BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Kampung Adat Kuta Desa Karangpaningal Kabupaten Ciamis Jawa Barat merupakan lokasi dimana kesenian Ronggeng Kaleran berasal. Pada penelitian lapangan ini, peneliti langsung datang ke lokasi penelitian pada saat masyarakat Kampung Adat Kuta akan menyelenggarakan upacara Nyuguh.
Upacara tersebut biasa masyarakat kampung adat
selenggarakan setiap tahunnya.
Peneliti memilih lokasi dan situasi
upacara tersebut karena Ronggeng Kaleran tumbuh dan berkembang di Kampung Adat Kuta, serta pernah dipertunjukan saat upacara Nyuguh.
2. Subjek Penelitian Dengan beberapa pertimbangan atas kelayakan dalam memberikan pemahaman tentang masalah yang akan di teliti, sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian, subjek dalam penelitian ini adalah Ronggeng Kaleran yang berada di Kampung Adat Kuta. Mengingat Kampung Adat Kuta merupakan tempat dimana kesenian ronggeng tersebut berasal. Penelitian ini melibatkan beberapa tokoh masyarakat adat sebagai bagian dari sumber informasi bagi peneliti menyangkut Ronggeng Kaleran yang pernah disajikan dalam upacara Nyuguh. Peneliti memilih Ronggeng Kaleran karena kesenian tersebut lahir dan berkembang di kalangan masyarakat adat kemudian pernah pula disajikan dalam upacara
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
26
adat Nyuguh yang merupakan tradisi penting masyarakat Kampung Adat Kuta. Kesenian tersebut juga kini kesulitan dalam tahap pewarisan karena sulitnya peminat dengan alasan berbagai faktor, sehingga peneliti merasa perlu untuk mengkaji lebih dalam mengenai kesenian tersebut.
B. Metode Penelitian Sebuah penelitian memiliki beberapa kegunaan tergantung pada tujuan mengapa sebuah penelitian dilaksanakan, serta bagaimana cara peneliti dalam proses pengumpulan data dan analisis informasi data logis. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan
pendekatan kualitatif.
metode
deskriptif
analisis
dengan
menggunakan
Penelitian ini juga biasa disebut dengan penelitian
naturalistik sehingga dalam penelitian peneliti tidak memanipulasi setting penelitian, kondisi dan objek sesuai dengan kejadian, komunitas, dan interaksi yang terjadi secara alamiah.
peneliti merupakan instrumen utama dalam
penelitian karena peneliti tidak hanya meneliti tapi juga terlibat langsung dalam penelitian, mengobservasi serta mnganalisis sebuah fenomena yang terjadi kemudian menyimpulkan sebuah penelitian. Moleong (2010, hlm. 6) menyatakan bahwa: “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.” Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif.
Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
27
sementara pada saat penelitian berlangsung untuk kemudian dianalisis. Analisis yaitu menafsirkan berbagai gejala yang terjadi pada saat penelitian atau menyusun fakta untuk kemudian dapat menarik kesimpulan.
Dengan
menggunakan metode deskriptif analisis, peneliti terjun langsung ke lapangan dengan maksud untuk mendeskripsikan berbagai masalah yang ditemui di lapangan menggunakan data-data yang diperoleh dan sedang terjadi pada masa sekarang, untuk kemudian menyusun hasil penelitian dan mengambil kesimpulannya.
C. Definisi Operasional Untuk menyamakan persepsi mengenai judul yang dipergunakan dalam penelitian, maka peneliti akan menjelaskan istilah yang ada dalam judul penelitian yakni Ronggeng Kaleran Dalam Upacara Nyuguh di Kampung Adat Kuta. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mempublikasikan salah satu kesenian tari tradisional dari Kampung Adat Kuta Ciamis.
Dimana akan
membahas mengenai fungsi, bentuk, dan simbol pada Ronggeng Kaleran dalam upacara Nyuguh. Ronggeng secara umum ialah wanita yang tugasnya menari dan bernyanyi di arena seni rakyat. Kaleran menunjukan gaya pada sebuah tarian. Kaleran dalam masyarakat Sunda menunjukan arah kaler (Utara).
Istilah kaleran biasa
digunakan pada gaya tari-tarian tradisional Sunda. Upacara Nyuguh merupakan suatu upacara ritual tradisional Adat Kampung Kuta yang biasa diselenggarakan pada tanggal 25 shapar setiap tahunnya. Maksud dari upacara Nyuguh ini ialah bentuk rasa syukur dan rasa hormat masyarakat Kuta terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan leluhur Kampung Adat Kuta yang mereka percayai telah menjaga dan memberi rejeki kepada masyarakat kampung adat tersebut.
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
Menarik jika mengingat bahwa kesenian tersebut pernah disajikan dalam upacara Nyuguh yakni ritual wajib masyarakat adat Kuta, maka terdapat beberapa kemungkinan mengenai fungsi dari tarian tersebut.
Melalui bentuk yang
memiliki simbol-simbol pemberi makna maka kesenian Ronggeng Kaleran memberi ruang untuk peneliti mengkaji lebih mendalam mengenai hal tersebut. D. Instrumen Penelitian Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena alam atau sosial. Sebagaimana diketahui bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan mendapatkan informasi tentang variasi karakteristik variabel secara objektif (suharsaputra,uhar. 2012: 98). Maka peneliti sebagai instrumen utama dalam penelitian harus pandai membaca situasi dan kondisi saat penelitian berlangsung. Serta tetap konsisten pada bahan penelitian yang sudah dirancang. Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data-data dalam sebuah penelitian, peneliti memerlukan adanya sebuah alat bantu yang dimana alat tersebut akan membantu peneliti dalam melakukan penelitian dalam hal pengumpulan data. a. Pedoman Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung dilapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini peneliti perlu mengunjungi lokasi penelitiannya
untuk
mengamati berbagai hal atau kondisi yang ada dilapangan. Dengan observasi kita dapat memperoleh gambaran tentang kehidupan sosial yang sukar untuk diketahui dengan metode lainnya.
Observasi ini dilakukan di Desa
Karangpaningal tepatnya di Kampung Adat Kuta Ciamis Jawa Barat. Observasi dilakukan sebagai tambahan referensi mengenai bagaimana fungsi,
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29
bentuk, serta simbol yang terdapat pada Ronggeng Kaleran dengan menemui beberapa tokoh terutama penari ronggeng tersebut. b. Pedoman Wawancara Wawancara merupakan proses menggali informasi dengan bertanya langsung terhadap responden. Wawancara merupakan bagian terpenting dalam setiap survey.
Tanpa wawancara peneliti akan kehilangan informasi yang
hanya dapat diperoleh dengan bertanya langsung terhadap responden. Pada penelitian, wawancara dapat berfungsi sebagai metode primer, pelengkap, atau sebagai kriterium. Instrumen wawancara yang terstruktur digunakan peneliti untuk mengetahui berbagai informasi yang akurat melalui beberapa narasumber terpercaya. Wawancara ini menanyakan seputar fungsi, bentuk, serta simbol pada Ronggeng Kaleran dalam upacara Nyuguh.
Adapun
narasumber yang digunakan dalam penelitian ini yakni: Bapak Warsim Setiaman selaku Ketua Adat Kampung Kuta, Bapak Maryono selaku Juru Kunci Kampung Adat Kuta, Ibu Idar Tarsih sebagai penari Ronggeng Kaleran, Bapak Surya selaku ketua RT sekaligus ketua lingkung seni di Kampung Adat Kuta, serta beberapa sesepuh dan masyarakat Kampung Adat Kuta. c. Pedoman Dokumentasi Pedoman dokumentasi dimaksudkan untuk mendokumentasikan kegiatan pada saat peneliti melakukan observasi, agar hasil observasi dan wawancara bisa disesuaikan.
Aspek yang di dokumentasikan yaitu kegiatan upacara
Nyuguh dari awal hingga akhir, apa saja yang ditampilkan pada upacara tersebut, bagaimana prosesnya.
Hasil dari dokumentasi tersebut dapat
memperkuat penelitian.
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30
d. Pedoman Pustaka Pedoman pustaka yang digunakan memberikan konsep atau teori dalam penelitian sehingga penelitian ini terarah dengan benar. Pedoman pustaka ini bertujuan untuk memperkuat data peneliti yang telah di dapatkan melalui hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai Ronggeng Kaleran dalam upacara Nyuguh.
Penelitipun dapat membandingkan dengan hasil-hasil
penelitian yang terdahulu seputar mengenai ronggeng, Kampung Adat Kuta, dan upacara Nyuguh itu sendiri. Dengan mengkaji dan menelaah buku yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas sehingga akan diperoleh keterkaitan antara teori dan tujuan penelitian tersebut. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan hal yang paling utama pada proses penelitian. Sejalan dengan yang di ungkapkan oleh Sugiyono (2014, hlm. 308) bahwa “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitina dalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan”.
Pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini di peroleh dengan beberapa teknik sebagai berikut: a. Observasi Observasi yaitu penelitian dengan cara pengamatan langsung ke lapangan dengan tujuan untuk memperoleh data dan informasi. Observasi dilakukan di Kampung Adat Kuta di Desa Karangpaningal Kabupaten Ciamis. Observasi dilakukan pada tanggal 14 Desember 2014 pada saat upacara Nyuguh diselenggarakan. Pada observasi ini peneliti bertemu dengan beberapa tokoh
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
masyarakat di Kampung Adat Kuta, diantaranya Ketua Adat, Juru Kunci, dan beberapa sesepuh lainnya. Observasi ini seputar upacara Nyuguh, kesenian, dan sejarah Kampung Adat Kuta. Observasi dilakukan sebagai tambahan referensi mengenai bagaimana fungsi, bentuk, dan simbol-simbol yang terdapat pada kesenian Ronggeng Kaleran dalam upacara Nyuguh di Kampung Adat Kuta. b. Wawancara Wawancara merupakan langkah awal peneliti dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam penelitian.
Wawancara dilakukan kepada
narasumber atau orang-orang yang dianggap dapat menunjang sebagai sumber informasi data yang diperlukan oleh peneliti. Wawancara dilakukan dengan melontarkan beberapa pertanyaan baik dalam bentuk wawancara terstruktur maupun semi terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan
dengan
menggunakan
pertanyaan-pertanyaan
yang
sudah
dipersiapkan sebelumnya, sesuai dengan lingkup permasalahan penelitian yang akan digali informasinya. Adapun peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur, yakni merupakan wawancara dengan pertanyaan umum dengan cakupan topik yang luas. Dalam pelaksanaanya tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan, namun dalam pelaksanaanya lebih bersifat fleksibel. Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 14 Desember 2014 dalam ritual upacara Nyuguh. Wawancara dilakukan kepada beberapa narasumber, antara lain: a. Warsim Setiaman
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
Selaku Ketua Adat dari Kampung Kuta.
Berdasarkan hasil
wawancara dengan Bapak Warsim Setiaman diperoleh data mengenai seluk beluk Kampung Adat Kuta, mulai dari aturan adat, kearifan lokal, mayoritas pekerjaan masyarakat adat Kuta, sejarah dan sistem pemerintahan dalam masyarakat adat. b. Maryono Sebagai Juru Kunci dari Kampung Adat Kuta yang memiliki garis keturunan dari Aki Bumi yakni Juru Kunci pertama di Kampung Adat Kuta yang memiliki kewenangan atas Hutan Larangan (Leuweung Gede). Berdasarkan hasil wawancara dengan Juru Kunci akan diperoleh data mengenai hukum adat, proses ritual Nyuguh, seluk beluk Leuweung Gede, norma dan adat istiadat yang harus dipatuhi oleh masyarakat Kuta. c. Jajaran Sesepuh Kampung Adat Kuta Dalam kegiatan upacara Nyuguh yang dibuka untuk umum ini cukup mendatangkan minat dari masyarakat luar Kampung Adat Kuta untuk datang dan mengikuti prosesi Nyuguh dari awal hingga akhir acara. para pengunjung yang datang di sambut dengan sangat baik di aula kampung. Dipimpin oleh Ketua Adat Kampung Kuta dan para sesepuh kampung lainnya dengan arif mereka menyambut para tamu yang datang dan memberikan keleluasaan dari para tamu untuk berdiskusi santai dengan para sesepuh.
Dari diskusi singkat ini
peneliti mendapatkan data keseluruhan mengenai apapun yang terdapat dalam masyarakat Kampung Adat Kuta, mulai dari ritual
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
Nyuguh, sejarah, kepercayaan yang dianut, pekerjaan, dan semua hal yang menyangkut Kampung Adat Kuta. Dalam kegiatan Nyuguh ini juga peneliti melakukan wawancara ke beberapa anggota masyarakat Kampung Adat Kuta, seputar upacara Nyuguh dan kesenian Ronggeng Kaleran-nya, yang ternyata mengalami penurunan minat dari penerusnya. Dikarenakan tokoh atau pelaku Ronggeng senior sedang berada di luar kota, maka peneliti tidak dapat melakukan studi wawancara dengan tokoh Ronggeng Kaleran pada saat upacara Nyuguh. Peneliti kemudian melakukan survey pada wawancara kedua, yakni pada tanggal 21 Maret 2015 wawancara dilakukan terhadap beberapa narasumber baru, diantaranya: a. Idar Tarsih Tokoh asli Ronggeng Kaleran di Kampung Adat Kuta yang hingga kini masih aktif me-ronggeng meskipun kini usianya sudah menginjak 50 tahun.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Idar peneliti
mendapatkan data mengenai berbagai hal yang menyangkut Ronggeng Kaleran. b. Pemangku Agama/Ustadz Masyarakat adat Kuta merupakan mayoritas pemeluk agama Islam. selain mereka mempercayakan seluruh tatanan kehidupan tradisi masyarakat Kuta terhadap Juru Kunci mereka juga mempercayai kehadiran ustadz sebagai bagian dari penasihat agama. Melalui hasil wawancara dengan pemangku agama didapat data mengenai
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
kepercayaan masyarakat Kampung Adat Kuta dan keterkaitan antara agama dan tradisi yang mereka anut terutama dalam hal pandangan mengenai kesenian Ronggeng Kaleran. Wawancara selanjutnya dilakukan pada tanggal 15 September 2015. Pada tahap ini peneliti mencari data tambahan dengan kembali mewawancarai beberapa narasumber, yakni: a. Ibu Idar Tarsih selaku penari Ronggeng Kaleran Dalam
wawancara
kedua
peneliti
menanyakan
beberapa
pertanyaan yang belum sempat terjawab oleh narasumber. Data yang didapat mengenai busana dan tata cara dalam menari Ronggeng Kaleran b. Surya Sebagai ketua RT sekaligus ketua lingkung seni di Kampung Adat Kuta. Melalui wawancara dengan narasumber didapat data mengenai struktur pertunjukan ronggeng, lingkup seni yang dipimpinnya, serta bagaimana perkembangannya hingga saat ini. Wawancara dilakukan secara langsung terhadap narasumber, yang bertempat di Kampung Adat Kuta Desa Karangpaningan Kecamatan Tambaksari.
Peneliti melakukan wawancara pada beberapa narasumber
karena peneliti membutuhkan banyak informasi dari berbagai sudut pandang. Hasil wawancara ini bertujuan untuk melengkapi dari hasil observasi guna memperkuat hasil penelitian untuk dipublikasikan kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebudayaan setempat dalam hal ini Ronggeng Kaleran sebagai identitas warga Kampung Adat Kuta.
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
c. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis maupun dokumen dalam bentuk lain.
Studi dokumentasi ini dilakukan untuk
melengkapi data yang telah didapatkan dari hasil observasi dan wawancara mengenai Ronggeng Kaleran beserta Kampung Adat dan upacara Nyuguhnya. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang bisa berbentuk tulisan, gambar, rekaman suara atau video. Studi dokumentasi ini bertujuan untuk memperkuat informasi pada masyarakat. d. Studi Pustaka Studi pustaka yang dilakukan dalam penelitian ini guna untuk mencari data-data atau sumber lain dari buku-buku, artikel, majalah, jurnal, karya ilmiah maupun penelitian terdahulu mengenai Ronggeng Kaleran, baik yang diperoleh dari perpustakaan atau referensi. Studi ini perlu dilakukan guna untuk memperkuat hasil penelitian dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, agar dari hasil pengumpulan data tersebut dapat dikuatkan dan dikaitkan dengan teori-teori yang ada.
Tujuan dari penelitian ini untuk
memperoleh data atau informasi tentang penelitian.
Untuk menghindari
duplikasi penelitian, maka peneliti akan memaparkan tulisannya. Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa sumber buku yang sangat menunjang pada penelitian, diantaranya buku “Seni Pertunjukan Di Era Globalisasi” karya Soedarsono (1998).
Buku ini menjelaskan berbagai
kesenian yang ada di Indonesia. Dimulai dari pertunjukan di masa sejarah yang ditandai dengan adanya fase-fase pertunjukan yang dijelaskan sangat variatif menggambarkan kekayaan khasanah budaya nusantara. Pada bagian
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
buku ini yang paling menarik adalah adanya pembahasan mengenai fungsi seni pertunjukan dalam masyarakat. Sudah barang tentu buku ini banyak memberi gambaran tentang seni pertunjukan di Indonesia dilihat dari masalah ruang dan waktu. Selain itu peneliti juga menggunakan buku”Tari Sunda Dulu, Kini, Esok” karya Tati Narawati (2005). Dalam buku ini menjelaskan mengenai berbagai macam fungsi dan bentuk kesenian tari Sunda dalam perkembangannya dari dulu, kini, dan esok. Dalam buku karya Endang Caturwati yang berjudul “Perempuan dan Ronggeng” (2006). Buku ini menjelaskan mengenai bagaimana ronggeng dalam upacara ritual, ronggeng sebagai bagian dari hiburan atau tontonan masyarakat, dan bagaimana citra dari seorang ronggeng. Buku ini sangat menunjang bagi penelitian karena sesuai dengan tema yang diangkat peneliti yakni mengenai ronggeng. Buku karya Endang Caturwati ini terpapar jelas bagaimana ronggeng dalam masyarakat di Indonesia. F. Prosedur Penelitian a. Pra Penelitian 1) Survei Survey merupakan kegiatan awal penelitian. Kegiatan survey ini dilakukan untuk mencari dan melihat beberapa objek dengan berbagai permasalahannya, untuk kemudian menentukan obajek mana yang akan diteliti. Setelah itu, melalui permasalahan-permasalahan yang ditemukan oleh peneliti, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti dan menentukan judul untuk diajukan pada Dewan Skripsi Departemen Pendidikan Seni Tari.
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
2) Pengajuan Judul Dengan
melihat
berbagai
objek
di
lapangan,
peneliti
menemukan
permasalahan yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian. Permasalahan yang ada di lapangan di rumuskan dalam beberapa rumusan masalah penelitian dan judul. Setelah itu peneliti mengajukan judul pada Dewan Skripsi Departemen Pendidikan Seni Tari. Judul yang diangkat untuk dilakukan penelitian lebih lanjut yakni Ronggeng Kaleran Dalam Upacara Nyuguh Di Kampung Adat Kuta Ciamis.
3) Pembuatan Proposal Penelitian Langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu pembuatan proposal penelitian. Proposal merupakan salah satu syarat untuk melangkah ke proses pembuatan skripsi,
dimana
peneliti
sudah
melakukan
observasi
lapangan
untuk
mengumpulkan bahan pembuatan proposal penelitian.
4) Sidang Proposal Sidang proposal merupakan tahap awal pengujian terhadap judul yang diangkat dalam penelitian.
Tidak hanya diuji, namun pada sidang proposal
peneliti juga mendapat saran dari para penguji untuk melakukan perbaikan pada fokus permasalahan penelitian.
5) Revisi Proposal Kegiatan selanjutnya setelah sidang proposal, yaitu merevisi proposal. Peneliti akan melakukan proses bimbingan terlebih dahulu kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Tati Narawati, M.Hum sebagai pembimbing I, dan Bapak Ace Iwan Suryawan, S.Pd, M.Hum sebagai pembimbing II.
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
b. Pengajuan Ijin Penelitian Setelah proposal penelitian disetujui dan disahkan oleh pembimbing I dan pembimbing II serta diketahui oleh Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari, peneliti dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengajukan surat ijin penelitian yang diajukan kepada Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari dan untuk selanjutnya diajukan kembali kepada Dekan Fakultas Pendidikan Seni dan Desine UPI Bandung.
c. Pelaksanaan Penelitian Proses pelaksanaan penelitian, terdapat ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1)
Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan data yang diperoleh secara langsung merupakan
proses awal yang dilakukan peneliti sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya.
2) Pengolahan Data Setelah kegiatan pengumpulan data selesai, kemudian peneliti melakukan pengolahan data dengan cara menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi di lapangan. 3) Meringkas Data Kegiatan selanjutnya merupakan penyeleksian, pengklasifikasian, dan mentransformasikan data yang telah diperoleh di lapangan ke dalam bentuk tulisan.
Data tersebut kemudian diseleksi dan diklasifikasikan berdasarkan
permasalahan yang telah diungkapkan oleh peneliti. 4) Menyusun Data Kegiatan akhir yang dilakukan oleh peneliti yaitu menyusun data yang telah diperoleh ke dalam bentuk laporan. Untuk kesempurnaan laporan, peneliti akan
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
melakukan bimbingan kepada dosen pembimbing I dan pembimbing II. Pembimbing akan merevisi dan mengkoreksi hasil laporan yang telah disusun oleh peneliti guna kesempurnaan laporan.
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
G. Skema/ Alur Penelitian Bagan 3.1 Tahapan Penelitian Observasi Partisipan
Memilih Situasi Sosial (Place, Actor, Activity)
Mencatat Hasil Observasi dan Wawancara
Observasi Deskriptif
Ansalisis Domain
Observasi Terfokus
Analisis Taksonomi
Observasi Terseleksi
Analisis Komponensial
Analisis Tema
Temuan Budaya
Menulis Laporan Penelitian Kualitatif
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
Sumber: Sugiyono, 2014, 346 Keterangan : a.
Place merupakan tempat interaksi sosial sedang berlangsung, actor merupakan orang yang ada dalam interaksi sosial tersebut, bisa tokoh masyarakat atau pelaku kesenian tersebut, dan activity merupakan kegiatan yang dilakukan oleh actor dalam situasi yang sedang berlangsung.
b.
Observasi Partisipan merupakan kegiatan peneliti yang ikut terlibat dalam kegiatan masyarakat yang sedang dijadikan sumber dalam penelitian.
c.
Mencatat hasil Observasi dan Wawancara di lapangan. Kegiatan ini merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh peneliti guna menghimpun data sebanyakbanyaknya dalam penelitian.
d.
Observasi Deskriptif, kegiatan pengumpulan data dari awal observasi melalui pengalaman peneliti di lapangan.
e.
Analisis Domain ialah kegiatan peneliti dalam memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh mengenai objek atau situasi sosial yang diperoleh melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada narasumber ( actor ).
f.
Observasi Terfokus merupakan tahap peneliti merumuskan beberapa masalah yang ada di lapangan agar lebih terarah atau memiliki fokus penelitian.
g.
Analisis Taksonomi terfokus pada domain-domain tertentu, kemudian dipilih menjadi sub-sub domain yang lebih terperinci yang merupakan rumpun yang memiliki kesamaan. Pada teknik analisis ini menghasilkan analisis yang terbatas pada satu domain atau fokus tertentu.
h.
Observasi Terseleksi merupakan kegiatan dimana peneliti telah menguraikan fokus masalah sehingga lebih terperinci.
i.
Analisis Komponensial merupakan kegiatan pencarian spesifik data melalui hasil pengamatan langsung dari observasi dan wawancara.
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
j.
Analisis Tema merupakan kegiatan peneliti menghubungkan domain-domain tersebut dan bagaimana hubungan antar aspek yang diteliti untuk selanjutnya dinyatakan dalam judul penelitian.
k.
Temuan Budaya pada tahap ini peneliti akan menemukan fakta-fakta mengenai budaya yang telah didapatkan dari hasil penelitian, sehingga menghasilkan judul yang telah ditentukan.
l.
Tahap Akhir yaitu menulis laporan, kegiatan tersebut merupakan proses dari hasil mengumpulkan keseluruhan data melalui observasi dan wawancara di lapangan.
H. Analisis Data Analisis data merupakan prosess tindak lanjut dari pengolahan data. Saat data sudah diolah kemudian dianalisis dan diklasifikasikan menjadi kelompok khusus sesuai dengan jenis datanya sehingga menghasilkan data yang tersusun secara sistematis.
Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa cara dalam
meningkatkan kredibilitas antara lain perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, serta member check. Pada penelitian ini peneliti menggunakan cara triangulasi, karena yang dicari adalah kata-kata, maka tidak mustahil terdapat kata-kata yang keliru yang tidak sesuai antara yang dibicarakan dengan kenyataan sesungguhnya. Hal ini bisa dipengaruhi oleh kredibilitas informannya, waktu pengungkapan, kondisi yang dialami dan sebagainya. Maka peneliti perlu menggunakan triangulasi yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Sehingga ada triangulasi dari sumbber/informan, triangulasi dari teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu. 1. Triangulasi Sumber/Informan
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
Cara untuk meningkatkan kepercayaan penelitian adalah dengan mencari data dari sumber yang beragam yang masih terkait satu sama lain. Dalam hal ini peneliti perlu mengeksplor guna mengecek kebenaran data dari berbagai sumber. Triangulasi dengan sumber data, contoh jika meneliti kredibilitas Ketua Adat dalam memimpin Kampung Adat Kuta.
Peneliti harus
mewawancarai wakil ketua adat dan para sesepuh lainnya, melebar kepada masyarakatnya. 2. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik merupakan berbagai teknik ungkapan data yang dilakukan kepada sumber data. Mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda merupakan cara menguji kredibilitas data dengan triangulasi teknik.
Misalnya, mengungkapkan data tentang eksistensi
Ronggeng Kaleran dengan teknik wawancara, lalu dicek dengan observasi dilapangan apakah kesenian tersebut masih baik eksistensinya atau sebaliknya, kemudian lakukan dokumentasi. Jika ternyata diperoleh situasi yang berbeda maka peneliti perlu untuk melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data atau yang lain untuk memastikan data yang dianggap benar. 3. Triangulasi Waktu Menguji kredibilitas data dengan triangulasi waktu dilakukan dengan cara mengumpulkan data pada waktu yang berbeda. Peneliti yang melakukan wawancara di sore hari dapat mengulanginya di pagi hari dan kembali mengeceknya lagi disiang hari. Peneliti melakukan triangulasi waktu agar peneliti dapat mengecek konsistensi, kedalaman dan ketepatan/kebenaran suatu data.
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
Berdasarkan teori diatas maka penelitian kualitatif bersifat deskriptif analisis bisa menghasilkan suatu temuan baru. Begitupula pada penelitian ini, hasil penelitiannya berupa skripsi yang berjudul Ronggeng Kaleran Dalam Upacara Nyuguh di Kampung Adat Kuta.
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu