BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik/kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan (Sugiyono,2011:8)
3.2
Deskripsi Populasi Dan Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi Populasi menurut Sugiyono (2011:80) merupakan
wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah totalitas dari semua obyek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Populasi penelitian ini adalah konsumen yang membeli langsung di Toko Mint Delta Plaza Surabaya.
47
48
3.2.2. Sampel Sampel merupakan bagian kecil dari populasi. Tehnik penarikan sampel dengan menggunakan metode non probability sampling, dimana menurut Sugiyono (2009:95) yakni teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel ditentukan dengan metode accidental sampling. Menurut Sugiyono 2009:81, Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/accidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang ditujukan pada konsumen Toko Mint Delta Plaza Surabaya. 3.3. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel 3.3.2. Variabel Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya. (Sugiono 2009:38). Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
49
a. Variabel independen Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah promosi(X1), pelayanan (X2), suasana toko yang nyaman(X3). b. Variabel dependen Variabel ini sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah keputusan pembelian tidak terencana (Y) 3.3.3. Definisi Operasional Variabel a. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian tidak terencana (Y) Pembelian tidak terencana adalah kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian secara spontan, tidak terefleksi, terburu-buru, dan didorong oleh aspek psikologis emosional terhadap suatu produk serta tergoda oleh persuasi dari pemasar. Menurut Beatty dan Ferrel dalam Alvarischa (2012) indikator pembelian tidak terencana diukur berdasarkan:
50
1. Desakan untuk berbelanja : Desakan tiba-tiba tampaknya dipicu oleh konfrontasi visual dengan produk atau iklan-iklan promosi. 2. Emosi positif : Psikonalisis yang menggambarkan kendali hasrat sebagai hal yang dibutuhkan secara sosial yang melahirkan prinsip kepuasan yang mendorong gratifikasi yang segera namun dinyatakan sebagai seorang yang bereaksi pada kecenderungan prinsip kenyataan terhadap kebebasan rasional. 3. Emosi negative : Reaksi atau pun konsekuensi negatif yang diakibatkan dari kurang kendali terhadap hasrat dalam berbelanja. 4. Melihat-lihat took : Sebagian orang menganggap kegiatan belanja dapat menjadi alat untuk menghilangkan stress, dan kepuasan konsumen secara positif berhubungan terhadap dorongan hati untuk membeli atau belanja yang tidak terencanakan. 5. Kesenangan
berbelanja
:
Kesenangan
belanja
merupakan
pandangan bahwa pembelian tidak terencana sebagai sumber kegembiraan
individu.
Hasrat
ini
datang
tiba-tiba
dan
memberikan kesenangan baru yang tiba-tiba. 6. Kecenderungan
pembelian
tidak
terencana
:Tingkat
kecenderungan partisipan berperilaku untuk membeli secara spontan. b. Promosi (X1) Merupakan bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk dapat merangsang pembelian produk
51
dengan segera dan atau untuk meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Menurut Kotler dan Keller (2007) indikator promosi penjualan diukur berdasarkan: 1. Diskon : Pengurangan langsung dari harga barang pada pembelian selama suatu periode yang dinyatakan. 2. Kemasan harga khusus atau paket harga : Potongan harga lebih rendah daripada harga biasa kepada konsumen yang diterapkan pada label atau bungkus. 3. Hadiah : Barang yang ditawarkan secara Cuma-Cuma atau gratis atau dengan harga sangat murah sebagai insentif untuk membeli suatu produk. 4. Promosi gabungan : Dua atau lebih merek atau perusahaan yang bekerjasama mengeluarkan kupon, pengembalian uang dan mengadakan kontes untuk meningkatkan daya tarik mereka. 5. Pemajangan di tempat pembelian : Pemajangan di tempat pembelian untuk menarik pembeli. c. Pelayanan (X2) Merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Menurut Kotler&Keller (2009 :560) indikator pelayanan diukur berdasarkan:
52
1. Bukti Fisik, meliputi bagian-bagian pelayanan yang bersifat nyata / langsung seperti penampilan karyawan, fasilitas fisik, peralatan, sarana komunikasi. 2. Kehandalan, yakni kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. 3. Kesigapan / Tanggap, yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat, serta tanggap terhadap keinginan konsumen. 4. Jaminan atau Kepastian, mencakup tingkat pengetahuan dan keramah tamahan serta sopan santun yang harus dimiliki karyawan di samping kemampuan mereka dalam menanamkan kepercayaan pada pelanggan. 5. Empati, merupakan perhatian khusus yang diberikan kepada setiap pelanggan secara individu. d. Suasana toko yang nyaman(X3) Menurut Berman dan Evans (2010:545) indikator store atmosphere diukur berdasarkan: 1. Exterior bagian depan toko : Bagian depan toko adalah bagian yang termuka. Maka ia hendaknya memberikan kesan yang menarik. Dengan mencerminkan kemantapan dan kekokohan, maka bagian depan dan bagian luar ini dapat menciptakan kepercayaan
53
dan goodwill. Disamping itu hendaklah menunjukan spirit perusahaan dan sifat kegiatan yang ada di dalamnya. Karena bagian depan dan exterior berfungsi sebagai identifikasi atau tanda pengenal maka sebaiknya dipasang lambang-lambang. 2. General interior : Berbagai motif konsumen memasuki toko, hendaknya memperoleh kesan yang menyenangkan. Kesan ini dapat di ciptakan misalnya dengan musik yang diperdengarkan kepada konsumen, warna dinding didalam toko yang dibuat semenarik mungkin, aroma/bau dan udara yang segar di dalam toko. e. Store layout (tata letak) Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari peralatan barang dagangan di dalam toko serta fasilitas toko. f. Interior display Sangat menentukan bagi suasana toko karena memberikan informasi kepada konsumen. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan penjualan dan laba bagi toko. Yang termasuk interior display ialah : poster, tanda petunjuk lokasi, display barang-barang pada hari-hari khusus seperti lebaran dan tahun baru. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian 3.4.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung (dari tangan
54
pertama), contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden, atau data hasil dari wawancara peniliti dengan narasumber. Sementara data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada, misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan. Jenis data yang dikemukakan dalam penelitian ini yang mengacu pernyataan di atas bersumber dari: 1. Data primer. Data Primer merupakan data diperoleh langsung dari responden dengan memberikan kuesioner kepada konsumen Toko Mint Dela PlazaSurabaya yang berisi pernyataan konsumen tentang variabelvariabel yang diteliti. 2. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teoriteori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti mendapatkan data sekunder dari buku-buku, jurnal, penelitian terdahulu, dan internet. 3.4.2. Metode Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara yaitu: 1.
Kuisoner Kuesioner atau daftar pertanyaan adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang disusun oleh peneliti yang berisikan pertanyaan tentang variabel-variabel yang di teliti. Data yang diperoleh adalah berupa
55
jawaban dari responden untuk mendukung penelitian. 2.
Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan bertanya secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait seperti kepada Supervisor Toko Mint Delta Plaza Surabaya. Pengukuran tingkat kepentingan atas unsur promosi, pelayanan,
harga, dan suasana toko yang nyaman terhadap keputusan pembeliantidak terencana dilakukan dengan menggunakan skala likert. Skala pengukuran adalah acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval dalam alat ukur. Alat ukur tersebut digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010:88) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi saseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. 1. Untuk jawaban “STS” Sangat Tidak Setuju diberi nilai = 1 2. Untuk jawaban “TS” Tidak Setuju diberi nilai = 2 3. Untuk jawaban “N” Netral diberi nilai = 3 4. Untuk jawaban “S” Setuju = 4 5. Untuk jawaban “SS” Sangat Setuju diberi nilai = 5
56
3.5. Teknik Keabsahan Data 3.5.1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan atau pernyataaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:53). Cermat artinya pengukuran tersebut mampu memberikan gambaran yang mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya diantara subjek yang satu dengan yang lainnya. Menurut Sugiyono (2011:134) bila koefiesien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3), maka butiran instrumen dinyatakan valid. 3.5.2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali,2009:85). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan ini dikatakan reliabel jika masing – masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh acak oleh karena masing – masing pertanyaan hendak mengukur hal yang sama. Jika jawaban terhadap indikator ini acak, maka dapat dikatakan bahwa tidak reliabel (Ghozali, 2009 : 85). Pengukuran realibilitas dapat dilakukan dengan one shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian
57
hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Alat untuk mengukur reliabilitas adalah Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel, apabila (Ghozali, 2009 : 85) : Hasil Alpha Cronbach > 0,60 = reliabel Hasil Alpha Cronbach < 0,60 = tidak reliable 3.6.
Uji Asumsi Klasik
3.6.1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011 : 160). Untuk menguji suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan grafik normal plot. Dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar penambil keputusan (Ghozali, 2011 : 163) : a.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuh asumsi normalitas.
b.
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
58
3.6.2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau yang tidak heteroskedastisitas (Ghozali, 2011 : 139). Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antar nilai prediksi nilai variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisis yaitu jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik - titik menyebar di atas dan dibawah anga 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139).
59
3.6.3. Uji Multikolinearitas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel – variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2011 : 105). Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) Nilai Tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen
lainnya.
Nilai
umum
yang
dipakai
untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF) ≥ 10 (Ghozali, 2011 : 105). 3.7. Teknik Analisis Data 3.7.1. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi liner berganda mengukur ada atau tidaknya pengaruh promosi (X1), pelayanan (X2), suasana toko yang nyaman (X3), sebagai variabel independent (bebas) terhadap keputusan pembelian tidak terencana(Y) sebagai variabel depedent (terikat). Rumus regresi liner berganda menurut Sugiyono (2011:192) adalah sebagai berikut :
60
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4 Keterangan : Y
: variabel terikat keputusan pembelian tidak terencana
a
: konstanta
b1,b2,b3
: koefiesien regresi variabel bebas 1 sampai 4
X1
: variabel bebas promosi
X2
: variabel bebas pelayanan
X3
: variabel suasana toko yang nyaman
e
: standat eror
3.8. Uji Hipotesis 3.8.1. Koefisien Determinasi (R - square) Pada model linear berganda ini akan dilihat besarnya pengaruh untuk variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dengan melihat besarnya koefisien determinasi totalnya (R2) . Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen (bebas). Dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing – masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Banyak peneliti
61
menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 (Adjusted R Square) pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2011 : 121). 3.8.2. Pengujian Pengaruh Simultan dengan Uji F Uji F dilakukan untuk menguji kesesuian model regresi linear berganda. Uji ini dilakukan untuk menguji pengaruh simultan antara promosi (X1), pelayanan (X2), suasana toko yang nyaman(X3), terhadap keputusan pembelian tidak terencana (Y). Uji F menurut Sugiyono (2011:192) dapat dibilang dengan rumus sebagai berikut : R2/k
F=
(1-R2) /(N-K-1) Dimana : R
= Koefiesien korelasi ganda
k
= Jumlah variabel independen
n
= Jumlah anggota sampel Kriteria pengujian dengan uji F adalah dengan membandingkan
tingkat signifikansi dari nilai F (α = 0,05) dengan ketentuan : 1. Jika tingkat signifikansi uji F ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara promosi (X1), pelayanan (X2), suasana toko yang nyaman (X3) terhadap keputusan pembelian tidak terencana (Y).
62
2. Jika tingkat signifikan uji F ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara promosi (X1), pelayanan (X2), suasana toko yang nyaman (X3) terhadap keputusan pembelian tidak terencana (Y). 3.8.3. Pengujian Pengaruh Parsial dengan Uji t Uji t dilakukan untuk menguji signifikasi pengaruh parsial antara promosi (X1), pelayanan (X2), suasana toko yang nyaman (X3) terhadap keputusan pembelian tidak terencana (Y). Uji t menurut Sugiyono (2011:194) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
t=
rp√𝑛 − 4 √1 − 𝑟²p Dimana : rp
= Korelasi parsial yang ditemukan
n
= Jumlah sampel
t
= t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel Kriteria pengujian dengan uji t adalah membandingkan tingkat
signifikansi dari nilai t (α = 0,05) dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika tingkat signifikansi uji t ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara promosi (X1), pelayanan (X2), suasana toko yang nyaman (X3), keputusan pembelian tidak terencana (Y).
63
2. Jika tingkat signifikan uji t ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara promosi (X1), pelayanan (X2), suasana toko yang nyaman (X3) terhadap keputusan pembelian tidak terencana (Y).