BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berada di situs web www.idx.com. BEI dipilih sebagai tempat penelitian karena BEI merupakan Bursa Efek di Indonesia yang memiliki data transaksi keuangan dan non keuangan lengkap. Waktu penelitian yang dilakukan penulis dimulai Oktober 2014 – Januari 2015.
B. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kausal. Penelitian kausal merupakan penelitian untuk menganalisis pengaruh antara variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor yang akan diuji terhadap audit delay pada perusahaan yang bergerak di Perusahaan Perbankan.
32
33
C. Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran 1. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen penelitian ini adalah audit delay yang diukur berdasarkan lamanya waktu penyelesaian audit dari akhir tahun fiscal perusahaan sampai tanggal laporan audit dikeluarkan, yaitu per 31 Desember sampai tanggal tertera pada laporan auditor independen. Variabel ini diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari.
2. Variabel Independen (X) a. Ukuran Perusahaan (X1) Ukuran
Perusahaan
adalah
suatu
skala
dimana
dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara. Dalam penelitian ini Ukuran Perusahaan adalah ukuran perusahaan yang diperiksa oleh KAP dan dihitung dengan menggunakan total asset yang dimiliki perusahaan atau total aktiva perusahaan klien yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan akhir periode yang telah diaudit menggunakan log size. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap Ukuran Perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma dengan tujuan untuk menghaluskan besarnya angka dan menyamakan ukuran saat regresi. Ukuran Perusahaan = log (total aktiva).
34
b. Gender Auditor (X2) Golongan dalam penelitian ini adalah auditor laki-laki dan perempuan. Gender merupakan salah satu variable independen yang memiliki pengaruh terhadap audit delay penyampaian laporan auditan. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Kategori laporan keuangan yang diaudit oleh auditor laki-laki diberi nilai dummy 1 dan kategori laporan keuangan yang diaudit oleh audior perempuan diberi nilai 0. Setelah mengetahui nama auditor dari laporan auditor independen selanjutnya dilakukan pencarian bukti yang mendukung bahwa nama auditor tersebut sesuai dengan identitas jenis kelamin yang dimiliki auditor, yaitu berupa foto atau bukti lainya yang dapat menunjukkan identitas jenis kelamin dari auditor tersebut dengan jelas. c. Profitabilitas (X3) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Profitabilitas diukur dengan rasio Return On Asset (ROA) yang hitung berdasarkan EAT dibagi dengan total aktiva. Perusahaan yang memiliki Profitabilitas tinggi diduga waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan auditnya akan lebih pendek dibandingkan perusahaan dengan Profitabilitas rendah. Profitabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut: Profitabilitas (ROA) =
EAT
X 100%
Total Aktiva
35
d. Solvabilitas (X4) Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva dengan jumlah hutang.
Solvabilitas
mencerminkan
kemampuan
perusahaan
untuk
membayar seluruh kewajibannya, baik yang berupa hutang jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Suatu perusahaan dikatakan solvable apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutangnya. Solvabilitas dapat ditunjukkan oleh rumus sebagai berikut: Solvabilitas (RU) =
Total Utang
X 100%
Total Asset e. Kualitas Kantor Akuntan Publik (X5) Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundangundangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik (Sistya, 2008). KAP diklasifikasikan menjadi dua, yaitu KAP Big Four atau non big four. KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four diberi kode 1, sedangkan untuk KAP non big four diberi kode 0.
36
3. Skala Pengukuran Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat di ukur dengan skala yang terangkum dalam tabel sebagai berikut:
tabel 3.1 Pengukuran Variabel
NO VARIABEL a.
INDIKATOR
SKALA
DEPENDEN (Y) Audit Delay
Waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan Rasio untuk melaporkan Laporan Keuangan.
b.
INDEPENDEN (X) Ukuran Perusahaan (X1)
Total Aktiva yang dimiliki emiten pada tahun RASIO pelaporan
Gender Auditor (X2)
indikator
yang
dapat
mempengaruhi DUMMY
keterlambatan laporan keuangan
Profitabilitas (X3)
Return On asset
RASIO
Solvabilitas(X4)
Total hutang dibagi total ekuitas
RASIO
Kualitas Kantor Akuntan auditor-auditor yang berasal dari KAP Publik (X4)
DUMMY
37
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah 31 peusahaan perbankan pada tahun 2009 sampai 2013 sehingga sebanyak 110 data yang diolah. Perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang berkembang sangat pesat karena perusahaan perbankan memiliki peranan penting untuk perekonomian Indonesia karena perbankan untuk menabung dana dan menginvestasikan dana. Penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruh audit delay dalam pengauditan perusahaan dan pengumpulan data penelitian ini di ambil dari laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai dengan 2013. 2. Sampel sampel yang akan digunakan adalah purposive sampling yaitu peneliti menentukan sampel yang terpilih berdasarkan kriteria dari peneliti sendiri antara lain: a. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai 2013.
b. Perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang telah menerbitkan laporan auditor independen selama 31 Desember 2009 sampai 31 Desember 2013.
38
c. Perusahaan tersebut yang memiliki total asset lebih dari 500 miliar. Jumlah sampel akhir berdasarkan kriteria seleksi sampel yang ditetapkan (purposive sampling) di atas tampak pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Teknik Penentuan Sampel
NO
KETERANGAN
JUMLAH
1.
Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
31
Indonesia pada tahun 2009 sampai 2013. 2.
Perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang
(2)
telah menerbitkan laporan auditor independen selama 31 Desember 2009 samapai 31 Desember 2013.
3.
Perusahaan tersebut yang memiliki total asset lebih dari
(7)
500 miliar. Final sampel penelitian
22
Periode penelitian yang digunakan adalah tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 sehingga total seluruh sampel selama lima tahun adalah 110 sampel.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Pengumpulan data arsip (dokumentasi) atau data sekunder. Data sekunder yang digunakan
39
dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013. Data diperoleh dari www.idx.co.id. F. Metode Analisis Data Ada beberapa teknik statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis data. Tujuan dari analisis data adalah mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung di dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk memecahkan suatu masalah. Permasalahan yang biasa di pecahkan biasanya dinyatakan dalam bentuk satu atau lebih hipotesis nol. Analisa data menggunakan regresi berganda (multiple regression) untuk menguji pengaruh
variabel-variabel
independen terhadap
variable
dependen.
1. Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum sum, range, kurtosis, dan sweekness (ke mencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19).
2. Uji Asumsi Klasik Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Uji Normalitas
40
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013:160). Dalam penelitian ini normalitas menggunakan Probability Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013:161). b. Uji Multikolinieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi
diantaravariabel
yang
baik
independen.
seharusnya Jika
tidak
variabel
terjadi
independen
korelasi saling
berkolerasi maka variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013:105). Dalam melakukan pengujian terhadap multikolinearitas dapat dideteksi dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas dan sebaliknya apabila VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013:106). c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
41
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) (Ghozali, 2013:110). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin Watson, dimana dalam pengambilan keputusan dengan melihat berapa jumlah sampel yang diteliti yang kemudian dilihat angka ketentuannya pada tabel Durbin Watson. Untuk mengetahui adanya nilai Durbin Watson (D-W) dapat dilihat dengan kriteria : 1). Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif. 2). Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3). Angka D-W diatas +2, berarti ada autokorelasi negative. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut Homoskesdatisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).
42
Pada uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji Spearman’s rho yaitu mengorelasikan variabel indpenden dengan residualnya. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0.05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi antara variabel independen dengan residual memberikan signifikan lebih dari 0.05 (Priyatno, 2009) Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen (sig < 0.05), maka ada indikasi heteroskedastisitas.
3. Uji Kesesuaian Model a. Uji Koefisien Determinasi Berganda (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai
yang
mendekati satu
berarti
variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Jika dalam uji empiris di dapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R2 = 1, maka adjusted R2 = R2 = 1 sedangkan nilai R2 = 0, maka adjusted R2 = (1-k)/(n-k). jika k>1, maka adjusted R2 akan bernilai negatif (Ghozali, 2013:97).
43
b. Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang di masukkan dalam model mempunyai
pengaruh
secara
bersama-sama
terhadap
variabel
dependen/terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 1). Bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. 2). Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel maka Ho ditolak dan menerima HA.
4. Uji Hipotesis a. Uji Regresi Parsial (Uji Statistik t) Uji Regresi Parsial (Uji Statistik t) Pengujian hipotesis untuk masing-masing
variabel
Ukuran
Perusahaan,
Gender
Auditor,
Profitabilitas, Solvabilitas dan Kualitas Kantor Akuntan Publik secara individu terhadap Audit Delay menggunakan uji regresi parsial (uji t). Uji regresi parsial pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
variabel
penjelas/independen
secara
individual
dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali 2013). Adapun mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
44
1)
Jika prob < 0.05 atau t hitung > t tabel maka variabel X secara individu (Parsial) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
2)
Jika prob. > 0.05 atau t hitung < t tabel maka variabel X secara individu (Parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
b. Analisis Regresi Linier Berganda Penelitian ini dianalisis dengan model regresi berganda untuk melihat seberapa besar pengaruh Ukuran Perusahaan, Gender Auditor, Profitabilitas, Solvabilitas, serta Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap audit delay dengan model dasar sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Keterangan: Y = lamanya hari penyelesaian audit (audit delay) a = konstanta b = koefisien regresi X1, X2, X3, X4, X5 X1 : Ukuran Perusahaan
X4 : Solvabilitas
X2 : Gender Auditor
X5 : Kualitas Kantor Akuntan Publik
X3 : Profitabilitas
e = tingkat kesalahan pengganggu