28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian pada dasarnya membuat rencana suatu kegiatan sebelum penelitian dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui landasan teoretis pada pendekatan fenomenologis. Suparlan dalam Salim (2006:180) mengatakan bahwa landasan berfikir pendekatan kualitatif merujuk pada pemikiran Max Weber yang menyatakan pokok penelitian sosiologi bukanlah terletak pada gejala-gejala sosial yang dibentuk maupun nilainilai yang substantif, melainkan pada makna yang terbentuk dari gejala sosial tersebut. Pendekatan kualitatif lebih mengedepankan adanya suatu interpretasi terhadap suatu peristiwa atau gejala-gejala tertentu melalui suatu argumentasi yang objektif. Dari uraian di atas penulis berusaha memahami peristiwa dan kaitannya terhadap orang-orang dalam situasi tertentu. Ada pun penelitian ini dirancang sebagai berikut. 1) Penentuan lokasi penelitian sebagai sumber data yang diperoleh dengann mendatangi tempattempat yang menjadi pusat aktivitas pemertahanan bahasa Bali sehingga dapat melakukan observasi dan menyatu dengan kegiatannya; 2) Memilih teori yang akan digunakan untuk mengkaji dan menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian; 3) Menganalisis dan menginterpretasikan data yang telah diseleksi; 4) Melakukan penyusunan hasil (data) penelitian dan penulisan tesis.
29
3.2 Lokasi Penelitian Kajian pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural dilakukakn di Kota Denpasar. Kota Denpasar meliputi empat kecamatan yaitu kecamatan Denpasar Timur, Denpasar Barat, Denpasar Utara dan Denpasar Selatan. Jumlah informan tidak dibatasi secara mutlak, tergantung pada tingkat kejenuhan dan keabsahan data yang di dapat. Terpilihnya Kota Denpasar sebagai lokasi penelitian karena Kota Denpasar merupakan salah satu Kota di Pulau Bali yang bercorak masyarakat multikultural. Pernyataan ini dapat diperkuat dari hasil data Badan Pusat Statistik (Anonim, 2008). Penduduk Kota Denpasar menurut kewarganegaraan tercatat WNI (521.651 jiwa) dan WNA (775 Jiwa), terdiri atas 24 jenis kelompok masyarakat yang satu suku dalam konteks ini lebih dikenal dengan peguyuban yakni peguyuban (kampung) Jawa, peguyuban (kampung) Bugis, peguyuban (etnis) Cina, suku Sasak, dan lain-lain. Dari segi keyakinan agama (Anonim, 2008), penduduk Kota Denpasar memeluk agama Hindu 357.574 (67,2%), pemeluk agama Islam berjumlah 135.861 (13,3%), pemeluk agama Protestan 17.820 (2,3%), agama Katolik 12,321 (16%), pemeluk agama Budha 2,572 (0,5%) , dan kepercayaan lainnya 292 (0,1%). Berdasarkan paparan di atas, masyarakat Kota Denpasar merupakan masyarakat multikultural ditinjau dari segi keberagaman status penduduk yaitu WNA dan WNI, paguyuban berdasarkan daerah asal dan etnis, agama dan kepercayaan. Dalam konteks demikian, Kota Denpasar merupakan pusat
30
pertemuan berbagai perbedaan dan keunikan dari setiap daerah yang menyebabkan penduduk Kota Denpasar semakin sibuk dengan komunikasi lewat bahasa antaretnik sehingga pilihan
baru bahasa Indonesia menjadi sarana
komunikasi masyarakat multikultural di Kota Denpasar. Suastika (2007: 530), mengatakan sikap masyarakat Bali dikenal sangat toleransi terhadap perbedaan yang ada, konsekuensinya menuntut kesadaran masyarakat Bali yang sangat menghargai warisan budaya lokal seperti bahasa Bali agar tetap eksis (wujud) dalam keadaan multikultur. Uraian ini menjadi alasan penulis untuk memilih Kota Denpasar sebagai tempat yang tepat bagi penelitian pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural. Tempat penelitian yang sesuai dengan masalah yang dikaji menunjang penulis memperoleh data yang akurat untuk dianalisis secara ilmiah sehingga mendapatkan temuan yang berilmiah pula.
3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu berupa kata-kata, kalimat, dan ungkapan-ungkapan serta ditunjang dengan data kuantitatif antara lain adalah data berupa tabel seperti jumlah penduduk Kota Denpasar, jumlah pemeluk masing-masing agama, dan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Denpasar. Sumber data dibedakan atas (a) sumber data primer yakni informan dan objek yang diobservasi dan (b) sumber data sekunder yakni data yang diperoleh dari
31
dokumen seperti laporan-laporan, disertasi, buku-buku, jurnal, teks yang relevan serta dapat menunjang penelitian ini.
3.4 Teknik Penentuan Informan Penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2003: 78). Pertimbangan tertentu yang dimaksudkan adalah dengan mengambil orang-orang yang telah diketahui mempunyai pengetahuan, pengalaman, dan memahami permasalahan pemertahanan bahasa Bali. Informan yang mempunyai pengetahuan tentang pemertahanan bahasa Bali, penulis akan mendapatkan wawasan dan uraian tentang perkembangan bahasa Bali dalam era globalisasi; Informan yang berpengalaman tentang pemertahanan bahasa Bali dapat memberi informasi tentang kekuatan, hambatan, tantangan, serta peluang dalam upaya pemertahanan bahasa Bali. Jadi dalam hal tersebut, ditunjang oleh informan yang memahami permasalahan bahasa Bali untuk menemukan solusi dalam upaya pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar. Informan yang dipilih adalah informan yang tinggal di Kota Denpasar sesuai lokasi penelitian ini. Teknik penentuan informan diawali dengan menunjuk sejumlah informan yaitu informan yang mengetahui, memahami, dan berpengalaman sesuai dengan objek penelitian ini. Kemudian penulis menentukan informan-informan yang lain sesuai dengan keperluan penelitian ini yakni orang yang terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.
32
3.5 Instrumen Penelitian Menurut Nawawi (1992: 69), dalam pengumpulan data diperlukan alat (instrumen) yang tepat agar data yang berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian dapat dikumpulkan secara tepat. Dalam penelitian ini, instrumennya adalah peneliti sendiri sebagai alat pengumpul data utama. Karena peneliti yang memahami secara mendalam tentang objek yang dikajinya. Selama di lokasi, dia dibantu dengan alat pedoman wawancara dan didukung dengan sejumlah instrumen lainnya seperti buku catatan untuk mencatat hal-hal penting yang menunjang kelancaran penelitian; tape recorder yang akan digunakan untuk merekam informasi dan pendapat informan yang berkaitan dengan masalah penelitian pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar; serta camera digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan penting yang berkenaan dengan masalah penelitian.
3.6 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah (1) metode observasi, (2) metode wawancara, dan (3) studi dokumen.
3.6.1 Observasi Nawawi (1995: 94) mengatakan metode observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan mencatat gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksananya langsung pada tempat suatu peristiwa,
33
keadaan atau situasi sedang terjadi. Dalam penelitian ini digunakan metode observasi langsung melalui pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena mengenai pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar. Artinya penulis langsung terjun ke lokasi penelitian untuk mengamati fenomena yang berkaitan dengan upaya-upaya serta faktor penunjang dan pendukung pemertahanan bahasa Bali yang direkam secara audio visual dan juga melakukan pencatatan atas fenomena tersebut.
3.6.2 Wawancara Sutrisno Hadi (1980: 193) dalam buku Metodologi Research menerangkan sebagai berikut. ”Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidik. Pada umumnya dua orang atau lebih hadir secara fisik dalam proses tanya jawab itu, dan masing-masing pihak dapat menggunakan saluran-saluran komunikasi secara wajar dan lancar” Lebih lanjut Koentjaraningrat (1997: 162) mengatakan wawancara dalam suatu penelitian bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia serta pendiriannya dalam suatu masyarakat yang sekaligus merupakan pembantu utama metode observasi Bertolak dari uraian di atas, wawancara adalah suatu proses tanya jawab antara peneliti dan subjek penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan data keterangan, pandangan, atau pendirian, secara lisan dari subjek. Dalam penelitian ini digunakan
wawancara terbuka dan berfokus. Artinya wawancara yang
34
dilakukan terhadap informan dengan menggunakan bantuan pedoman wawancara yaitu membuat catatan tentang pokok-pokok yang akan ditanyakan sesuai dengan tujuan penelitian dan memokok pada masalah pemertahanan bahasa Bali. Daftar pertanyaan atau pedoman wawancara yang memokok sesuai tujuan serta masalah penelitian akan dapat memperoleh data dan keterangan dari subjek penelitian yang akurat.
3.6.3 Studi Dokumen Nawawi (1995: 133) mengemukakan studi
dokumen adalah cara
mengumpulkan data yang dilakukan dengan kategorisasi dan klasifikasi bahanbahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian baik dari sumber dokumen maupun buku-buku, koran, majalah, laporan, studi pustaka dan lain-lain. Studi dokumen adalah merupakan upaya pengumpulan data melalui pengkajian terhadap sejumlah dokumen berupa monografi Kota Denpasar, bahanbahan tertulis, serta kepustakaan lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian. Cara ini dilakukan dengan mencari, memahami, kemudian mencatat data-data yang relevan.
3.7 Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif-kualitatif dan interpretatif. Artinya penulis akan mendeskripsikan gejala-gejala dan fakta-fakta pemertahanan bahasa Bali yang menjadi objek penelitian. Untuk menunjang analisis tersebut
juga diperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman
35
(SWOT) yang oleh Bungin (2008: 242) disebut KEKEPAN. Pemunculan unsur SWOT disesuaikan dengan konteks permasalahannya. Moleong (2001: 103-104) yang menyatakan bahwa proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setiap data yang diperoleh dari pengumpulan data, hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dikategorikan dalam tema pokok pemasalahan yang sesuai. Selanjutnya data dan informasi yang diperoleh dari lapangan disajikan dalam bentuk uraian deskriptif yang didukung oleh tabel data. Proses analisis data dalam penelitian ini diawali dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yakni pengamatan, wawancara, dan studi dokumen. Analisis data dilakukan sejak observasi berlangsung dengan cara deskriptif-kualitatif dan interpretatif. Data dan informasi yang diperoleh di lapangan
yang
sesuai
dengan
masalah
penelitian,
diseleksi
kemudian
dideskripsikan secara kualitatif. Data berupa kalimat diinterpretasikan untuk mengetahui makna yang terkandung di dalamnya dan untuk memahami keterkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan beberapa proses analisis data dengan tahapan sebagai berikut. 1) Identifikasi data. Pada tahap ini penulis mengidentifikasi data sesuai dengan jenisnya. 2) Klasifikasi data. Pada tahap ini penulis akan mengklasifikasi data yang diperoleh dari informan.
36
3) Analisis data dan melakukan interpretasi. Pada tahap ini penulis akan menganalisis data yang sudah diidentifikasi dan yang sudah diklasifikasi sesuai dengan jenis data. Interpretasi pada tahap ini, dilakukan guna memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar.
3.8 Teknik Penyajian Hasil Tahap akhir dari seluruh proses penelitian ini adalah penyajian hasil analisis data. Penyajian hasil penelitian tentang pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar, dilakukan secara informal (naratif) yaitu berupa uraian, kata-kata, kalimat dan secara formal yaitu penjelasan dalam bentuk tabel, peta, bagan dan gambar yang akan dituangkan dalam delapan bab.