BAB III METODE PENELITIAN 3.1.
Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu
(Quasi Experimental Design). Jenis penelitian ini dipilih karena kelompok kontrol tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Dalam penelitian ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, tidak dipilih secara random, namun digunakan pertimbangan yaitu jumlah siswa, nilai rata-rata kelas dan pada kedua kelompok tersebut belum diberlakukan pembelajaran Think Pair Share. Pada kelompok eksperimen diberi treatment khusus yaitu dengan menggunakan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media power point, sedangkan kelompok kontrol dikenakan treatment dengan menggunakan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan. Setelah tiga kali pertemuan, kedua kelompok di tes dengan tes yang sama sebagai tes akhir. Hasil kedua tes akhir ini diuji perbedaannnya. Perbedaan hasil tes antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan pengaruh dari treatment yang diberikan. Dengan asumsi bahwa kedua kelompok memiliki kesetaraan yang sama maka desain yang dipilih adalah Two Group Posttest Only, digambarkan sebagai berikut: X1
Q2
X2
Q4
Gambar 1. Skema Two Group Posttest Only Keterangan: X1
: Treatment pembelajaran Think Pair Share berbantuan media power point.
X2
: Treatment pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan.
46
47
Q2
: Skor hasil pengukuran akhir hasil belajar kelompok eksperimen.
Q4
: Skor hasil pengukuran akhir hasil belajar kelompok kontrol.
3.2.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1. Variabel Penelitian Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati (Sugiyono, 2011:4). Dalam penelitian ini variabel yang akan digunakan ada dua jenis yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah pembelajaran Think Pair Share berbantuan media power point (X1) dan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan (X2). Hal ini dikarenakan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media power point dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share berbantuan media bagan merupakan variabel yang mempengaruhi hasil belajar IPA. Variabel dependen/terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA (Y). Hal ini dikarenakan, pembelajaran IPA mendapat pengaruh dari variabel bebas yaitu pembelajaran Think Pair Share berbantuan media power point dan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan. 3.2.2. Definisi Operasional Pembelajaran Think Pair Share dalam penelitian ini berbantuan media power point dan media bagan yang merupakan variabel tindakan (bebas) yang mempengaruhi hasil belajar IPA sebagai variabel terikat. Variabel penggunaan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media power point didefinisikan secara operasional sebagai proses pembelajaran IPA kelas 5 SD N Bergaskidul 03 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang dimana siswa dihadapkan pada suatu masalah untuk selanjutnya dicari jawaban dan kesimpulannya dengan berbantuan media power point sehingga pembelajaran menjadi lebih mengaktifkan siswa, sedangkan hasil belajar IPA adalah besarnya skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal post tes yang berbentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPA materi daur air. Hasil belajar IPA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa setelah diberikan treatment berupa pembelajaran Think Pair
48
Share berbantuan media power point dan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan. 3.3.
Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah semua siswa kelas 5 SD N Bergaskidul
03 dengan jumlah 36 siswa dan SD N Bergaskidul 01 dengan jumlah 45 siswa. Subjek yang akan digunakan penelitian ini ada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada penelitian ini kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media power point yaitu semua siswa kelas 5 SD N Bergaskidul 03 yang berjumlah 36 siswa. Dan pada penelitian ini kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan yaitu semua siswa kelas 5 SD N Bergaskidul 01 yang berjumlah 45 siswa. Tabel 3. Data Siswa Kelas 5 SD N Bergaskidul 03 dan SD N Bergaskidul 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelompok Eksperimen SD N Bergaskidul 03 Frekuensi Persentase (%) 16 44,4% 20 55,6% 36 100%
Kelompok Kontrol SD N Bergaskidul 01 Frekuensi Persentase (%) 19 42,2% 26 57,8% 45 100%
Pada Tabel 3. menunjukkan subjek dalam penelitian ini adalah kelompok eksperimen kelas 5 SD N Bergaskidul 03 yang berjumlah 36 siswa, yaitu terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan dan kelompok kontrol kelas 5 SD N Bergaskidul 01 yang berjumlah 45 siswa, yaitu terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan. Jadi jumlah seluruh subjek penelitian sebanyak 81 siswa. Alasan yang menjadi pertimbangan peneliti memilih SD N Bergaskidul 03 sebagai kelas eksperimen dalam penelitian ini karena SD ini memenuhi syarat
49
untuk dijadikan penelitian eksperimen selain itu sekolah yang untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berakreditasi sama yaitu A, sedangkan penelitian dengan judul “Perbedaan Pengaruh Antara Penerapan Pembelajaran Think Pair Share Berbantuan Media Power Point dengan Pembelajaran Think Pair Share Berbantuan Media Bagan Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013” belum pernah dilakukan di SD N Bergaskidul 03. Terhadap subyek penelitian dilakukan uji kesetaraan untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok. Data yang digunakan untuk uji kesetaraan adalah hasil belajar IPA dengan materi daur air. Pada penelitian ini uji kesetaraan menggunakan 25 soal yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji kesetaraan yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji t-test. Sebelum dilakukan uji kesetaraan, dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dan uji homogenitas digunakan untuk memastikan data berasal dari kelompok yang sama. Uji normalitas ini akan digunakan uji Liliefors dengan melihat skor pada Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program SPSS versi 20 (Statistic Product and Service Solution). Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Berikut ini disajikan Tabel 4. hasil uji normalitas data uji kesetaraan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada siswa kelas 5 materi daur air. Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data Uji Kesetaraan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
50
Berdasarkan Tabel 4. pada kolom Kolmogrov-Smirnov diketahui signifikasi untuk hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 0,200 > 0,05, sehingga terbukti bahwa data berdistribusi normal. Berikut ini disajikan Gambar 2 dan 3 grafik uji normalitas dari hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Gambar 2. Grafik Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen
Gambar 3. Grafik Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Kelompok Kontrol
51
Sebelum melakukan uji t-test (Independent Sample T-Test) sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levenes Test), artinya jika varian sama, maka uji t menggunakan Egual Variances Assumsed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Egual Variances Not Assumsed (diasumsikan varian berbeda). Kriteria berdasarkan signifikansi adalah jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesisnya sebagai berikut: Ho :
Kedua variansi adalah sama (varian kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol)
Ha :
Kedua variansi adalah berbeda (varian kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol) Berikut ini disajikan Tabel 5. hasil uji homogenitas skor hasil belajar IPA
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Berdasarkan Tabel 5. signifikansi pada uji F adalah 0,387 > 0,05, maka Ho diterima, maka dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol). Dengan ini penggunaan uji t menggunakan Equal Variance Assumed. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi 0,05. Kriteria berdasarkan signifikansi adalah jika
52
signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesisnya sebagai berikut: Ho :
Tidak ada perbedaan antara rata-rata skor antara kelompok eksperimen dengan rata-rata skor kelompok kontrol.
Ha :
Ada perbedaan perbedaan antara rata-rata skor antara kelompok eksperimen dengan rata-rata skor kelompok kontrol. Oleh karena signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,387 > 0,05), maka Ho
diterima, bahwa artinya tidak ada perbedaan antara rata-rata skor antara kelompok eksperimen dengan rata-rata skor kelompok kontrol. 3.4.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan observasi. 3.4.1.1.Tes Tes
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
yang
memiliki
respon/jawaban benar atau salah. Jawaban yang benar akan mendapat skor dan jawaban yang salah tidak mendapat skor. Dengan demikian, hasil pengukuran dengan menggunakan tes termasuk kategori data kuantitatif. Tes pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA pada pokok bahasan daur air kelas 5 semester genap SD N Bergaskidul 03 dan SD N Bergaskidul 01 yang diajarkan dengan penerapan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media power point dan penerapan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda. 3.4.1.2.Observasi Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Dalam penelitian ini peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi bias pada hasil penelitian. Dalam penelitian ini mengobservasi implementasi pembelajaran Think Pair Share berbantuan media power point pada kelompok eksperimen dan implementasi pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan pada kelompok kontrol.
53
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah non tes (lembar observasi) dan tes (lembar soal). 3.4.2.1.Instrumen Lembar Observasi Dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dalam penelitian ini lembar observasi untuk mengobservasi implementasi pembelajaran Think Pair Share berbantuan media power point pada kelompok eksperimen dan implementasi pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan pada kelompok kontrol yang dilakukan oleh guru. Kisi-kisi lembar observasi ini dibuat berdasarkan sintak pembelajaran Think Pair Share yang meliputi empat langkah yaitu pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti (tahap penyajian kelas, Think, Pair, Share) dan kegiatan akhir . Adapun kisi-kisi observasi implementasi pembelajaran Think Pair Share berbantuan media power point pada kelompok eksperimen dan implementasi pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan pada kelompok kontrol terdapat pada Tabel 6 dan 7 sebagai berikut:
54
Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Observasi Pembelajaran Think Pair Share Berbantuan Media Power Point Indikator Pra Pembelajaran 1) Mempersiapkan peralatan terlebih dahulu. 2) Memperkirakan waktu yang akan diperlukan. 3) Memeriksa kesiapan siswa. Kegiatan Awal 1) Memberikan apersepsi dan memotivasi siswa. 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Tahapan yang dilakukan guru
1) Guru mempersiapkan peralatan. 2) Guru menganalisis kebutuhan waktu. 3) Guru memeriksa kesiapan siswa. 1) Guru memberikan apersepsi dan memotivasi siswa.(TPS : Konstruktivisme and Question) 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti TPS : Tahap penyajian kelas 1) Melaksanakan presentasi.
1) Guru melaksanakan presentasi. (TPS: Modelling) 2) Memfasilitasi siswa dengan media power 2) Guru memfasilitasi siswa dengan media power point. point. 3) Menjelaskan langkah kerja pembelajaran 3) Guru menjelaskan langkah kerja pembelajaran TPS. TPS.
TPS : Tahap belajar individu (Think) 4) Memberikan beberapa soal kepada setiap 4) Guru memberikan beberapa soal kepada siswa. setiap siswa. 5) Membimbing siswa dalam mengerjakan 5) Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal secara individu. soal secara individu. TPS : Tahap belajar berpasangan (Pair) 6) Membimbing siswa dalam berpasangan. 7) Menyediakan waktu berinteraksi menyatukan jawaban. TPS : Tahap diskusi kelas (Share) 8) Mengarahkan kegiatan presentasi kelas. 9) Melibatkan kelompok lain menanggapi hasil dari kelompok yang presentasi.
6) Guru membimbing siswa dalam berpasangan. 7) Guru menyediakan waktu berinteraksi menyatukan jawaban. (TPS : Learning Community) 8) Guru memandu kegiatan presentasi kelas. 9) Guru melibatkan kelompok lain untuk menanggapi hasil dari kelompok yang presentasi.
55
10) Membahas hasil diskusi bersama-sama. 10) Siswa dan guru bersama-sama membahas hasil diskusi.
Kegiatan Akhir 1) Refleksi dan mengumpulkan hasil diskusi. 2) Siswa membuat rangkuman. 3) Mengakhiri diskusi.
1) Guru melakukan refleksi dan mengumpulkan hasil diskusi. (TPS : Reflection) 2) Guru membantu siswa dalam membuat rangkuman diskusi dengan tanya jawab. 3) Guru menutup diskusi.
56
Tabel 7. Kisi-Kisi Instrumen Observasi Pembelajaran Think Pair Share Berbantuan Media Bagan Indikator Pra Pembelajaran 1) Mempersiapkan peralatan terlebih dahulu. 2) Memperkirakan waktu yang akan diperlukan. 3) Memeriksa kesiapan siswa. Kegiatan Awal 1) Memberikan apersepsi dan memotivasi siswa. 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti TPS : Tahap penyajian kelas 1) Melaksanakan presentasi. 2) Memfasilitasi siswa dengan media bagan. 3) Menjelaskan langkah kerja pembelajaran TPS.
Tahapan yang dilakukan guru
1) Guru mempersiapkan peralatan. 2) Guru menganalisis kebutuhan waktu. 3) Guru memeriksa kesiapan siswa. 1) Guru memberikan apersepsi dan memotivasi siswa.(TPS : Konstruktivisme and Question) 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
1) Guru melaksanakan presentasi. (TPS: Modelling) 2) Guru memfasilitasi siswa dengan media bagan. 3) Guru menjelaskan langkah kerja pembelajaran TPS.
TPS : Tahap belajar individu (Think) 4) Memberikan beberapa soal kepada setiap 4) Guru memberikan beberapa soal kepada siswa. setiap siswa. 5) Membimbing siswa dalam mengerjakan 5) Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal secara individu. soal secara individu. TPS : Tahap belajar berpasangan (Pair) 6) Membimbing siswa dalam berpasangan. 7) Menyediakan waktu berinteraksi menyatukan jawaban. TPS : Tahap diskusi kelas (Share) 8) Mengarahkan kegiatan presentasi kelas. 9) Melibatkan kelompok lain menanggapi hasil dari kelompok yang presentasi.
6) Guru membimbing siswa dalam berpasangan. 7) Guru menyediakan waktu berinteraksi menyatukan jawaban. (TPS : Learning Community) 8) Guru memandu kegiatan presentasi kelas. 9) Guru melibatkan kelompok lain untuk menanggapi hasil dari kelompok yang presentasi.
57
10) Membahas hasil diskusi bersama-sama. 10) Siswa dan guru bersama-sama membahas hasil diskusi.
Kegiatan Akhir 1) Refleksi dan mengumpulkan hasil diskusi. 2) Siswa membuat rangkuman. 3) Mengakhiri diskusi.
1) Guru melakukan refleksi dan mengumpulkan hasil diskusi. (TPS : Reflection) 2) Guru membantu siswa dalam membuat rangkuman diskusi dengan tanya jawab. 3) Guru menutup diskusi.
Pada Tabel 6 dan 7 menunjukkan bahwa untuk kisi-kisi observasi implementasi pembelajaran Think Pair Share berbantuan media power point pada kelompok eksperimen dan implementasi pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan yang pertama yaitu pra pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran yang diamati adalah guru mempersiapkan peralatan, guru menganalisis kebutuhan waktu, dan guru memeriksa kesiapan siswa. Untuk langkah-langkah pembelajaran Think Pair Share yang kedua yaitu kegiatan awal adalah guru memberikan apersepsi dan memotivasi siswa (TPS: Konstruktivisme and Question) dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada langkah-langkah pembelajaran Think Pair Share yang ketiga yaitu kegiatan inti meliputi tahap penyajian kelas yaitu guru melaksanakan presentasi (TPS: Modelling), guru memfasilitasi siswa dengan media power point/bagan, dan guru menjelaskan langkah kerja pembelajaran TPS. Tahap belajar individu (Think) yaitu guru memberikan beberapa soal pertanyaan kepada setiap siswa dan guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal secara individu. Tahap belajar berpasangan (Pair) yaitu guru membimbing secara dalam berpasangan dan guru menyediakan
waktu
berinteraksi
menyatukan
jawaban.
(TPS:
Learning
Community). Tahap diskusi kelas (Share) yaitu guru memandu kegiatan presentasi kelas, guru melibatkan kelompok lain untuk menanggapi hasil dari kelompok yang presentasi kemudian siswa dan guru bersama-sama membahas hasil diskusi. Langkah-langkah pembelajaran Think Pair Share yang keempat yaitu kegiatan akhir yaitu guru melakukan refleksi dan mengumpulkan hasil diskusi,
58
guru membantu siswa dalam membuat rangkuman hasil diskusi selanjutnya guru menutup diskusi. 3.4.2.2.Instrumen Tes Instrument tes dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar atau achievement test. Jenis tes yang digunakan tes formatif berupa pilihan ganda. Tes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar IPA sebelum dan sesudah pemberian treatment, agar menjamin bahwa instrumen yang akan digunakan merupakan instrumen yang baik, maka tes disusun mengikuti langkah-langkah penyusunan soal yaitu sebagai berikut: 1) penyusunan kisi-kisi, 2) uji coba instrumen, 3) uji validitas dan reliabilitas. Penyusunan kisi-kisi berdasarkan SK dan KD yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini disusun dua kisi-kisi instrumen tes formatif yaitu kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur hasil belajar sebelum treatment diberikan dan kisikisi instrumen tes untuk mengukur hasil belajar sesudah treatment diberikan. Kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur hasil belajar IPA disusun berdasarkan SK: 7. Memahami perubahan yang terjadi di dalam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam dan KD: 7.4. Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia dapat mempengaruhinya. Berikut ini disajikan Tabel 8. kisi-kisi instrumen hasil belajar IPA materi daur air.
59
Tabel 8. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPA Materi Daur Air Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar No. 1.
: 7. Memahami perubahan yang terjadi di dalam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. : 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia dapat mempengaruhinya. Indikator
Menjelaskan proses daur air.
6.
Menyebutkan fungsi bagian tumbuhan dalam proses daur air. Menentukan perubahan wujud air dalam pola daur air dengan menggunakan gambar. Membedakan jenis-jenis sumber air alami dan buatan. Menentukan daur siklus panjang dan siklus pendek daur air. Mencirikan ciri-ciri air bersih.
7.
Mengurutkan tahapan terjadinya daur air.
8.
Menentukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi daur air.
2. 3. 4. 5.
9. 10. 11. 12.
Mengidentifikasikan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air. Menyebutkan kegiatan manusia yang dapat melestarikan keberadaan air. Menyebutkan manfaat air terhadap kehidupan manusia. Menyebutkan cara menghemat air.
Butir Soal
Jumlah Soal
1, 6, 9, 10, 13, 15, 17, 45 5, 47
8
29, 42
2
11, 33, 38, 40, 50 16 ,37, 44
5
22, 43
2
3, 25, 48
3
28, 39
2
2, 4, 8, 12, 14,18, 20, 23, 46, 49 31, 36
10
7, 19, 21, 24, 26, 41 27, 30, 32, 34, 35
6
2
3
2
5
3.5.Validitas dan Reliabilitas Instrumen Arikunto (2006:168) menyatakan instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Butir soal yang telah disusun diuji coba dikelas 5 SD N Bergaslor 01 dengan jumlah siswa sebanyak 43 siswa.
60
Skor hasil uji coba ini di analisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir soal. 3.5.1. Validitas Instrumen Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Menurut Arikunto (1998) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Pada penelitan ini menggunakan batas minimal koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,2 untuk menyatakan bahwa item intrumen valid. Penelitian ini menggunakan dasar teori dari Arikunto (2012:89) yang menyatakan semua item yang mencapai koefisien minimal 0,20 daya pembedanya dianggap sangat memuaskan. Berikut ini disajikan Tabel 9. hasil uji validitas instrumen tes hasil belajar IPA materi daur air.
61
Tabel 9. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar IPA Materi Daur Air
No.
Indikator
1.
Menjelaskan proses daur air.
2.
Menyebutkan fungsi bagian tumbuhan dalam proses daur air. Menentukan perubahan wujud air dalam pola daur air dengan menggunakan gambar. Membedakan jenis-jenis sumber air alami dan buatan. Menentukan daur siklus panjang dan siklus pendek daur air. Mencirikan ciri-ciri air bersih. Mengurutkan tahapan terjadinya daur air.
3.
4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11.
12.
Menentukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi daur air. Mengidentifikasikan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air. Menyebutkan kegiatan manusia yang dapat melestarikan keberadaan air. Menyebutkan manfaat air terhadap kehidupan manusia. Menyebutkan cara menghemat air.
Butir Soal 1, 6, 9, 10, 13, 15, 17, 45 5, 47
Hasil Uji Validitas Tidak Valid Valid 1, 6, 9, 10, 13, 17 15, 45 5
47
29, 42
29, 42
-
11, 33, 38, 40, 50 16 ,37, 44
11, 33, 38, 40, 16, 44
50
22, 43
22
43
3, 25, 48
3, 25
48
28, 39
28
39
2, 4, 8, 12, 14,18, 20, 23, 46, 49 31, 36
2, 8, 12, 14, 49 31
4, 18, 20,23, 46 36
7, 19, 21, 24, 26, 41
21
27, 30, 32, 34, 35
27, 30, 34, 35
7, 19, 24, 26, 41 32
37
3.5.2. Reliabilitas Instrumen Reliabel adalah dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Reliabilitas menunjuk pada suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
62
Uji reliabilitas penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik alpha yang dikembangkan oleh Azwar (2010:98) menyatakan untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut: α
≤ 0,6
: kurang baik
0,7 < α
<
0,8
: dapat diterima
0,8 < α
≤
0,9
: reliabilitas bagus
α
> 0,9
: reliabilitas memuaskan
Di bawah ini disajikan Tabel 10. hasil uji reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian: Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Belajar IPA Materi Daur Air Cronbach's Alpha .862
N of Items 25
Tabel 10. merupakan hasil uji reliabilitas instrumen hasil belajar IPA materi Daur Air. Instrumen ini yang akan digunakan untuk melakukan uji kesetaraan dan uji post tes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari Tabel 10. tampak bahwa pada kolom Cronbach's Alpha menunjukkan 0,862. Berdasarkan teknik alpha yang digunakan, maka dapat disimpulkan bahwa reliabilitas instrumen bagus. 3.5.3. Analisis Tingkat Kesukaran Soal Analisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana termasuk mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran (difficult level) suatu butir soal didefinisikan sebagai persentase subjek yang menjawab butir tes tertentu dengan benar. Sedangkan angka yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu butir dinamakan indeks kesukaran, yang dilambangkan dengan р, nilai р ini terletak antara 0 dan 1. Tingkat kesukaran soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Menentukan taraf kesukaran (TK) digunakan rumus sebagai berikut:
63
Pi =
𝛴𝑥ᵢ 𝑆𝑚ᵢ 𝑁
Dimana: Pi
=
tingkat kesukaran butir i atau proporsi menjawab benar butir i
𝛴𝑥ᵢ
=
banyaknya siswa yang menjawab benar butir i
𝑆𝑚ᵢ
=
skor maksimum
N
=
jumlah siswa
Kriteria yang digunakan untuk menentukan jenis tingkat kesukaran butir soal menurut Sudjana (2011:-) adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya makin besar indeks yang diperoleh makin mudah soal tersebut. Dengan mengacu pada kriteria indeks yang dijabarkan oleh Sudjana (2011:-), Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai berikut: 0
– 0,30 = Soal sukar
0,31 – 0,70 = Soal sedang 0,71 – 1,00 = Soal mudah Analisis tingkat kesukaran soal dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20 (Statistic Product and Service Solution). Hasil analisisnya yaitu tidak ada soal mudah, terdapat 13 soal sedang, dan 12 soal sukar. 3.6.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan data
hasil belajar IPA yang terkumpul dari hasil post tes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dilakukan analisis data. Untuk analisis data yang digunakan adalah uji t-test (Independent Sample T-Test). Analisis data pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 20 (Statistic Product and Service Solution). Pada tahap analisis data, sebelum melakukan uji t-test (Independent Sample T-Test) sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
64
berdistribusi normal atau tidak dan uji homogenitas digunakan untuk memastikan data berasal dari kelompok yang sama. Uji normalitas ini akan digunakan uji Liliefors dengan melihat skor pada Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program SPSS versi 20 (Statistic Product and Service Solution). Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Kriteria berdasarkan signifikansi adalah jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesisnya sebagai berikut: Ho :
Kedua variansi adalah sama (varian kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol)
Ha :
Kedua variansi adalah berbeda (varian kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol) Pada tahap pengujian hipotesis, teknik analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t-test (Independent Sample T-Test). Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi 0,05. Kriteria berdasarkan signifikansi adalah jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ho :
Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media Power Point dengan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N Bergaskidul 03 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.
Ha :
Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penerapan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media Power Point dengan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media bagan terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD N Bergaskidul 03 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil belajar IPA berpengaruh signifikan, apabila terdapat perbedaan hasil
belajar IPA pada kelompok eksperimen dengan kolompok kontrol. Apabila hipotesis alternatifnya diterima, maka skor rata-rata hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.