BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ada-lah salah
satu
jenis
penelitian
yang
tujuannya
untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau hubungan antara fenomena yang diuji (Soegiyono, 2008). Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi
jelas
tentang
subjek
penelitian
dan
akan
menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanis-me sebuah proses atau hubungan, memberikan gam-baran lengkap baik dalam
bentuk
verbal
atau
nume-rikal,
menyajikan
informasi dasar akan suatu hubung-an, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasi-fikasikan subjek penelitian,
menjelaskan
seperangkat
tahapan
atau
proses, serta untuk menyimpan infor-masi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian.
3.1.1 Populasi a. Populasi Menurut Furqon (2002) populasi atau universe didefinisikan sebagai sekumpulan objek, orang, atau keadaan yang paling tidak memiliki suatu karakteris-tik umum yang sama, dengan kata lain populasi adalah
jumlah keseluruhan dari objek yang diteliti. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru yang tersebar di Gugus Puspitaloka Bandungan berjumlah 52 orang, kepala sekolah 9 orang, masyarakat/wali muridsebanyak 29 orang dan komite 18 orang. b. Subjek Penelitian Subjek penelitian melibatkanguru kelas I – VI sebanyak 52 orang, kepala sekolah 9 orang, masyarakat/wali muridsebanyak 29 orang dan komite sekolah 18
orang.
Responden
dimohon
mengisi
kuesio-ner
sebagai instrumen pengambilan data. Sedangkan jumlah responden penelitian sebagai berikut. Tabel 3.1 Jumlah Sampel Penelitian No
Nama Sekolah
Kepala sekolah
Guru
Masyarakat
Komite
1
SD. Bandungan I
1 orang
6 orang
5 orang
2 orang
2
SD. Bandungan II
1 orang
6 orang
5 orang
2 orang
3
SD. Bandungan III
1 orang
6 orang
5 orang
2 orang
4
SD. Jetis I
1 orang
5 orang
3 orang
2 orang
5
SD. Jetis II
1 orang
6 orang
3 orang
2 orang
6
MI Jetis
1 orang
6 orang
2 orang
2 orang
7
SDIT Assalam
1 orang
6 orang
2 orang
2 orang
8
SD Al Mina
1 orang
5 orang
2 orang
2 orang
9
MI Bandungan
1 orang
6 orang
2 orang
2 orang
Sampel
9 orang
52 orang
29 orang
18 orang
Jumlah
semua
responden
108
orang.
Sebagai
responden penelitian yang terdiri dari kepala sekolah, guru, masyarakat/wali murid, komite sekolah. Untuk mendapatkan jawaban sesuai dengan tujuan peniliti-an, responden diminta mengisi kuesioner sebagai instrumen
pengambilan
data
mayarakat/wali
pada
murid
kesiapan
dan
komite
sekolah,
guru,
sekolah
dalam
melaksanakan manajemen berbasis sekolah (MBS)
3.1.2 Teknik Pengumpulan Data Responden hanya memberikan jawaban contreng pada jawaban yang disediakan alternatif jawaban berupa Sangat Siap (SS), Siap (S), Cukup Siap (C), Tidak Siap (TS) dan Sangat Tidak Siap (STS).
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Dilaksanakan di SDN Bandungan 01 sebagai SD inti
Gugus
Puspitaloka
Bandungan
pada
waktu
pertemuan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) sekaligus mengundang wali murid masing-masing SD 2 orang dan komite 2 orang untuk
mewakili
penelitian
se-Gugus
Puspitaloka
Bandungan
3.3 Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini berbentuk kuesioner dengan 5 pilihan (options) berjumlah 75 indikator. Masing-masing jawaban memiliki bobot nilai 1-5. Berdasarkan
jawaban
responden
tersebut,
akan
diperoleh skor jawaban responden per item/perta-nyaan. Perolehan skor tersebut dianalisis untuk mengetahui kualitas kesiapan kepala sekolah, guru, peran serta masyarakat dan komite dalam pelaksa-naan Manajemen
Berbasis
Sekolah
(MBS)
di
Gugus
Puspitaloka
Bandungan. Tabel 3.2 Bobot Nilai Skor Jawaban Kuesioner Responden Bobot Item Kuesioner
Kriteria
Pernyataan Jawaban Kuesioner
5
Sangat Baik
SS (sangat siap)
4
Baik
S (siap)
3
Cukup
C (cukup siap)
2
Kurang
TS (tidak siap)
1
Sangat Kurang
STS (sangat tidak siap)
3.4 Definisi Konsep dan Definisi Operasi-onal Untuk menguji hipotesis dan mengukur variabel yang digunakan dalam penelitian ini dan menghindari terjadinya kesalahpahaman atau perbedaan pandang-an dalam mendefinisikan variabel yang dianalisis, maka diberikan definisi operasional sebagai berikut: 1. Pelaksanaan MBS
Secara umum manajemen berbasis sekolah dapat diartikan sebagai model manajemen yang mem-berikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong parsitipatif
pengambilan yang
keputusan
meli-batkan
secara
langsung semua warga sekolah
(guru,
siswa, kepala sekolah, karyawan, orang
tua siswa,
dan
masyarakat) untuk
meningkatkan berdasarkan
mutu kebijakan
sekolah pendidikan
nasional (Tanjung, 2006). Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Agama
dan
Keagamaan
Depag RI (2001) lebih menda-patkan kata kunci diberlakukannya Manajemen Ber-basis Sekolah (MBS) yaitu terletak pada
empat
kompo-nen
yaitu:
(1)
Pelimpahan dan Pembagian Wewenang, (2) Informasi Dua Arah dan Tanggung Jawab untuk Kemajuan, (3) Bentuk dan Distribusi Penetapan
Penghargaan, Standar
dan
Pengetahuan
(4) dan
Keteram-pilan. 2. Konsep Kesiapan Kepala Sekolah Kesiapan adalah kondisi seseorang yang merasa dirinya telah mampu untuk menghadapi segala sesu-atu yang akan terjadi padanya. Variabel bebas kesiap-an kepala sekolah dalam penelitian ini secara opera-sional di definisikan sebagai kesiapan yang dibutuh-kan oleh kepala sekolah dalam pelaksanaan Manaje-men berbasis Sekolah (MBS). Sub konsep kesiapan kepala sekolah meliputi:
(1)
Mengelola
dan
mening-katkan
mutu
pelayanan sekolah, (2) Pengelolaan program supervisi untuk
peningkatan
mutu
sekolah,
(3)
Pengelolaan
program kewirausahaan, (4) Hubungan sekolah dengan masyarakat. 3. Konsep Kesiapan Guru Kesiapan adalah kondisi seseorang yang merasa dirinya telah mampu untuk menghadapi segala se-suatu yang akan terjadi padanya. Sedangkan guru adalah seseorang
yang
bertanggung
jawab
dalam
proses
pembelajaran disekolah. Variabel bebas kesiapan guru dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai kesiapan yang dibutuhkan oleh seorang guru dalam pelaksa-naan manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Sub kon-sepnya meliputi: (1) Pengembangan kurikulum, (2) Pe-laksanaan kegiatan pembelajaran, (3) Peran serta guru terhadap masyarakat/wali murid 4. Konsep Kesiapan Masyarakat Kesiapan masyarakat adalah tingkat kesiapan dalam hal keikutsertaan masyarakat dalam memberi-kan sumbangan terhadap pelaksanaan Manajmen Berbasis Sekolah (MBS). Sub konsepnya meliputi: Partisipasi
dalam
perencanaan,
pelaksanaan,
(1) peng-
awasan, dan evaluasi program pendidikan, (2) Dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan dan (3) Memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.
5. Konsep Kesiapan Komite Sekolah Kesiapan komite sekolah sangat penting dalam peningkatan kualitas sekolah. Bagaimana representasi dari masyarakat, orangtua siswa, dan sekolah sendiri yang
bersama-sama
program
bersama
dalam
satu
peningkatan
komite
mutu
menyusun
sekolah.
Sub
konsep dari komponen ini adalah: (1) Pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan, (2) Memberikan sumbangan pemikiran, dana, dan tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan, Melakukan
kontrol
terhadap
transparansi
(3) dan
akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan, (4) Merupakan penghubung antara sekolah dengan masyarakat dan pemerintah.
3.5 Indikator Empirik dan Asas Pengukur-an Dalam penelitian ini terdapat empat konsep yang akan menjadi sasaran penelitian yakni kesiapan kepala sekolah, kesiapan guru, peranserta masyarakat dan peran komite sekolah. Untuk dapat menentukan ukuran atas
konsep
tersebut
peneliti
menggunakan
pengukuran variabel sebagai berikut:
skala
Tabel 3.3 Indikator Empirik Variabel Kesiapan Kepala Sekolah Konsep Kesiapan Kepala Sekolah adalah kondisi kepala sekolah yang merasa dirinya telah mampu untuk menghadapi segala sesuatu yang akan terjadi dalam penerapan manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Sub Konsep Mengelola dan meningkatkan mutu pelayanan sekolah
Pengelolaan program supervisi untuk peningkatan mutu sekolah
Pengelolaan program kewirausahaan Hubungan sekolah dengan masyarakat
Indikator Empirik 1. Menyusun perencanaan sekolah untuk jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek 2. Mengelola program pembelajaran dalam mengembangkan silabus berdasarkan kurikulum 3. Pengelolaan kesiswaan peserta didik 4. Ketersediaan dan kesiapan sarana prasarana sekolah 5. Pengelolaan keuangan 6. Pengelolaan sistem informasi dan komunikasi 7. Pengelolaan administrasi sekolah 8. Pengelolaan program evaluasi 1. Merencanakan program supervisi 2. Melaksanakan program supervisi 3. Menindak lanjuti program supervisi 4. Mampu melaksanakan pembaharuan di bidang ekstrakurikuler 1. Menumbuhkan jiwa wirausaha untuk pengembangan sekolah 2. Menggali dana dari masyarakat untuk pengembangan sekolah
Tabel 3.4 Indikator Empirik Variabel Kesiapan Guru Variabel Kesiapan Guru adalah kesiapan yang dibutuhkan oleh seorang guru sebagai pelaksanan kegiatan pembelajaran dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Sub Konsep Pengembangan kurikulum Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Indikator Empirik
1. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Peran serta guru terhadap masyarakat/wali murid
15 16 17 18 1 2
Mengembangkan silabus dan RPP (Rencana Program Pembelajaran) Apersepsi Penguasaan materi Pengelolaan kelas Penjelasan materi dengan sistematis Penggunaan waktu dengan tepat Penggunaan alat peraga Penggunaan metode dengan tepat Kejelasan pertanyaan yang disampaikan guru Memberikan penguatan Proses KBM Menilai diskusi kelompok Sesuai dengan karakteristik siswa Pemberian reward atau sanksi Mengukur tingkat pemahaman siswa Penilaian PAP dan PAN Refleksi Evaluasi Menganalisis hasil belajar Kemajuan/kesulitan siswa Berperan dalam kegiatan social
Tabel 3.5 Indikator Empirik Variabel Kesiapan Masyarakat Variabel Peran Serta Masyarakat adalah keikut sertaan masyarakat dalam memberikan sumbangan terhadap pelaksanaan Manajemen berbasis Sekolah (MBS).
Sub Konsep
Indikator Empirik
Partisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan
1. Mengikuti rapat wali murid 2. Memberikan sumbang saran untuk sekolah 3. Mengetahui semua jenis program dan pelaksanaan 4. Melakukan evaluasi program sekolah 5. Menyetujui RAKS 6. Berpartisipasi dalam kegiatan sekolah
Dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan
1. Bantuan sarana dan prasarana 2. Tanggung jawab tentang pendidikan 3. Bantuan tenaga untuk sekolah 4. Membentuk paguyuban kelas 5. Konsultasi tentang pekembangan anak
Tabel 3.6 Indikator Empirik Variabel Kesiapan Komite Sekolah Variabel Peran Komite Sekolah adalah mitra sekolah,terutama bagi kepala sekolah dan guru dalam merancang dan melaksanakan program pendidikan
Sub Konsep Pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan
1. 2. 3.
Memberikan sumbangan pemikiran, dana, dan tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan Melakukan kontrol terhadap transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan
4. 1.
2. 3. 1.
2. 3. 4. 5.
Merupakan penghubung antara sekolah dengan masyarakat dan pemerintah
1 2 3
Indikator Empirik Ikut aktif dalam pertemuan penyusunan program sekolah Menyarankan wali murid membentuk paguyuban kelas Ikut merumuskan visi dan misi sekolah Menyusun RAKS sesuai RIP Mempengaruhi kemajuan sekolah untuk pengambilan keputusan Mendukung program untuk kemajuan sekolah Untuk mengembangkan potensi akademik dan non akademik Membahas program sekolah secara berkala dan kesinambungan Melakukan kontrol terhadap kinerja sekolah Membuat RAKS dengan trasnparan dan akuntabilitas Memberikan dana untuk kepentingan sekolah Mencari tenaga mengajar non akademik Program KBM dikaitkan dengan potensi lingkungan Sosialisasi program sekolah dengan masyarakat lingkungan Mencari dana untuk pengembangan pembangunan sekolah
Penilaian dilakukan melalui pemberikan skor dari jawaban angket yang diisi oleh responden dengan ketentuan; jawaban SS diberi skor 5; S skor 4; C diberi skor 3; TS diberi skor 2; dan STS diberi skor 1.
3.6 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder dimana data primer diperoleh dari kuesioner, wawancara dan observasi terhadap subjek penelitian. Data sekunder diperoleh dari sumber tertulis melalui studi dokumentasi hal-hal yang ber-kaitan dengan satuan-satuan
pendidikan
di
Gugus
Puspitaloka
Bandungan. 3.6.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui kuesioner, wawancara, studi dokumentasi dan observasi. 1. Kuesioner Kuesioner yangdiberikan kepada para respon-den terdiri atas 75 pertanyaan yang telah disesuai-kan dengan peran subjek penelitian apakah dia sebagai kepala sekolah, guru, komite sekolah dan masyarakat. 2. Wawancara Wawancara kepala sekolah, guru, komite sekolah dan masyarakat. Instrumen wawancara sebagai data primer dalam penelitian ini.
3. Studi Dokumen
Studi dokumen dilakukan pada tiap aspek kesiapan kepala sekolah dan guru dan juga peran serta masyarakat dan komite sekolah. 4. Observasi Tujuan
dilakukannya
observasi
adalah
men-
deskripsikan objek yang dipelajari, kejadian-kejadian yang berlangsung, dan aktivitas subjek yang terlibat di dalamnya.
Subjek
penelitian
menyadari
kehadiran
peneliti, dan peneliti diberi kesempatan untuk berpartisipasi, namun hanya berperan sebagai pengamat.Observasi berlangsung selama jalannya penelitian, instrumen yang dibutuhkan adalah buku catat-an untuk mencatat segala hal yang teramati yang lazim dikenal dengan field note. 3.6.3 Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif baik secara kuanti-tatif maupun secara kualitatif. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan
pada
analisis
validitas
dan
reliabilitas
instrumen, serta pengukuran atas kuesio-ner yang diberikan. Selanjutnya analisis deskriptif kualitatif dilakukan
untuk
menjelaskan
hasil
pengu-kuran
secara deskriptif dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan. Analisis kuantitatif pada penelitian ini menggunakan analisa statistik deskriptif dimana fungsifungsi statistic seperti mean, standar deviasi, modus
dan median akan lebih dikedepankan dibanding yang lain. Jawaban
responden
kemudian
akan
dikate-
gorikan dalam 5 kategori mulai sangat tidak siap/ sangat rendah sampai dengan sangat siap/sangat tinggi. Kategorisasi didasarkan atas interval berikut: Interval
(nilaitertinggi nilai terendah) jumlah kategori
Nilai tiap kategori dapat dilihat pada Tabel 3.7 di bawah ini: Tabel 3.7 Kategori Kesiapan Guru, Kesiapan Kepala Sekolah dan Kesiapan Masayarakat dan Komite Sekolah Kategori
Nilai
Sangat Siap
> 4,2
Siap
3,4 – 4,2
Sedang
2,6 – 3,4
Rendah
1,8 – 2,6
Sangat Rendah
< 1,8