BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Lodoyong 03 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Lodoyong 03 Ambarawa pada semester II tahun pelajaran 2012/2013. SD Negeri Lodoyong 03 Ambarawa terletak di Desa Lodoyong Kecamatan Ambarawa. SD ini terletak di tengah-tengah desa dan jauh dari jalan raya. Letak SD sangat strategis karena dekat dengan pemukiman penduduk. Selain itu, keadaan sekitar sekolah yang tidak ramai sangat membantu proses pembelajaran. Keadaan sekolah bersih, rapi dan layak untuk dilakukan proes pembelajaran walaupun hanya dengan sarana yang seadanya. Karakteristik siswa kelas 5 SD Negeri Lodoyong 03 Ambarawa berumur antara 10 tahun sampai 11 tahun dengan jumlah 29 siswa yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki. Efektivitas belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas 5 SD Negeri Lodoyong 03 Ambarawa cenderung rendah. Hal ini terlihat dari tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan masih rendah, tingkat konsentrasi rendah, dan hasil belajar beberapa siswa yang belum memenuhi KKM. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Februari sampai dengan April 2012. Bulan Februari peneliti mulai mengadakan persiapan, yaitu menyusun prosposal penelitian dan instrumennya. Pada bulan Maret awal peneliti sudah mulai melaksanakan validitas instrument yaitu soal dilanjutkan dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I. Pada bulan Maret pertengahan peneliti melakukan tindakan kelas siklus II. Setelah itu bulan April peneliti mulai membuat laporan hasil penelitian.
34
35
Tabel 3.1 Alokasi waktu penelitian No 1 2 3
Pelaksanaan penelitian Proposal ptk Observasi Uji validitas soal siklus 1 dan siklus 2
1
Februari 2 3
4
1
Maret 2 3
4
1
April 2 3
4
Siklus 1 3
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Siklus 2
4 5 3.2
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Pelaporan Variabel Penelitian Menurut Arikunto (2010:169) variabel adalah gejala yang bervariasi yang
menjadi objek penelitian. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:60). Dalam penelitian tindakan kelas ini ada dua variabel yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel-variabel tersebut antara lain: 3.2.1 Variabel Bebas (X) “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel terikat” Sugiyono (2012:61). Variabel bebas atau variabel independen dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model yang dikembangkan untuk melibatkan siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dimana siswa dalam suatu kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan 4-5
36
orang, dan setiap kelompok harus heterogen terdiri laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi atau sedang. Selain itu, anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajaran. Mereka harus saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis kemudian melakukan diskusi (Rachmadiarti, 2001). Variabel bebas tersebut berbantuan bahan ajar handout. Handout diartikan sebagai “segala sesuatu” yang diberikan kepada peserta didik ketika mengkikuti kegiatan pembelajaran. Jadi, handout dibuat dengan tujuan memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi peserta didik. (Andi Prastowo, 2011:79) 3.2.2 Variabel Terikat (Y) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:4). Variabel terikat atau variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Hasil belajar adalah besarnya angka (skor) yang diperoleh siswa melalui kegiatan penskoring yang terdiri dari 25 butir soal berbentuk pilihan ganda, dimana soal tersebut mengacu pada indikator dalam RPP. Hasil belajar dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai hasil nilai belajar siswa setelah mendapatkan proses pembelajaran di kelas sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan. Sehingga dapat diketahui keberhasilan siswa dalam proses belajar yang telah dilakukan. Penulis mengambil materi gaya dengan SK dan KD sebagai berikut. Tabel 3.2 SK dan KD Mata Pelajaran IPA Materi Gaya SK
KD
5. Memahami hubungan antara gaya,
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan
gerak dan energi serta fungsinya
Berdasarkan penjelasan variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dapat dijabarkan kisi-kisi variabel X dan Y sebagai berikut.
37
Tabel 3.3 Kisi-kisi Variabel X dan Y No Langkah PBM Indikator Item 1 Guru menyampaikan Menyampaikan 1. Apakah guru tujuan dan memotivasi semua tujuan menyampaikan peserta didik pembelajaran tujuan yang ingin pembelajaran yang dicapai pada akan dicapai? pelajaran 2. Apakah guru tersebut dan memotivasi peserta memotivasi didik? peserta didik belajar 2 Guru menyampaikan Menyajikan Apakah guru materi dengan handout informasi menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta dengan handout didik dengan pembelajaran? handout pembelajaran 3 Guru mengorganisasikan Kelompok kecil 1. Apakah guru peserta didik ke dalam membagi siswa ke kelompok-kelompok dalam kelompok? kecil tanpa membedakan 2. Apakah guru agama, suku, ras, gender membagi maupun kemampuan kelompok secara akademik adil dan merata? 4 Guru membimbing Membimbing Apakah guru kelompok bekerja dan kelompokmembimbing belajar kelompok pada kelompok-kelompok saat mereka saat mengerjakan mengerjakan tugas? tugas 5 Guru melakukan evaluasi Evaluasi Apakah guru melakukan evaluasi di akhir pembelajaran? 6 Guru memberikan Penghargaan Apakah guru penghargaan memberikan penghargaan kepada semua siswa? Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD merupakan model dimana peran anggota kelompok dalam setiap kelompok sangat penting. Siswa menjadi lebih aktif dalam kelompok. Selain itu, penggunaan handout pembelajaran sebagai bahan ajar, membuat siswa untuk belajar mandiri dalam
38
memahami materi pelajaran. Penghargaan yang diberikan guru juga akan menumbuhkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran model koopertif tipe STAD dengan bahan ajar handout akan meningkatkan hasil belajar siswa. 3.3 Prosedur Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus tiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan dan tiap pertemuan 70 menit. Konsep pokok penelitian tindakan menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Suharsimi Arikunto, 2010:137) terdapat empat tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Alur dalam penelitian ini sesuai dengan pendapat Kemmis dan Mc Taggart yang disajikan dalam bagan berikut ini. Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan STAD berbantuan handout
Pengamatan aktivitas guru dan siswa
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan STAD berbantuan handout
Pengamatan aktivitas guru dan siswa
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2010:137)
39
3.3.1 Perencanaan (planning) Perencanaan (planning) merupakan kegiatan menyusun rancangan tindakan. Kegiatan ini dilakukan untuk persiapan pelaksanaan penelitian. Perencanaan dilaksanakan oleh peneliti sebelum tahap pelaksanaan tindakan diterapkan. Kegiatan dalam tahap ini seperti: penyusunan skenario pembelajaran, pembuatan istrumen pengamatan dan pembuatan media/alat peraga. 3.3.2 Pelaksanaan tindakan (acting) Pelaksanaan tindakan (acting) adalah implementasi atau penerapan isi rancangan. Hal yang perlu diingat pada tahap 2 ini adalah pelaksana tindakan harus taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan. Dalam penelitian ini tindakan yang diterapkan adalah STAD berbantuan handout pembelajaran dan peneliti sebagai pengamat. 3.3.3 Observasi (observing) Observasi (observing) adalah kegiatan mengamati dampak atas tindakan yang dilakukan. Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat tindakan diterapkan dalam kelas, sehingga antara pelaksanaan tindakan dan pengamatan berlangsung dalam waktu yang sama. Penelitian tindakan ini dilakukan dalam bentuk kolaborasi. Jika peneliti telah berperan sebagai pelaksana tindakan maka yang melakukan pengamatan adalah guru kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara pengamatan terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung, wawancara, kuesioner atau cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan. 3.3.4 Refleksi (reflecting) Refleksi (reflecting) adalah kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini akan dapat diketahui perubahan yang terjadi dan dilakukan telaah mengapa, bagaimana, dan sejauhmana tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah secara signifikan. Tahap ini dilaksanakan ketika pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan pengamat dan subjek penelitian (siswa-siswa yang diajar) untuk bersama-sama mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan
40
tindakan dalam bentuk replanning dapat dilakukan. Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya. Berikut ini akan dipaparkan rincian prosedur penelitian yang akan dilaksanakan. Siklus 1 1.
Perencanaan (planning) Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah: a. Merancang rencana pembelajaran siklus I sesuai dengan identifikasi masalah yang didapat ketika observasi. b. Menyusun RPP dengan materi gaya gravitasi dan gaya gesek. c. Merencanakan membagi kelompok-kelompok siswa. d. Membuat bahan ajar handout yang diperlukan dalam rangka membantu siswa memahami konsep-konsep IPA dengan baik. e. Menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan. f. Membuat
lembar
observasi
untuk
melihat
bagaimana
suasana belajar mengajar di kelas ketika tipe STAD berbantuan handout dilaksanakan. g. Mendesain
alat
evaluasi
untuk
melihat
apakah
materi
IPA telah dikuasai oleh siswa. 2.
Tindakan (acting) dan observasi (observing) Sesuai dengan standar proses bahwa pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Dalam kegiatan inti masih dijabarkan lagi ke dalam kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Untuk lebih jelasnya tahap pelaksanaan tindakan pada penelitian ini sebagai berikut: Pertemuan 1 a. Pendahuluan 1) Guru membuka pelajaran meliputi berdoa dan presensi 2) Apersepsi (presentasi kelas)
41
3) Guru menyampaikan rumusan masalah. 4) Merumukan hipotesis 5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru bersama siswa : 1) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai apersepsi tentang gaya gravitasi bumi 2) Guru menjelaskan materi tentang gaya gravitasi dengan bantuan handout pembelajaran Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : 1) Membagi siswa ke dalam 5 kelompok, satu kelompok 5-6 siswa (tim) 2) Membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok, masing-masing anggota kelompok mengerjakan tugas yang berbeda dalam lembar diskusi. Siswa yang berkemampuan relative rendah, diberi tugas yang lebih mudah. 3) Setiap anggota kelmpok mengerjakan soal sesuai bagiannya, kemudian
mempresentasikan
hasil
kerja
kepada
kelompoknya, hingga semua anggota kelompok mengerti dan bisa menjawab semua soal pada lembar kerja siswa. 4) Salah
satu
kelompok
maju
ke
depan
kelas
untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. 5) Guru membagikan bintang sebagai tanda keaktifan siswa dalam presentasi, baik siswa yang bertanya maupun menjawab pertanyaan. (skor kemajuan individual) 6) Memberikan
penghargaan
bagi
kelompok
yang
mengumpulkan bintang terbanyak sebagai kelompok teraktif pada pembelajaran di kelas.(penghargaan tim)
42
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru : 1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. 2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan. 3) Memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi yang sudah dijelaskan. c. Penutup 1) Guru menanggapi hasil presentasi siswa dalam setiap kelompok. 2) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 3) Pemantapan, yaitu siswa didorong untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan, dan ketrampilan yang baru saja diperoleh dalam kegiatan sehari-hari dan menyisipkan pesan moral mengenai sikap dan kerjasama. 4) Evaluasi, dalam kegiatan ini guru membagikan soal tertulis untuk dikerjakan secara individu, sebagai sarana pengukuran tingkat pemahaman. Evaluasi ini diberikan pada akhir pertemuan siklus I. (kuis) Pertemuan 2 a. Pendahuluan 1) Guru membuka pelajaran meliputi berdoa dan presensi 2) Apersepsi (presentasi kelas) 3) Guru menyampaikan rumusan masalah. 4) Merumukan hipotesis 5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru bersama siswa : 1) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai apersepsi tentang gaya gesek
43
2) Guru menjelaskan materi tentang gaya gravitasi dengan bantuan handout pembelajaran Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : 1) Membagi siswa ke dalam 5 kelompok, satu kelompok 5-6 siswa (tim) 2) Membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok, masing-masing anggota kelompok mengerjakan tugas yang berbeda dalam lembar diskusi. Siswa yang berkemampuan relative rendah, diberi tugas yang lebih mudah. 3) Anggota kelmpok mengerjakan soal sesuai bagiannya, kemudian
mempresentasikan
hasil
kerja
kepada
kelompoknya, hingga semua anggota kelompok mengerti dan bisa menjawab semua soal pada lembar kerja siswa. 4) Salah
satu
kelompok
maju
ke
depan
kelas
untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. 5) Guru membagikan bintang sebagai tanda keaktifan siswa dalam presentasi, baik siswa yang bertanya maupun menjawab pertanyaan. (skor kemajuan individual) 6) Memberikan
penghargaan
bagi
kelompok
yang
mengumpulkan bintang terbanyak sebagai kelompok teraktif pada pembelajaran di kelas.(penghargaan tim) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru : 1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. 2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan. 3) Memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi yang sudah dijelaskan.
44
c. Penutup 1) Guru menanggapi hasil presentasi siswa dalam setiap kelompok. 2) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 3) Pemantapan, yaitu siswa didorong untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan, dan ketrampilan yang baru saja diperoleh dalam kegiatan sehari-hari dan menyisipkan pesan moral mengenai sikap dan kerjasama. Pertemuan 3 1) Guru mengulas kembali materi tentang gaya gravitasi dan gaya gesek yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya 2) Evaluasi, dalam kegiatan ini guru membagikan soal tertulis untuk dikerjakan secara individu, sebagai sarana pengukuran tingkat pemahaman. Evaluasi ini diberikan pada akhir pertemuan siklus i. (kuis) 3) Membahas hasil evaluasi 4) Menghitung skor individual 5) Memberikan penghargaan bagi siswa yang mendapat mendapat nilai terbaik 3.
Pengamatan (observing) Tahap
ini
peneliti
melakukan
observasi
selama
kegiatan
pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan kepada keterlaksanaan tindakan guru dalam pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe stad dengan materi gaya. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dan terhadap hasil evaluasi siswa. 4.
Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera mengevaluasi perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh setelah kegiatan belajar mengajar berakhir (dampak tindakan). Peneliti melakukan refleksi sejauhmana tipe STAD berbantuan handout mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah secara signifikan. Bila melalui tipe
45
STAD berbantuan handout tingkat pemahaman siswa masih belum meningkat dalam mata pelajaran IPA tentang materi “Gaya Gravitasi dan Gaya Gesek” di SD Negeri Lodoyong 03 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012/2013, yang dapat dilihat dari kriteria pencapaian indikator kinerjanya, maka sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan dalam bentuk tindakan terhadap proses belajar mengajar selanjutnya sampai pada hasil dan tujuan yang telah dirumuskan berhasil.
Siklus II Pada siklus II pun kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus I hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian dengan indikator pembelajaran yang berbeda. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus I.
3.4
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa kelas 5 dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri Lodoyong 03 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang setelah dilaksanakan pembelajaran tipe STAD berbantuan handout adalah:: 3.4.1.1 Observasi Dalam menggunakan teknik observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi, Arikunto
(2010:272).
Teknik
ini
digunakan
untuk
mengetahui
proses
pembelajaran yang diterapkan guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan STAD berbantuan handout serta aktivitas siswa pada saat mengikuti pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat tindakan diterapkan di dalam kelas dan yang melakukan pengamatan adalah guru kelas.
46
Pengamat hanya perlu memberi skor pada blanko pengamatan sesuai keadaan yang terjadi pada saat penerapan tindakan di kelas. 3.4.1.2 Tes Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal. Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan di akhir kegiatan pada tiap siklus dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. 3.4.1.3 Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen–dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh data awal tentang nama siswa dan nilai hasil ulangan siswa kelas 5 di SD Negeri Lodoyong 03 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa kelas 5 dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri Lodoyong 03 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang setelah menggunakan STAD berbantuan handout adalah: 3.4.2.1 Lembar Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Data yang ingin diperoleh adalah untuk mengetahui
penerapan
pembelajaran
STAD
berbantuan
handout
serta
perkembangan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan STAD. Maka dari itu, lembar observasi dibedakan menjadi tiga yaitu lembar observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, dan kualitas handout. Untuk lembar observasi aktivitas guru digunakan rentang skor 1-4 dengan 30 item. Skor maksimal dari kegiatan pengamatan pembelajaran yang dirancang ialah 120. Kriteria yang ditetapkan berdasarkan skor tersebut dapat dikategorikan dalam tingkat ”kurang” jika skor hasil pengamatan ≤ 30, tingkat “cukup” jika skor hasil pengamatan 31-60, tingkat “baik” jika skor hasil pengamatan 61-90, dan tingkat
47
“sangat baik” jika skor hasil pengamatan 91-120.Adapun kisi-kisi lembar observasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi Keterampilan Guru Mengajajar Nomor No Aspek Indikator soal 1 Kegiatan pra 1. Guru mempersiapkan ruang, alat, dan 1, 2,3 pembelajaran media pembelajaran 2. Guru menyiapkan siswa untuk rapi duduk di tempat masing-masing 3. Guru memeriksa kesiapan peserta didik 2 Kegiatan awal 1. Guru mempersilaka ketua kelas untuk 4, 5, 6, 7, 8, 9, memimpin doa 10 2. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen kehadiran siswa 3. Guru memperkenalkan materi yang akan dipelajari 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa 5. Guru memotivasi siswa untuk siap menerima pelajaran 6. Guru menjelaskan kepada siswa langkahlangkah dalam pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD 7. Guru menyampaikan apersepsi 3 Kegiatan inti Eksplorasi 11, 12, 1. Guru bertanya jawab dengan siswa 13, 14, tentang apersepsi 15, 16, 2. Guru menggali pengetahuan siswa 17, 18, Elaborasi 19, 20, 3. Guru meyajikan pelajaran dengan 21, 22, handout pembelajaran (presentasi kelas) 23 4. Guru memberikan skor awal kepada siswa 5. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok secara heterogen, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa (tim) 6. Guru membimbing siswa melakukan diskusi kelompok untuk mengejakan LKS 7. Guru membimbing siswa untuk melakukan presentasi hasil diskusi 8. Guru mempersilakan kelompok lain untuk bertanya dan menanggapi hasil dari
48
4
Kegiatan Akhir
kelompok yang presentasi 9. Guru memberikan bintang kepada siswa yang aktif selama presentasi berlangung 10. Guru mencatat bintang yang diperoleh setiap kelompok Konfirmasi 11. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang kejelasan materi 12. Guru memberikn kesempatan kepada siswa bertanya 13. Guru memberikan refleksi pembelajaran 1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran 2. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu (kuis) 3. Guru membimbing siswa untuk melakukan koreksi silang 4. Guru memberikan skor perkembangan individu, setelah siswa mengerjakan soal evaluasi (skor kemajuan individual) 5. Guru menghitung skor kelompok, dengan menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu, dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok 6. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan skor kelompok yang diperoleh (penghargaan/rekognisi tim) 7. Guru megakhiri pembelajaran
24, 25, 26, 27, 28, 29, 30
Indikator yang dirumuskan pada kisi-kisi observasi aktivitas guru tersebut sesuai dengan standar proses dan sintaks model kooperatif tipe STAD berbantuan bahan ajar handout. Untuk lembar observasi aktivitas siswa digunakan rentang skor 1-4 dengan 30 item. Skor maksimal dari kegiatan pengamatan pembelajaran yang dirancang ialah 100. Kriteria yang ditetapkan berdasarkan skor tersebut dapat dikategorikan dalamtingkat”kurang” jika skor hasil pengamatan ≤ 30, tingkat “cukup” jika skor hasil pengamatan 31-60, tingkat “baik” jika skor hasil pengamatan 61-90, dan
49
tingkat “sangat baik” jika skor hasil pengamatan 91-120.Adapun kisi-kisi lembar observasi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.5 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa No
Aspek
1
Pra pembelajaran
2
Kegiatan Awal
3
Kegiatan Inti
Indikator 1. Siswa duduk rapi di tempat duduk masing-masing 2. Siswa mengeluarkan buku pelajaran IPA 3. Siswa mempersiapkan diri dengan baik 1. Ketua kelas untuk memimpin doa 2. Siswa menjawab salam dari guru dan mendengarkan absen dari guru 3. Siswa memerhatikan materi yang diperkenalkan guru 4. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru 5. Siswa siap menerima pelajaran IPA 6. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD 7. Siswa dan guru membahas singkat tentang materi yang sebelumnya telah dipelajari Eksplorasi 1. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru 2. Siswa menyebutkan contoh lain tentang materi yang akan dipelajari, yang mereka ketahui Elaborasi 3. Siswa mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan guru berbantuan handout pembelajaran 4. Siswa mendapatkan skor awal dari pertemuan 1 5. Siswa berada dalam kelompok secara acak, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa 6. Siswa melakukan diskusi kelompok untuk mengejakan LKS dengan bimbingan guru 7. Siswa melakukan presentasi hasil
Nomor soal 1, 2, 3
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23
50
4
Kegiatan Akhir
diskusi kelompok dengan bimbingan guru 8. Siswa dalam kelompok lain yang tidak presentasi bertanya dan menanggapi hasil dari kelompok yang presentasi 9. Siswa yang aktif dalam presentasi mendapatkan bintang dari guru 10. Siswa menggabungkan dan menghitung jumlah bintang yang diperoleh dalam kelompok Konfirmasi 11. Siswa menjawab pertanyaan guru 12. Siswa bertanya kepada guru pada kesempatan yang diberikan guru 13. Siswa melakukan refleksi pembelajaran 1. Siswa dan guru membuat kesimpulan tentang hasil pembelajaran yang telah dipelajari 2. Siswa mengerjakan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu 3. Siswa bersama guru melakukan koreksi silang jawaban siswa 4. Siswa memeroleh skor perkembangan individual 5. Siswa menghitung skor yang diperoleh dari setiap kelompok 6. Kelompok menerima penghargaan dari guru 7. Siswa dan guru megakhiri pembelajaran
24, 25, 26, 27, 28, 29, 30
Indikator yang dirumuskan pada kisi-kisi observasi aktivitas siswa diatas sesuai dengan sintaks model kooperatif tipe STAD berbantuan bahan ajar handout. 3.4.2.2 Soal tes tertulis Soal tes yang diberikan adalah soal test tertulis yang berbentuk pilihan ganda 30 soal yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran. Tes ini diberikan di akhir pertemuan siklus. Adapun kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel berikut ini.
51
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Penulisan Soal Evaluasi Standar Kompetensi 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak dan energi serta fungsinya
Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan
Indikator Membandingkan kecepatan jatuh dua buah benda (yang berbeda berat, bentuk, dan ukuran) dari ketinggian
Nomor Soal 4, 19, 30, 46, 47, 61
Menyimpulkan bahwa gaya gravitasi menyebabkan benda bergerak ke bawah
1, 7, 9, 14, 48, 62
Memprediksi seandainya tidak ada gaya gravitasi di bumi.
24, 33,35, 45, 49
Membandingkan gerak benda pada permukaan yang berbeda-beda (kasar, halus)
8, 17, 21, 44, 50, 51,
Menjelaskan berbagai cara memperkecil atau memperbesar gaya gesekan.
5, 15, 36, 43, 63, 64
Menjelaskan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari
10, 12, 26, 29, 52, 53
52
3.5
Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak magnetis
27, 28, 31, 32, 54, 55
Menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda melalui percobaan
25, 34, 37, 42, 56, 57
Mengidentifikasi sifat kutub magnet melalui percobaan
2, 6, 11, 20, 58, 65
Memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan seharihari
3, 13, 38, 39, 59, 60
Membuat magnet
16, 18, 22, 23, 40, 41
Analisis data Teknik análisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekriptif
kualitatif dan deskripsi kuantitatif, karena data yang diperoleh akan di analisis adalah berbentuk kata-kata atau penjelasan (deskriptif kualitatif) dan berbentuk angka-angka (deskripsi kuantitatif). Untuk keperluan analisis data kualitatif diperoleh dari lembar observasi, sedangkan untuk keperluan analisis data kuantitatif diperoleh dari tes yaitu tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda. Selain itu juga dilakukan analisis taraf kesukaran item instrumen soal, agar terlihat penyebaran taraf kesukaran soal dan diharapkan penyebaran yang merata. 3.5. 1 Analisis Taraf Kesukaran Item Soal Menurut Arikunto (2010: 207 - 210), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu
53
sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah: 𝑷 =
𝑩 𝑱𝑺
Keterangan: 𝑷
= indeks kesukaran
𝑩
= banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
𝑱𝑺
= jumlah seluruh siswa peserta tes
Setelah diperoleh besarnya nilai indeks kesukaran (P), selanjutnya dikonversi atau diubah menjadi nilai standar. Pengubahan skor mentah hasil penghitungan menjadi nilai indeks kesukaran (P) berskala tiga menggunakan patokan sebagai berikut: P = 0,00 – 0,30 adalah soal sukar P = 0,30 – 0,70 adalah soal sedang P = 0,70 – 1,00 adalah soal mudah 3.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Validitas adalah ketepatan kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas sering digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuisioner atau skala, apakah item-item pada kuisioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau hubungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penetuan layak atau tidaknya suatu item yang digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05 artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau jika melakukan penilaian secara langsung terhadap koefisien korelasi, bisa digunakan
54
batas nilai minimal korelasi 0,30. Menurut Azwar 1999 dalam Priyatno 2010:90 semua item yang mencapai koesifisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa jumlah item belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0.30 menjadi 0,25 tetapi menurunkan batas kriteria di bawah 0,20 sangat tidak disarankan. Untuk menguji reliabilitas instrument dilakukan analisis factorial dengan konstruk satu faktor untuk setiap perangkat dengan merujuk teori koefisien reliabilitas alpha dari cronbach (azwar, 2000). Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh george dan mallery (1995) sebagai berikut: a ≤ 0,7
:tidak dapat diterima
0,7 < a ≤ 0,8
: dapat diterima
0,8 < a ≤ 0,9
: reliabilitas bagus
a > 0,9
: reliabilitas memuaskan
3.5.3 Analisis Data Kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Langkah pertama dalam proses pengolahan hasil belajar adalah penskoran dari data mentah berdasarkan hasil belajar siswa baik pada pre tes maupun post tes. Penskoran adalah proses pengubahan jawaban-jawaban soal tes menjadi angka-angka. Angka-angka hasil penilaian tersebut selanjutnya diubah menjadi nilai-nilai untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Dalam penelitian ini peneliti menghitung nilai dari setiap siswa dan menghitung rata-rata dari seluruh siswa atau kelas 5. 3.5.3.1 Rumus menghitung nilai adalah sebagai berikut. 𝑵=
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
X 100
Keterangan : 𝑵 : Nilai 3.5.3.2 Rumus menghitung rata-rata nilai siswa adalah sebagai berikut. =
Ʃ𝒙 𝑵
55
Keterangan : : rata-rata hitung Ʃ𝒙
: jumlah nilai semua siswa
𝑵
: jumlah siswa
Setelah diperoleh besarnya nilai rata-rata hitung atau mean dari skor-skor tes yang bersangkutan, selanjutnya dikonversi atau diubah menjadi nilai standar. Pengubahan skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala lima atau lima huruf, menggunakan patokan sebagai berikut. Tabel 3.7 Patokan Rata-Rata Hasil Belajar IPA Nilai Rata-Rata Nilai Standar Keterangan 86-100 A Tinggi Sekali 76-85 B Tinggi 66-75 C Normal 56-65 D Rendah 40-55 E Sangat Rendah Adapun penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk persentase. Adapun rumus persentase tersebut adalah sebagai berikut. 𝑷=
Ʃ𝒏 𝑵
𝒙 𝟏𝟎𝟎% Keterangan : Ʃ𝒏
= jumlah frekuensi yang muncul
𝑵
= jumlah total siswa
𝑷
= presentase ketuntasan
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam 2 kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut. Tabel 3.8 Kriteria Ketuntasan Belajar Kriteria Ketuntasan Kualifikasi ≥ 65 Tuntas < 65 Tidak Tuntas
56
3.5.4 Analisis Data Kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data observasi dari hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Data kualitatif yang diperoleh dari observasi guru selama proses pembelajaran ipa berlangsung dengan cara deskriptif, dan data ini hanya bersifat sebagai data pendukung. Data observasi menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai antara (4, 3, 2, 1) untuk penilaian keterlaksanaan guru dalam pembelajaran yang berarti angka 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang (Sudjana, 2006: 77-78) dengan cara memberi centang (√) pada kolom skala nilai. Kemudian skala nilai tersebut dikonversikan dengan rentang seratus untuk menilai
keterlaksanaan
pembelajaran
yang
dilakukan
guru.
Konversi
keterlaksanaan pembelajaran guru dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3.9 Konversi Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Guru Nilai Keterangan 91 –120 Baik Sekali (A) 61 – 90 Baik (B) 31 – 60 Cukup Baik (C) ≤30 Kurang (D) 3.6
Indikator Kinerja Pada penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil bila 90% siswa
berhasil memperoleh nilai ≥ 65, yakni skor standar ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan di awal tahun pelajaran 2012/2013.