27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Seting Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri Rogodadi, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen tepatnya di kelas 5 semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Desa Rogodadi masuk pada wilayah Kecamatan Buayan yang terletak di lereng Pegunungan dekat obyek wisata Pantai Karangbolong, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. Jarak dengan Kota Kecamatan sekitar 10 Km. SD Negeri Rogodadi merupakan SD Impres akan tetapi sarana dan prasarana kurang memadai wilayahnya termasuk daerah pedesaan yang mata pencaharian warga desanya menjadi pemecah batu bangunan. SD Negeri Rogodad terdiri dari kepala sekolah, guru dan karyawan ada 10 orang. Guru yang Sarjana 5 orang, yang sedang menempuh S1 sebanyak 3 orang. 2 orang 1 tenaga perpustakaan dan 1 orang penjaga . Dengan jumlah siswa
130 siswa dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. 3.1.2. Karakteristik Subyek penelitian Karakteristik Sebyek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas 5 SD Negeri
Rogodadi, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. Diantaranya adalah berjumlah 22 siswa 8 siswa laki-laki, dan 14 siswa perempuan usia siswa rata-rata 10 -11 tahun. Kondisi sosial ekonomi orang tua/wali siswa sangat beragam, ada yang sangat mampu, ada yang cukup tetapi tidak sedikit yang ekonomi orang tua/wali siswa sangat lemah. Pekerjaan orang tua/wali siswa ada yang pegawai, pengusaha, banyak juga yang tani. Bahkan tidak sedikit pula yang hanya buruh tani. Tidak semua wali siswa peduli terhadap pendidikan. Ada beberapa prestasi yang diraih oleh siswa SD Negeri Rogodadi, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen terutama di tingkat kecamatan baik di bidang akademik maupun non akademik.Pengambilan lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan merupakan tempat bekerja sebagai guru di sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi. Alasan lain karena SD Negeri Rogodadi merupakan salah satu SD imbas di Gugus Ahmad Yani.
28
3.2 Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian ada dua jenis yaitu variabel Indpenden atau Variabel bebas dan variabel dependen atau variabel terikat. 1) Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan tindakan yang dilaksanan guru dalam penelitian yaitu dengan menggunakan Pendekatan STM atau dikenal dengan variabel (x) 2) Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh tindakan yang dilaksanakan dari variabel independen yaitu hasil yang dicapai variabel (Y) adalah hasil belajar IPA. 3.2.2 Devinisi Operasional Untuk memperjelas permasalahan yang akan dijadikan penelitian untuk itu perlu penjelasan dari definisi operasional . 1) Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) Model pendekatan STM suatu model pendekatan yang dipergunakan dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan langkah-langkah : 1. Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi, dan eksplorasi) yang mengemukakan isu/ masalah aktual yang ada di masyarakat. 2. Tahap pembentukan konsep, yaitu siswa membangun atau mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi. 3. Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, yaitu menganalisis isu/
masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasar konsep yang telah dipahami siswa. 4. Tahap pemantapan konsep, dimana guru memberikan pemahaman konsep agar
tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa. 2) Hasil Belajar Hasil pelajar siswa pada materi sifat sifat cahaya, pemahaman siswa menggunakan pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) Menurut Widayati, Nanik (2010). Peningkatan Belajar IPA Melalui Sains- Teknologi- Masyarakat (STM) Mengacu Pada Model Spiral Dari Kemmis dan Taggart di Kelas III SDN Soko I Bojonegoro. Penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IIIA SDN Soko I Bojonegoro yang ditunjukkan dari data peningkatan ketuntasan belajar pada siklus I yaitu 14 siswa tuntas dari 22 siswa.
29
Hasil belajar yang diperoleh adalah nilai 60 ke atas, sedangkan 8 siswa belum tuntas dengang nilai kurang dari 60. Jadi ketuntasan pada siklus I adalah 70%. Pada siklus II 22 siswa tuntas semua sehingga ketuntasan klasikal 100%. Pada tahap pra tindakan ketuntasan 50% pada siklus I meningkat 17 20%, sehingga ketuntasan menjadi70%. Pada siklus II ketuntasan klasikal meningkat 30%, sehingga ketuntasan klasikal menjadi 100% (Widayati, 2010). Maka dari itu dengan pemahaman siswa pada penelitian sebelumnya maka di SD Negeri Rogodadi juga akan melaksanakan penelitian menggunakan pendekatan STM dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3.3 Prosedur Penelitian Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto, dkk (2008:6) dalam pelaksanaan PTK ada empat tahap penting yaitu ; 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanan tindakan3) Observasi dan 4) refleksi yang digambarkan dalam skema berikut Dialog awal
Perencanaan
Tindakan 1 Observasi dan momonitoring
Putaran 2 Evaluasi
Refleksi
Pengertian dan pemahaman
Perencanaan
Tindakan 2 Observasi dan monitorin
Evaluasi
refleksi
Seterusnya sesuai waktu yang dirwncanakan
Gambar 2 Rancngan Prosedur Peneltian Menurut Kemis
30
Penelitian ini berbasis kolaborasi Maka dalam penelitian ini pelaksanaanya memiliki rancangan PTK sebagai berikut 1. Rencana Penelitian Berdasarkan hasil kegiatan indentifikasi dan analisiss masalah bekerjasama dengan teman sejawat, kemudian diadakan rencana perbaikan pembelajaran sesuai dengan tujuan perbaikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini mengadakan perbaikan pada mata pelajaran IPA dengan kompetensi dasar sebagi berikut: 6.1 Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya, 6.2 Membuat suatu karya/model misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Untuk pelaksanaan pembelajaran maka disusunlah pelaksanaan secara umum yaitu:
a. Menetapkan perencanaan, menentukan tujuan pembelajaran dan tujuan perbaikan pembelajaran b. Merancang lembar observasi dan menyampaikan materi tindak lanjut. c. Menyusun kegiatan yang terdiri dari: 1. Memilih bahan yang relevan untuk perbaikan 2. Menetukan langkah-langkah pembelajaran 3. Memilih metode pembelajaran yang sesuai 4. Memilih alat peraga yang tepat dengan model pembelajaran dan KD yang di jadikan bahan perbaikan 5. Menyusun alat evaluasi untuk mencapai tujuan perbaikan 2. Pelaksanaaan Penelitian
Dalam pelaksanaan ini masing masing siklus dilaksanakan 2 siklus dan setiap siklus 3 kali pertemuan dimana skenario antara siklus 1 dan siklus 2 terdapat kesinambungan yang baik, Adapun skenario perbaikan pembelajaran adalah sebagi berikut. a. Kegiatan persiapan 1. Mengidentivikasi kebutuhan belajar siswa 2. Merumuskan tujuan pembelajaran 3. Menyiapkan masalah materi pelajaran yang akan dipecahkan. Materi yang akan dipecahkan dalam bentuk pernyataan dan pertanyaan 4. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
31
b.
Kegiatan pelaksanaan 1. Guru memulai pelajaran dengan membentuk kelompok 2. Guru menugaskan siswa untuk membentuk pengurus dalam kelompok 3. Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran, mengenai pengamatan terhadap sifat-sifat cahaya. 4. Guru memerintahkan siswa untuk melakukan pengamatan tentang sifat cahaya dilingkungan sekitar sekolah dengan kelompoknya masing-masing 5. Siswa melaksanakan pengamatan tentang sifat cahaya sambil menggali informasi dari masyarakat guna melaksanakan pengamatan untuk dijadikan bahan laporan. 6. Siswa dan kelompoknya mewawancarai masyarakat sekitar menggali isu tentang cahaya dalam kehidupan sehari hari 7. Siswa beserta kelompok menyimpulkan hasil pengamata tentang sifat-sifat cahaya kemudian mempesentasikan hasil kesimpulan di depan kelas 8. Siswa merencanakan tindakan untuk membuktikan tentang sifat-sifat cahaya yang sudah di amati dengan mempersiapkan alat dan bahan untuk digunakan dalam pertemuan yang akan datang. 9. Guru melakukan evaluasi tentang pengamatan sifat sifat cahaya.
c. Kegiatan Penutup 1. Guru meminta siswa untuk mempertanggungjawabkan hasil pengamatanya sesuai dengan kelompoknya masing-masing 2. Guru dan siswa melakukan pembahasan bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran 3. Melakukan tindak lanjut dari materi yang belum dikuasai 4. Melakukan tes evaluasi 3. Observasi
Dalam pengamatan yang dilakukan disediakan lembar observasi dalam setiapsiklusnya yang dilakukan oleh teman sejawat. Untuk mengetahui perkembangan keaktifan belajar siswa dan kegiatan guru dalam mengajar dilakukan metode observasi (pengamatan) oleh guru kolaborasi.
32
Menurut Muliono (2000:126) pengamatan memungkinkan untuk mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan langsung di peroleh dari data. Observasi dilakukan di kelas 5 SD Negeri Rogodadi, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen yang menjadi subyek penelitian untuk mendapatkan gambaran secara langsung tentang kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Dengan melakukan observasi dapat mengetahui kegiatan siswa dalam mempersiapkan dan menerima pelajaran dari guru selama proses belajar mengajar. Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas (Arikunto, 2006), Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 siklus, siklus pertama yaitu melakasanakan rencana pembelajaran yang telah disusun dan siklus kedua yaitu melaksanakan perbaikan pembelajaran yang telah dibuat. Observasi atau pengamatan yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat (Arikunto, 2006). Observasi atau pengamatan secara langsung dilakukan pada penelitian ini untuk memperoleh gambaran secara umum tentang pembelajaran IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Rogodadi, Kecamatan Buayan, Kabupaten kebumen. 4. Refleksi
Kegiatan pada tahap ini adalah menerapkan RPP yang telah disusun. Dalam kegiatan ini dilakukan oleh penulis dibantu rekan sejawat di sekolah penulis dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. 1) Mengkaji pelaksanan pembelajaran pada siklus pertama. 2) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus pertama. 3) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus pertama. 4) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus kedua.
33
5. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 6 kali pertemuan pada semester 2 yaitu pada tahun pelajaran 2012/2013.Untuk lebih jelasnya jadwal kegiatan penelitian dipaparkan pada tabel di bawah ini : Tabel 3 Alokasi Waktu Penelitian Waktu No
Jenis Kegiatan 1
1
Februari 2 3
Persiapan a. Penulisan Proposal b. Penyusunan Instrumen
2
4
1
Maret 2 3
X
X
Pelaksanaan a. Pelaksanaan Siklus 1 b.
Pelaksanaan Siklus 2
c.
Analisis Data
X
4
1
April 2 3
4
1
4
X X X X X X X X
3
Mei 2 3
Pelaporan
X X
X
6. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan pada siswa kelas 5 SD
Negeri
Rogodadi, kecamatan Buayan, Kabupaten kebumen yang memiliki kondisi geografis di lereng pegunungan pakuran wilayah barat Kabupaten Kebumen dekat dengan obyek wisata pantai Karangbolong.Propinsi Jawa Tengah 7. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa UKSW Salatiga Semsetre 3, program sarjana
kependidikan guru dalam jabatan Program studi s1 pendidikan guru sekolah dasar Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas kristen satya wacana dengan tujuan untuk memenuhi sebagian penulisan skripsi pada universitas kristen satya wacana salatiga. 8. Peneliti memilih pendekatan sains-Teknologi-Masyarakat (STM) dalam penelitian kal
ini dimana berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan dan pendapat para peneliti pendekatan ini dapat meningkatkan belajar siswa dimana dengan pendekatan ini anak dapat menemukan masalah, aktif, senang sehinga dengan anak merasa senang, aktif dan menemukan hal baru sehingga belajar anak meningkat dan hasil belajarpun menjadi lebih baik dan hasilnya belajar anak meningkat.
34
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, dalam hal ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Rogodadi Kecamatan Buayan, kabupaten Kebumen pda saat pelaksanaan pembelajatan menggunakan pendekatan STM. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang diperoleh tidak secara langsung yaitu berupa hasil belajar 3.4.2
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan teknik tes.
1. Observasi digunakan untuk memperoleh data hasil kegiatan belajar mengajar guru dengan siswa( aspek afektif ) di kelas 2. Tes, digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa (aspek kognitif) yang dilakukan setelah tindakan dengan model pendekatan STM. Dengan cara melakukan tes setiap siklus di akhir pembelajaran melalui tes tertulis. 3.4.3 Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan butirbutir soal. Sebelum melaksanakan penelitian membuat kisi-kisi instrumen yang akan digunakan dalam proses penelitian tindakan kelas. Hal ini dilakukan agar dalam penelitian dapat berjalan sesuai dengan langkah-langkah penerapan pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Rogodadi, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen dengan menggunakan pembelajaran penerapan Sains-TeknologiMasyarakat(STM) 3.4.3.1 Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk pedoman dalam pelaksanan pengamatan proses pembelajaran. Sebelum membuat lembar observasi. Kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah menyusun kisi-kisi lembar observasi yang sesuai dengan langkahlangkah penerapan pembelajaran STM. Berikut ini adalah kisi-kisi tentang pembelajaran yang dilaksanakan guru dalam pembelajaran menggunakan pendekatan STM oelh guru ;
35
Tabel 4 Kisi kisi tindakan pendekatan STM pelajaran IPA Aspek Kegiatan awal
Kegiatan inti Initi Eksplorasi
Elaborasi
Konvirmasi
Penutup
Indikator Mencari masalah mengenai cahaya berdasarkan informasi masyarakat Guru melakukan apersepsi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru melakukan 1. Guru meyuruh siswa membentuk kelompok 2. Siswa mengemukakan isu mengenai cahaya yang berkembang dimasyarakat 3. Siswa melakukan kegiatan eksperimen untuk mengumpulkan data menegenaia sifat cahaya 4. Siswa siswa berlatih keterampilan proses mengenai sifat cahaya 1. Siswa mengemukkan konsep tentang sifat –sifat cahaya yang dikemukakan di awal pembelajaran 2. Siswa melakukan diskusi untuk mencari solusi dari masalah cahaya yang dihadapi masyarakat berdasarkan informasi dari kegiatan eksplorasi 3. Siswa menganalisis masalah yang dikemukakan berdasarkan konsep yang telah dipahami sebelumya 4. Siswa merancang cara membuktikan sifat-sifar cahaya 5. Siswa membuktikan beberapa sift cahaya sesuai kelompok masing-masing 1. Guru meminta siswa mempersentasikan hasil diskusi tentang masalah yang dihadapi berdasarkan informasi masyarakat dan solusi dari permasalahan tersebut sesuai dengan materi 2. Guru memerintahkan siswa mempresentasikan cara membuktikan cifat-sifat cahaya 3. Guru meminta siswa menyampaikan hasil analisis masalah 4. Guru memberikan pemantapan konsep-konsep agar tidak terjadi kesalahan pada diri pendidik. 1. Guru mengadakan refleksi 2. Guru menyampaikan informasi pelajaran selanjutnya 3. Guru mengadakan evaluasi
Aitem
3.4.3.2 Lembar Kisi-kisi instrumen Lembar kisi-kisi instrumen digunakan untuk mempermudah kedua variabel dalam penelitian yaiti variabel X dan variabel y yang akan digunakan untuk pembuatan evaluasi dalam pelaksanaan pembelajaran . Kisi-kisi instrumen berisi tentang: 1) Konsep yang dijabarkan dalam variabel, indikator-indikator yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dan masing-masing indikator selanjutnya dijadikan pedoman dalam pemyusunan instrumen 2) Item Instrumen adalah item-item lembar observasi dan tes/evaluai hasil belajar sebagai tolak ukur didasarkan atas kisi-kisi instrumen yang telah dibuat sebelumnya. 3) Setelah indikator-indikator ditetapkan kemudian dituangkan ke dalam item-item instrumen yang disusun sesuai tujuan peneliti. Kisi-kisi yang dibuat oleh peneliti dibedakan menjadi 2 yaitu kisi-kisi instrumen variabel (x) atau pembelajaran menggunakan pendekatan STM dan kisi-kisi instrumen (y) atau hasil belajar yang ingin dicapai setelah pembelajaran. Untuk itu kisi-kisi variabel (x) dapat dijelaskan sebagi berikut:
36
Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian dengan model pendekatan STM IPA
-
-
Pembelajaran dengan menggunakan metode pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM ) Indikator Kegiatan persiapan Mengidentivikasi 1. Mengidentivikasi kebutuhan belajar siswa kebutuhan 2. Merumuskan tujuan pembelajaran belajar 3. Menyiapkan masalah materi pelajaran yang Merumuskan akan dipecahkan. Materi yang akan tujuan dipecahkan dalam bentuk penrnyataan dan Menyiapkan pertanyaan masalah 4. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan menyiapkan alat 5. Mengemukaan isu yang akan dicari jalan dan bahan keluarnya menggunakan pendekatan STM Mengemukaan isu
Aspek Kegiatan awal
Kegiatan inti Initi Eksplorasi
Kegiatan inti
Elaborasi
Konvirmasi
Konvirmasi Penutup
Pelaksanaan Indikator 1. Mencari masalah mengenai cahaya berdasarkan informasi masyarakat 2. Guru melakukan apersepsi 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Variabel (x) Sub Variabel (X) 1. Apakah guru sudah mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa ? 2. Apakah guru sudah merumuskan tujuan pembelajaran ? 3. Apakah guru sudah menyiapkan masalah materi pelajaran yang akan dipecahkan ? 4. Apakah guru sudah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan 5. Apakah guru sudah mengemukakan. Isu atau masalah yang akan dicari jalan keluarnya dengan menggunakan pendekatan STM Aitem Instrumen 1. Apakah guru mempersiapkan masalah yang bersumber dari masyarakat ? 2. Guru mulai pelajaran dengan aperepsi? 3. Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran ?
Guru melakukan 1. Guru meyuruh siswa membentuk kelompok 1. Apakah guru menyuruh membentuk 2. Siswa mengemukakan isu mengenai cahaya kelompok? melalui informasi dari dimasyarakat 2. Apakha siswa mengemukaan isu 3. Siswa melakukan kegiatan eksperimen untuk mengenai cahaya melalui nformasi dari mengumpulkan data megenai sifat cahaya masyarakat 4. Siswa membuat kesimpulan tentang sifat 3. Apakah siswa melakukan kegiatan cahaya eksperimen untuk mengumpulkan data mengenai sifat cahaya? 4. Apakah siswa membuat kesimpulan mengenai sifat sifat cahaya? Guru melakukan 1. Siswa mengemukkan konsep tentang sifat – 1. Apakah sisfa mengemukakan konsep sifat cahaya yang dikemukakan di awal tentang sifat-sifat cahaya pembelajaran 2. Apakah siswa melakukan diskusi untuk 2. Siswa melakukan diskusi untuk mencari mencari solusi dari masalah yang solusi dari masalah cahaya yang dihadapi dihadapi berdasarkan informasi dari masyarakat berdasarkan informasi dari masyarakat? kegiatan eksplorasi 3. Apakag siswa menganalisa masalah 3. Siswa menganalisis masalah yang yang dikemukakan berdasarkan konsep dikemukakan berdasarkan konsep yang telah yang telah dipahami sebelumnya dipahami sebelumya 1. Guru meminta siswa mempersentasikan 1. Apakag guru memerintahkan siswa hasil diskusi tentang masalah yang dihadapi untuk presentasi ? berdasarkan informasi masyarakat dan solusi dari permasalahan tersebut sesuai dengan materi 2. Apakah guru menyampaikan hasil 2. Guru meminta siswa menyampaikan hasil analisis masalah? analisis masalah Guru melakukan 3. Guru memberikan pemantapan konsep3. Apakah guru memberikan pemantapan konsep agar tidak terjadi kesalahan pada diri konsep agar tidak terjadi kesalahan pendidik. pada anak didik? 1. Guru mengadakan refleksi 1. Apakh guru mengadakan refleksi? 2. Guru mengadakan evaluasi 2. Apakah guru mengadakan evaluasi
37
Tabel 6 Sedangkan untuk kisi-kisi variabel (y) atau variabel hasil belajar siswa dapat diuraikan sebagai berikut:
Variabel (x) Memaha mi sifat sifat cahaya
2.4.4
Variabel Indikator (Y) Membuk 1. Mengidentifikasi 3 tikan sifat cahaya sifat2. Merumuskan konsep sifat untuk membuktikan cahaya sifat –sifat cahaya 3. Hal hal yang positif dari sifat cahaya (afektif ) 4. Membangun nilai baru dari belajar sift cahaya 5. Merumuskan masalah dari sifat-sifat cahaya
Item soal 1. Sebutkan 3 sifat cahaya yang kalian ketahui? 2. Bagaimana cara merumuskan konsep untuk membuktikan i sifat cahaya? 3. Sebutkan 3 hal positif dari sifta cahaya? 4. Hal baru apakah yang kaian dapat dengan mempelajari sifatsifat cahaya? 5. Bagaimana cara membuktikan sifat cahaya ?
Validasi dan Realibilitas Tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan instrumen penlialian hasil belajar
yang baik maka perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas. Validitas sendiri artinya adalah ketepatan mengukur yang dilakukan untuk tiap butir soal yang merupakan bagian dari tes. Sedangkan reabilitas adalah suatu tes yang pada intinya menguji keajegan atau ketepatan pertanyaan tes yang di dalam soal tersebut terdapat seperangkat butir soal yang diberikan pada obyek yang sama. Suatu instrumen mempunyai reabilitas yang tinggi apa bila memberikan hasil yang relatif konstan pada pengembangan subyek yang dijadikan penelitian. Tabel 7 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus 1 Indkator 1.Mengidentifikasi 3 sifat cahaya 2.Merumuskan konsep sifat –sifat cahaya 3.Merancang cara membuktikan sifat- sifat cahaya 4.Menunjukan sifat-sifat cahaya melalui demonstrasi 5.Merumuskan konsep sifat –sifat cahaya
Nomor soal 1,3,5 2,4,6 7,9,11
Soal valid 1,3 2,4,6 7,9,11
Soal tidak valid 5 -
8,10,13
8,10,13
-
12,14,15
12
14,15
38
Berdasarkan data tabel di atas dapat terlihat bahwa dari 15 butir soal pilihan ganda yang vaid adalah 12 soal. Jadi dari keseluruhan uji validasi soal berjumlah 0,80 % sedangan soal yang tidak valid adalah 0,2% yang telah dibuta untuk uji coba soal yang akan digunakan untuk melaksanakan evaluasi pada pelaksanaan penelitian pada siklus 1. Sedangkan untuk soal yang digunakan untu evaluasi pada pelaksanaan siklus 2 padalah berupa tes perbuatan karena dalam pelaksaan siklus ke dua Kd yang di gunakan untk penelitian adalah 6.2 Membuat suatu karya/model misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
3.5 Indikator Kinerja Guru melakukan kegiatan pembelajaran sebagaimana langkah langkah yang sesuai dengan pendekatan STM dengan ukuran Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila terjadi 80% dari seluruh siswa kelas 5 SD Negeri Rogodadi, Kecamatan Buayan, kabupaten Kebumen mengalami ketuntasan belajar individual sebesar ≥65 dalam pembelajaran IPA sebagaimana KKM yang ditentukan oleh sekolah. Siswa dapat menyerap materi yang disampaikan guru melalui pembelajaran proses mengenai pelajaran IPA kelas V SD Negeri Rogodadi sehingga semua siswa dapat menuntaskan KKM yang ditentukan sekolah melalui pembelajaran pendekatan SainsTeknologi- Masyarakat (STM). Untuk itu dalam menentukan keberhasilan dalam penelitian maka dirumuskan indikator kinerja yang terdiri atas indikator proses dan indikator hasil. untuk kejelasanya dapat di uraikan berikut ini. 1) Indiktor Proses Kegiatan pembelajaran menggunakan model STM dikatan berhasil jika semua tahapan dalam pembelajaran sesuia dengan sintak atau langkah-langkah yang sesuai dengan penerapan pembelajaran STM berdasarkan teori dapat dilaksanakan dengan benar. Kategori dikatakan baik apabila ≥ 80 % dari jumlah seluruh kegiatan STM sudah dapat dilaksanakan.
39
2) Indikator Hasil Indikator hasil tindakan kelas ini adalah keberhasilan dalam pembelajaran yang dilaksanakan dimana skurang-kurangnya 80% siswa mendapat nilai ≥ 65 sebagaimana KKM yang ditentukan . Apa bila kedua indikator yang di atas dapat dilaksanakan maka pembelajaran dengan menggunkana pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) dapat dikatan berjalan sesuai ketentuan dan tingkat hasil belajar siswa dapat dicapai. Akan tetapi sebaliknya apabila kedua indikator tersebut belum dapat dilaksanakan dengan sesuai prosedur maka kegiatan penelitaian belum dikatakan berhasil sebagaimana ketentuan yang diharapakan sehingga perlu adanya penyesuaian yang kembali agar indikator kinerja dapat dtercapai sebagaimana yang di jadikan sebagai ukuran keberhasilan dalam melaksanakan penelitian
3.6 Teknik Analisis Data Agar data yang dikumpulkan mempunyai arti dan dapat bermanfaat sebagai sumber atau dasar yang menentukan suatu keberhasilan, maka dari itu data perlu untuk diolah dan di analisis dimana sebuah analisis data merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Dalam hal ini analisis data dilakukan dengan dua macam yaitu analisis ketuntasan hasil dan analisis komperatif ketuntasan hasil belajar. Analisis ketuntasan hasil belajar dioleh dengan menggunkanan perbandingan data mentah dengan skor kriteria ketuntasan minimal pelajaran IPA. Berdasarkan hasil analisis ketuntasan hasil belajar kemudian dilakukan analisis komperatif ketuntasan hasil belajar anat siklus dan kegiatan pra siklus. Analisis komperatif dilakukan dengan membandingkan antara data ketuntasan hasil belajar pelaksanaan pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditentukan dalam pelaksanaan penelitian Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap- tiap siklus. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil belajar persiklus dengan cara prosentase yaitu dengan cara mengitung peningkatan ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa tersebut memperoleh skor minimal 70 dan ketuntasan klasikal, jika siswa yng memperoleh ≥ 70 ini jumlahnya mencapai 80 %
40
Untuk data kualitatif diperoleh observasi pembelajaran guru pada saat melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan model pendekatan SainsTeknologi-Masyarakat (STM)
sebagi model pembelajaran siswa kelas 5 SD negeri
Rogodadi, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, yang dianalisis menggunakan kriteria baik sekali, baik, sedang, kurang dan sangat kurang.