BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1
Lokasi Penelitian Penelitian ini di lakukan di SMA Negeri 1 Sangtombolang pada
siswa kelas XI. 3.1.2
Wakatu Penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. 3.2
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk membuat gambaran tentang tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi ujian pada mata pelajaran matematika di SMA Negeri 1 Sangtombolang. 3.3
Variabel Penelitian Menurut Sugiyono dijelaskan bahwa: ”Variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Maka dalam penelitian ini hanya ada satu variabel yakni menyangkut kecemasan siswa dalam menghadapi ujian pada mata pelajaran matematika.
24
3.4
Populasi Dan Sampel 3.4.1
Populasi Menurut Sugiono (2009:61) Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sangtombolang yang tersebar pada kempat kelas dengan jumlah siswa 116 orang. Distribusi jumlah siswa perkelas dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Sangtombolang KELAS
3.4.2
JUMLAH SISWA
XI IPA1
35
XI IPA2
32
XI IPS1
24
XI IPS2
25
Jumlah
116
Sampel Menurut Arikunto (2002:109) Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Cluster Sampling dari empat kelas XI, terpilih secara acak
25
satu kelas yaitu kelas XI IPA1 sebagai sampel dengan jumlah siswa 35 orang. 3.5
Teknik Pengumpulan Data Teknik yang di gunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
menggunakan angket atau kusioner. Angket adalah alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat, pemahaman dalam hubungan kausal. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Menurut Faisal (1990:4), disebut angket tertutup bila item pertanyaan pada angket juga disertai dengan jawaban-jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban yang nilainya paling sesuai. Angket yang di sebarkan berisis 25 pernyataan yang di sususn berdasarkan indikator. Dimana setiap item pertanyaan atau pernyataan disertai 5 alternatif jawaban (a, b, c, d, e) yang penskorannya didasarkan pada skala lima denagan pembobotan sebagai berikut : Jawaban a, diberi skor 5 untuk pernyataan posotif dan skor 1 untuk pernyataan negatif Jawaban b, diberi skor 4 untuk pernyataan positif dan skor 2 untuk pernyataan negatif Jawaban c, diberi skor 3 untuk pernyataan positif dan skor 3 untuk pernyataannegatif Jawaban d, diberi skor 2 untuk pernyataan positif dan skor 4 untuk pernyataan negatif
26
Jawaban e, diberi skor 1 untuk pernyataan positif dan skor 5 untuk pernyataan negatif Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi instrumen. Setelah menyusun kisi-kisi instrumen, kemudian mulai menyusun pernyataan berdasarkan kisi-kisi instrumen tersebut dan akan diuji coba lapangan. Untuk menguji maka dapat menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas dari angket yang telah dibuat. 3.6
Definisi Konseptual Kecemasan siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perasaan
yang tidak menyenagkan ketika akan menghadapi ujian ataupun ulangan semester. Para siswa akan merasakan perasaan seperti khawatir, takut dan tidak aman yang dialami
saat akan menghadapi ujian yang muncul dalam bentuk gangguan
manifestasi kognitif, perilaku motorik, perubahan somatik dan gangguan afektif. 3.7
Definisi Opersional Kecemasan siswa dalam menghadapi ujian yang diperoleh dari responden
diukur dengan menggunakan angket atau koesioner. Kecmasan siswa dalam menghadapi ujian terdiri dari empat aspek untuk masing-masing indikator. Dari : (1) Aspek kognitif meliputi bingung, sulit berkonsentrasi, kesulitan tidur, dan mental blocking. (2) Aspek motorik yang meliputi gemetar, gugup, dan sukar berbicara. (3) Aspek Somatik, meliputi gangguan pernapasan, jantung berdebar, berkeringat, pusing, gangguan pencernaan, tangan terasa dingin. Dan (4) Aspek Afektif meliputi khawatir, gelisah, dan takut.
27
3.8
Kisi-Kisi Instumen Untuk mengukur kecemasan siswa dalam mnghadapi ujian pada pelajaran
matematika tersebut maka ke 25 item pernyataan angket yang digunakan disebarkan berdasarkan indikator yang ada seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kecemasan Berdasarkan Aspek dan Indikator No
Aspek
1
Kognitif
2
Motorik
3
Somatik
4
Afektif
Indikator -
(+)
Bingung Sulit berkonsentrasi Kesulitan Tidur Mental blocking Gemetar Gugup Sukar dalam berbicara Gangguan pernapasan Jantung berdebar Berkeringat Pusing Gangguan pencernaan Tangan terasa dingin Khawatir Gelisah Takut Jumlah Total
(-)
Jumlah
1,2,4
3,5,6
6
8,9
7
3
10,12,14
11,13,15
8
18,22,23,
8
16,17
19,20,21,24, 25
25
Instrumen angket terdiri dari 5 pilihan yang sesuai dengan skala yang dipakai seperti: selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah. Sebelum instrumen disebarkan pada responden untuk di uji coba, hal yang harus dilakukan yaitu mengadakan validasi konstruksi. Validitas konstruksi yaitu validitas yang dilakukan melalui beberapa dosen jurusan pendidikan matematika, tujuannya yaitu agar instrumennya dapat diperbaiki terlebih dahulu kemudian diujicobakan pada siswa SMA Negeri 1 Sangtombolang khususnya pada siswa kelas XI IPA1 .
28
Hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk melihat kesahihan atau melihat tentang layak atau tidaknya instrumen angket di gunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil yang diperoleh dari team validator yang terdiri dari 3 dosen terhadap isi dari instrumen angket yang dignakan yakni sebagai berikut : Tabel 3.3 Validasi Konstruksi No
Nama Validator
1.
Drs. Sumarno Ismail, M.Pd
2.
Dra. Kartin Usman, M.Pd
3.
Drs. Yamin Ismail, M.pd
Komentar dan Saran dari Validator: Pernyataan No. 2, 5, 9, dan 14 perlu diperbaiki. Karena bahasa dan penulisan soal kurang dapat dipahami/dimengerti, sehingga di adakan revisi kembali. Pernyataannya harus sesuai dengan indikator yang ada. Berdasarkan komentar maupun saran dari ketiga validator di atas, agar instrumennya dapat diperbaiki terlebih dahulu kemudian diujicobakan pada siswa SMA Negeri 1 Sangtombolang khususnya pada siswa kelas X. Hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk melihat kesahihan atau melihat tentang layak atau tidaknya instrumen angket di gunakan sebagai instrumen penelitian.
29
Agar angket ini dapat mendekati tes standar dan dapat dipertanggung jawabkan, maka terlebih dahulu angket tersebut diuji atau di analisis dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. 3. 9
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket a)
Uji Validitas Instrumen Angket Validats adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang di inginkan. Adapun untuk megetahui tentang vaiditas instrumen dilaukan uji coba responden. Selanjutnya akan di hitung dengan menggunakan rumus Produck Moment sebagai beikut:
(Arikunto, 2005:171) Dengan keterangan:
= Koefisien korelasi product moment = Jumlah skor untuk setiap item = Jumlah skor total untu keseluruhan item = Jumlah responden
Kriteria: Jika, rhitung>rtabel, maka butiran dianggap valid. Jika, rhitung
dan N = 30 dengan kriteria
interval kepercayaan 95% maka diperoleh harga rdaftar =
= 0,361.
Dengan membandingkan harga rdaftar dengan r hitung setiap item yang ada (pada lampiran) diperoleh bahwa rdaftar < rhitung. Hal ini menunjukkan bahwa dari 25
30
item terdapat 4 item yang tidak valid, dan 21 item yang valid. Koefisien validasi tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.4 Koefisien Validasi dan Status Validasi No.
Koefisien Validasi Status
Resp.
rhitung
rtabel
1
0,412
0,361
Valid
2
0,428
0,361
Valid
3
0,331
0,361
Tidak Valid
4
0,429
0,361
Valid
5
0,397
0,361
Valid
6
0,420
0,361
Valid
7
0,523
0,361
Valid
8
0,503
0,361
Valid
9
0,443
0,361
Valid
10
0,518
0,361
Valid
11
0,645
0,361
Valid
12
0,372
0,361
Valid
13
0,410
0,361
Valid
14
0,346
0,361
Tidak Valid
15
0,560
0,361
Valid
16
0,395
0,361
Valid
17
0,344
0,361
Tidak Valid
18
0,404
0,361
Valid
19
0,461
0,361
Valid
20
0,451
0,361
Valid
21
0,409
0,361
Valid
22
0,388
0,361
Valid
31
23
0,305
0,361
Tidak Valid
24
0,381
0,361
Valid
25
0,555
0,361
Valid
b) Uji Reliabilitas Instrumen Angket Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menguji reabilitas instrumen, dalam penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach, dengan menggunakan rumus statistik sebagai berikut: = (Arikunto, 2005: 180) Dengan keterangan: k
= Reliabilitas instrumen. = Banyaknya butiran pertanyaan banyaknya soal. = Jumlah varians butir atau skor tiap-tiap item = Varians total
Hasil perhitungan varians dari masing-masing item yang dilakukan dengan program microsoft exel 2013 (terdapat pada lampiran). Hasil 219,0222, dan perhitungan reliabilitas
perhitungan varians total yaitu tes diperoleh r11= 0,81.
Berdasarkan pedoman interpretasi koefisien reliabilitas, terlihat bahwa r11= 0,81 berada pada koofisien reliabilitas yang sangat tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes reliabel artinya dapat digunakan sebagai pengumpul data pada penelitian ini.
32
Sebagai pedoman interpretasi tentang berapa tinggi koefisien reliabilitas digunakan klasifikasi sebagai berikut: 0,800 – 1,000 0,600 – 0,799 0,400 – 0,599 0,200 – 0,399 0.000 – 0,199
= sangat tinggi = tinggi = cukup = rendah = sangat rendah (Arikunto, 2008 : 75)
Selanjutnya akan ditentukan kategori skor yang diperoleh siswa. Menurut Arikunto (2004: 18) kriteria skor angket siswa sebagai berikut : Tabel 3.5 Kriteria Kecemasan Siswa Berdasarkan Skor Tes Rentang skor tes kecemasan
Kategori
siswa Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
3.10
Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, metode analisis data yang di gunakan adalah analisis
data kuantitatif menggunakan pendekatan statistik. Menurut Milles dan Huberman (Arikunto, 2013 : 288) bahwa data yang telah di peroleh dari lapangan dilakukan analisis melalui tahap-tahap sebagai berikut :
33
1. Reduksi data, Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian laporan yang lengkap dan terinci. Data dan laporan lapangan kemudian direduksi, dirangkum, dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya ( melalui proses penyuntingan, pemberian kode dan pentabelan ). Reduksi data dilakukan terus menerus selama proses penelitian berlangsung.
Pada
tahapan
ini
setelah
data
dipilah
kemudian
disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam penampilan, penyajian, serta untuk menarik kesimpulan 2. Penyajian data Penyajian
data
(display
data)
dimasudkan
agar
lebih
mempermudah bagi peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Hal ini merupakan pengorganisasian data ke dalam suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan jelas sosoknya lebih utuh. Data-data tersebut kemudian dipilahpilah dan disisikan untuk disortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk kesimpulan kesimpulan sementara diperoleh pada waktu data direduksi. 3. Penarikan kesimpulan/verifikasi Verifikasi data dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak pertama memasuki lapangan dan selama
34
proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola tema, hubungan persamaan, hipotetsis dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk kesimpulan yang masih bersifat tentatif. Dalam tahapan untuk menarik kesimpulan dari katagori-katagori data yang telah direduksi dan disajikan untuk
selanjutnya
menuju
kesimpulan
akhir
mampu
menjawab
permasalahan yang dihadapi. Tetapi dengan bertambahnya data melalui verifikasi secara terus menerus, maka diperoleh kesimpulan yang bersifat grounded. Dengan kata lain, setiap kesimpulan senantiasa akan selalu terus dilakukan verivikasi selama penelitian berlangsung yang melibatkan interpretasi peneliti.
35