Perpustakaan Unika
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer/ pihak lain (Umar, 2002: 43). Data ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber (koran, majalah, website dan bursa efek). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan-perusahaan go publik di BEJ periode tahun 1998 2003. Sumber data dari penelitian ini diperoleh dari Bank Indonesia dan Pojok BEJ UNIKA Soegijapranata Semarang, Jl. Pawiyatan Luhur IV/1 Bendan Duwur Semarang. Data sekunder tersebut adalah sebagai berikut: 1. Indonesian Capital Market Directory tahun 1997-2003 2. Fact Book 1997- 2003 3. www.indoexchange.com 4. www.jsx.co.id 5. www.bppn.c
B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ pada tahun 1997 sampai dengan 2003.
22
23
Perpustakaan Unika
Pemilihan perusahaan-perusahaan tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Bank yang diteliti tersebut terdaftar dalam pasar modal Bursa Efek Jakarta (go publik). 2. Bank tersebut memberikan laporan keuangan tahunan selama kurun waktu sebelum delisting 3. Delisting tahun 1997 – 2003 dan memberikan laporan keuangan 3 tahun berturut-turut sebelum delisting. Selanjutnya untuk pemilihan sampel didasarkan pada teknik quota sampling, yaitu dengan cara ditetapkan berdasarkan ketersediaan data yang ada pada Bank Indonesia (masih mengeluarkan laporan keuangannya selama tiga tahun terakhir), mengingat perusahaan perbankan kurun waktu antara tahun 19972003 yang mengalami kebangkrutan dan delisting banyak yang tidak mengeluarkan laporan keuangannya. Berdasarkan pengamatan peneliti kriteria dan jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Bank yang Delisting PT Bank Surya Tbk PT Bank Arya Panduarta PT Bank Bahari PT Bank Dagang Nasional Indonesia Tbk (BDNI) PT Bank Indonesia Raya Tbk (Bank Bira) PT Bank Mashil Utama Tbk PT Bank Papan Sejahtera Tbk PT Bank Umum Nasional Tbk (BUN) PT Bank Umum Servitia Tbk PT First Indonesian Finance and Investment Corporation Bank TBK (Ficoinvest Bank) 11 PT Modern Bank Tbk 12 PT Indonesia Investment International Bank Tbk (Bank Indovest)
Tgl Delisting 1998 1-Apr-99 1-Apr-99 1-Apr-99 1-Apr-99 1-Apr-99 1-Apr-99 1-Apr-99 1-Apr-99 1-Apr-99 1-Apr-99 19 Juli 1999
24
Perpustakaan Unika
13 PT Bank Palapa Tbk (Bank Duta) 14 PT Bank Private Development Finance Company of Indonesia Tbk (Bank FDFCI) 15 PT Bank Rama Tbk 16 PT Bank Tiara Asia Tbk 17 PT Tamara Bank Tbk 18 PT United City Bank Tbk 19 PT Bank Unibank Tbk 20 PT Bank Bali TBk 21 PT Bank Universal Tbk
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
27 Juni 2000 3-Jan-00 27-Jun-00 04 Juli 2000 04 Juli 2000 2000 31-Jan-02 2003 2003
Nama Perusahaan Sehat PT Bank Danamon Tbk PT Bank Internasional Indonesia TBK (BII) PT Bank Negara Indoneisa Tbk (BNI) PT Bank Niaga TBk PT Bank NISP Tbk PT Bank Pikko Tbk PT Bank Global Internasional Tbk PT Bank Mayapada Internasional Tbk PT Inter-Pacific Bank PT Lippo Bank Tbk PT Century Intervest Corporation Tbk (CIC) PT Bank Victoria Tbk PT Pan Indonesia Bank PT Bank Buana Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Danpac Tbk PT Bank Mega Tbk
C. Pengukuran Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Z-Score Altman, yaitu suatu model untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan (Agnes Sawir, 2001). Variabel yang digunakan untuk analisis ini meliputi lima rasio yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut, kelima rasio tersebut yaitu: 1. Rasio modal kerja terhadap total aktiva (X1)
25
Perpustakaan Unika
2. , mengukur likuiditas dengan membandingkan aktiva likuid bersih dengan total aktiva. Aktiva likuid bersih/ modal kerja didefinisikan sebagai total aktiva lancar dikurangi total kewajiban lancar. Umumnya, bila perusahaan mengalami kesulitan keuangan, modal kerja akan turun lebih cepat daripada total aktiva menyebabkan rasio ini turun. 3. Rasio laba ditahan terhadap total aktiva (X2), mengukur kemampuan laba kumulatif dari perusahaan. Rasio ini juga mencerminkan umur perusahaan, karena semakin muda perusahaan, semakin sedikit waktu yang dimilikinya untuk membangun laba kumulatif. Bila perusahaan mulai merugi, maka nilai dari total laba ditahan mulai turun. 4. Rasio laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva(X3), mengukur kemampuan laba yaitu tingkat pengembalian dari aktiva. Rasio ini juga dapat digunakan sebagai ukuran produktivitas penggunaan dana yang dipinjam. Jika rasio ini lebih besar dari rata-rata tingkat bunga yang dibayar, berarti perusahaan menghasilkan uang yang lebih banyak daripada bunga pinjaman. 5. Rasio modal sendiri terhadap total utang (X4), merupakan kebalikan dari rasio utang per modal sendiri (DER). Nilai modal sendiri yang dimaksud adalah nilai pasar modal sendiri, yaitu jumlah saham perusahaan yang dikalikan dengan harga pasar per lembar sahamnya. Umumnya perusahaan yang gagal mengakumulasi lebih banyak utang dibandingkan modal sendiri. 6. Rasio penjualan terhadap total aktiva (X5), rasio ini dipakai untuk menentukan penilaian
efektifnya
menghasilkan penjualan.
perusahaan
menggunakan
aktivitasnya
untuk
26
Perpustakaan Unika
Dari kelima rasio di atas Altman menemukan sebuah formula untuk menganalisis kinerja perusahaan. D. Alat Analisis Data Alat analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis ZScore, rumusnya yaitu ( Kompak, 2003 : 74 ) : Z-Score = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5 Nilai Z-Score ini menjelaskan kondisi keuangan perusahaan yang dibagi dalam tiga tingkatan atau kategori, yaitu ( Kompak, 2003 : 68 ) : 1. Apabila nilai Z-Score di atas 2,90 (Z-Score > 2,90) maka dikelompokkan sebagai perusahaan yang sehat. 2. Apabila nilai Z-Score antara 1,20 sampai 2,90 (1,20 < Z-Score <2,90) maka perusahaan dianggap berada pada daerah kelabu (grey area). 3. Apabila nilai Z-Score dibawah 1,20 (Z-Score < 1,20) diklasifikasikan sebagai perusahaan yang potensial bangkrut.