BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel merupakan sesuatu yang menjadi sasaran penyelidikan dan suatu yang mengacu pada variasi baik dalam
jenis
maupun
Pengidentifikasian
tingkatannya
variabel
penelitian
(Hadi,
1991).
berguna
untuk
membantu dalam menentukan teknik analisa data. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas
: Tingkat Pendidikan Ibu
2. Variabel Tergantung : Motivasi Melanjutkan pendidikan strata dua.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, batasan operasional dari variabelvariabel yang digunakan adalah: 1. Motivasi Melanjutkan pendidikan strata dua. Motivasi melanjutkan pendidikan strata 2 adalah dorongan
yang
ada
dalam
diri
seseorang
yang
menggerakkan dan mengarahkan perilakunya untuk mencapai tujuannya yaitu melanjutkan pendidikan strata 2 agar dapat mencapai tujuan. Motivasi melanjutkan pendidikan strata 2 dapat diukur dengan angket motivasi melanjutkan pendidikan strata 2 yang terdiri dari 3 Aspek
36
37
menurut Walgito (2004) yaitu keadaan terdorong dalam diri organisme (a driving state), perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini, dan goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut. Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi motivasi untuk melanjutkan pendidikan strata 2. sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan semakin rendah pula motivasi untuk melanjutkan pendidikan strata 2.
2. Tingkat Pendidikan Ibu Tingkat Pendidikan Ibu adalah tinggi rendahnya suatu proses bimbingan yang dilakukan oleh seorang perempuan dalam hal ini adalah ibu, ditempat pendidikan formal, dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir
serta
bertujuan
untuk
meningkatkan
kecerdasan individu tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian
ini,
penulis
mengkategorikan
tingkat
pendidikan ibu menjadi 7 kategori yaitu, tidak lulus sekolah dasar, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU), Sarjana (S1), Magister (S2). Doktor (S3).
38
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan individu atau sejumlah penduduk yang paling sedikit mempunyai sifat dan ciri yang sama sehingga kenyataan yang akan diperoleh tersebut akan dapat digeneralisasikan. Hadi (1991) mengemukakan
bahwa generalisasi ini dapat di
asumsikan ciri sifat atau karakteristik kelompok yang terkait dapat mewakili sifat-sifat individu secara umum. Dalam penelitian ini, populasinya adalah mahasiswi Universitas Kristen Satya Wacana Fakultas Psikologi. 2. Sampel Menurut Hadi (1991), sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. Sample juga harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama, baik sifat kodrat maupun sifat pengkhususan. Sample didalam penelitian ini adalah Mahasiswi suku Jawa fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana dan memiliki ibu kandung dengan tingkat pendidikan tidak tamat sekolah dasar, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU), Sarjana (S1), Magister (S2), Doktor (S3).
39
3. Teknik Sampling Teknik Sampling yaitu teknik yang digunakan untuk mengambil sampel (Hadi, 1991). Sampel harus benarbenar representative atau mewakili. Teknik pengambilan sample untuk mahasiswi Universitas Kristen Satya Wacana dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling, yang artinya pengambilan sample hanya pada subjek yang kebetulan ditemui dan sesuai dengan ciri-ciri atau karakteristik subjek penelitian yang telah ditentukan.
D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang dipakai oleh peneliti untuk mempelajari data yang akan diselidiki (Hadi, 1991). Metode pengumpulan data diambil dengan menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran / pengambilan data yang disebut dengan Angket (Azwar, 1999). Hadi (1991) menjelaskan bahwa Angket adalah daftar yang berisi pertanyaan yang diberikan kepada subjek untuk mengungkapkan kondisi yang ada pada diri subjek. Penggunaan angket pada penelitian ini didasarkan atau karakteristik angket sehingga alat ukur psikologi yang dikemukakan oleh Azwar (2000), yaitu: 1. Stimulus berupa pertanyaan / pernyataan yang tidak langsung mengungkapkan atribut yang hendak diukur
40
melainkan
indikator
perilaku
dari
atribut
yang
bersangkutan. 2. Atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk item-item. 3. Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh. Angket motivasi melanjutkan pendidikan strata S2 menggunakan 4 alternatif jawaban yang penilaiannya bergerak dari 1 sampai 4. Angket ini terdiri dari pernyataan positif atau favorable yaitu item yang mendukung pernyataan dan item dengan pernyataan negatif atau unfavorable yaitu item yang dapat mendukung pernyataan. Setiap item memiliki empat kemungkinan jawaban yaitu pernyataan yang bersifat favorable memiliki skor 4 untuk jawaban sangat setuju (SS), skor 3 untuk jawaban setuju (S), skor 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), dan skor 1 untuk jawaban yang sangat tidak setuju (STS). Sebaliknya untuk pernyataan yang bersifat unfavorable yang memiliki skor 4 adalah untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), skor 3 untuk jawaban tidak setuju (TS), skor 2 untuk jawaban setuju (S), dan skor jawaban 1 untuk sangat setuju (SS). Berdasarkan angket tersebut maka akan diketahui skor yang dicapai individu dengan kriteria apabila diperoleh skor
41
tinggi maka motivasi melanjutkan pendidikan strata 2 yang dimiliki akan tinggi, namun sebaliknya apabila yang diperoleh
skor
rendah
maka
motivasi
melanjutkan
pendidikan strata 2 yang dimiliki individu rendah. Tabel 3.1 Blueprint Angket Motivasi Melanjutkan Pendidikan strata 2 No 1
Aspek Motivasi Keadaan
Indikator
terdorong a. Dorongan
dalam diri organisme ( a driving state) 2
dalam
individu. b. Dorongan dari lingkungan
Perilaku yang timbuk
a. keyakinan diri yang kuat
dan
b. usaha yang dilakukan .
terarah
karena
diri
keadaan ini. 3
Goal atau tujuan yang a. tingkah laku yang diarahkam dituju oleh perilaku
pada sesuatu yang dianggap
tersebut
penting.
E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 1.
Validitas Validitas merupakan kemampuan suatu alat ukur untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok
dari
pengukuran
yang
dilakukan
dengan
instrumen tersebut. Suatu alat ukur dinyatakan valid apabila alat ukur itu mampu mengukur apa saja yang hendak diukurnya, mampu mengungkapkan apa saja
42
yang ingin diungkapkan, serta tepat sesuai sasaran yang dikehendaki (Hadi, 1991). Sedangkan Azwar (2000) berpendapat validatas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Guna mengetahui validitas item pada angket maka pengujian alat ukur ini menggunakan teknik Product Moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:
rit rit
N ( it ) ( i)( t ) {N i 2 ) ( t 2 )}{N i 2 ) ( t 2 )
: koefisien koreksi antara skor item dengan skor
total item i
: jumlah skor masing-masing item
t
: jumlah skor seluruh item total
it
: jumlah nilai hasil kali skor I tem dan skor total
N
2.
: jumlah subjek yang diteliti
Reliabilitas Menurut Azwar (2000), reliabilitas sering digunakan dengan kosistensi, stabilitas yang pada prinsipnya menunjukkan sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Hal ini sama seperti yang dikemukakan oleh
43
Suryabrata (2000) yang menyatakan bahwa reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Pengertian reliabilitas alat ukur secara luas menunjuk pada sejauh mana
perbedaan-perbedaan
mencerminkan
skor
perbedaan-perbedaan
perolehan atribut
itu yang
sebenarnya (Suryabrata,2000). Penelitian reliabilitas pada
penelitian
ini
menggunakan
teknik
Alpha
Cronbach.
N S2 Si 2 N 1 S2 Keterangan: : koefisien Alpha cronbach N S
: jumlah item pada kuesioner
2
Si2
: varians seluruh skor test : varians tiap item
Uji reliabilitas dalam penelitian ini mengikuti standar yang dikemukakan oleh Azwar (2000): < 0,7
: tidak reliabel
0,7
< 0,8
: cukup
0,8
< 0,9
: bagus
0,9
<1
: sangat bagus
44
F. Analisis data Suryabrata (1989) menyatakan bahwa analisis data merupakan suatu langkah yang paling kritis dalam penelitian, karena peniliti harus memastikan pada analisa yang tepat. Sedangkan Hadi (1991) menjelaskan bahwa metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengolah dan menganalisa data hasil penelitian untuk diuji kebenarannya, sehingga akan diperoleh kesimpulan dalam penelitian tersebut. Analisa data dalam penelitian ini memakai metode statistik, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1.
Statistik
bekerja
dengan
angka,
sehingga
dapat
menunjukkan jumlah dan nilai. 2.
Statistik bersifat objektif, dalam arti statistik sebagai alat penilai kenyataan tidak dapat berbicara yang lain selain apa adanya.
3.
Statistik bersifat universal, yakni dapat diharapkan dalam semua bidang penelitian (Hadi, 1991). Teknik statistik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya “hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan motivasi melanjutkan pendidikan strata 2” adalah dengan menggunakan rumus spearman rho yang merupakan salah satu dari uji variant asosiatif non parametis. Artinya uji non parametis yang digunakan untuk menguji kesesuaian antara dua kelompok variabel yang berasal
45
dari subjek berbeda / disebut juga data bebas dengan skala ordinal. Rumus spearman rho 2
6 . b1 1 n (n 2 1) : korelasi spearman (dibaca = rho) n
: Jumlah sampel
b1
: Jumlah masing-masing item