17
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gunung Putri Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor yang dilakukan di dua lokasi yaitu dilakukan di Rukun Warga (RW) 06 yang akan mewakili lokasi dengan kerapatan vegetasi tinggi dan Rukun Warga (RW) 03 yang akan mewakili kerapatan vegetasi rendah. Penelitian dilakukan pada bulan Juli- Agustus 2012. 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuks mendukung penelitian ini adalah roolmeter, pita ukur, hagahypsometer, tally sheet, HemisphericalView Canopy Analyzer dan kuesioner. 3.3 Jenis Data Data yang diambil terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan, pengukuran serta wawancara di lapangan. Data sekunder dikumpulkan sebagai data penunjang penelitian. 3.3.1
Jenis data untuk mengetahui pencemaran di lokasi penelitian Jenis data untuk mengetahui pencemaran di lokasi penelitian merupakan
data sekunder yang diambil dari Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Bogor dan studi literatur terhadap penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Data pencemaran yang terdapat di lokasi penelitian berupa
pencemaran udara ambien yang terjadi di lokasi penelitian. BLHD Kabupaten Bogor melakukan pemantauan udara setiap enam bulan sekali.
Lokasi
pemantauan udara yang dilakukan BLH dan dekat dengan lokasi penelitian antara lain di depan Pintu Tol Gunung Putri dan di Kawasan CCIE Cietereup. 3.3.2
Jenis data untuk mengetahui potensi kemampuan pekarangan dalam menjerap dan menyerap zat pencemar Jenis data untuk mengetahui potensi kemampuan pekarangan dalam
menjerap dan menyerap zat pencemar berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang diambil berupa parameter vegetasi yaitu luas proyeksi tajuk, luas
18
tajuk dan leaf area index (LAI). Data sekunder berupa hasil penelusuran pustaka penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mendukung penelitian. Pengukuran parameter vegetasi dilakukan untuk mengetahui kerapatan vegetasi yang terdapat di kedua lokasi penelitian sehingga terlihat jelas perbedaan kerapatan vegetasi. Pengukuran parameter vegetasi berupa luas proyeksi tajuk, luas tajuk dan leaf area index (LAI) dilakukan untuk mengetahui kemampuan pekarangan dalam mereduksi zat pencemar yang terjadi di lokasi penelitian. Kriteria pohon yang digunakan merupakan hasil modifikasi Wyatt- Smith (1963) yang diacu dalam Soerianegara dan Indrawan (2002) yaitu tumbuhan berkayu yang mempunyai batang utama dengan dahan dan ranting jauh di atas tanah serta mempunyai diameter diatas 10 cm. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang telah dilaksanakan oleh Prasetyo (2007) di Desa Jabon Parung, Kabupaten Bogor. Pengklasifikasian kerapatan vegetasi pada lokasi penelitian didasarkan pada perhitungan kerapatan pohon dan dilakukan secara visual yang terdapat di lokasi penelitian. Pengklasifikasian kerapatan secara visual dilakukan dengan mengamati secara umum keberadaan fisik pohon pada kedua lokasi penelitian. Semakin banyak jumlah pohon yang terdapat di lokasi penelitian maka lokasi penelitian semakin rapat. Pengklasifikasi tingkat kerapatan pohon juga dilakukan dengan menghitung kerapatan pohon per hektar sehingga akan diperoleh RW yang mempunyai kerapatan vegetasi tinggi dan RW dengan kerapatan vegetasi rendah. 3.3.3 Data untuk mengetahui nilai ekonomi pekarangan Pencemaran yang terjadi di sekitar lokasi penelitian diduga menimbulkan berbagai penyakit yang mengganggu kesehatan manusia (Satriyo 2008). Dampak pencemaran terhadap kesehatan manusia menyebabkan masyarakat harus mengeluarkan biaya yang lebih untuk dampak pencemaran ini. biaya tersebut meliputi biaya untuk pengobatan, biaya untuk pencegahan (preventif) dari penyakit dan pendapatan yang hilang karena sakit. Jenis data yang dibutuhkan untuk dapat mengetahui nilai ekonomi pekarangan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara kepada masyarakat yang berada di kedua lokasi penelitian.
19
Data yang ditanyakan berupa penyakit yang diduga akibat pencemaran udara selama satu tahun terakhir, jenis penyakit yang diderita selama satu tahun terakhir, pengobatan yang diakukan, lokasi berobat, pekerjaan, rata-rata penghasilan dalam 1 hari, tindakan pencegahan yang dilakukan agar terhindar dari penyakit, rata-rata hari kerja yang ditinggalkan karena sakit. Data sekunder diperoleh dengan studi laporan tahunan Puskesmas Keranggan yang menjadi rujukan masyarakat Desa Gunung Putri untuk berobat serta biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk berobat. 3.3.4 Persepsi masyarakat terhadap pekarangan Jenis data yang dibutuhkan untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang permasalahan lingkungan dan pekarangan diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner kepada responden.
Selain itu karakteristik sosial
masyarakat juga dicatat sebagai data pendukung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat terhadap vegetasi yang ada di pekarangan. Jumlah responden yang akan digunakan adalah 30 orang untuk masing-masing RW. Data sekunder yang dibutuhkan untuk mendukung berupa data demografi Desa Gunung Putri yang diperoleh dari kantor desa serta data kesehatan masyarakat yang diperoleh dari dari Puskesmas Kecamatan Gunung Putri. 3.3.5 Valuasi Penghitungan valuasi hutan kota di lakukan dengan metode perpindahan manfaat (benefit transfer method) dan metode produktivitas (productivity method) (Djajadiningrat 2011). 3.4 Metode Pengambilan Data 3.4.1 Penentuan lokasi penelitian Lokasi penelitian ditentukan dengan mempertimbangkan kriteria seperti berikut: 1. Kerapatan vegetasi yang berbeda Perbedaan ini digunakan untuk melihat pengaruh keberadaan vegetasi terhadap kesehatan masyarakat karena vegetasi dapat menjerap partikel debu yang ada di lingkungan (Dahlan 2004).
20
2. Arah angin yang sama dari sumber pencemar Arah angin menjadi faktor penting dalam analisis daerah penerima pencemaran udara (Sofiati 2006). Arah angin dapat berpengaruh terhadap kadar pencemaran yang diterima oleh setiap tempat. Arah dan kecepatan angin akan menyebarkan zat pencemar secara konveksi (Satriyo 2008). 3. Jarak yang sama dari sumber pencemaran Debu dari sumber pencemar akan menyebar di daerah sekitar. Jarak antara lokasi dengan sumber pencemars akan mempengaruhi kadar pencemaran yang akan diterima oleh lokasi tersebut. Ketiga kriteria di atas dapat digambarkan dengan sketsa pada Gambar 3.
1 km
Lokasi kerapatan vegetasi rendah RW 03
Sumber pencemar 1 km Lokasi kerapatan vegetasi tinggi RW 06
Gambar 3 Sketsa kriteria lokasi penelitian. Desa Gunung Putri, Kecamatan Gunung Putri dipilih karena lokasi ini merupakan kawasan padat perindustrian, pemukiman dan transportasi. Desa ini juga berbatasan dengan pabrik industri semen dengan kapasitas produksi 3,1 ton pertahun yaitu PT. Indocement Tunggal Perkasa, Tbk (PT. Indocement 2010). Penggunaan Desa Gunung Putri sebagai lokasi penelitian diharapkan dapat mewakili kawasan industri.
Pemilihan sampel lokasi penelitian RW 06
diharapkan dapat mewakili lokasi dengan kerapatan vegetasi tinggi dan RW 03 diharapkan apat mewakili lokasi dengan kerapatan vegetasi rendah. Pemilihan
sampel
pekarangan
menggunakan
SPPT-PBB
(Surat
Pemberitahuan Pajak Terhutang - Pajak Bumi Bangunan) 2012 Desa Gunung Putri kemudian dari SPPT dikelompokkan menjadi tipe pekarangan dengan luas 1-500 m2, 501-1000 m2, 1001-2000 m2 dan >2000 m2 (Prasetyo 2006).
21
Pengambilan sampel akan dilakukan sebanyak 10% dari jumlah masingmasing kelompok luasan pekarangan pengambilan sampel ini sesuai dengan panelitian yang dilaksanakan Prasetyo (2007).
Pada penelitian ini analisis
vegetasi dilakukan pada sepuluh pekarangan RW 03 dengan luasan 0-500 m2 dan lima pekarangan dengan luasan 501-1000 m2 sedangkan di atas 1000 m2 tidak terdapat di RW 03. Pekarangan yang digunakan di RW 06 berjumlah 19 sampel pekarangan dengan luas 0-500 m2, tiga sampel pekarangan dengan luasan 5011000 m2, tiga sampel pekarangan dengan luasan 1001-2000 m2 serta satu sampel pekarangan dengan luasan lebih dari 2001 m2 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 5. 3.4.2 Pengukuran parameter vegetasi Pengukuran parameter vegetasi dilakukan pada pekarangan yang sudah terpilih sebagai sampel. Pengukuran parameter vegetasi dilakukan untuk pohon dengan diameter diatas 10 cm hal ini sesuai dengan Wyatt- Smith (1963) yang diacu dalam Soerianegara dan Indrawan (2002). Parameter vegetasi yang diukur berupa luas proyeksi tajuk, leaf area index (LAI) dan tinggi pohon. Kerapatan daun berhubungan erat dengan kemampuan pekarangan dalam mereduksi zat pencemar terutama partikel debu (Sitompul 1995 diacu dalam Septiyani 2010). Kerapatan daun yang semakin tinggi akan menyebabkan total luas daun juga akan semakin tinggi. Pengukuran luas proyeksi tajuk dilakukan dengan cara mengukur diameter tajuk terpanjang dan 900 dari pusat pohon sebagai tajuk terpendek. Pengukuran tajuk ini menggunakan rool meter dan kompas.
Hal ini dilakukan untuk
mengetahui luas tajuk pohon di kedua lokasi penelitian. Sedangkan pengukuran LAI dilakukan dengan menggunakan alat Hemispharical canopy Analyzer (HemiView). Hemispharical canopy merupakan teknik untuk mempelajari tajuk pohon dengan menggunakan kamera dan meletakkan kamera dibawah tajuk pohon atau di lokasi yang lebih rendah (Jonkheere et al. 2000). Cara kerja alat ini menyerupai kamera digital yang dilengkapi dengan program khusus untuk memotret
tajuk
pohon.
Pengukuran
tinggi
pohon
menggunakan
alat
hagahysometer. Diamater pohon merupakan parameter vegetasi tambahan yang diukur menggunakan pita ukur.
22
3.4.3 Dampak pencemaran udara terhadap masyarakat Pencemaran udara yang terjadi di lingkungan akan mempengaruhi kualitas udara dan kesehatan masyarakat sehingga pengambilan data ini bertujuan untuk mengetahui dampak pencemaran udara bagi kesehatan masyarakat. Pengambilan data ini berupa biaya pengobatan yang dilakukan masyarakat, pencegahan dari sakit yang serta pendapatan yang hilang karena sakit yang diduga karena pencemaran udara.
Metode pengambilan data dilakukan dengan wawancara
menggunakan kuesioner kepada 30 orang setiap RW sehingga jumlah total responden berjumlah 60 orang.
Selain itu pengambilan data juga dilakukan
dengan penelusuran data di Puskesmas Kecamatan Gunung Putri dan di Kantor Desa Gunung Putri.
Kriteria responden yang digunakan adalah responden
tersebut tidak bekerja sehari-hari di sumber pencemar yaitu pabrik semen. Hal ini disebabkan karena orang yang sudah bekerja sehari-hari di sumber pencemar (pabrik semen) akan terpapar zat pencemar terlebih dahulu sebelum berada di rumah. 3.4.4 Persepsi
masyarakat
terhadap
permasalahan
lingkungan
dan
pekarangan Pengambilan data ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat tentang masalah lingkungan dan keberadaan pekarangan. Metode pangambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner kepada masyarakat yang bertempat tinggal di RW 03 dan RW 06. Jumlah responden yang digunakan yaitu 60 responden dari kedua lokasi penelitian. Responden diminta memberikan tanggapan terkait dengan permasalahan lingkungan dan keberadaan pekarangan yang merupakan salah satu bentuk RTH. 3.5 Pengolahan dan Analisis Data 3.5.1 Potensi pencemaran yang terdapat di lokasi penelitian Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk dapat menjelaskan pencemaran yang terjadi di lokasi penelitian. Hal ini akan mempermudah dalam menjelaskan tentang potensi pencemaran yang terjadi di lokasi penelitian.
23
3.5.2 Potensi kemampuan pekarangan dalam mereduksi zat pencemar Potensi kemampuan pekarangan mereduksi pencemaran dapat dilakukan dengan pendugaan data.
Data yang diambil berupa parameter vegetasi yang
diduga mempengaruhi konsentrasi zat pencemar. Parameter vegetasi tersebut antara lain Luas proyeksi tajuk, LAI dan tinggi pohon.
Analisis data yang
digunakan untuk parameter vegetasi yaitu: a. Luas proyeksi tajuk Penghitungan luas proyeksi tajuk menggunakan Ms excel. Menurut Loveless (1989) diacu dalam Septiyani (2010) rumus yang digunakan untuk analisis luas proyeksi tajuk yaitu Luas Proyeksi Tajuk (m2) = Dengan pengertian: : Konstanta hitung (3,14 atau
)
D1 : Tajuk terpanjang (m) D2 : Tajuk terpendek (m) b. Leaf Area Index (LAI) LAI merupakan perbandingan luas penampang daun dengan luas tanah yang ditutupi Campbell (1986),Wood (2001) diacu dalam Septiyani (2010). Analisis data ini menggunakan Hemiview 2.1 Canopy Analysis Software. Hemiview ditempatkan di bawah tajuk pohon dengan mencakup seluruh tajuk pohon kemudian memotret tajuk pohon tersebut.
a
b
Gambar 4 (a) HemiView ditempatkan dibawah tajuk pohon; (b) Hasil photo tajuk pohon
24
c. Luas tajuk Luas tajuk merupakan salah satu parameter vegetasi yang diduga akan mempengaruhi konsetrasi zat pencemar di udara. Perhitungan luas tajuk menggunakan Ms excel. Rumus yang digunakan yaitu: Luas tajuk = Luas proyeksi tajuk x LAI d. Kerapatan vegetasi Perhitungan kerapatan pohon digunakan untuk mengetahui perbedaan kerapatan pohon di kedua lokasi penelitian. Perhitungan ini menggunakan Ms excel dengan rumus: Kerapatan pohon = Dengan pengertian: N: jumlah pohon L : luas area (hektar) e. Potensi penyerapan pekarangan Perhitungan
ini
menggunakan
data
sekunder
hasil
penelitian
sebelumnya. Rumus yang digunakan menurut Dahlan (2004) yaitu B = luas tajuk pohon di lokasi penelitian x serapan zat pencemar oleh tajuk pohon. Data penyerapan zat pencemar oleh tajuk yang dimaksud menggunakan data sekunder hasil penelitian Smith (1981) diacu dalam Dahlan (2004). 3.5.5
Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan manusia Pendugaan nilai dampak pencemaran udara dapat dianalisis menggunakan
pendugaan jumlah penderita dan hilangnya pendapatan karena sakit. Nilai ini menurut Fuady (2003) dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Biaya pengobatan
= Jumlah warga penyakit a x biaya pengobatan penyakit a
Biaya Pencegahan
= Tindakan pencegahan x jumlah warga yang melakukan x biaya yang dikeluarkan
Hilangnya pendapatan = jumlah warga x rata-rata jumlah hari kerja yang ditinggalkan pada pekerjaan b x gaji per hari Perhitungan di atas akan dihitung per kapita per tahun. Nilai di atas akan dibandingkan antara RW 06 dan RW 03. Pengobatan dilakukan 3 kali karena
25
dengan asumsi ini pasien sudah sembuh (Asrafy 2008). Standar pengobatan yang digunakan merupakan standar pengobatan di rumah sakit swasta dengan menggunakan obat generik. Biaya pencegahan merupakan kesediaan membayar oleh masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan. Perhitungan biaya ini dilakukan dengan menggunakan harga standar vitamin yang sering digunakan oleh masyarakat. Perhitungan pendapatan yang hilang dihitung berdasarkan pada hari kerja yang
ditinggalkan.
Jenis
penyakit
yang
berbeda
membutuhkan
waktu
penyembuhan yang berbeda selain itu kecepatan sembuh juga dipengaruhi oleh kondisi masing-masing penderita.
Melihat kondisi ini maka hari kerja yang
ditinggalkan dihitung 1 hari yaitu hari yang ditinggalkan untuk berobat (Fuady 2003).
Standar gaji yang digunakan untuk karyawan adalah UMR (Upah
minimum regional) Kabupaten Bogor sedangkan wiraswasta diasumsikan sama dengan pendapatan pedagang kelontong karena rata-rata penduduk di kedua RW ini adalah pedagang kelontong. 3.5.6
Valuasi pekarangan Penghitungan valuasi pekarangan dapat dilakukan dengan mencari selisih
nilai dari dua lokasi penelitian yang berbeda (Santosa 2005). Perbedaan ini dilihat dari dampak pencemaran yang terdapat di lokasi penelitian dengan vegetasi rapat dan vegetasi yang tidak rapat. Nilai berupa biaya dampak pencemaran udara yang meliputi biaya pengobatan, biaya pencegahan terhadap penyakit serta pendapatan yang hilang akibat penyakit. Nilai yang dihasilkan berupa nilai relatif vegetasi dimana nilai ini akan terus berubah sesuai dengan manfaat ekologi yang diberikan oleh vegetasi tersebut. Nilai ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus: VP= Z1 - Z Dengan pengertian : VP
= Nilai ekonomi pekarangan
Z
= Biaya dampak pencemaran udara di kerapatan vegetasi tinggi
Z1
= Biaya dampak pencemaran udara di kerapatan vegetasi rendah