BAB III METODE PENELITIAN A. Perspektif Pendekatan Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh gambaran yang mendalam tentang kemampuan masyarakat pesisir memahami serta berpartisipasi terhadap pembangunan desa maritim di Kabupaten Sidoarjo. Untuk memperoleh gambaran yang jelas, penelitian ini menggunakan metode kualitatif serta didukung dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi merupakan tradisi penelitian kualitatif yang berakar pada filosofi dan psikologi, dan berfokus pada
pengalaman hidup manusia (sosiologi).
Pendekatan fenomenologi hampir serupa dengan pendekatan hermeneutics yang menggunakan pengalaman hidup sebagai alat untuk memahami secara lebih baik tentang sosial budaya, politik atau konteks sejarah dimana pengalaman itu terjadi. Penelitian ini akan berdiskusi tentang suatu objek kajian dangan memahami inti pengalaman dari suatu fenomena. Peneliti akan mengkaji secara mendalam isu sentral dari struktur utama suatu objek kajian dan selalu bertanya "apa pengalaman utama yang akan dijelaskan informan tentang subjek kajian penelitian". Peneliti memulai kajiannya dengan ide filosofikal yang menggambarkan tema utama.
63
Translasi dilakukan dengan memasuki wawasan persepsi informan, melihat bagaimana mereka melalui suatu pengalaman, kehidupan dan memperlihatkan fenomena serta mencari makna dari pengalaman informan. Metode ini dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan mengantarkan atau melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian. Secara teoritis penelitian kualitatif dilakukan dengan pengamatan melalui lensa-lensa lebar, mencari pola-pola hubungan antara konsep yang sebelumnya tidak ditentukan. Dalam penelitian kualitatif peneliti harus memiliki kadar keterlibatan secara ajeg dalam
bertanya
mencatat,
(apakah, mengapa, bagaimana), mendengar,
mengobservasi,
terlibat,
menghayati,
berfikir
dan
mengambil informasi dari obyek di lapangan. Teknik kualitatif mencoba memberikan kesimpulan kualitatif atas keseluruhan data dengan cara membandingkan data primer yang didapat dengan teori yang ada. Melalui metode penelitian kualitatif dan kritikal inilah peneliti berharap mampu mengungkap serta melihat secara langsung tentang pembangunan desa maritim di lokasi penelitian. Pada akhirnya peneliti mampu mendiskripsikan bagaimana proses pembangunan desa maritim secara berkelanjutan dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan.
64
B. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah Pembangunan Desa Maritim dalam Perspektif Masyarakat Pesisir di Kabupaten Sidoarjo. C. Fenomena Pengamatan / Fenomena yang akan diteliti : 1. Pembangunan Kemaritiman Pembangunan kemaritiman ini di titik beratkan pada pemberdayaan masyarakat, peningkatan perekonomian, peningkatan pendidikan serta pelayanan kesehatan. 2.
Komunikasi
Proses komunikasi terjadi antara peneliti kebijakan, pelaksana kebijakan dan sasaran kebijakan dimana dalam komunikasi tersebut terdapat penekanan pada dua aspek yaitu proses pelaksanaan dan hasil yang dicapai dalam pembangunan tersebut. Adapun aspek dalam komunikasi mencakup kejelasan informasi seputar pemahaman masyarakat desa tentang pembangunan yang berkelanjutan sebagai wujud pengimplementasian dari kebijakan pemerintah tentang pembangunan manusia seutuhnya mulai yang tertuang dalam amanat konstitusi dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa di Kabupaten Sidoarjo, dan proses pelaksanaan Pembangunan Desa serta model pembangunannya dan hasil yang telah dicapai dan azas kemanfaatan.
65
D. Lokasi Penelitian Penelitian ini memilih wilayah Kabupaten Sidoarjo sebagai lokasi penelitian. Sedangkan untuk menfokuskan penelitian kualitatif maka dipilihlah Dusun Kepetingan Desa Sawohan Kecamatan Buduran dikarenakan desa ini berada di wilayah pesisir serta memiliki keunikan-keunikan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
E. Informan Penelitian Setelah ditetapkan lokasi penelitian, berikutnya dipilih informan sebagai subjek
penelitian. Menurut
Moleong (2008)
penetapan informan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu peneliti menetapkan informan berdasarkan anggapan bahwa informan dapat memberikan informasi yang diinginkan penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian. Dengan kata lain informan yang dipilih adalah informan kunci yang baik pengetahuan serta keterlibatan mereka dengan permasalahan yang akan diteliti tidak diragukan lagi. Dengan memperhatikan karakter informan tersebut di atas, maka dalam penelitian kualitatif proporsi atau jumlah informan yang dibutuhkan dalam penelitian tidak bisa ditetapkan sejak awal terutama dalam tahap pembuatan rancangan penelitian. Dengan 66
demikian jumlah informan bisa jadi sedikit atau bahkan bisa juga banyak tergantung pada proses perkembangan di lapangan. Dengan demikian jumlah informan yang akan diteliti sangat tergantung pada seberapa banyak informasi yang diperlukan oleh peneliti. Pihak yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah Camat Kecamatan Buduran, sedangkan pihak-pihak lain yang terkait menjadi informan tambahan, antara lain : - Kepala Desa terkait - Ketua BPD - Ketua LMD - Tokoh Masyarakat (Tokoh Adat, Tokoh Agama) - Masyarakat pada desa terkait Semua (Indepth
informan
tersebut
diwawancarai
secara
mendalam
Interview) untuk mendapatkan informasi yang valid,
relevan dan memadai.
F. Instrumen Penelitian Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Moleong (2008) yang menyatakan bahwa : Hanya “manusia sebagai alat” sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau obyek lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan. 67
Hanya “manusia sebagai instrumen” pulalah yang dapat menilai apakah kehadirannya menjadi faktor pengganggu sehingga apabila terjadi hal yang demikian pasti menyadarinya serta dapat mengatasinya (2005 : 5). Sebagai alat bantu dalam pengumpulan data, digunakan buku catatan dan pedoman wawancara selama proses penelitian berlangsung. G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan triangulasi data, yang dilakukan dengan menggabungkan antara wawancara, studi pustaka, dan observasi.
1.
Wawancara Peneliti akan bertanya secara langsung dan mendalam (in depth interview) kepada responden yang berhubungan secara langsung tentang masalah penelitian, dimana peneliti membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok pertanyaan (interview
guide)
yang
akan
diajukan
dalam
proses
wawancara tersebut. Beberapa pertanyaan inipun akan ditanyakan kepada responden lainnya yang sama-sama berhubungan
dengan
permasalahan
penelitian,
artinya
informan benar-benar berpengalaman langsung tentang permasalahan yang sedang diteliti (direct experience). 68
Karena dalam pendekatan Fenomenologi dikatakan bahwa “Phenomenologists are interested in showing how complex meanings are built out of simple Units of direct experience” (Meriam, Sharan B. 2002:7). Sehingga data atau informasi yang diperoleh lebih mengutamakan persepsi informan tanpa adanya masukan maupun gambaran dari pihak lain termasuk peneliti. 2.
Observasi Hal ini dilakukan untuk melihat secara langsung dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala alam yang terjadi dengan jalan pengamatan dan pencatatan tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yang telah ditanyakan
kepada
informan
melalui
wawancara.
Ini
dimaksudkan untuk meyakinkan jawaban yang telah diberikan oleh informan itu sesuai dengan realita dan kenyataan yang ada dilapangan. peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data. Artinya peneliti terlibat langsung dalam kegiatan mencari data yang diperlukan melalui pengamatan. Melalui observasi partisipatif, data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku atau gejala yang muncul. Menurut Stainback 69
Observasi partisipatif dapat digolong kan menjadi empat yaitu: partispasi pasif, partisipasi moderat, observasi yang terus terang dan tersamar, dan observasi yang lengkap. Dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konsteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh padangan yang holistik atau menyeluruh. Memperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi
tidak
dipengaruhi
oleh
konsep
atau
pandangan
sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan. Dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain. Khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap biasa dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara. Dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. Dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh
gambaran
yang
komperhensif.
Melalui
pengamatan dilapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana atau situasi sosial yang diteliti. 70
3.
Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi,
peraturan
perundang-undangan
terkait,
laporan-laporan, dan media lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.
4.
Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan mencari informasi dari catatan atau dokumen yang ada dan yang dianggap relevan dengan masalah penelitian baik berupa naskah teks ataupun foto-foto yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.
H.
Teknik Pengolahan Data Proses pengolahan data merupakan tindak lanjut setelah melakukan pengumpulan data. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam proses pengolahan data yaitu bergerak diantara perolehan data, reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Artinya data-data yang terdiri dari deskripsi dan uraiannya adalah data yang dikumpulkan, kemudian disusun pengertian dengan pemahaman arti yang disebut reduksi data, kemudian diikuti penyusunan sajian data yang berupa cerita sistematis, selanjutnya dilakukan usaha untuk 71
menarik kesimpulan dengan verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data.
Apabila
kesimpulan kesimpulan dirasakan masih kurang mantap, maka dilakukan penggalian data kembali. Hal tersebut dilakukan secara berlanjut, sampai penarikan
kesimpulan
dirasa
sudah
cukup
untuk menggambarkan dan menjawab fokus penelitian. Secara sistematis dijelaskan oleh Miles dan Huberman sebagai berikut :
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
Kesimpulan / Verifikasi
Gambar 1 : Sistematika Pengumpulan dan Analisa Data
Reduksi
data,
diartikan
sebagai
proses
pemilihan
pemusatan perhatian pada penyederhanaan pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan hasil penelitian di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis 72
yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga
kesimpulan-kesimpulan
akhirnya
dapat
ditarik
dan
diverifikasi. Penyajian data, sebagai sekumpulan informasi yang tersusun disajikan secara tertulis berdasarkan kasus-kasus faktual yang saling berkaitan. Tampilan data (data display) digunakan untuk memahami
apa
kemungkinan
yang
sebenarnya
adanya
terjadi,
penarikan
yang
memberi
kesimpulan
dan
pengambil tindakan. Menarik kesimpulan atau verifikasi, yang merupakan langkah terakhir dalam kegiatan kesimpulan
hanyalah
konfigurasi
yang utuh.
analisis
sebagian
kualitatif.
dari suatu
Kesimpulan juga
Penarikan
kegiatan
dari
diverifikasi selama
penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran, suatu tinjauan ulang pada catatan
lapangan
atau
juga
upaya-upaya
yang
luas
untuk
menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Penarikan kesimpulan ini tergantung pada besarnya kumpulan mengenai data tersebut. (dalam Soetrisno, 2001:89-90).
73
I.
Teknik Analisa Data Prinsip utama dalam analisis data adalah bagaimana menjadikan data atau informasi yang telah dikumpulkan disajikan dalam bentuk uraian, dan sekaligus memberikan
makna
sehingga
memiliki signifikansi ilmiah
informasi
tersebut
atau
interpretasi
atau teoritis. Dalam penelitian ini, data - data yang sudah penulis dapatkan
kemudian
dianalisis
dengan
menggunakan
teknik
analisis
taksonomis (taxonomis analysis), yaitu membentuk
analisis yang lebih rinci dan mendalam dalam membahas suatu tema atau pokok permasalahan. Pada analisis ini focus penelitian maupun pembahasan kendati diarahkan pada bidang atau aspek tertentu, namun pendeskripsian fenomena
yang menjadi
tema sentral
dari permasalahan penelitian diungkap secara lebih rinci. Dengan demikian domain atau bidang yang akan ditonjolkan perlu dilacak secara lebih mendalam dan terinci struktur internalnya.
74