BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian mengenai hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan melalui penerapan program CSR terhadap kepuasan publik dan perilaku konflik didesain sebagai suatu penelitian survei yang bersifat deskriptif dan korelasional. Nazir (2003) menyatakan bahwa penelitian survei termasuk model penelitian deskriptif yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi kejadian. Selain itu, menurut Singgarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian yang mengambil contoh dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di beberapa desa di daerah sekitar Teluk Bintuni
yang terkena dampak langsung dari kehadiran Perusahaan BP LNG
Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat. Waktu yang digunakan untuk pengambilan dan pengumpulan data adalah selama satu bulan, terhitung mulai pada bulan Mei sampai Juni 2010 3.3.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis (Singgarimbun dan Effendi, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat adat yang daerahnya terkena dampak langsung perusahaan BP LNG Tangguh di daerah sekirar Teluk Bintuni Kabupaten Teluk Bintuni.
Pengambilan sampel dilakukan secara gugus bertahap. Gugus pertama diambil secara purposive dengan mengambil desa-desa yang terkena dampak langsung dari perusahaan PB LNG Tangguh yang berada pada bagian utara. Hal ini disebabkan karena daerah bagian utara lebih cenderung terjadi konflik dan memiliki potensi yang tinggi dibandingkan daerah selatan Teluk Bintuni. Gugus kedua yaitu mengambil sampel desa yang terkena dampak langsung perusahaan BP LNG tangguh di bagian utara secara acak sederhana sebanyak dua desa dari tujuh desa, yaitu desa Weriagar dan Mogotira. Selanjutnya pada gugus ketiga yaitu dengan mengambil sampel responden secara acak. Pengambilan sampel sebanyak 30 responden pada setiap desa. Dengan demikian total seluruh sampel yang ρ diwawancarai sebanyak 60 responden. 3.4. Data dan Instrument
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari responden masyarakat adat melalui penyebaran kuisioner, yaitu suatu pedoman pertanyaan baik dilakukan secara wawancara atau pengisian secara terinci berupa pertanyaan yang sudah terstruktur yang bisa meliputi semua peubah (Arikunto, 1993). Penyusunan pertanyaan dalam kuisioner dilakukan secara terbuka dan tertutup. Data primer juga didapat dari wawancara mendalam (depht interview) dengan tokoh masyarakat adat, aparat desa serta bagian internal perusahaan. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui telaah dokumen dan telaah pustaka dari berbagai sumber yang terkait dengan tujuan penelitian.
3.5. Validitas dan Reliabilitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesalihan suatu instrumen. Kerlinger (2006) menyatakan bahwa suatu instrumen yang valid dan salih mempunyai validitas tinggi. Demikian sebaliknya instrumen yang kurang salih memiliki validitas rendah. Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila : (a) mampu mengukur apa yang diinginkan, (b) dapat mengungkap data dari peubah yang diteliti secara tepat dan (c) dapat menggambarkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang peubah yang dimaksud (Kerlinger 2006). Oleh karena itu, peneliti harus bertindak hati-hati sejak awal penyusunannya. Untuk validitas instrumen dilakukan terhadap validitas isi. Hal tersebut dilakukan mengingat isi yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan harus memiliki kesetaraan. Uji ini dilakukan dengan pendekatan rasional, yakni mempertimbangkan kondisi lapang dan objek penelitian, serta ditunjang dengan pengalaman empiris sebelumnya. Reliabilitas instrumen diusahakan dengan cara: (a) mengungkapkan pertanyaan secara lugas (tidak membingungkan), (b) memberikan petunjuk jelas dan baku dan (c) melakukan uji coba kuesioner pada responden yang memiliki ciri-ciri yang relatif sama dengan objek penelitian. Uji coba kuesioner dilakukan pada 20 orang. Uji coba dilakukan untuk melihat sejauh mana pertanyaan dalam kuisioner dapat dipahami, sehingga tidak menimbulkan bias jawaban (Kerlinger, 2006) Reliabilitas reliabillitas,
instrumen
dihitung
dengan
menggunakan
Cronbach-
dimana pengukuran dilakukan hanya satu kali. Metode tersebut
digunakan untuk kuisioner yang memiliki lebih banyak pilihan jawaban serta
bukan merupakan skor 1 dan 0, melainkan dalam bentuk kategori dan uraian (Arikonto, 1993), sehingga menghasilkan konsistensi antar butir pertanyaan. Rumus tersebut adalah sebagai berikut : 2 k b 1 r11 t2 k 1
Keterangan : r 11
= Reliabilitas Instrumen
k
= Banyaknya Butir Pertanyaan atau Banyaknya Soal
Σσb2
= Jumlah Ragam Butir
Σt2
= Ragam Total Nilai r11 yang diperoleh dibandingkan dengan nilai koefisien r dari tabel
korelasi. Bila r11 > dari r
tabel
instrumen dinyatakan andal dan bila lebih kecil
diperlukan perbaikan dan uji ulang terhadap pertanyaan tersebut. Hasil uji coba kuisioner didapatkan nilai reliabilitas untuk variabel perilaku konflik
sebesar 0.507 dan untuk kepuasan publik kepuasan publik
diperoleh nilai reliabilitas 0.760. nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r untuk (n) = 20 yaitu reliabilitas
tabel
lima persen adalah 0.337. Dari hasil
perbandingan ternyata nilai reliabilitas variabel lebih besar dari r
tabel.
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan termasuk andal. 3.6. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Data penelitian dikumpulkan kemudian dianalisis dan disajikan secara deskriptif frekwensi.
dalam bentuk
rataan, persentase, frekwensi dan tabel distribusi
Analisis hubungan antar peubah bebas dan peubah tidak bebas
dilakukan dengan uji Korelasi Rank Spearman (rs), yaitu:
n 6 ∑
i =1
ρ =1-
di 2
(N3 - N)
Keterangan : ρ = Koefisien Korelasi Spearman N = Banyaknya jenjang di = Selisih jenjang untuk faktor yang sama Analisis tersebut menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistic Program For Social Science) Versi 100. 3.7.
Operasionalisasi Variabel-Variabel Penelitian
Operasional variabel-variabel penelitian yang diukur adalah aktivitas komunikasi publik secara keseluruhan melalui program CSR dan pada lima bidang kegiatan aktivitas komunikasi pada lima bidang kegiatan CSR, variabel kepuasan publik dan variabel perilaku konflik. Berikut ini akan dijelaskan operasionalisasi variabel-variabel dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1.
Aktivitas Komunikasi Publik
Aktivitas komunikasi publik perusahaan adalah kegiatan-kegiatan komunikasi publik perusahaan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat adat. Aktivitas komunikasi dilihat berdasarkan intensitas komunikasi, teknik komunikasi dan model komunikasi yang digunakan. Aktivitas komunikasi publik perusahaan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari lima bidang aktivitas, sebagai berikut :
a.
Aktivitas komunikasi di bidang kompensasi tanah adat
b.
Aktivitas komunikasi di bidang kesehatan masyarakat
c.
Aktivitas komunikasi di bidang pendidikan dan pelatihan
d.
Aktivitas komunikasi di bidang diman tenaga kerja
e.
Aktivitas komunikasi di bidang pembangunan sarana dan prasarana Setiap item aktivitas komunikasi publik (intensitas, teknik dan model
komunikasi) diberikan skor 1 - 5. Dengan demikian untuk mengukur aktivitas komunikasi pada tiap-tiap bidang tanggung jawab sosial perusahaan, skor bergerak dari 3 – 15, sehingga hasil penilaian dalam bentuk skor, sebagai berikut: a.
Aktivitas komunikasi sangat tinggi, apabila skor yang dicapai = 12,7 – 15
b.
Aktiviitas komunikasi tinggi, apabila skor yang dicapai = 10,3 – 12,6
c.
Aktivitas komunikasi cukup tinggi, apabila skor yang dicapai = 7,9 – 10,2
d.
Aktiviitas komunikasi kurang , apabila skor yang dicapai =
e.
Aktivitas komunikasi rendah, apabila skor yang dicapai = 3 – 5,4
5,5 – 7,8
Berdasarkan nilai skor diatas, selanjutnya diukur aktivitas komunikasi publik melalui program tanggung jawab sosial perusahaan secara keseluruhan di lima bidang aktivitas, sehingga di peroleh skor terendah 15 dan tertinggi 75. Dengan demikian hasil penilaian dalam bentuk skor diperoleh sebagai berikut: a.
Aktivitas komunikasi sangat tinggi, apabila skor 63,1 – 75
b.
Aktivitas komunikasi tinggi, apabila skor 51,1 – 63
c.
Aktivitas komunikasi publik cukup tinggi, apabila skor 39,1 – 51
d.
Aktivitas komunikasi publik kurang, apabila skor 27,1 – 39
e.
Aktivitas komunikasi publik rendah, apabila skor 15 – 27
1.1
Intensitas Komunikasi
Intensitas komunikasi adalah tingkat kekerapan komunikasi publik perusahaan dalam menerapkan program tanggung jawab sosial perusahaan kepada setiap masyarakat adat.
Intensitas komunikasi publik diukur dengan melihat
tingkat kekerapan komunikasi publik melalui program tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan menggunakan media maupun tanpa media (tatap muka). Intensitas komunikasi pada masing-masing bidang aktivitas komunikasi publik melalui program tanggung jawab sosial perusahaan diberikan skor 1 – 5, sehingga hasil penilaian dalam bentuk skor, sebagai berikut: a.
Intensitas komunikasi sangat tinggi, skor 5
b.
Intensitas komunikasi tinggi, skor 4
c.
Intensitas komunikasi cukup tinggi, skor 3
d.
Intensitas komunikasi kurang, skor 2
e.
Intensitas komunikasi rendah, skor 1 Dengan demikian, untuk mengukur intensitas komunikasi publik melalui
program tanggung jawab sosial perusahaan secara keseluruhan pada lima bidang aktivitas komunikasi, diperoleh skor terendah 5 dan tertinggi 25. sehingga hasil penilaian dalam bentuk skor, sebagai berikut: a.
Intensitas komunikasi publik sangat tinggi, apabila skor 21,1 - 25
b.
Intensitas komunikasi publik tinggi, apabila skor 17,1 – 21
c.
Intensitas komunikasi publik cukup tinggi, apabila skor 13,1 – 17
d.
Intensitas komunikasi publik kurang, apabila skor 9,1 – 13
e.
Intensitas komunikasi publik rendah, apabila skor 5 – 9
1.2. Teknik Komunikasi
Teknik komunikasi dalam penelitian ini adalah cara atau media yang dipilih dalam berkomunikasi. Teknik komunikasi publik diukur dengan penilaian responden terhadap efektifitas media atau cara yang digunakan khususnya dalam memberikan pemahaman dan pengertian terhadap pesan yang disampaikan dalam setiap bidang kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil penilaian dalam bentuk skor, sebagai berikut : a.
Teknik komunikasi sangat sesuai, skor 5
b.
Teknik komunikasi sesuai, skor 4
c.
Teknik komunikasi cukup sesuai, skor 3
d.
Teknik komunikasi kurang sesuai, skor 2
e.
Teknik komunikasi tidak sesuai , skor 1 Dengan demikian untuk mengukur teknik komunikasi publik melalui
program tanggung jawab sosial perusahaan secara keseluruhan diperoleh skor terendah 5 dan tertinggi 25, sehingga hasil penilaian dalam bentuk skor, sebagai berikut: a.
Teknik komunikasi publik sangat sesuai, apabila skor 21,1 – 25
b.
Teknik komunikasi publik sesuai, apabila skor 17,1 – 21
c.
Teknik komunikasi publik cukup sesuai, apabila skor 13,1 – 17
d.
Teknik komunikasi publik kurang sesuai, apabila skor 9,1 – 13
e.
Teknik komunikasi publik tidak sesuai, apabila skor 5 – 9
1.3. Model Komunikasi
Model komunikasi publik yang diterapkan perusahaan, diukur dengan melihat apakah proses penyampaian pesan oleh perusahaan (source) dilakukan dengan memperhatikan kebenaran pesan, perhatian terhadap umpan balik pesan dan posisi publik dalam kegiatan komunikasi. Setiap item model komunikasi publik (kebenaran pesan, perhatian terhadap umpan balik pesan dan posisi publik) diberikan skor 1 - 5. Sehingga skor bergerak dari 3 – 15, kemudian dilakukan pengklasifikasian. Hasil penilaian dalam bentuk skor, sebagai berikut: a.
Model komunikasi sangat sesuai (5), apabila skor yang dicapai = 12,7 – 15
b.
Model komunikasi sesuai (4), apabila skor yang dicapai = 10,3 – 12,6
c.
Model komunikasi cukup sesuai (3), apabila skor yang dicapai = 7,9 – 10,2
d.
Model komunikasi kurang sesuai (2), apabila skor yang dicapai =
e.
Model komunikasi tidak sesuai (1), apabila skor yang dicapai = 3 – 5,4
5,5 – 7,8
Dengan demikian, untuk menentukan model komunikasi publik melalui program tanggung jawab sosial perusahaan secara keseluruhan pada lima bidang aktivitas komunikasi, diperoleh skor terendah 5 dan tertinggi 25, sehingga hasil penilaian dalam bentuk skor, sebagai berikut: a.
Model komunikasi sangat sangat sesuai , apabila skor 21,1 – 25
b.
Model komunikasi sesuai, apabila skor 17,1 – 21
c.
Model komunikasi cukup sesuai, apabila skor 13,1 – 17
d.
Model komunikasi kurang sesuai, apabila skor 9,1 - 13
e.
Model komunikasi tidak sesuai, apabila skor 5 – 9
2.
Kepuasan Publik
Kepuasan publik adalah tingkat perasaan senang atau kecewa seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan yang diharapankan. Aspek kepuasan terhadap program tanggung jawab sosial perusahaan dinilai berdasarkan kualitas pelayanan perusahaan dalam menerapkan program tanggung jawab sosial perusahaan, yang terdiri dari: keandalan (reliability), keresposifan (responsivenees), keyakinan (assurance), empati (emphaty) dan berwujud (tanggible).
Penilaian kualitas pelayanan baik
didasarkan pada empat belas atribut dan masing-masing atribut diberikan bobot 1 sampai 5, sebagai berikut : a.
Jawaban sangat baik diberi bobot 5.
b.
Jawaban baik diberi bobot 4
c.
Jawaban cukup baik diberi bobot 3
d.
Jawaban kurang baik diberi bobot 2
e.
Jawaban tidak baik diberi bobot 1
Tabel 1. Operasional Variabel Kepuasan Publik Variabel Kualitas pelayanan dalam program tanggung jawab sosial perusahaan
Dimensi Reliability (kemampuan perusahaan melaksanakan program sesuai dengan janji yang diberikan) Responsivenees (kecepatan dan ketanggapan perusahaan dalam memberikan pelayanan/program) Assurance (Keramahan dan kesopanan source/perusahaan serta sifat dapat dipercaya)
1. 2.
3. 4. 5.
6. 7. 8.
Emphaty (kepedulian perusahaan dalam memberikan pelayanan)
9. 10. 11.
Tanggible 12. (penampilan fisik dari pelayanan perusahaan. 13. 14.
Indikator Ketepatan perusahaan memenuhi janji sesuai dengan waktu yang disepakati Kesesuaian program atau kegiatan dengan janji yang diberikan
Kesigapan perusahaan untuk cepat tanggap dalam menghadapi masalah yang timbul Kesigapan perusahaan untuk cepat tanggap terhadap keluhan yang disampaikan Kemampuan source/perusahaan tentang pengetahuan dan informasi terhadap suatu program yang ditawarkan/ dilaksanakan. Keterampilan teknik dalam melasanakan suatu program Keramahan dan kesopanan perusahaan kepada masyarakat Kejujuran perusahaan dalam memberikan informasi (transparansi) Memberikan perhatian secara individu/kelompok kepada publik Sikap petugas teknis dalam melaksanakan tugasnya Sikap petugas/perusahaan menerima keluhan maupun pengaduan kepada perusahaan. Kenyamanan hubungan perusahaan dengan publik terpelihara secara baik Ketersediaan bangunan fisik (sarana prasarana) berdasarkan kesepakatan. Kemampuan perusahaan melasanakan program dapat menambah pengetahuan dan keterampilan publik.
Dengan demikian, penentuan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja perusahaan melalui penerapan program tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebagai berikut :
a.
Sangat puas, apabila total skor = 58,8 – 70
b.
Puas, apabila total skor bergerak dari = 47,6 – 58,8.
c.
Cukup puas, apabila total skor bergerak dari = 36,4 – 47,6
d.
Kurang puas, apabila total skor bergerak dari = 25,2 – 36,4.
e.
Tidak puas, apabila total skor bergerak dari = 14 – 25,2
3.
Perilaku Konflik
Konflik adalah merupakan bentuk pertentangan karena ada perbedaan dalam kebutuhan, nilai, motivasi perilaku yang terlibat di dalamnya (Liliweri, Alo. 2005). Konflik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konflik yang terjadi antara masyarakat adat Teluk Bintuni dengan perusahaan BP LNG Tangguh. Tingkat konflik diukur berdasarkan intensitas terjadinya konflik dan tipe konflik. a.
Intensitas konflik adalah banyaknya konflik yang terjadi antara masyarakat adat dengan perusahaan.
b.
Tipe konflik merupakan bentuk konflik yang terjadi. Yang terbagi ke dalam tanpa konflik, konflik laten, dan konflik terbuka. a. Konflik laten adalah jenis konflik yang sifatnya tersembunyi dan untuk penangannya perlu diangkat ke permukaan agar penangannya lebih efektif. Dicirikan dengan adanya tekanan yang tidak tampak sepenuhnya berkembang dan belum terteskalisasi kedalam polarisasi konflik yang tinggi. b. Konflik terbuka adalah konflik dimana pihak-pihak yang berselisih secara aktif terlibat dalam perselisihan yang terjadi, mungkin sudah mulai bernegosiasi dan mungkin juga mencapai jalan buntut menuju konsiliasi.
Pengukuran tingkat perilaku konflik dapat diukur dengan melihat tingkat kekerapan perilaku konflik laten dan perilaku konflik terbuka. Pada setiap perilaku diberi skor 1 – 5. Dengan demikian untuk mengukur perilaku konflik secara keseluruhan, skor bergerak dari 2 – 10, dengan penilaian sebagai berikut; a.
Perilaku konflik sangat tinggi, apabila skor 8,4 - 10
b.
Perilaku konflik tinggi, apabila skor 6,8 – 8,4
c.
Perilaku konflik cukup tinggi, apabila skor 5,2 – 6,8
d.
Perilaku konflik kurang, apabila skor 3,6 – 5,2
e.
Perilaku konflik rendah/ tanpa konflik, apabila skor 2 – 3,6