BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas atau sering disebut
dengan CAR (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan
dan
terjadi
dalam
sebuah
kelas
secara
bersama
(Suharsimi,dkk.,2011:3). Model PTK yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering kita kenal dengan PTK adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model PTK tersebut mengambarkan adanya empat langkah (dan pengulangannya), yang disajikan seperti gambar 10. Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan ? Gambar 10 Desain Siklus PTK Model Kemmis S dan Mc. Taggart Sumber: Arikunto (2014:37)
30
31
Secara utuh, bagan tersebut mengambarkan penerapan tindakan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yang melalui beberapa tahapan sebagi berikut: 1. Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan, pada bagian ini menjelaskan tentang apa, dimana, mengapa,kapan, oleh siapa, dan bagimana tindakan tersebut dilakukan. 2. Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan, dalam hal ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah direncanakan, yaitu mengenakan tindakan kelas. Dalam tahap ini boleh melakukan modifiksi akan tetapi tidak boleh mengubah prinsip sesui dengan apa yang telah direncanakan. 3. Tahap 3 : Pengamantan, pada tahapan ini peneliti melaksanakan pengamatan. 4. Tahap 4: Refleksi atau pantulan, yaitu suatu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi 3.2 Seting Penelitian 3.2.1
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 04 Kaloran, yang beralamat di bawang, kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada pembelajaran matematika kelas kelas 4.
3.2.1
Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan Mei tahun 2016 pada semseter II tahun ajaran 2015/2016, pada mata pelajaran matematika. Alokasi waktu dapat dilihat pada Tabel 3.
32
Tabel 3 Perinci Waktu Penelitian No
Keterangan
Waktu Februari 2016 Maret 2015 1
1
Observasi
2
Penyusuna
2
3
4
1 2 3
April 2015
4 1 2 3
4
Mei 2015 1 2 3 4
Proposal SIKLUS I
3 Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
SIKLUS II
4 Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Pelaporan
4
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Februari 2016 sampai bulan Mei 2016. Bulan Februari digunakan untuk mempersiapkan penelitian yang akan dilaksanakan. Pada tahap perencanaan terkait dengan penelitian dilakukan peneliti pada
bulan
Maret,
seperti
menyusun
Skenario
pembelajaran
dengan
memperhatikan model pembelajaran Two Stay Two Stray, menyusun RPP
33
pembelajaran sesuai sintak TSTS dan standar KTSP, menyusun lembar observasi untuk kegiatan guru dan aktivitas siswa, menyusun kisi-kisi, dan instrumen hasil belajar baik siklus I maupun siklus I, dan validitas untuk mengukur kelayakan instrumen yang dilakukan di SD Negeri 04 Kaloran pada minggu ke-2 bulan April. Selanjutnya pada bulan April minggu ke-3 peneliti mulai melaksanakan siklus I dan pelaksanaan siklus II pada bulan April minggu ke-4. Pelaksanaan tindakan penelitian siklus II ini mengacu pada hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I. Pelaksanaan kegiatan observasi oleh guru observer dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan penelitian secara bersamaan. Selanjutnya pada bulan April minggu ke-4 sampai pada bulan Mei 2016 digunakan oleh peneliti untuk menyusun laporan penelitian, konsultasi laporan serta merpersiapkan untuk ujian. 3.2.2
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas kelas 4 SD Negeri 04 Kaloran,
dengan jumlah murid 21 siswa, 7 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Karakteristik subjek yang akan diteliti bahwa siswa kelas kelas 4 SD Negeri 04 Kaloran mempunyai kepedulian antar teman yang sangat tinggi hal itu tampak diantaranya pada saat observasi ada seorang siswa yang memberi sebagian makanan kepada teman yang lain. Selain itu pada saat proses pembelajaran berlangsung ada salah satu siswa yang belum paham tentang materi yang dijelaskan guru, seorang yang duduk disebelahnya mencoba membantu menjelaskan. Rasa kepedulian dan saling membantu dapat dijadikan dasar penerapan model. 3.3 Variabel Peneliti Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. 3.3.1
Variabel bebas Variabel bebas adalah tindakan yang digunakan guru dengan penerapan
model TSTS. Menurut Lie (2002:61) TSTS adalah salah satu model kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi ke kelompok lain.
34
3.3.2 Variabel Terikat variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar Matematika. Menurut Nawawi (K.Brahim ,2007:39) bahwa hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. 3.4 Rencana Pelaksanaan Tindakan Langkah-langkah dan desain penelitian ini mengikuti prinsip dasar yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart (1988: 11). Pelaksanaan tindakan dilakukan sampai target yang diinginkan tercapai. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut. 3.4.1
Persiapan Dalam tahap persiapan, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui
permasalahan yang terjadi pada siswa. Selanjutnya pengkajian teori dan hasil penelitian. Selanjutnya peneliti mengajukan judul untuk mengatasi permasalahan yang ada pada siswa. tahap persiapan yang terakhir adalah pengajuan proposal 3.4.2
Siklus I
3.4.2.1 Perencanaan Langkah–langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut. a. Skenario pembelajaran dengan memperhatikan model pembelajaran Two Stay Two Stray b. Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) c. Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru d. Menyiapkan lembar soal tes hasil belajar 3.4.2.2 Tindakan Pada tahap ini kegiatan pembelajaran dilaksanakan 3 kali pertemuan. Tiap siklus pembelajaran dilakukan dengan materi yang berbeda. Tahap-tahap yang dilakukan dalam implementasi tindakan terbagi atas 3 kegiatan sebagai berikut.
35
a. Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, dilanjutkan berdoa dan menanyakan kondisi siswa. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Guru melakukan apresepsi b. Kegiatan inti 1. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari 2. Guru menyampaikan langkah-langkah tentang model pembelajaran TSTS 3. Guru membagi 5 kelompok. Pembagian kelompok memperhatikan aspek kognitif berdasarkan nilai matematika 4. Guru memberikan sub pokok bahasan pada tiap-tiap kelompok 5. Siswa bekerjasama dalam kelompok 6. Dua orang yang bertugas sebagai tamu mengunjungi kelompok lain, dan dua orang lainnya sebagai penerima tamu 7. Dua orang yang tinggal sebagai penerima tamu membagi hasil kerja dan informasi kepada tamu 8. Tamu kembali ke kelompok untuk mendiskusikan hasil rotasi mereka c. Penutup 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 2. Guru menyimpulkan pelajaran 3.4.2.3 Observasi Tahap observasi dilakukan bersama tahap tindakan. Setiap tindakan atau aktivitas yang dilakukan siswa diamati oleh obsever dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa, dan mengamati jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam penggunaan model pembelajaran TSTS. 3.4.2.4 Refleksi Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan semua kemunculan baik dari aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dilaksanakan, serta aktivitas guru dari kegiatan siklus I sampai dengan siklus II setelah siswa mencapai ketuntasan
36
sebagaimana indikator kinerja. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Hasil refleksi menjadi dasar perubahan pada siklus berikutnya. 3.4.3 Siklus II 3.4.3.1 Perencanaan Langkah–langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut: a. Menyusun strategi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang diperlukan pada tahap refleksi pada siklus II b. Skenario pembelajaran dengan memperhatikan model pembelajaran TSTS c. Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) d. Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru dan lembar aktivitas siswa e. Menyusun kisi-kisi dan intrumen hasil belajar f. Menyiapkan lembar soal tes hasil belajar 3.4.3.2 Tindakan Pada tahap ini kegiatan pembelajaran dilaksanakan 2 kali pertemuan. Tiap siklus pembelajaran dilakukan dengan materi yang berbeda. Pada tahap ini, peneliti melakukan. a. Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, dilanjutkan berdoa dan menanyakan kondisi siswa. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Guru melakukan apresepsi b. Kegiatan inti 1. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari 2. Guru
menyampaikan
langkah-langkah
tentang
model
pembelajaran TSTS 3. Guru
membagi
5
kelompok.
Pembagian
kelompok
memperhatikan aspek kognitif berdasarkan nilai matematika 4. Guru memberikan sub pokok bahasan pada tiap-tiap kelompok
37
5. Siswa bekerjasama dalam kelompok 6. Dua orang yang bertugas sebagai tamu mengunjungi kelompok lain, dan dua orang lainnya sebagai penerima tamu 7. Dua orang yang tinggal sebagai penerima tamu membagi hasil kerja dan informasi kepada tamu 8. Tamu kembali ke kelompok untuk mendiskusikan hasil rotasimereka c. Penutup 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 2. Guru menyimpulkan pelajaran 3.4.3.3 Observasi Tahap observasi dilakukan bersama tahap tindakan. Setiap tindakan atau aktivitas yang dilakukan siswa diamati oleh obsever dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa, dan mengamati jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam penggunaan model pembelajara TSTS. 3.4.3.4 Refleksi Peneliti pada tahap ini melakukan analisa terhadap pelaksanaan tindakan setelah kegiatan pembelajaran selesai seperti yang dilakukan pada siklus I untuk dijadikan sebagai bahan refleksi. Selanjutnya berdasarkan hasil observasi dan tes formatif siswa pada siklus II dapat dilihat apakah pelaksanaan tindakan siklus II ini sudah mencapai indikator penelitian yang sudah ditentukan, jika penelitian ini sudah mencapai indikator yang ditentukan maka penelitian dihentikan. 3.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dokumentasi, observasi, dan tes. 3.5.1
Metode dokumentasi Menrurut Slameto (2015), Metode dokumentasi adalah salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri data histories. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental sesorang. Dokumentasi digunakan untuk melihat hasil perolehan nilai matematika sebelum diberi tindakan.
38
3.5.2 Metode observasi Metode observasi menurut Arikunto (2014: 199) merupakan pemanfaatan seluruh alat indra untuk mengumpulkan data dengan kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek. Pada penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti dengan tujuan yang dilakukan oleh kolega terhadap peneliti adalah mengetahui kesesuiaan tindakan dengan perencanaan. 3.5.3
Metode tes Arikunto (2014:193) menyatakan bahwa tes merupakan suatu alat yang
digunakan untuk mengukur potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap individu ataupun kelompok potensi dalam hal ini ketrampilan, pengetahuan intelejensi, kemampuan atau bakat dengan memberikan pertanyaan, latihan atau alat lain yang dapat digunakan. Dalam penelitian ini tes yang digunakan merupakan buatan dari guru, adapaun alasan peneliti menggunakan teknik tes dikarenakan tes diangap sebagai alternative terbaik untuk memperoleh suatu data nilai hasil belajar siswa, nilai yang diperolehpun datanya valid. 3.6 Instrumen Pengumpulan Data dan Uji Validitas Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi siswa, lembar observasi guru, soal, dan instrumen tes.
Dari tiga instrumen tersebut untuk
instrumen tes dilakukan Validitas instrumen tes dapat dilakukan menggunakan 3.6.1
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitan harus valid dan reliabel. Untuk
itu diperlukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen yang nantinya akan digunakan. 3.6.1.1 Uji Validitas Validitas menurut Arikunto (2014: 211) merupakan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument yang ditunjukan berdasarkan suatu ukuran. Uji validitas instrument soal digunakan untuk mengetahui validitas soal yang nantinya akan digunakan sebagai tes individual setelah proses pembelajaran dilaksanankan. Cara yang digunakan untuk mengetahui tingkat validitas yaitu dengan cara melihat
39
angka pada corrected item total correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item nilai. Peneliti menggunakan tolak ukur nilai koefisien korelasi (r) sebagai tolak ukur validitas. 0,00-020
:dianggap tidak ada validitas
0,21-0,40
: Validitas rendah
0,41-0,60
: Validitas sedang
0,61-0,80
:Validitas tinggi
0,81-1,00
:Validitas Sempurna
Instrumen tes berupa butir soal pada siklus 1 dan 2 yang akan diberikan pada siswa kelas 4 SD Negeri 04 Kaloran sebelumnya harus diujikan dulu ke SD yang lain, kemudian dilakukan perhitungan uji validitas instrument hasil dengan bantuan SPSS 23.0. Tabel 4 Hasil uji validitas soal siklus 1 Bentuk soal
Indikator
Item soal
6.1.1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
1, 2, 3, 4, 5, 6, 1, 3, 4,
6.5.2 Mengurutkan pecahan
7, 8 ,9 ,10, 11, 7, 8 ,9 12 ,13, 14, ,10, 11, 12 ,13, 14
6.5.3 Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan
15, 16, 17, 18, 15, 16, 19, 20 18, 19
Pilihan ganda
valid
Soal tidak valid 2, 5, 6,
17, 20
Berdasarkan hasil uji validitas 20 item soal diketahui dari tabel 4 diatas, terdapat 5 soal tidak valid yaitu 2, 5, 6, 17, 20.
40
Bentuk soal
Pilihan ganda
Tabel 5 Hasil uji validitas soal siklus II Indikator Item soal valid
Soal tidak valid
6.1.5
Menentukan 1, 2, 3, 4, 5 hasil 2 penjumlahan pecahan penyebut sama dan penyebut beda
1, 2, 3, 4, 5
6.1.6
Menentukan hasil 2 pengurangan pecahan penyebut sama dan penyebut beda Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan
6, 7, 8 ,9 ,10
6, 7, 8 ,9
10
11, 12 ,13, 14, 15
11, 12, 14,
13, 15
Menyelesaikan 16, 17, 18, masalah 19, 20 sehari-hari yang berkaitan dengan pengurangan pecahan
16, 18, 19, 20
17
6.1.7
6.1.8
Adapun uji validitas butir soal untuk instrumen siklus II berdasarkan hasil uji validitas 20 item soal diketahui dari Tabel 5, terdapat 4 soal tidak valid yaitu 10, 13, 15, 17. Soal dengan validitas tertinggi kemudian digunakan oleh peneliti sebagai soal evaluasi pada setiap siklusnya. 3.6.1.2 Uji Reliabilitas Realibilitas menurut Arikunto (2014:221) merupakan suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagi alat pengumpul data karena instrument
41
tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini uji realibilitas instrument digunakan untuk menguji instrument soal yang nantinya akan digunakan dalam tes setelah berlangsungnya proses pembelajaran. Dalam penelitian ini uji realibilitas menggunakan SPSS 23 for windows. Pengujian realibilitas dengan melihat nilai dari cronbach’s Alpha. Soal bisa dikatakan reliabel apabila hasil tes menunjukan ketepatan, atau apabila tes yang sma tersebut diberikan pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan berada dalam urutan atau rangking yang sama dalam kelompok. Pengukuran koefisien reliabilitas intrumen dalam penelitian ini dapat dijelaskan melalui tabel 6 sebagai berikut. Tabel 6 Kriteria Reliabilitas Instrumen Rentang
Kriteria
0,80 – 1,00
Sangat reliabel
<0,80 – 0,60
Reliabel
<0,60 – 0,40
Cukup reliabel
<0,40 – 0,20
Agak reliabel
<0,20
Kurang reliabel
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan di SD Negeri 04 Kaloran pada tingkatan yang lebih tinggi dengan menggunakan analisis IBM SPSS Statistics 23 adalah sebagai berikut . SPSS dapat dilihat pada lampiran rekapitulasi ( lampiran lembar validasi 4 dan 11)
Bentuk instrumen Pilihan ganda
Tabel 7 Hasil Uji Realibilitas Item Soal Siklus 1 Siklus I Siklus II Koefisien kategori Koefisien kategori Sangat Sangat 0,865 0,904 reliabel reliabel
Berdasarkan Tabel 7 telah di paparkan mengenai hasil uji reliabilitas dari tabel hasil uji reliabilitas tersebut dapat diketahui bahwa nilai koefisien reliabitas pada
42
siklus 1 mencapai 0,865 yang berarti tingkat reliabilitasnya termasuk dalam kategori sangat reliabel. Sementara tingkat koefisien reliabilitas pada siklus II mencapai 0,907 yang berarti tingkat reliabilitasnya termasuk dalam kategori sangat reliabel, sehingga berdasarkan hasil uji validitas terhadap instrumen pada siklus 1 dan siklus 2 dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan dalam kategori sangat reliabel karena nilai koefisiennya lebih dari 0,80. 3.7 Indikator Kinerja Dalam penelitian, indikator keberhasilan merupakan ketentuan atau patokan suatu penelitian dikatakan berhasil atau tidak. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator keberhasilan setelah pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut: a. Rata-rata kelas mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 75 b. Rata-rata kelas mengalami peningkatan setelah pelaksanaan tindakan dapat dilihat melalui peningkatan nilai dari siklus I ke siklus selanjutnya. c. Telah mencapai syarat ketuntasan klasikal yaitu 73% 3.8 Teknik Analisis Data Data yang didapat dari penelitian ini terdapat data kualitatif dan kuantitatif. Kuantitatif digunakan untuk membandingkan data yang diperoleh dari hasil tes berbentuk angka–angka yang dilaksanakan pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Adapun data kualitatif akan digunakan untuk menganalisis guna mendeskripsikan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.