23
BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL PENELITIAN Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri sesuatu yang diamati atau diukur dalam penelitian (Sunanto,dkk,2006:3). Dengan demikian variabel dapat berbentuk kejadian yang dapat diamati dan diukur. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1.
Variabel Bebas Varibel bebas adalah yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian yang akan dilakukan ini yaitu Penggunaan media kantung pintar.
2.
Variabel Terikat Variabel terikat diartikan sebagai variabel yang kemunculannya akibat variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu kemampuan memakai kemeja berkancing.
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Definisi operasional menurut Nazir (1999:152) adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu media kantung pintar dan keterampilan memakai kemeja berkancing. 1.
Media Kantung Pintar Media kantung pintar dalam variabel penelitian ini merupakan media pembelajaran untuk mengadaptasikan cara mengancingkan baju. Media kantung pintar merupakan media yang dibuat by design (dirancang). Media kantung pintar ini terinspirasi dari kantung yang biasa dipakai. Contoh desain
Suparmi Trisnawati, 2014 Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
24
-
-
Media pembelajaran ini berbentuk kantong persegi panjang dengan ukuran 40 cm x 30 cm x 15 cm
-
Bagian depan kantong digunakan untuk latihan menggunakan berbagai macam kancing.
-
Bagian atas kantong digunakan untuk latihan menggunakan ritsleting
-
Bagian belakang kantong digunakan untuk latihan menggunakan tali sepatu.
a). Penggunaan media Kantung Pintar dalam Pembelajaran mengancingkan baju/kemeja Langkah-langkah penggunaannya sebagai berikut : Langkah pertama cara membuka dan menutup kancing dengan menggunakan kantung pintar : -
Siswa mengamati kantung pintar yang diperlihatkan guru
-
Dengan menggunakan media kantung pintar, siswa mempraktekkan tata cara mengancing dengan dibimbing guru.
-
Siswa mempraktekkan cara memasukkan kancing ke dalam lubang kancing secara berurutan dengan bimbingan guru pada kantung pintar
-
Siswa mempraktekkan cara membuka kancing dari lubang kancing secara berurutan dengan bimbingan guru pada kantung pintar
Suparmi Trisnawati, 2014 Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
25
-
Siswa memperhatikan guru yang sedang mendemontrasikan memasukkan kancing ke dalam lubang kancing secara berurutan pada kantung pintar
-
Siswa memperhatikan guru yang sedang mendemontrasikan cara membuka kancing dari lubang kancing secara berurutan pada kantung pintar
2.
Keterampilan Memakai Kemeja Berkancing Keterampilan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan dalam memakai baju/kemeja seragam sekolah yang berkancing. Keterampilan yang dimaksud yaitu agar anak dapat 1) meletakkan tangan kiri di bagian kancing pakaian sebelah kiri atas dan tangan kanan pada bagian lubang kancing sebelah kanan atas, 2) memegang kancing dengan cara menjepitnya dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, 3) memasukkan kancing ke dalam lubangnya dengan cara mendorong dengan ibu jari tangan kiri, 4) menarik kancing dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan, 5) melakukan ulang sampai kancing bagian bawah pakaian, 6) merapikan pakaian
C. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Dalam sebuah penelitian diperlukan cara untuk memecahkan masalah atau mencari penyelesaian masalah penelitian yang dihadapi. Metode penelitian menjadi unsur paling penting untuk mencapai hasil yang diharapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi, mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan, (Arikunto, 2006:3). Alasan
Suparmi Trisnawati, 2014 Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
26
mengapa peneliti memilih metode eksperimen adalah peneliti ingin mengetahui sebab akibat dari pelatihan yang diberikan. Penelitian ini mengacu pada eksperimen dengan sunyek tunggal, lazimnya disebut Single Subject Research (SSR).
Desain yang akan digunakan dalam
penelitian adalah desai A-B-A yang memiliki tiga fase, yaitu A-1 (baseline), B (intervensi), dan A-2 (baseline). Digunakan desain ini karena akan lebih mudah melihat sebab akibat antara variabel terikat dengan variabel bebas. Desain A-B-A ini bertujuan untuk mempelajari besarnya pengaruh dari suatu perlakuan (intervensi) terhadap variabel tertentu yang diberikan kepada individu. Desain A-B-A ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas (Sunanto, dkk. 2006:44). Penelitian SSR dengan desain A-B-A juga bertujuan untuk memperoleh data sebelum subyek mendapatkan perlakuan atau intervensi, saat mendapatkan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan, selanjutnya dilihat ada tidaknya pengaruh yang terjadi akibat perlakuan yang diberikan, SSR mengacu pada strategi penelitian yang dikembangkan untuk mendokumentasikan perubahan. Secara visual desain A-B-A tersaji pada gambar berikut : DESAIN A-B-A
x
x
x
Keterangan : Baseline (A1) yaitu keadaan subyek sebelum mendapat perlakuan dimana subyek diperlakukan secara alami tanpa perlakuan yang diberikan
secara
berulang-ulang
sebanyak
empat
sesi.
Sebagaimana yang dikemukakan Sunanto (2006:41) bahwa Suparmi Trisnawati, 2014 Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
27
“baseline adalah kondisi dimana pengukuran perilaku sasaran dilakukan pada keadaan natural sebelum diberikan intervensi apapun”. Intervensi (B) adalah kondisi ketika suatu intervensi telah diberikan dan perilaku sasaran diukur dibawah kondisi tersebut (Sunanto, 2006:41). Tujuannya untuk melihat tingkah laku yang terjadi selama diberikan perlakuan. Intervensi yang diberikan dengan menggunakan media kantung pintar sampai menemukan keajegan. Baseline (A2) adalah pengulangan kondisi sebagai evaluasi pengaruh perlakuan
yang
telah
diberikan
terhadap
kemampuan
keterampilan memakai kemeja berkancing sebanyak empat sesi. D. SUBYEK DAN LOKASI PENELITAN 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Subyek dalam penelitian yang akan dilakukan adalah siswa tunagrahita sedang kelas VII SMPLB Al-Rosyadiyah Kabupaten Sukabumi sebanyak 2 orang. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SLB Al-Rosyadiyah Kabupaten Sukabumi, yang beralamat di Jalan Siliwangi Rt 01 Rw 04, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, kabupaten Sukabumi. E. INSTRUMEN PENELITIAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Instrument Penelitian Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode (Arikunto, 2006: 149). Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : program pelatihan yang kemudian disusun Suparmi Trisnawati, 2014 Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
dalam bentuk langkah-langkah dalam proses memakai kemeja berkancing pada pembelajaran Bina Diri. Agar diperoleh data yang valid, maka instrument yang akan digunakan dalam penelitian pun harus valid.
Diketahui valid tidaknya suatu
instrumen yaitu melalui observasi. Observasi akan dilakukan sebelum dan selama penelitian berlangsung, observasi diarahkan untuk memperoleh data tentang kemampuan dan jenis kesulitan anak. Adapun instrument yang digunakan adalah pedoman observasi yang berupa analisis tugas. Instrumen Penelitian berupa analisis tugas No.
Aspek yang dinilai
Kemampuan (Skor 3)
1.
(skor 2)
(skor 1)
Letakkan tangan kiri di
bagian
kancing
pakaian sebelah kiri atas dan tangan kanan pada bagian lubang kancing sebelah kanan atas
2.
Pegang
kancing
dengan
cara
menjepitnya
dengan
ibu jari dan telunjuk tangan kanan
kiri,
tangan
memegang
Suparmi Trisnawati, 2014 Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29
lubang kancing
3.
Masukkan kancing ke dalam
lubangnya
dengan mendorong
cara dengan
ibu jari tangan kiri
4.
Menarik kancing dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan
5.
Lakukan ulang sampai kancing bagian bawah pakaian
6.
Merapikan pakaian
Kriteria Penilaian : Skor 3
: Melakukan sendiri dalam waktu kurang dari 1 menit
skor 2
: Melakukan sendiri dalam waktu 1 menit
skor 1
: Melakukan sendiri lebih dari 1 menit
2.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan guna menumpulkan informasi atau data
yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang Suparmi Trisnawati, 2014 Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30
sistematik untuk memperoleh data yang diperlukan.
Teknik pengumpulan yang
digunakan dalam penelitian ini berupa tes kinerja dimana siswa diminta untuk melakukan praktek memakai kemeja berkancing. Penelitian menggunakan tes mulai dari tahap base line 1, intervensi dan baseline 2 untuk mendapatkan skor siswa sebelum mendapatkan intervensi dan sesudah mendapatkan intervensi. Setelah semua data terkumpul kemudian dijumlahkan dan untuk menghitung persentase (%) dapat dihitung dengan rumus : Persentase (%) =
X 100 %
F. TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Setelah seluruh data terkumpul , maka data tersebut akan diolah menggunakan persen/persentase. Persentase merupakan satuan pengukuran yang sering digunakan oleh peneliti dan guru untuk mengukur perilaku-perilaku dalam bidang akademik maupun social dan dianalisis ke dalam grafik dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas tentang hasil intervensi, adakah peningkatan keterampilan memakai kemeja berkancing siswa tunagrahita sedang setelah diberikan perlakuan dalam jangka waktu tertentu melalui media kantung pintar.
Datanya dijabarkan
dalam bentuk grafik dan diagram. Menurut Pakasi (1970:150), grafik merupakan suatu cara untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersangkutan dengan bilangan agar lebih mudah untuk dimengerti dan ditafsirkan. Sebelum dimasukkan ke dalam grafik, hal tes diolah menjadi skor dengan perhitungan yang sesuai dengan ketetapan rumus di dalam SSR. Selanjutnya hasil perhitungan dimasukkan ke dalam grafik yang akan menggambarkan atau mendeskripsikan kondisi subyek dari mulai sebelum mendapatkan perlakkuan hingga mendapatkan perlakuan.
Suparmi Trisnawati, 2014 Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
Adapun langkah-langkah yang dapat diambil dalam menganalisis data adalah sebagai berikut : 1.
Menjumlahkan hasil penskoran pada kondisi baseline 1 terhadap subyek penelitian yang dilakukan sebanyak empat kali pertemuan;
2.
Menjumlahkan hasil penskoran pada kondisi intervensi terhadap subyek penelitian yang dilakukan setelah menemukan keajegan;
3.
Menjumlahkan hasil penskoran pada kondisi baseline 2 terhadap subyek penelitian yang dilakukan sebanyak emapat kali pertemuan;
4.
Membuat table skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline 1, intervensi, dan baseline 2;
5.
Membuat grafik dari data yang telah diperoleh pada kondisi baseline 1, intervensi, dan baseline 2.
Suparmi Trisnawati, 2014 Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu