen dan pengaruh interaksi nilai signifikan < 0.05 (Ghozali, 2011). Penulis mengunakan komputerisasi dengan menggunakan program software SPSS versi 17.