BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian
3.1.1 Seting Penelitian A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di SD N 1 Soborejo Pringsurat. Lokasi sekolah tersebut berada di Dusun Soborejo, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Jawa tengah. Peneliti mengambil tempat ini dengan pertimbangan dalam kemudahan mencari data dan peluang waktu penelitian yang lebih luas, karena peneliti telah beberapa kali mengunjungi SD dan mengenal warga SD. SD N 1 Soborejo Pringsurat merupakan SD imbas di Kecamatan Pringsurat. Dengan jumlah guru 7 orang temasuk Kepala Sekolah, 2 guru wiata, dan 1 pegawai penjaga sekolah. B. Waktu Penelitian Peneliti menggunakan sistem siklus selama penelitian kurang lebih 2 bulan. Siklus satu mencakup perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus dua tindakan lanjutan dari siklus satu untuk mencapai hasil yang lebih baik agar terlihat perubahan sebelum, selama sampai akhir penelitian.
3.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD N 1 Soborejo Pringsurat, dengan jumlah siswa 12 anak. Karakteristik siswa kelas V SD N 1 Soborejo Pringsuratng, adalah periang, suka bermain, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan penurut. Namun, sebagian besar dari siswa di kelas ini mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran sehingga memiliki hasil belajar yang belum memuaskan.
15
16
3.1.3
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK
adalah pencermatan oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya dengan menggunakan metode refleksi diri dalam bentuk tindakan yang ditujukan pada kegiatan belajar-mengajar di kelas (tempat terjadinya proses belajar-mengajar) untuk perbaikan diberbagai aspek kehidupan, (Suyadi, 2012). PTK yang peneliti gunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart. 3.2
Variabel Penelitian Variabel penelitian yang menjadi focus penelitian adalah hasil belajar mapel
IPA kelas V yang diperoleh siswa SD N 1 Soborejo Pringsuratng. Penelitian ini menggunakan 2 variabel yakni variabel bebas dan terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (x) adalah metode pembelajaran dengan SQ3R dan variabel terikat (y) adalah hasil belajar. 3.3
Rencana Tindakan
A. Siklus 1 1. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembalajaran Peneliti membuat RPP 2. Proses Pelaksanaan dan Observasi Peneliti mengajar dengan menggunakan model pembelajaran SQ3R, dan mengisi lembar observasi jalanya kegiatan belajar mengajar. Adapun rincian pelaksanaanya disesuaikan dengan silabus SD N 1 Soborejo Pringsurat semester II yaitu standar kompetensi 7. Memahami peruubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Kompetensi dasar 7.1 Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. 3. Tindakan Refleksi Peneliti merangkum hasil observasi dan mengevaluasinya. Dari hasil evaluasi peneliti menentukan mana yang perlu diubah agar sesusai target penelitian.
17
B. Siklus 2 Siklus 2 dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar siswa pada siklus I. Materi pada siklus II sama dengan materi siklus I. Dengan catatan jika nilai siswa telah memenuhi target pada siklus I, maka materi akan dilanjutkan pada kompetensi dasar selanjutnya. 1.
Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembalajaran
2.
Proses Pelaksanaan dan Observasi Peneliti mengajar dengan menggunakan model pembelajaran SQ3R dengan rancangan kegiatan yanng lebih disempurnakan di dalam kelas, dan mengisi lembar observasi jalanya kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Awal
Pelaksanaan SIKLUS I
&
Rencana dan tindakan.
Observasi
Pengabilan kesimpulan
Refleksi 1
Pelaksanaan
SIKLUS II
&
Rencana dan tindakan.
Observasi Gambar 3.2 Kerangka Rencana Tindakan
3.4
Data dan Cara Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Insrument pengumpulan data variabel hasil belajar siswa pada penelitian di SD N 1 Soborejo Pringsuratng adalah sebagai berikut: 1. Tes, diberikan pada kondisi akhir untuk
mengetahui perbandingan hasil
belajar siswa sebelum dan sesudah tindakan. 2. Lembar observasi model SQ3R, dilakukan untuk mengetahui data keberhasilan dari proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
18
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan adalah soal evaluasi siswa dalam bentuk tes. Instrumen tersebut digunakan untuk mengukur keberhasilan dari segi proses dan dari segi hasil. 3.5 Indikator Kinerja Peneliti berharap akan adanya peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan jumlah nilai yang mencapai KKM (65) pada mata pelajaran IPA kelas V di SD N 1 Soborejo Pringsurat, menjadi 90%. 3.6 Analisis Data 3.6.1 Teknik Analisa Data Tekhnik analisa data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan mendeskripsikan data setiap variabel penelitian, dilihat dari uji beda hasil tes kondisi awal dan tes kondisi akhir, serta evaluasi lembar observasi. Untuk menganalisis tindakan hasil belajar siswa, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung menggunakan statistik sederhana. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: P
= Persentase pencapaian KKM
F = Frekuensi siswa yang mencapai KKM N = Jumlah total siswa
19
3.6.2 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas V SD N 1 Soborejo Pringsurat, Kabupaten Temanggungng, Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah peserta didik sebanyak 12 siswa. Mata pelajaran yang akan diteliti dalam penelitian adalah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).
3.7 Indikator Keberhasilan Kegiatan belajar mengajar dikatakan efektif jika sebanyak 90% siswa kelas V SD N 1 Soborejo telah mencapai nilai KKM (65) pada mapel IPA. 3.8 Indeks Kesukaran Soal Menurut Sudjana (2012, hal. 135), Tingkat kesukaran soal dilihat dari kemampuan siswa menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: I : indeks kesulitan untuk setiap butir soal B : banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N : banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan Kriteria yang digunakan yakni semakin kecil indeks yang didapat, maka semakin sulit soal tersebut, Begitu pula sebaliknya. Kriteria indeks kesulitan soal tersebut yakni: Sukar
= 0 – 0,30
Sedang
= 0,30 – 0,70
Mudah
= 0,70 – 1,00
20
Hasil dari pengukuran tingkat kesukaran soal dari soal siklus I dan siklus II yang telah peneliti buat yaitu sebagai berikut: No. Kriteria 1. Sukar (0-0,30)
Banyaknya per-kriteria -
2.
Sedang (0,30-0,70)
12
3.
Mudah (0,70-1,00)
5
4.
Sangat mudah (>1,00)
3
Tabel 3.1 kriteria Indek Kesukaran Soal pada Siklus I
No. Kriteria 1. Sukar (0-0,30)
Banyaknya per-kriteria -
2.
Sedang (0,30-0,70)
12
3.
Mudah (0,70-1,00)
6
4.
Sangat mudah (>1,00)
2
Tabel 3.2 kriteria Indek Kesukaran Soal pada Siklus II