BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum 3.1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian a.
Lokasi Penelitian Untuk memperoleh data guna penyusunan skripsi ini, Penulis mengambil lokasi penelitian pada wilayahUniversitas Mercu Buana di Jakarta Barat yang banyak menjadi konsumen produk-produk khusus kacang kulit ini.
b.
Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, perumusan masalah yang terindentifikasi, pengumpulan dasar teori yang memperkuat landasan dalam variable, penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga penentuan tekhnik pengujian statistik yang dipergunakan. Pada proses ini di butuhkan waktu penelitian selama 1 (satu) bulan.
25
3.1.2 Sejarah Singkat PT. Garuda Food Indonesia Garuda Food Group adalah perusahaan makanan dan minuman di bawah kelompok usaha Tudung Group.Selain Garuda Food, Tudung Group juga menaungi perusahaan agribisnis yang bergerak di CPO (Crude Palm Oil) dan kacang-kacangan. Garuda Food Group berawal dari PT Tudung, didirikan di Pati, Jawa Tengah, 1979 Pendiri perusahaan adalah mendiang Darmo Putro, mantan pejuang yang memilih menekuni dunia usaha setelah bangsa Indonesia merdeka.
Pada awal 1987 Garuda Food mulai menjual hasil produksi kacangnya dengan merk Kacang Garing Garuda, yang kini dikenal dengan: Kacang Garuda. Kacang Garuda telah meraih berbagai penghargaan sebagai berikut: Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) kategori kacang bermerek delapan kali berturut-turut (2000-2007); Superbrands (2003); Top Brand for Kids (2004); Indonesian Best Brand Award (IBBA, 20042007); Top Brand (2007). Tatkala perekonomian nasional tengah dihantam krisis ekonomi, Desember 1997, didirikan PT Garuda Food Jaya (GFJ) cikal bakal divisi biscuits yang memproduksi biskuit bermerek Gery. Saat ini Garuda Food memimpin pasar di kategori wafer stick dengan mereknya yang fenomenal, Chocolatos. Periode 2005- 2010 Gery Saluut meraih Indonesian Best Brand Award (IBBA) dari MARS dan majalah SWA untuk kategori wafer salut. Pada 2007-2010 Gery Chocolatos meraih IBBA kategori wafer stick.
26
Pada 1998 Garuda Food mengakuisisi PT Triteguh Manunggal Sejati (TRMS), produsen jelly dan meluncurkan produk jelly bermerek Okky dan Keffy. Prestasi Okky Jelly dibuktikan dari keberhasilan meraih Top Brand for Kids (TBK) Award 2004 untuk kategori jelly.Di samping TBK, OKKY Jelly juga berhasil meraih IBBA (2004-2007). Okky Jelly Drink juga meraih penghargaan Top Brand 2007 dari majalah Marketing bekerja sama dengan Frontier. Di akhir 2002 Garuda Food Group meluncurkan produk minuman jelly bermerek Okky Jelly Drink yang merupakan pioneer di kelasnya, ini sekaligus merupakan babak baru Garuda Food memasuki bisnis minuman (beverage). Keseriusan Garuda Food menekuni bisnis minuman juga semakin kentara dengan diluncurkannya Mountea, minuman berbasis teh dengan rasa buah. Mountea bahkan mencatat prestasi IBBA 2007-2010 kategori minuman teh dalam kemasan cup.
Melihat pangsa pasar snack yang masih sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia, pada 2005 Garuda Food juga memproduksi snack bermerek Leo, untuk kategori produk keripik kentang, keripik pisang, keripik singkong, dan kerupuk mulai akhir 2005. Pada 2007-2010 Leo meraih IBBA kategori snack kentang. Garuda Food juga memproduksi snack bermerek Leo, untuk kategori produk keripik kentang, keripik pisang, keripik singkong, dan kerupuk mulai akhir 2005. Pada 2007 Leo meraih IBBA kategori snack kentang. Di tingkat nasional, Garuda Food juga dipersepsi positif sebagai salah satu perusahaan 27
makanan dan minuman idaman di mata stakeholders. Survey yang dilakukan Frontier dan majalah Business Week Indonesia di Jakarta dan Surabaya pada 2006 hingga 2010 menyebutkan Garuda Food berada di urutan ketiga sebagai Indonesian Most Admired Company (IMAC). Sebagai perusahaan yang mengembang misi untuk membawa perubahan yang mencitakan kemanfaatn bagi masyarakat berdasarkan prinsip saling menumbuhkembangkan, Garuda Food juga aktif menjalankan program corporate social responsibility (CSR) di bawah bendera Garuda Food Sehati.
Kini, seluruh potensi yang ditopang kekuatan sekitar 20 ribu karyawan berkepribadian unggul ( noble people) menjadi modal utama Garuda Food dalam upaya menyongsong sukses sebagai sebuah sustainable enterprise.
3.1.3 Visi dan Misi PT. Garuda Food Indonesia Adapun visi dan misi pada PT. Garuda Food Indonesia adalah : Visi
:
Perusahaan makanan dan minuman dua terbaik di Indonesia pada tahun 2015
Misi :
Kami
adalah
pembawa
perubahan
yang
menciptakan
kemanfaatan bagi masyarakat berdasarkan prinsip saling menumbuhkembangkan melalui pribadi-pribadi yang unggul, yang saleh dan kompeten.
28
3.1.4 Sejarah Singkat PT. Dua Kelinci
Berawal di Surabaya, dimulai dari usaha repacking kacang garing dengan merek “Sari Gurih” yang berlogo gambar dua kelinci, usaha yang dirintis sejak tahun 1972 ini mulai berkembang menjadi industri di tahun 1985 dengan didirikannya PT Dua Kelinci (Dua Kelinci). Kini, Dua Kelinci adalah produsen kacang terkemuka di Indonesia yang telah menerapkan sistem manajemen kualitas berstandar internasional. Seluruh elemen
organisasi
perusahaan,
prosedur
dan
proses
kerja
yang
dilaksanakan, serta sumber daya yang dimiliki Dua Kelinci diarahkan sepenuhnya untuk mencapai Standar Kualitas Tertinggi pada food and beverage industry. Didukung mesin-mesin produksi berteknologi modern, serta tim Riset dan Pengembangan yang solid, Dua Kelinci telah mengembangkan dan memproduksi beragam produk yang kini telah mencapai lebih dari 80 varian.
Perusahaan berkomitmen untuk :
Menjaga produk-produk berkualitas terbaik, aman dan halal demi kepuasan pelanggan.
Meningkatkan produktifitas dan daya saing melalui pengembangan produk dan teknologi.
Mengembangkan manajemen dan Sumber Daya Manusia untuk mengantisipasi perubahan global. 29
Mengupayakan dan memperbaiki kelestarian serta keharmonisan lingkungan.
3.1.5 Visi dan Misi PT. Dua Kelinci
Visi : Menjadi yang terbaik di bidang food and beverage industry.
Misi :
1. Meningkatkan daya saing di segala bidang, terutama di segi kualitas, efisiensi dan teknologi secara berkelanjutan. 2. Mempertahankan konsistensi dalam meningkatkan prestasi. 3. Memperkuat Corporate Brand Dua Kelinci dengan jaringan distribusi yang merata dalam skala global.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode survey explanatory yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil tetapi data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian–kejadian relatif, distributif, dan hubungan–hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis (Dr. Sugiyono(2001:7)). Sedangkan metode penelitian survei digunakan untuk mengukur gejala yang ada tanpa menyelidiki mengapa gejala–gejala tersebut ada, sehingga tidak perlu
30
memperhitungkan hubungan antara variabel-variabel karena hanya menggunakan data yang ada untuk pemecahan masalah daripada menguji hipotesis.
3.3 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian komparatif. Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian komparatif karena bertujuan untuk membandingkan keadaan variabel dari dua sampel secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari populasi (obyek) penelitian.
31
32
3.4 Hipotesis
Melihat hal–hal yang diamati dan dikemukakan diatas, penulis mengajukan hipotesa :
Ho
: Tidak ada perbedaan kualitas produk kacang kulit PT. Garuda Food Indonesia dengan PT. Dua Kelinci.
H1
: Ada perbedaan kualitas produk kacang kulit PT. Garuda Food Indonesia dengan PT. Dua Kelinci.
3.5 Variabel dan Skala Pengukuran
Dalam penulisan penelitian ini variabel yang digunakan adalah kualitas produk PT. Garuda Food Indonesia dan PT. Dua Kelinci dengan skala ukur ordinal.Skala yang digunakan adalah skala ordinal yaitu mengurutkan data dari yang tingkat paling tinggi ke tingkat yang paling rendah atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama. Tetapi pada penelitian ini juga mengukur tingkat harapan yang di inginkan pelanggan.
Untuk penelitian kinerja perusahaan berdasarkan tingkat kualitas produk digunakan 5 skala Likert sebagai berikut :
33
1. Sangat Setuju
= diberi bobot 5
2. Setuju
= diberi bobot 4
3. Ragu-ragu
= diberi bobot 3
4. Tidak Setuju
= diberi bobot 2
5. Sangat Tidak Setuju
= diberi bobot 1
Sedangkan untuk melakukan penelitian harapan pelanggan digunakan 5 skala Likert sebagai berikut :
1. Sangat Penting
= diber bobot 5
2. Penting
= diberi bobot 4
3. Cukup Penting
= diberi bobot 3
4. Tidak Penting
= diberi bobot 2
5. Sangat Tidak Penting
= diberi bobot 1
3.6 Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel adalah merupakan konsep-konsep yang berupa kerangka yang menggambarkan prilaku atau gejala yang diamati, dapat diuji kebenarannya oleh orang lain. Indikator dari variabel penelitian tersebut dapat dilihat pada table 3.1 berikut ini :
34
Tabel 3.1
Operasional Variabel Kualitas Produk Variabel
Sub Variabel
Kualitas
Produk
produk
kulit (PT. Garuda Food
Dimensi
Kacang 1. Performansi (Performance)
Indikator
Skala
a. Aman dikonsumsi
Ordinal
b. Khasiat produk
Indonesia c. Rasa
dan
PT.
Dua
Kelinci)
2. Keistimewaan
a. Bahan baku
Tambahan
pilihan
(Featureas)
3. Keandalan (Reliability)
4.Konformasi (Conformance)
Ordinal
b. Variasi rasa a. Renyah
Ordinal
b. Tahan Lama
a. Produk
tidak
Ordinal
mengandung MSG b. Isi sesuai dengan bentuk
35
5.Daya Tahan
a. Produk
(Durability)
dapat
Ordinal
dikonsumsi dalam jangka waktu lama
6. Estetika
a. Kemudahan
(Aesthetics)
Ordinal
membuka kulit b. Ketidak sempurnaan kulit
7. Kualitas dirasakan and Finish)
yang (Fit
a. Kemungkinan
Ordinal
mengkonsumsi kembali
Sumber : Data primer yang diolah berdasarkan teori Kotler Philip dalam buku Husein Umar
3.7
Metode Pengumpulan Data
Adapun tekhnik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah :
a.
Studi lapangan
Metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan langsung di perusahaan yang beroperasi dengan cara sebagai berikut :
36
1)
Kuesioner, yaitu dimana kuesioner digunakan untuk memperoleh data dan mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dan harapan pelanggan. Data–data yang telah diperoleh secara tulisan tersebut selanjutnya akan diolah, dianalisis dan ditarik kesimpulan.
2)
Studi kepustakaan
Metode pengumpulan data berdasarkan dengan membaca buku, yaitu dengan cara sebagai berikut :
Studi literature, yaitu dimana studi literature digunakan untuk mengetahui dimensi–dimensi yang terdapat dalam penentuan indikator Operasional Variabel. Pengumpulan dengan cara membaca buku–buku dan catatan–catatan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Data–data yang telah diperoleh tersebut akan dijadikan landasan teoritis dalam penyusunan skripsi ini.
3.8
Populasi dan Sampel Penelitian 3.8.1
Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa/i Reguler Universitas Mercu Buana yang mengkonsumsi produk kacang kulit Garuda Food dan kacang kulit Dua Kelinci .
37
3.8.2
Sampel Penelitian Sampel untuk memperoleh data tingkat pelanggan adalah para Mahasiswa/i Reguer Universitas Mercu Buana. Dalam menentukan jumlah anggota sampel penulis mengambil pernyataan dari.Menurut J. Supranto (2003 :28) yang menyatakan bahwa “Riset bidang sosial seperti Ekonomi, Manajemen, diperoleh data primer dengan sampel besar >30 responden“ , maka penulis mengambil 60 responden di Universitas Mercu Buana Jakarta karena dianggap sudah mewakili populasi yang diamati.
Berdasarkan pernyataan diatas dan karena adanya keterbatasan waktu, biaya dan tenaga, maka penulis menetapkan jumlah anggota sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 responden.
Adapun
pengambilan
sampling
menggunakan
metode
convenience sampling, dimana sampel diambil berdasarkan atas ketersedian elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya (Husein Umar, 2003). Dengan kata lain, sampel diambil karena sampel tersebut ada atau tersedia pada tempat dan waktu yang tepat ketika peneliti menyebarkan kuesioner di tempat penelitian. Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki peneliti dan perlunya
kemudahan
dalam
melaksanakan
penelitian.
Dalam
penelitian ini digunakan cara untuk memperoleh informasi dari
38
sebagian responden, tidak perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi. Dengan meneliti sebagian populasi, penulis mengharapkan bahwa hasil–hasil yang diperoleh dapat menggambarkan sifat–sifat populasi yang bersangkutan.
3.9
Metode Analisis Data Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, maksudnya
digunakan skala
penilaian untuk menyatakan bobot dari tingkat kepentingan konsumen (expectations) dan kinerja dari perusahaan. Tetapi tetap harus dilakukan beberapa uji seperti uji validitas, uji reliabilitas, uji dua sampel Mann Whitney. 3.9.1 Uji Validitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur yang dipergunakan untuk mengukur apa yang diukur. Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Teknik untuk mengukur validitas kuesioner adalah dengan menghitung koefisien korelasi antar data pada masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus korelasi pearson, sebagai berikut :
39
Item pertanyaan dikatakan valid apabila skor item pertanyaan memiliki korelasi yang positif dan signifikan dengan skor total variabel. Besarnya nilai signifikansi
< 0.05 (Ghozali, 2006).
3.9.2 Uji Realiabilitas Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid. Uji ini digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2006).Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach Alpha > 0,60 (Imam Ghozali, 2006).
Frekuensi digunakan untuk menghitung jumlah responden dengan kategori tertentu.Frekuensi juga dapat digunakan untuk mengetahui berapa kali munculnya suatu karakteristik variabel tertentu (Sarwono (2006:96)). Didalam menganalisis data penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Untuk menjawab perumusan masalah mengenai sejauh mana kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan pada PT. Garuda Food Indonesia dan PT. Dua Kelinci, maka digunakan Importance Performance Analysis atau Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja (Supranto (2006:239)).
40
3.9.3 Uji Dua Sampel Mann Whitney
Uji Signifikansi Perbedaan Dua Sampel yang Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Mann Whitney karena Uji Mann Whitney dapat digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif 2 sampel independent bila datanya berbentuk ordinal, dan untuk 2 sampel yang berukuran tidak sama. Ada dua macam tekhnik Utest ini, yaitu U-test sampel–sampel kecil dimana n<20 dan U-test sampel besar bila n =/>20. Oleh karena itu pada sampel besar bila n =/>20, maka distribusi sampling U-nya mendekati distribusi normal, maka test signifikansi untuk uji hipotesis nihilnya disarankan menggunakan harga kritik Z pada probabilitas normal. Ada pula formula rumus Mann whitney Test,yaitu :
Keterangan:
n1
= Jumlah kasus dalam kelompok 1
n2
= Jumlah kasus dalam kelompok 2
∑R1
= Jumlah rating dalam kelompok 1
41
∑R2
= Jumlah rating dalam kelompok 2
Rating (R) =
Test signifikan untuk sampel besar, menggunakan harga kritik Z dengan formulasi rumusan sebagai berikut :
Standar Error (Galat Baku)
σR
Statistik uji
Dalam perhitungan hanya Rı yang digunakan, karena menjadi subjek dalam Hо dan Hı: Penetapan Hо dan Hı:
Hо : µı = µ₂dan Hı : µı ≠µ₂ Uji 2 arah dengan daerah penolakan Hо : Z < − Zα/₂ dan Hо : Z > Zα/₂
Berdasarkan hasil penelitian kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan pada PT. Garuda Food Indonesia dan PT. Dua Kelinci, yang telah diukur dengan skala Likert 5 tingkat. Maka akan dihasilkan tingkat kesesuaian antara
42
tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya. Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja dengan skor kepentingan pelanggan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor– faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Terdapat 2 (dua) variabel yang diwakilkan oleh huruf X dan Y, dimana X merupakan tingkat kualitas produk perusahaan yang dapat memberikan kepuasan
para
konsumen,
sedangkan
Y
merupakan
tingkat
kepentingan/harapan kepuasan konsumen. Rumus yang digunakan menurut Supranto (2006 : 241) adalah :
Dimana :
Tki
= tingkat kesesuaian responden
Xi
= skor penilaian kualitas produk perusahaan
Yi
= skor penilaian kepentingan pelanggan
Selanjutnya sumbu mendekat (X) akan diisi oleh skor tingkat pelaksanaan/kualitas produk, sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan/kepuasan. Dalam penyederhanaan rumus, maka untuk setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dengan :
43
dimana :
= skor rata–rata tingkat pelaksanaan/kualitas
= skor rata–rata tingkat kepentingan/kepuasan
n = jumlah responden selanjutnya dibuatkan, diagram kartesius berdasarkan variabel. Adapun rumusnya menurut Supranto (2006:242) adalah :
=
= Dimana :
=
rata- rata dari rata–rata skor tingkat pelaksanaan atau kualitas produk seluruh variabel.
=
rata–rata dari rata–rata skor tingkat kepentingan/kualitas seluruh variabel yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.
K
=
banyaknya
variabel
yang
mempengaruhi
kepuasan
pelanggan. Selanjutnya unsur–unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian kuadran ke dalam diagram kartesius pada gambar dibawah ini :
44
Kepentingan (expectations) A
B
C
D Kinerja/kualitas
3.10
Tekhnik Pengolahan Data Agar mudah dipahami pembahasan mengenai tekhnik pengolahan data, pada
penelitian ini akan dipilah–pilah berdasarkan kuadran–kuadran diagram kartesius di atas maka terdapat keterangan kuadran yang dapat digunakan sebagai tekhnik pengolahan data, yaitu :
1. Kuadran A Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan pelanggan, termasuk unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan pelanggan, sehingga mengecewakan.
45
2. Kuadran B Menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan, untuk itu wajib dipertanyakannya. Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan. 3. Kuadran C Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. 4. Kuadran D Menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang penting, tetapi pelaksanaannya berlebihan.
Dianggap kurang penting, tetapi
sangat
memuaskan.
46