BAB III METODE PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penyusunan proposal ini diperlukan data yang relevan dengan obyek
yang diteliti. Dalam rangka pengumpulan data tersebut maka penulis mengadakan penelitian pada PT Bukit Surya Mas Kantor Jakarta. Waktu dalam penyusunan proposal ini bermula dari awal melakukan pra riset, sampai dengan proposal ini selesai. Dimulai dari bulan Maret 2016 sampai bulan Juni 2016. PT Bukit Surya Mas adalah perusahan pewarna plastik yang didirikan pada tahun 2005 oleh Bapak Ir. Stefanus Tjetje Wirjadi, SH dan Bapak Teddy Tio sebagai bentuk akuisisi dari perusahaan sejenis sebelumnya yaitu PT Hoetama Chemindo Sepakat Abadi dan PT Ferro Masterbatch Division.
B.
Desain Penelitian Dalam penyusunan penelitian ini penulis menggunakan metode analisis
kausal. Menurut Istijanto (2008: 21) dalam Supardi (2015), kata kausal berasal dari kata bahasa inggris ”cause” yang berarti menyebabkan atau mempengaruhi. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel independen, sedangkan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen disebut variabel dependen. Analisis kausal merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (independent variables) terhadap variabel terkait (dependent variable). Tujuan penelitian kausal dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh konflik peran ganda (work family 31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
conflict) (X1), dan stres kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) pada karyawan PT Bukit Surya Mas Kantor Jakarta.
C.
Definisi dan Operasionalisasi Variabel
1.
Definisi Variabel Sugiyono (2014:59-61) menyatakan variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapun macam-macam variabel adalah sebagai berikut : 1)
Variabel
independen
(variabel
bebas),
merupakan
variabel
yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini sebagai berikut : a)
Konflik peran ganda (work family conflict) Konflik peran ganda adalah bentuk konflik peran dimana tuntutan peran pekerjaan dan keluarga secara mutual tidak dapat disejajarkan dalam beberapa hal. Hal ini bisa terjadi pada saat seseorang berusaha memenuhi tuntutan peran dalam pekerjaan dan usaha tersebut dipengaruhi oleh kemampuan orang yang bersangkutan memenuhi tuntutan keluarga atau sebaliknya (Frone dalam Frasrica, 2014).
b) Stres kerja Stres (stress) adalah suatu kondisi dinamis dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting (Robbins et.al., 2008: 368).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
2)
Variabel dependen (variabel terikat), merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini sebagai berikut : a)
Kinerja karyawan Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu (Wirawan, 2009: 5).
2.
Operasionalisasi Variabel TABEL 3.1 OPERASIONALISASI VARIABEL KONFLIK PERAN GANDA (WORK FAMILY CONFLICT)
Variabel
Dimensi Time-based conflict
Konflik peran ganda (work family conflict)
Strain-based conflict
Behavior-based conflict
Indikator 1) Kurang bahkan tidak adanya waktu untuk keluarga 2) Tidak ada waktu untuk kehidupan bermasyarakat 3) Penggunaan hari libur untuk bekerja 1) Permasalahan dalam keluarga mempengaruhi waktu untuk bekerja 2) Permasalahan dalam keluarga mempengaruhi produktivitas dalam bekerja 3) Tuntutan pekerjaan mempengaruhi pekerjaan keluarga 4) Terjadi keluhan dari anggota keluarga akibat dari pekerjaan 1) Keluarga merasa tidak mendapatkan dukungan dari peran anak, orangtua dan pasangan 2) Sering merasa lelah setelah pulang bekerja 3) Adanya ketidaksesuaian perilaku yang diinginkan pekerjaan maupun keluarga
Sumber : Yang et.al. dalam Frasrica (2014)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skala
Ordinal
34
TABEL 3.2 OPERASIONALISASI VARIABEL STRES KERJA Variabel
Dimensi
Indikator Beban kerja yang berlebihan Tekanan atau desakan waktu On The Job Kemenduaan peran (role ambiguity) Frustasi Stres Masalah yang bersangkutan dengan anak kerja Kekuatiran finansial Off The Job Masalah perkawinan (perceraian) Perubahan-perubahan yang terjadi di tempat tinggal Sumber : Handoko (2010) dalam Frasrica 2014 1) 2) 3) 4) 1) 2) 3) 4)
Skala
Ordinal
TABEL 3.3 OPERASIONALISASI VARIABEL KINERJA KARYAWAN Variabel
Dimensi
Indikator 1) Pekerjaan yang dikerjakan dengan
Kualitas Kerja
2) Pekerjaan yang diselesaikan sesuai
Skala
penuh perhitungan dengan skill yang dimiliki 3) Pekerjaan dikerjakan dengan cekatan 1) Volume kerja yang dihasilkan sesuai
dengan harapan perusahaan Produktivitas
2) Penetapan target kerja penuh 3)
Kinerja karyawan
1) Pengetahuan Pekerjaan
2) 3) 1)
Bisa Diandalkan
2)
3)
perhitungan Pekerjaan yang diberikan dikerjakan dengan cepat Penyelesaian pekerjaan yang dilakukan dengan baik Mampu menguasai bidang tugas divisi lain Menguasai sekali bidang tugas yang dikerjakan Handal dalam melaksanakan prosedur pekerjaan yang diberikan Mendapatkan kepercayaan pimpinan dalam penyelesaian pekerjaan karyawan Hasil kerja semakin membaik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ordinal
35
TABEL 3.3 LANJUTAN Variabel
Dimensi
Indikator 1) Datang dan pulang tepat waktu sesuai
Skala
prosedur 2) Penggunaan waktu istirahat sesuai Kehadiran
prosedur 3) Tidak pernah absen kecuali terjadi
Kinerja karyawan
Kemandirian
musibah atau hal yang memang sangat tidak bisa ditinggalkan 1) Kemandirian dalam bekerja (tanpa pengawasan pimpinan) 2) Memiliki tanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan 3) Mampu bekerja di bawah tekanan
Ordinal
Sumber : Dessler (2009)
D.
Skala Pengukuran Dalam penelitian ini peneliti mengunakan skala ordinal. Skala ordinal tidak
hanya mengkategorikan variabel ke dalam kelompok, tetapi juga melakukan ranking terhadap kategori. Sebagai misal kita ingin mengukur preferensi responden terhadap empat merek produk air mineral, merek Aqua, Aquana, Aquaria, dan Aquades. Kita dapat meminta responden untuk melakukan ranking terhadap merek produk air mineral yaitu dengan memberi angka 1 untuk merek yang paling disukai, angka 2 untuk rangking kedua dst. TABEL 3.4 RANKING TERHADAP MEREK PRODUK AIR MINERAL Merek Air Mineral Aqua Aquana Aquaria Aquades Sumber : Ghozali (2013:4)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ranking 1 2 3 4
36
Tabel ini menunjukan bahwa merek Aqua lebih disuka daripada merek Aquana, merek Aquana lebih disukai daripada merek Aquaria, dan merek Aquaria lebih disukai daripada merek Aquades. Walaupun perbedaan angka antara merek satu dengan lainnya sama, kita tidak dapat menentukan seberapa besar nilai preferensi dari satu merek terhadap merek lainnya. Jadi, kategori antar merek tidak menggambarkan perbedaan yang sama (equal differences) dari ukuran atribut. Pengukuran seperti ini dinamakan skala ordinal dan data yang di dapat dari pengukuran ini disebut data ordinal. Uji statistik yang sesuai untuk skala ordinal adalah modus, median, distribusi frekuensi dan statistik non-parametrik seperti rank order correlation. Variabel yang diukur dengan skala nominal dan ordinal umumnya disebut non-parametrik atau variabel non-metrik (Ghozali, 2013:4).
E.
Populasi dan Sampel Penelitian
1.
Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono, 2014:115).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah seluruh karyawan PT Bukit Surya Mas Kantor Jakarta, yang sudah menikah ataupun belum menikah, bekerja di seluruh bagian divisi yang berjumlah 30 orang.
2.
Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2014:116). Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, di mana semua anggota populasi dijadikan sampel. Teknik penentuan sampel penelitian ini adalah sampel jenuh, yaitu sampel penelitian diambil dari seluruh karyawan yang sudah menikah ataupun belum menikah di PT Bukit Surya Mas Kantor Jakarta di mana sejumlah populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2014).
F.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan melakukan survei
secara langsung pada objek penelitian, yaitu karyawan pada PT Bukit Surya Mas Kantor Jakarta.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
1.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode pengumpulan data penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data mengenai teori yang mendukung penelitian. Sementara itu, penelitian lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi yang terjadi di lapangan secara lebih jelas dan membandingkan dengan teori yang telah didapatkan.
2.
Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Dalam
suatu penelitian, metode pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, terpercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dimana partisipan/responden mengisi pertanyaan atau pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap mengembalikan kepada peneliti (Sugiyono, 2014:230). Data yang sudah ada kemudian dilakukan skala pengukuran dan pemberian skor. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi skala likert, yaitu dari 1 sampai 5. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2014:132). Skala pengukuran untuk variabel yang diukur melalui modifikasi dengan poin yang disesuaikan dengan materi penelitian yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
dikembangkan. Adapun penggunaan skala 1 – 5 untuk setiap jawaban responden selanjutnya dibagi ke dalam lima kategori, yakni : TABEL 3.5 SKALA LIKERT Jawaban Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu atau Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Skor 5 4 3 2 1
Sumber : Ghozali (2013:47)
G.
Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan oleh penulis yaitu menggunakan data
primer. Menurut Sugiyono (2014:137), data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung di lapangan oleh peneliti sebagai obyek penelitian. Penulis menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data penelitian.
H.
Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, data diolah dengan menggunakan metode statistic
menggunakan SPSS. Analisa data dilakukan dengan metode-metode sebagai berikut : 1.
Statistik Deskriptif Variabel Menurut Ghozali (2013:19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
2.
Uji Kualitas Data
2.1
Uji Validitas Validitas merupakan bentuk valid atau tidaknya suatu data atau instrumen.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengukur data tersebut adalah valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Supardi, 2015). Uji validitas dilakukan dengan menggunakan perumusan koefisien korelasi Pearson. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
r
: angka koefisien korelasi dari Pearson
n : jumlah subjek penelitian X : skor item ke i Y : skor total item Uji Validitas ini diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap dasar indikator dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0,5. Suatu Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Dasar pengambilan keputusan : 1) Jika r hitung > r tabel maka dikatakan Valid. 2) Jika r hitung < r tabel maka dikatakan Tidak valid.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Dalam penelitian ini nilai r tabel untuk n = 30, maka df = 28 pada taraf alfa 5% nilai r tabelnya adalah 0,3610. 2.2
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah keandalan suatu data. Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono:2010). Data tersebut tidak berubah bila diukur beberapa kali dengan waktu yang berbeda. Dengan menggunakan instrumen yang reliabel, maka akan dihasilkan suatu penelitian yang dapat diandalkan. Perhitungan Koefisien Reliabilitas menggunakan perumusan AlphaCronbach berikut ini :
Keterangan
:
k
: jumlah item
σ2x
:
varians skor total
σ2i
:
varians skor setiap item
Perhitungan koefisien reliabilitas baik terhadap seluruh item pada setiap alat ukur maupun terhadap item-item pada setiap aspek. Kesimpulan mengenai tinggi rendahnya reliabilitas aspek maupun alat ukur menggunakan kriteria sebagai berikut (Kaplan & Saccuzo:2012). 1)
0,00 – 0,19 : tidak reliabel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
2)
0,20 – 0,39 : kurang reliabel
3)
0,40 – 0,69 : cukup reliabel
4)
0,70 – 0,89 : reliabel
5)
0,90 – 1,00 : sangat reliabel Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menetapkan angka reliabilitas minimal
0,7 sebagai syarat reliabilitas alat ukur penelitian.
3.
Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linear berganda adalah analisis untuk mengukur besarnya
pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan variabel independen (Ghozali dalam Supardi, 2015). Dalam regresi linear berganda terdapat asumsi klasik yang harus terpenuhi, yaitu residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinearitas, tidak adanya heteroskedastisitas, dan tidak adanya autokorelasi pada model regresi. Persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = α + β₁X₁ + β₂X₂ + e
Keterangan: Y
: Nilai prediksi variabel dependen (kinerja karyawan)
α
: Konstanta, yaitu nilai Y jika X1, X2 = 0
X₁
: Konflik peran ganda (work family conflict)
X₂
: Stres kerja
β
: Koefisien regresi
e
: eror
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
4.
Uji Asumsi Klasik Model regresi linear dapat disebut sebagai model yang baik jika model
tersebut memenuhi beberapa asumsi yang kemudian disebut dengan asumsi klasik (Ghozali dalam Supardi, 2015). Asumsi klasik yang harus terpenuhi dalam model regresi linear yaitu residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinearitas, tidak adanya heteroskedastisitas, dan tidak adanya autokorelasi pada model regresi. Ada tiga uji asumsi yang harus dilakukan terhadap suatu model regresi tersebut, yaitu: 4.1
Uji Normalitas Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai
residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak (Ghozali dalam Supardi, 2015). Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai
residual
yang
terdistribusi
normal.
Pengujian
asumsi
normalitas
menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov dengan rumusan sebagai berikut :
Keterangan yi Sn(yi)
: : pengamatan ke-i, i = 1, 2, ..., n : fungsi distribusi kumulatif observasi
Dengan uji ini, dapat diketahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Apabila Asymp.sig > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal dan begitu juga sebaliknya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
4.2
Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah keadaan di mana pada model regresi ditemukan
adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen (Ghozali dalam Supardi, 2015). Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel bebas (korelasinya 1 atau mendekati 1). Beberapa metode uji multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi. Untuk mengetahui suatu model regresi bebas dari multikolinearitas, yaitu mempunyai nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih dari 10 dan mempunyai angka Tolerance kurang dari 0,10.
4.3
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali dalam Supardi, 2015). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu uji heteroskedastisitas yang dilakukan adalah dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi. Metode ini dilakukan dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (ZRESID), ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan yaitu:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
a)
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.
b)
Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
5.
Pengujian Hipotesis Uji hipotesis adalah pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah data
dari sampel yang ada sudah cukup kuat untuk menggambarkan populasinya. Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata) (Santoso, 2012:147, dalam Supardi, 2015). Maksud dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Terdapat dua jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan, yaitu dengan: 5.1
Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali:2013). 5.2
Pengujian Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Menurut Ghozali (2013:98) uji statistik F pada dasarnya menunjukan
apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau : Ho : b1 = b2 = ....... = bk = 0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau : HA : b1 ≠ b2 ≠ ....... ≠ bk ≠ 0 Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. 5.3
Uji Koefisien Regresi (Uji-t) Menurut Ghozali (2013:98), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau : Ho : bi = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau : HA : bi ≠ 0
http://digilib.mercubuana.ac.id/