BAB III METODE PENELITIAN A.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pemerintah Provinsi Jawa Timur. Provinsi
Jawa Timur yang terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota, akan tetapi ada penelitian ini yang di lakukan sebagai tempat penelitian hanya pada 17 Kabupaten dan 5 kota dikarenakan laporan keuangan pemerintah daerah tersebut sudah akuntabel dan waktu dalam melakukan penelitian ini pada tahun 2011-2013. B.
Desain Penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kausal (causal research) yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan variabelvariabel yang diteliti yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebagai variabel independen terhadap Realisasi Belanja Modal sebagai variabel dependennya. C.
Definisi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian ini menganalisis secara empiris variabel-variabel yang
berpengaruh terhadap Realisasi Belanja Modal pada daerah Jawa Timur, oleh karena itu diperlukan pengujian hipotesis. Definisi operasional atas variabelvariabel dalam penelitian ini sebagai berikut : 39
40
1. Variabel Dependen Variabel Dependen (terikat) adalah Realisasi Belanja Modal sebagai variabel Y, dimana Belanja Modal merupakan asset yang dimiliki oleh daerah-daerah untuk menunjang terjadinya pembangunan berupa infrastruktur yang lebih baik untuk daerah tersebut. 2. Variabel Independen Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai variabel X1, Dana Alokasi Umum (DAU) sebagai variabel X2 dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebagai variabel X3 serta. Pengertian dari masing-masing variabel di atas adalah sebagai berikut : 1.
Variabel Pendapatan Asli Daerah Menurut UU No. 33 Tahun 2004, pendapatan Asli Daerah adalah
penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalam daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah asli yang digali di daerah tersebut untuk digunakan sebagai modal dasar pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan dan usaha-usaha daerah untuk memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah pusat. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak
41
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Variabel Pendapatan Asli Daerah diukur dengan rumus : PAD = Pajak Daerah + Retribusi Daerah + Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan + Lain-lain PAD yang
Sah 2.
Variabel Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Umum adalah transfer yang bersifat umum dari Pemerintah
Pusat ke Pemerintah Daerah untuk mengatasi ketimpangan horizontal dengan tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan antar daerah. Dana Alokasi umum untuk masing-masing Kabupaten / Kota dapat dilihat dari pos dana perimbangan dalam Laporan Realisasi APBD. Dana Alokasi Umum untuk daerah dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : DAU = Celah Fiskal + Alokasi Dasar Dimana Celah Fiskal = Kebutuhan Fiskal – Kapasitas Fiskal 3.
Variabel Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah suatu dana yang bersumberkan dari
APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang menjadi urusan daerah dan sesuai dengan skala prioritas nasional. Daerah tertentu dimaksud disini adalah daerah dengan pertimbangan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis. Tujuan diberikan DAK adalah membantu daerah tertentu untuk mendanai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar
42
masyarakat, serta untuk mendorong percepatan pembangunan daerah sehingga tercapainya sasaran prioritas nasional.
4.
Variabel Belanja Modal Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, belanja modal merupakan
pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan aset tak berwujud. Variabel belanja modal dapat diukur dengan : Belanja Modal = Belanja Tanah + Belanja Peralatan dan Mesin + Belanja Gedung dan Bangunan + Belanja Jalan, Irigrasi, dan Jaringan + Belanja Aset Tetap Lainnya
Tabel 3.1 Variabel dan Skala Pengukuran NO
1
Variabel
Rumus
Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah + Retribusi Daerah + Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan + Lain-lain PAD yang Sah 90% x 25% x PDN (Pendapatan Dalam Negeri) x Bobot DAU
Skala
Rasio
2
Dana Alokasi Umum
3
Dana Alokasi Khusus
4
Realisasi Belanja Modal Belanja Tanah + Belanja Peralatan dan Rasio
Realisasi DAK x 100% Realisasi Total Pendapatan Daerah Mesin + Belanja Gedung dan Bangunan + Belanja Jalan, Irigrasi, dan Jaringan + Belanja Aset Tetap Lainnya
Rasio Rasio
43
D.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik penelitian kepustakaan (Library Research) yang datanya diperoleh dari buku-buku literatur, jurnal dan laporan-laporan penelitian ilmiah yang berhubungan dengan topik, bahan-bahan laporan dari pemerintah provinsi, serta dari sumber-sumber yang relevan. Data Sekunder tersebut berupa laporan realisasi APBD di Pemerintah Jawa Timur. Data yang digunakan oleh penulis diperoleh dari website resmi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Badan Pemeriksa Keuangan RI di http://www.bpk.go.id dan dari website Badan Pusat Statistik (BPS) dan www.djpk.depkeu.go.id Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. E.
Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data Sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari : 1. Badan Pusat Statistik Jawa Timur periode 2011-2013. 2. Website Badan Pusat Statistik (BPS) dan www.djpk.depkeu.go.id Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.. 3. Jurnal, makalah, penelitian, buku dan website di internet yang berhubungan dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Alasan peneliti menggunakan data sekunder adalah karena data sekunder lebih mudah didapatkan, sudah ada penelitian dengan menggunakan jenis data ini,
44
serta data yang diperoleh dapat dipercaya keabsahannya karena laporan tersebut sudah dilakukan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan sehingga datanya sudah dianggap akuntabel. F.
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Sugiyono (2012:115) mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi secara menyeluruh di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2011 – 2013 sebanyak 38 kabupaten/kota yang terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 kota. 2. Sampel Sampel dari penelitian ini adalah
metode purposive sampling, dimana
populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu. Daerah yang dilakukann penelitian terletak di kabupaten/kota provinsi Jawa Timur yaitu sebanyak 22 Kabupaten/Kota yang terdiri dari 17 Kabupaten dan 5 Kota. Hal tersebut dikarenakan hanya 22 kabupaten/Kota tersebut yang menerbitkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan mempublikasikannya secara lengkap pada laporan keuangan 2011-2013, sehingga mendapatkan 66 daerah, dimana jumlah tersebut didapatkan dengan rumusan = jumlah daerah x periode penelitian. G.
Metode Analisis Data
45
Metode Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis Regresi Linear Berganda, yaitu analisis mengenai beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen. Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan variabel independen. Dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) variabel independen dari pendapatan daerah yaitu PAD,DAU dan DAK sedangkan untuk variabel dependen yaitu Realisasi Belanja Modal. Beberapa langkah yang dilakukan dalam analisis regresi linier berganda masingmasing akan dijelaskan sebagai berikut : 1.
Statistik Deskriptif Statistik
deskriptif
memberikan
gambaran
atau
deskripsi
secara
keseluruhan data perusahaan yang dilihat mulai dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) hingga standar deviasi pada penelitian tersebut. 2.
Uji Asumsi Klasik
a.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel
yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal (Nugroho, 2005: 18). Untuk menguji apakah distribusi normal atau tidak, dapat dilihat melalui normal probability plot dengan membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Data normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal,
46
maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2005: 10). Selain itu untuk menguji normalitas residual dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogrov- Smirnov menunjukkan nilai signifikan di bawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal (Ghozali, 2005: 113). b.
Uji Multikolinearitas Uji Multikolonieritas umtuk menguji korelasi antara variabel bebas
(independen) dalam regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Selain itu deteksi terhadap multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari bias dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Deteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang 0,1, maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. c.
Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi
dalam hal variabel independen. Uji Autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin Watson (DW test). Adapun cara mendeteksi terjadinya Autokorelasi secara umum dapat diambil patokan sebagai berikut : a. Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
47
b. Angka DW diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
d.
Uji Heteroskedastisitas Heterokedastisitas merupakan pelanggaran dari asumsi homokedastisitas
yang dapat menyebabkan bias dalam perhitungan koefisien parameter. Heteroskedastisitas berarti variabel-variabel penjelas dalam persamaan regresi memiliki varians eror yang tidak konstan, sehingga mengakibatkan estimator menjadi tidak efisien (baik pada sampel ukuran kecil atau ukuran besar). Pengujian situasi Heterokedastisitas dilakukan dengan pendekatan grafik dan uji statistik. Deteksi melalui grafik dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik tertentu, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y- Prediksi-Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan Gujarati (2003:402) : 1. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terdapat situasi heteroskedastis. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi situasi heterokedastis. 3.
Uji Hipotesis
a.
Uji Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
48
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas sedangkan nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan variasi variabel dependen. Tujuan dari pengujian ini untuk menguji tingkat keeratan atau keterikatan antar variabel dependen dan variabel independen yang bisa dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi. b.
Uji Simultan dengan Statistik F Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Cara untuk mengetahuinya yaitu dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka hipotesis alternatif diterima artinya semua variabel independen secara bersama-sama dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Pengujian ini dapat pula dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas dengan ukuran 5% atau 1% jika probabilitas yang ditunjukkan >5% maka model ditolak, sedangkan jika <5% maka model diterima. c.
Uji Parsial dengan Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Uji statistik t ini digunakan karena untuk memperoleh keyakinan tentang kebaikan dari model regresi dalam memprediksi. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria
49
sebagai berikut: 1. Jika signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika signifikan = 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 4.
Uji Regresi Linear Berganda Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi
berganda bertujuan untuk memprediksi kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan dengan persamaan sebagai berikut : Y = α + b1X1 + b2X2 +b3X3+ e Dimana : Y = Realisasi Anggaran Belanja α = Konstanta b1,b2,b3 = Koefisien Regresi Linier Berganda X1 = Pendapatan Asli Daerah (PAD) X2 = Dana Alokasi Umum (DAU) X3 = Dana Alokasi Khusus (DAK) e = error