BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian korelasional. Arikunto (2010)
menyebutkan bahwa penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional, penulis dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah variabel dengan variabel lain. Besar atau tingginya tingkat hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Sifat penelitian ini melukiskan hubungan yang terdapat antara variabel bebas, yaitu ethnic identity (X) dengan variabel terikat, yaitu psychological well-being (Y) pada mahasiswa etnik Jawa varian Santri Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).
3.2.
Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan atau dengan kata lain sekumpulan orang atau subjek yang diamati (Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling UKSW dari angkatan 2007 sampai dengan angkatan 2012 yang beretnik Jawa varian santri. Pemerolehan 39
jumlah populasi ditentukan dengan reduksi data seluruh mahasiswa Progdi BK UKSW dengan persyaratan subjek beretnik Jawa, beragama Islam, bukan campuran abangan ataupun santri. Data awal yang didapatkan penulis berasal dari Biro Kemahasiswaan UKSW sebagai berikut : Tabel 3.1 Tabel Mahasiswa Progdi BK berdasarkan etnik Subjek Mahasiswa Bk
Etnik Jawa 297
Prosentase Non Jawa 93,10 % 22
Prosentase 6,90 %
Total 319
Sumber : Bikem UKSW (diedit penulis Mei 2013)
Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa mahasiswa Progdi BK FKIP UKSW yang termasuk dalam kategori etnik Jawa berjumlah 297 orang, mahasiswa BK UKSW non Jawa berjumlah 22 dan total keseluruhan adalah 319 orang. Dari data tersebut dilakukan reduksi kembali dengan mengkategorikan mahasiswa yang memiliki agama Islam dan non Islam, yaitu sebagai berikut: Tabel 3.2 Tabel Mahasiswa Progdi BK etnik Jawa berdasarkan agama Subjek Mahasiswa Bk
Islam 209
Prosentase 70,37 %
Non Islam 88
Prosentase 27,63 %
Total 297
Sumber : Bikem UKSW (diedit penulis Mei 2013)
Dari tabel 3.2 dapat dilihat bahwa mahasiswa Progdi BK FKIP UKSW etnik Jawa yang beragama Islam sejumlah 209 orang dan non Islam sejumlah 88 orang. Dengan begitu mahasiswa yang dapat masuk kategori Jawa varian santri masih 209 orang. Dari sisa jumlah mahasiswa yang masuk dalam kriteria subjek penelitian
40
dilakukan reduksi kembali dengan mengeluarkan mahasiswa etnik Jawa yang beragama Islam non santri dari populasi penelitian. Penentuan subjek non santri dilakukan dengan wawancara, dan pengisian angket mengenai varian etnik Jawa. Melalui wawancara atau pengisian angket didapatkan data sebagai berikut: Tabel 3.3 Tabel Varian Etnik Jawa Mahasiswa Progdi BK FKIP UKSW Subjek Mahasiswa BK Etnik Jawa Islam
Kurang Paham Islam 6
Mengaku Kejawen 2
Priyayi
Abangan
1
12
Dari tabel 3.3 dapat dilihat bahwa mahasiswa Jawa Islam yang kurang paham Islam berjumlah 6 orang, mengaku Kejawen 2 orang, masuk dalam golongan priyayi 1 orang dan campuran antara santri dan abangan
berjumlah 12 orang, dengan
demikian terdapat 21 orang subjek yang dikeluarkan dari kategori varian santri, sehingga didapatkan jumlah populasi penelitian yaitu mahasiswa BK etnik Jawa varian santri sejumlah 209 - 21 sama dengan 188 orang mahasiswa.
3.2.2. Sampel Sugiyono, (2011) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling, merupakan teknik penganbilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono 2011). Jenis sampelnya
41
sendiri adalah simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono 2011). Cara demikian dilakukan karena populasi yang ada bersifat homogen yaitu mahasiswa etnik Jawa varian santri. Selanjutnya dalam penentuan jumlah sampel penelitian,
penulis akan
menggunakan rumus penentuan sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael (dalam Sugiyono 2011) sebagai berikut : S=
λ².N.P.Q d²(N-1)+λ².P.Q
Dalam penerapan rumus tersebut Sugiyono (2011) telah membuat tabel penentuan sampel dengan taraf kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Penggunaan tabel penentuan jumlah sampel disesuaikan dengan jumlah populasi yang dimiliki. Melalui tabel tersebut penulis menggunakan sampel dengan taraf kesalahan 5%. Penghitungan jumlah sampel diambil dari jumlah populasi mahasiswa BK UKSW etnik Jawa varian santri sejumlah 188 orang (dibulatkan menjadi 190 orang). Dengan jumlah 190 populasi, sampel yang dapat diambil dengan taraf kesalahan 5 % sesuai tabel penentuan sampel Sugiyono (2011) adalah 123 orang.
3.3.
Variabel Penelitian Variabel penelitian sesuai pendapat Sugiyono (2011) pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari
42
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu 3.3.1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ethnic identity / ethnic identity ( X ) 3.3.2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah psychological well-being / kesejahteraan psikologis (Y).
3.4.
Definisi Operasional
3.4.1. Ethnic Identity Ethnic identity adalah perasaan yang menunjukkan eksplorasi dan komitmen terhadap latar belakang etniknya. Ethnic identity ditentukan oleh dua komponen penyusun utama yaitu komponen ekplorasi dan komitmen (Phinney & Ong 2007). Ethnic identity diukur berdasarkan skor yang diperoleh dari hasil pengisian skala ethnic identity yang dilakukan oleh sampel penelitian, dengan ketentuan semakin tinggi skor yang diperoleh berarti semakin tinggi tingkat ethnic identity mahasiswa, dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin rendah tingkat ethnic identity mahasiswa. Pengukuran ethnic identity dapat diidentifikasi menggunakan dua komponen utama ethnic identity yaitu eksplorasi dan komitmen menggunakan skala Multigroup Ethnic Identity Measure - Revised (MEIM – R) yang dikembangkan oleh Phinney & Ong (2007). 43
3.4.2. Psychological Well-being Psychological well-being adalah keadaan individu yang dapat menyadari dirinya serta memfungsikan seluruh fungsi dirinya yang ditandai dengan 6 aspek yaitu individu memiliki yaitu penerimaan diri, kemampuan
untuk menguasai
lingkungan, kemampuan untuk bersifat otonom/mandiri, hubungan positif dengan orang lain, perkembangan pribadi, serta tujuan individu dalam hidupnya (Ryff 1989, Ryff & Keyes 1995, Ryff & Singer 2008). Psychological well-being diukur berdasarkan skor yang diperoleh dari hasil pengisian instrumen psychological wellbeing yang dilakukan oleh sampel penelitian, dengan ketentuan semakin tinggi skor yang diperoleh berarti semakin tinggi psychological well-being mahasiswa, dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin rendah psychological well-being mahasiswa. Pengukuran psychological well-being dapat dididentifikasi melalui keenam aspeknya yaitu penerimaan diri, penguasaan lingkungan, otonom, hubungan positif dengan orang lain, perkembangan pribadi, serta tujuan hidup sesuai skala yang dikembangkan sendiri oleh Ryff (1989) yaitu Psychological Well-Being Scale (PWBS).
3.5.
Teknik Pengumpulan Data
1.5.1
Ethnic Identity Ethnic identity diukur menggunakan skala ethnic identity yaitu Multigroup
Ethnic Identity Measure – Revised (MEIM – R) yang disusun oleh Phinney & Ong (2007). Skala ini diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh penulis kemudian 44
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris lagi (Back Traslation) oleh Ni Komang Sandini agar dapat diketahui baik atau tidaknya hasil penterjemahan. Skala tersusun dari dua aspek utama ethnic identity yaitu eksplorasi dan komitmen. Alat ukur MEIM-R ini dibuat dalam bentuk skala likert dengan lima alternatif pilihan jawaban yakni “Sangat Tidak Setuju (1)”, “Tidak Setuju (2)”, Netral (3)” Setuju (4)” dan “Sangat Setuju (5)”. Semua item penyataan adalah favourable, sehingga pilihan jawaban “Sangat Tidak Setuju (1)” mendapat skor 1, “Tidak Setuju (2)”mendapat skor 2,”Netral (3) mendapat skor 3, Setuju (4)” mendapat skor 4 dan “Sangat Setuju (5) mendapat skor 5. Kisi-kisi skala ethnic identity dijabarkan dalam tabel 3.4. sebagai berikut: Tabel 3.4. Kisi-Kisi Skala Ethnic identity Konsep identitas etnik adalah rasa diri sebagai anggota kelompok yang berkembang dari waktu ke waktu melalui proses aktif penyidikan, belajar, dan komitmen
Sub Konsep Eksplorasi
Komitmen
Indikator
Pernyataan
Perasaan memiliki (sense of belonging) terhadap kelompok etnik
Saya telah menghabiskan waktu untuk mencoba mencari tahu lebih banyak tentang kelompok etnik saya, seperti sejarah, tradisi, dan adat istiadatnya. saya sering melakukan hal-hal yang akan membantu saya memahami latar belakang etnik saya dengan lebih baik. Saya sering berbicara dengan orang lain untuk mempelajari lebih lanjut tentang kelompok etnik saya.
Pencarian informasi dan pengalaman yang relevan
45
Saya memiliki kesadaran yang kuat bahwa saya merupakan anggota dari kelompok etnik saya sendiri.
No F
1
4
5
2
U
dengan etnik Saya mengerti cukup baik seseorang bahwa keanggotaan saya dalam kelompok etnik berarti bagi saya. Saya merasakan keterikatan yang kuat terhadap kelompok etnik saya sendiri.
3
6
1.5.2 Psychological Well-Being Psychological well-being
diukur menggunakan skala psychological well-
being yaitu Psychological Well-Being Scale (PWBS) yang disusun oleh Ryff (1989). Untuk mendapatkan skala ini penulis mengajukan permohonan guna mendapatkan skala psychological well-being dari Ryff melalui email. Setelah terjalin komunikasi akhirnya penulis diberikan softfile skala psychological well-being berikut izin penggunaan dan penterjemahannya. Selain itu penulis juga diberikan skala psychological well-being
bahasa Indonesia terjemahan Nesya Valeria (Alumni
Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranata Bandung), dan inilah yang digunakan oleh penulis untuk melakukan penelitian. Keputusan penggunaan skala terjemahan ini karena
Nesya Valeria melalui email menginformasikan kepada
penulis bahwa Nesya Valeria telah melakukan back translation sesuai prosedur penterjemahan skala psikologis. Penulis juga melakukan rangkaian percobaan instrumen agar lebih sesuai dengan subjek mahasiswa Jawa. Skala psychological well-being
tersusun dari enam aspek utama yaitu
penerimaan diri, penguasaan lingkungan, otonomi, hubungan positif dengan orang lain, perkembangan pribadi, serta tujuan hidup. Setiap aspek terdiri dari empat belas
46
(13) item pernyataan, ada item favorable dan item unfavourable. Alat ukur dibuat dalam bentuk skala likert dengan enam alternatif pilihan jawaban yakni “Sangat Tidak Setuju (1)”, “Tidak Setuju (2)”, “Agak Tidak Setuju (3)”, “Agak Setuju (4)”, “Setuju (5)” dan “Sangat Setuju (6)”. Untuk pernyataan favourable, pilihan jawaban “Sangat Tidak Setuju (1)” mendapat skor 1, “Tidak Setuju (2)”mendapat skor 2, “Agak Tidak Setuju (3)” mendapat skor 3, “Agak Setuju (4)” mendapat skor 4, “Setuju (5) mendapat skor 5, dan “Sangat Setuju (6) mendapatkan skor 6. Sebaliknya untuk pernyataan unfavorable, “Sangat Tidak Setuju (1)” mendapat skor 6, “Tidak Setuju (2)”mendapat skor 5, “Agak Tidak Setuju (3)” mendapat skor 4, “Agak Setuju (4)” mendapat skor 3, “Setuju (5) mendapat skor 2, dan “Sangat Setuju (6) mendapatkan skor 1. Kisi-kisi skala ethnic identity dijabarkan dalam table 3.5. sebagai berikut : Tabel 3.5. Kisi-Kisi Skala Psychological Well-Being KONSEP
Psychologi cal wellbeing adalah keadaan individu yang dapat menyadari dirinya serta memfungsi kan seluruh fungsi dirinya
SUB KONSEP Penerimaan Diri
Indikator
PERNYATAAN
NO F
Sikap positif terhadap diri sendiri
Saya merasa kebanyakan orang yang saya kenal lebih berhasil dalam kehidupannya. Dalam banyak hal, saya merasa kecewa dengan pencapaian saya dalam hidup. Secara keseluruhan, saya bangga terhadap diri saya dan juga kehidupan yang saya jalani. Saya iri terhadap kebanyakan orang atas kehidupan yang mereka jalani. Sikap saya terhadap diri saya mungkin tidak sama positifnya dengan perasaan kebanyakan orang terhadap diri mereka.
47
U 3 6
7 8
9
Mengakui dan menerima berbagai aspek diri
yang ditandai dengan 6 aspek yaitu individu memiliki yaitu penerimaan diri, kemampua n untuk menguasai lingkungan, kemampua n untuk bersifat otonom/ma ndiri, hubungan positif dengan orang lain, perkemban gan pribadi, serta tujuan individu dalam hidupnya
Pandangan positif terhadap masa lalu
Hubungan positif dengan orang lain
Hubungan yang hangat
Memuaskan
Secara umum, saya merasa percaya diri dan positif mengenai diri saya. Saya menyukai sebagian besar aspek dalam kepribadian saya. Ketika saya membandingkan diri saya dengan teman dan kenalan, saya merasa puas dengan diri saya. Setiap orang memiliki kelemahan masing-masing, tetapi saya merasa saya memiliki lebih banyak kelemahan dibandingkan orang lain. Ketika saya kembali menghayati pengalaman hidup saya, saya merasa puas dengan semua yang telah terjadi. Saya membuat berbagai kesalahan di masa lalu, namun saya merasa semua yang terjadi adalah untuk yang terbaik. Sering kali saya bangun dengan perasaan kecewa terhadap bagaimana saya telah menjalani hidup saya. Masa lalu memiliki masa naik dan turun, namun secara keseluruhan, saya tidak ingin mengubah masa lalu saya. Saya mengalami kesulitan dan frustrasi dalam mempertahankan hubungan yang akrab dengan orang lain. Saya menikmati percakapan personal dan timbal balik dengan anggota keluarga saya maupun teman-teman saya. Orang-orang akan menggambarkan saya sebagai pribadi yang murah hati, mau memberi waktu saya bagi orang lain. Saya sering kali merasa saya menjadi orang yang terasing dalam hubungan persahabatan. Saya sering kali merasa kesepian karena hanya memiliki sedikit
48
2 4 12
13
1
5
10
11
14
16
21
23 15
dan saling teman dekat yang bisa saya percaya dengan jadikan teman berbagi masalahmasalah saya. orang lain
Memiliki perhatian terhadap orang lain
Memahami konsep memberi dan menerima
Otonomi
Mandiri
Menolak tekanan sosial dan berperilaku dengan cara tertentu
Saya tidak memiliki banyak orang yang mau mendengarkan ketika saya membutuhkanya untuk bicara. Bagi saya, banyak orang memiliki lebih banyak teman dibandingkan saya. Saya belum mengalami banyak hubungan yang hangat dan saling percaya dengan orang lain. Saya merasa kesulitan untuk benar-benar terbuka ketika saya berbicara dengan orang lain. Penting bagi saya untuk menjadi seorang pendengar yang baik ketika teman dekat saya menceritakan masalah-masalah mereka. Teman-teman saya dan saya saling bersimpati dengan masalah masing-masing. Saya merasa mendapatkan banyak manfaat dari hubungan persahabatan saya. Saya tahu saya dapat mempercayai teman-teman saya dan mereka juga tahu bahwa mereka dapat mempercayai saya. Merasa bahagia dengan diri saya sendiri lebih penting daripada memiliki hal lain yang membuktikan siap saya. Saya cenderung dipengaruhi oleh orang-orang yang memiliki pendapat kuat. Saya sering mengubah pemikiran saya tentang suatu keputusan, jika teman-teman atau keluarga saya tidak mensetujuinya. Saya tidak takut mengutarakan pendapat saya meskipun pendapat saya bertentangan dengan kebanyakan orang. Orang-orang jarang memaksa saya melakukan hal-hal yang saya
49
18
20 22 25
17
26 19
24
30
31
36
27 32
Mampu mengatur perilaku sendiri
Mengevaluasi diri dengan standar pribadi
Penguasaa n Lingkunga n
Menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan
Memanfaatkan
tidak inginkan. Saya yakin terhadap pendapatpendapat saya, meskipun berbeda dari pendapat orang pada umumnya. Saya bukanlah tipe orang yang menyerah dengan tekanan sosial untuk berpikir atau bertindak sesuai jalan tertentu. Keputusan-keputusan yang saya ambil biasanya tidak dipengaruhi oleh apa yang orang lain lakukan. Lebih penting bagi saya agar diterima oleh orang lain daripada berpegang teguh pada prinsip saya. Sulit bagi saya untuk menyuarakan opini saya mengenai persoalan yang kontroversial. Saya cenderung khawatir mengenai pandangan orang terhadap diri saya. Saya khawatir terhadap bagaimana orang-orang mengevaluasi pilihan-pilihan yang telah saya buat dalam hidup saya. Saya menilai diri saya berdasarkan apa yang saya anggap penting, bukan berdasarkan nilai-nilai yang orang lain anggap penting, Tuntutan dalam kehidupan sehari-hari sering membuat saya menyerah (down). Saya tidak terlalu cocok dengan orang-orang maupun masyarakat yang ada di sekitar saya. Jika saya merasa tidak bahagia dengan situasi kehidupan saya, saya akan mengambil langkah yang efektif untuk mengubahnya. Saya berhasil membangun tempat tinggal dan gaya hidup yang sesuai dengan keinginan saya. Saya cukup mampu menangani
50
34
37
28
33
35
29
38
39
41 42
44
52 43
banyaknya tanggung Jawab yang secara saya miliki dalam kehidupan maksimal sumber daya sehari-hari. Saya merasa tertekan karena yang ada
Mengembangk an diri melalui aktivitas fisik maupun mental
Tujuan Hidup
saya tidak sanggup menghadapi semua hal yang harus saya lakukan setiap harinya. Saya merasa frustrasi ketika mencoba untuk merencanakan aktivitas-aktivitas sehari-hari saya karena rencana tersebut tidak pernah dapat saya laksanakan. Secara umum, saya merasa bahwa saya dapat memegang kendali situasi dalam kehidupan saya. Saya biasanya dapat mengurus keuangan dan masalah pribadi saya dengan baik. Saya mampu mengatur waktu saya sehingga saya bisa menyelesaikan segala sesuatu dengan baik. Kehidupan sehari-hari saya sibuk tetapi saya mendapatkan kepuasan dengan berusaha menyelesaikan semuanya. Usaha-usaha saya untuk menemukan berbagai macam aktivitas dan relasi yang saya butuhkan sudah cukup berhasil. Saya mengalami kesulitan merencanakan hidup yang bisa memuaskan saya.
46
49
40
45
47
48
50
51
Adanya target Saya menjalani hidup hari demi dan tidak terlalu dan cita-cita hari memikirkan masa depan. dalam hidup
Saya cenderung untuk fokus pada masa kini, karena masa depan sering kali selalu membawa masalah bagi saya. Saya memiliki arah dan tujuan dalam hidup. Saya tidak tahu apa yang sebenarnya ingin saya capai dalam hidup ini. Saya senang menyusun rencana
51
54
55 56 58 60
Masa kini dan masa lalu memiliki makna
Adanya kepercayaan yang dapat membuat hidup lebih berarti
Pertumbuh an Pribadi
bagi masa depan dan bekerja untuk merealisasikannya. Saya merasa puas ketika saya memikirkan apa yang yang telah saya lakukan di masa lalu dan apa yang saya harapkan terjadi di masa depan. Kegiatan-kegiatan saya seharihari sering terkesan tidak penting bagi saya. Dulu saya menetapkan tujuantujuan bagi diri saya, tetapi sekarang hal tersebut tampak siasia. Tujuan-tujuan yang saya miliki dalam hidup telah menjadi sumber kepuasan dibandingkan frustrasi bagi diri saya. Pada analisa akhirnya, saya tidak yakin bahwa hidup saya cukup bermakna. Saya adalah orang yang secara aktif melaksanakan rencanarencana yang telah saya tetapkan bagi diri saya. Sebagian orang mengembara tanpa tujuan dalam hidupnya, tetapi saya bukan salah satunya. Saya merasa puas ketika saya memikirkan pencapaianpencapaian yang saya punya dalam hidup.
53
57
59
63
65
61
62
64
Perasaan yang Saya tidak tertarik dengan aktivitas-aktivitas yang bisa terus memperluas pandangan hidup berkembang
Melihat diri sebagai sesuatu
saya. Saya adalah tipe orang yang suka untuk mencoba hal-hal yang baru. Saya tidak mau mencoba hal-hal baru dalam melakukan sesuatu – hidup saya sudah baik adanya. Saya berhenti berusaha membuat kemajuan besar atau perubahan dalam hidup saya sejak lama. Menurut saya, orang dari berbagai usia memiliki kemampuan untuk terus
52
66
68 69 77 71
yang terus bertumbuh dan berkembang. Saya tidak menikmati berada berkembang
Menyadari potensi-potensi dalam diri Mampu melihat peningkatan dalam diri dari waktu-kewaktu
1.6
dalam situasi-situasi baru yang mengharuskan saya mengubah kebiasaan lama saya dalam melakukan sesuatu/bertindak. Bagi saya, hidup merupakan sebuah proses belajar, berubah, dan bertumbuh yang terjadi secara terus menerus. Secara umum, saya merasa saya terus belajar mengenai diri saya seiring berjalanya waktu. Ketika saya memikirkannya, saya belum banyak berkembang sebagai pribadi seiring tahuntahun berlalu. Seiring waktu, saya telah memperoleh banyak pencerahan mengenai hidup yang membuat saya menjadi pribadi yang lebih kuat dan mampu. Saya merasa bahwa saya telah banyak berkembang sebagai seorang pribadi seiring waktu. Saya senang bahwa pandangan saya telah berubah dan semakin matang seiring tahun berganti. Terdapat kebenaran dari perkataan kamu tidak bisa memberi pengajaran suatu hal/trik yang baru kepada mereka yang sudah tua.
74
75
67
70
72
73 76
78
Uji Validitas Item dan Reliabilitas Instrumen
1.6.1 Uji Validitas Item Validitas sebuah tes menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu bisa mengukur, dan validiatas sebuah tes memberitahu kita tentang apa yang bisa kita simpulkan dari skor-skor tes (Anastasi & Urbina, 1997). Dalam melaksanakan uji validitas instrumen MEIM-R dan PWBS penulis melakukan beberapa tahap
53
percobaan instrumen. Validitas yang digunakan adalah validitas nominal, validitas konstruk dan penghitungan koefisien validitas. Penjabaran setiap pelaksanaan uji validitas instrumen sebagai berikut : 1.6.1.1 Validitas Nominal Anastasi & Urbina (1997) menjelaskan validitas ini merujuk bukan pada apa yang benar-benar diukur oleh tes melainkan pada apa yang nampaknya diukur, validitas nominal berhubungan dengan apakah tes itu kelihatan valid bagi peserta yang
mengikutinya,
bagi
tenaga
administratif
yang
memutuskan
untuk
menggunakannya dan bagi pengamat lain yang tidak terlatih secara teknis. Usaha penulis untuk memenuhi validitas nominal dilakukan searah dengan pemenuhan koefisien korelasi tiap item instrumen. Instrumen penelitian juga diperbaiki terjemahannya dengan merujuk pada setiap hasil uji coba hingga didapatkan hasil paling baik. Selain itu, susunan instrumen dipilih dengan susunan urut sesuai dengan aspek penyusunnya, ini dilakukan karena pada uji coba instrumen tahap 1 dan 2 dengan menggunakan susunan item secara acak hasilnya sangat rendah corected item total correlation nya, serta banyak item yang mempunyai nilai negatif terutama pada instrumen PWBS. Selanjutnya pada tahap uji coba yang ke 3, 4, dan 5 susunan intrumen PWBS yang digunakan adalah urut sesuai dengan aspek penyusun instrumen. Dan didapatkan hasil pengujian validitas yang lebih baik daripada uji coba sebelumnya.
54
1.6.1.2 Validitas Konstruk Anastasi & Urbina (1997) menyebutkan validitas konstruk sebuah tes adalah lingkup sejauh mana tes bisa mengukur suatu konstruk atau sifat yang teoritis. Validasi konstruk juga membutuhkah akumulasi informasi secara bertahap dari berbagai sumber. Validitas konstruk pada kedua instrumen penelitian ini disesuaikan pada teori pengembangnya. Instrumen Multigroup Ethnic Identity Measure – Revised (MEIM-R) dinyatakan oleh Phinney & Ong (2007) mempunyai konstruksi 2 aspek penyusun yaitu eksplorasi dan komitmen dan setiap aspek mempunyai 3 buah item penyusun yang bersifat favorable. Sedangkan pada instrumen Psychologycal Well-Being Scale (PWBS) yang diberikan langsung oleh Ryff kepada penulis dibangun dari konstruksi enam aspek utama yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan
pertumbuhan pribadi. Pada setiap
aspeknya terdiri dari 14 item penyusun yang bersifat unfavorable. Pada tahap ke 5 dalam uji coba instrumen PWBS, masih didapati 3 korelasi yang negatif dari itemnya dalam aspek penyusun yang berbeda. Agar instrumen memiliki komposisi yang berimbang dalam konstruksinya dilakukan penghapusan 1 item pada setiap aspeknya. Sehingga jumlah item per aspeknya berjumlah 13 item.
1.6.1.3 Koefisien Validitas Kriteria untuk menentukan validitas instrumen digunakan pedoman dari Anastasi & Urbina (1997) yang menyatakan bahwa sebuah tes bisa memperbaiki 55
efisiensi prediktif jika tes itu menunjukkan korelasi apapun yang berarti (signifikan) dengan kriteria, seberapapun rendahnya. Dalam keadaan ini, bahkan validitas serendah 0,2 atau 0,3 bisa membenarkan dimasukannya tes ke dalam program seleksi. Dengan keterangan ini maka instrumen item dianggap valid jika mempunyai besaran koefisien korelasi positif. Hasil uji validitas instrumen MEIM-R dan PWBS seperti deskripsi tabel 3.6. berikut ini : Tabel 3.6. Uji Validitas Item PWBS Item
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Keterangan
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025
326.1304 325.4638 326.5362 325.2464 325.1884 325.8986 325.1014 325.7971 326.9275 325.9710 326.4638 326.0725 326.3768 325.7391 326.1594 325.1739 324.6667 326.0580 324.6957 326.2029 325.7391 326.1594 325.6232 325.3768 326.8116
1129.380 1124.311 1138.517 1125.277 1135.714 1128.004 1128.445 1128.723 1149.980 1107.882 1144.429 1119.186 1125.650 1128.666 1108.430 1115.705 1132.167 1123.879 1136.538 1126.458 1143.960 1125.871 1118.385 1138.797 1136.332
.346 .503 .291 .589 .332 .426 .510 .357 .152 .641 .146 .469 .399 .435 .523 .552 .454 .365 .448 .411 .285 .430 .483 .296 .291
.926 .925 .926 .925 .926 .926 .925 .926 .927 .924 .928 .925 .926 .926 .925 .925 .926 .926 .926 .926 .926 .926 .925 .926 .926
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
56
VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00054 VAR00055 VAR00056 VAR00057 VAR00058 VAR00059 VAR00060 VAR00061 VAR00062 VAR00063 VAR00064 VAR00065 VAR00066 VAR00067 VAR00068 VAR00069
325.3913 325.6377 325.8551 326.8261 325.4203 326.3043 325.6812 326.2029 325.6232 326.5217 326.9130 325.2464 326.3623 325.3768 325.5217 325.8986 325.5072 325.6232 325.3768 325.5362 325.7536 325.7971 325.3768 326.0580 325.6812 326.1304 326.1014 325.7826 325.2319 325.7246 324.5652 325.8261 325.1449 325.3768 325.0725 325.5797 325.3333 325.4638 325.5507 325.5652 324.9130 324.8841 325.1594 325.3478
1132.801 1125.146 1148.538 1145.234 1154.218 1127.038 1154.809 1128.458 1141.679 1143.988 1149.345 1142.394 1146.470 1146.356 1129.900 1129.887 1121.165 1136.591 1135.738 1134.135 1113.953 1136.341 1118.885 1115.232 1128.485 1117.409 1134.181 1137.937 1154.298 1145.173 1136.220 1135.469 1117.626 1105.797 1129.274 1118.277 1144.873 1139.517 1132.398 1120.632 1139.257 1149.310 1137.901 1137.965
.440 .449 .155 .171 .088 .391 .081 .347 .263 .179 .130 .278 .160 .196 .427 .329 .462 .434 .424 .354 .591 .311 .564 .494 .475 .541 .341 .282 .084 .190 .393 .271 .530 .687 .470 .546 .205 .318 .405 .476 .399 .342 .413 .312
57
.926 .925 .927 .927 .927 .926 .928 .926 .927 .927 .927 .926 .927 .927 .926 .926 .925 .926 .926 .926 .925 .926 .925 .925 .925 .925 .926 .926 .928 .927 .926 .927 .925 .924 .925 .925 .927 .926 .926 .925 .926 .926 .926 .926
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
VAR00070 VAR00071 VAR00072 VAR00073 VAR00074 VAR00075 VAR00076 VAR00077 VAR00078
326.4493 324.8841 324.7826 325.1884 326.3478 324.3478 324.9565 325.1014 326.3043
1139.457 1144.957 1145.379 1144.567 1126.230 1147.613 1144.425 1129.269 1134.803
.295 .294 .362 .291 .458 .337 .276 .433 .299
.926 .926 .926 .926 .925 .926 .926 .926 .926
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari tabel 3.6. dari 78 item pada item instrumen psychological well-being yang telah diuji dengan koefisien validitas yang ditunjukkan oleh corrected item to total correlation (besar nilai r) bernilai positif. Dikemukakan oleh Anastasi & Urbina (1997) yang menyatakan bahwa instrumen dinyatakan valid jika menunjukkan korelasi apapun yang berarti (signifikan) dengan kriteria, seberapapun rendahnya. Dari tabel 3.4. dapat dilihat bahwa setiap item instrumen psychological well-being memiliki nilai corected item total correlation positif. Dari hasil uji validitas tersebut dapat dinyatakan setiap item instrumen valid. Sedangkan uji validitas instrumen MEIM-R dapat dilihat pada tabel 3.7. berikut ini : Tabel 3.7 Uji Validitas Item MEIM-R
Item
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Keterangan
VAR00001
16.6232
6.532
.402
.770
Valid
VAR00002
16.3043
5.921
.509
.747
Valid
VAR00003
16.3478
5.436
.587
.726
Valid
VAR00004
16.4638
5.870
.561
.735
Valid
VAR00005
16.3478
5.730
.489
.753
Valid
VAR00006
16.3188
5.397
.593
.724
Valid
Dari tabel 3.7. dari 6 item pada item instrumen ethnic identity yang telah diuji dengan koefisien validitas yang ditunjukkan oleh corrected item to total correlation (besar nilai r) bernilai positif. Dikemukakan oleh Anastasi & Urbina (1997) yang 58
menyatakan bahwa instrumen dinyatakan valid jika menunjukkan korelasi apapun yang berarti (signifikan) dengan kriteria, seberapapun rendahnya. Dari tabel 3.7. dapat dilihat bahwa setiap item instrumen ethnic identity memiliki nilai corected item total correlation positif. Dari hasil uji validitas tersebut dapat dinyatakan setiap item instrumen valid. 1.6.2
Uji Reliabilitas Guna menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria yang
dikemukakan oleh George & Mallery (1995) sebagai berikut : α > 0,9 sangat bagus ( excellent) α > 0,8 dikatakan bagus ( good) α > 0,7 dapat diterima (acceptable) α > 0,6 dapat dipertanyakan ( questionable) α > 0,5 jelek ( poor) α < 0,5 tidak adapat diterima ( unacceptable) Tabel 3.8. Reliabilitas PWBS Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .927 78
Tabel 3.8. diperoleh angka koefisien Alpha Cronbach’s = 0,927. Menurut George dan Mallery (1995) angka tersebut termasuk dalam tingkat reliabilitas sangat bagus (very good). Untuk itu, Psychological Well-Being Scale PWBS yang disusun
59
oleh Ryff (1989) dapat digunakan. Sedangkan uji reliabilitas instrumen MEIM-R sebagai berikut : Tabel 3.9. Reliabilitas MEIM-R Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .777 6
Tabel 3.9. diperoleh angka koefisien Alpha Cronbach’s = 0,777. Menurut George dan Mallery (1995) angka tersebut termasuk dalam tingkat reliabilitas dapat diterima (acceptable). Untuk itu, Multigroup Ethnic Identity Measure – Revised yang disusun oleh Phinney & Ong (2007) dapat digunakan. 1.7
Teknik Analis Data Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik untuk
melihat keterkaitan antar variabel. Dalam analisa secara deskriptif, data yang diperoleh dari responden ditabulasi, diolah, dan dideskripsikan. Sebelum menentukan jenis statistik yang digunakan dalam penelitian, maka dilakukan uji normalitas data. Dalam menguji normalitas data metode yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov. Metode Kolmogorov-Smirnov merupakan metode penguji normalitas data yang ada pada perangkat lunak SPSS. Metode ini melihat distribusi data yang ada dibandingkan dengan data dari distribusi yang normal. Apabila hasil penghitungan tidak signifikan (p>0,05) maka dapat dikatakan bahwa distribusi dari data yang ada tidak berbeda secara signifikan dengan distribusi normal (dapat dikatakan data 60
normal). Namun Apabila hasil penghitungan signifikan (p<0,05) maka dapat dikatakan bahwa distribusi dari data yang ada berbeda secara signifikan dengan distribusi normal (dapat dikatakan data tidak normal). (Field 2006). Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.10. Kolmogorov-Smirnov Test ETHNIC IDENTITY PSI WELLBEING N Normal Parametersa
124 21.2097 3.07963 .105 .103 -.105 1.173 .128
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
124 336.3306 32.72545 .056 .056 -.034 .628 .826
Dari tabel 3.9. dapat dilihat bahwa dari 124 responden data ethnic identity dan psychological well-being melalui metode Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil Asymp. Sig. (2-tailed) ethnic identity sebesar 0,128 > 0,05 dan psychological wellbeing 0,825 > 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan sebaran data ethnic identity dan psychological well-being adalah berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas, didapatkan data kedua variabel penelitian yaitu ethnic identity dan psychological well-being berdistribusi normal, maka penulis dapat menggunakan statistik parametrik dalam pengukuran korelasinya. Metode penghitungan yang digunakan adalah korelasi Pearson. Field (2006) menjelaskan
61
bahwa korelasi Pearson digunakan pada data rasio dan interval, korelasi Pearson juga akurat digunakan untuk mengukur hubungan linear dua variabel. Bantuan perangkat lunak SPSS 16.0 digunakan untuk mengolah semua data.
62