BAB III METODE PENELITIAN
1. Metode dan Teknik Penelitian ` Pada dasarnya penelitian merupakan inquiry (pencarian), mengumpulkan data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan, mencari hubungan, menafsirkan hal-hal yang berisis teka teki.Berdasarkan pendekatanya ada dua jenis penelitiian yang dapat dilakukan diantaranya pendekatan kuantitatif dan kualitatif .tujuan rancangan penelitiian adalah melalui penggunaan metode yang tepat, dirancang dengan kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang teliti yang dapat memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitiian.(Sukmadinata, 52:2006). Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengungkap adanya kesulitan peserta didik dalam memahami konsep teknologi transportasi, maka peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research.penelitian ini dinamakan Penelitian Tindakan Kelas karena, memilliki tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri. a. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah termasuk ke dalam kelompok penelitian dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam wawasan kelas, dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri. Dari definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud Penelitian Tindakan Kelas, yaitu suatu bentuk penelitian dengan tujuan untuk membantu dan meningkatkan hasil belajar yang dilakukan oleh peserta didik dengan menggunakan hasil kerjasama guru dan peneliti . Teori yang mendasari peneliti melakukan Penelitiian Tindakan Kelas sejalan dengan akar sejarah perkembangan dari metode penelitiian ini. Dalam 20 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sukmadinata, 142:2006 menyebutkan bahwa Penelitiian Tindakan ini diawali oleh Kurt Lewin yang menyimpulkan bahwa penelitiian tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan pada pengembangan kekuatan berfifkir, reflektif, diskusi, penentuan keputusan, dan kolektif dalam mengatasi kesulitan-kesulitanyang dihadapi dalam kegitanya. Menurut Kemmis dan Mc Teggert (1982). PTK ialah sebuah proses yang dinamis dimana
empat aspek yaitu, perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi harus dipahami bukan hanya sebagai langkah-langkahyang statis, tetapi merupakan
momen-momen
dalam
bentuk
spiral
yang
menyangkut
perencanaan, tindakan dan pengamatan serta refleksi. Dari pengertian diatas, dalam ruang lingkup kependidikan, PTK merupakan sebuah kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh setiap pelaku pendidikan dalam kondisi kependidikan untuk memperbaiki kenyataan di lapangan. b. Teknik Penelitiian Pengamatan PRA SIKLUS Refleksi
Perencanaan Refleksi
SIKLUS 1
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan Refleksi
SIKLUS 2
Pelaksanaan
Pengamatan
Dan seterusnya… 21 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Metode penelitian Kemmis dan Taggart
Teknik Penelitian tindakan kelas ini yaitu metode Kemmis dan Mc. Taggart ( Arikunto, 2010 : 137 ) dilaksanakan melalui proses pengkajian yang terdiri dari 4 tahap, berfokus pada kegiatan pokok, yaitu: Planning, acting, observing, reflecting yang disajikan dalam bagan berikut : Secara utuh, tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam bagan, melalui tahapan sebagai berikut: 1. Planning (Perencanaan) Planning mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah dan analisis penyebab masalah. Dalam pengidentifikasian masalah ada beberapa langkah-langkah yang perlu diikuti dengan seksama sebagai cara untuk menemukan masalah yang dapat didekati dengan PTK. masalah tersebut dibawah kewenangan seorang guru untuk memecahkan. Masalah harus problematik (artinya, masalah tersebut perlu dipecahkan). Masalah harus memberi manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah tersebut akan memberi manfaat yang jelas atau nyata. 2. Acting (Pelaksanaan) Acting dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki masalah, guru harus megambil peran dalam pemberdayaan peserta didik sehingga mereka menjadi agent of change bagi diri dan kelas. Untuk mengurangi kemungkinan tejadinya kelemahan dalam pelaksanaan perlu dilakukan secara maksimal, adar
pelaksanaan
tindakan
tidak
mengalami
kesulitan.
Untuk
itu,
perubahan/perbaikan yang muncul dan kekurangan atau kelemahan yang dilakukan guru pelaksana tindakan harus disikapi secara positif tentang apa yang akan disampaikan oleh teman sejawat demi perbaikan pembelajaran yang dilakukan 3. Observing (Pengamatan)
22 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kegiatan observasi atau kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai reflektif.Dalam fase ini guru mengolah data yang didapatkan untuk kemudian direfleksikan pada siklus terakhir PTK.
4. Reflecting (Refleksi) Reflecting adalah tahapan terahir pada jenis penelitian tindakan kelas sebagai perenungan dari semua kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya.Dalam setiap siklus pelaksanaan kegiatan tindakan difokuskan pada interaksi guru dengan peserta didik. 2. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian Yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah SD N Taktakan 1 Kecamatan Taktakan. SD tersebut dipilih karena jarak yang cukup terjangkau dan strategis dari tempat peneliti berada, hal lain yang menjadi pilihan tempat penelitian tersebut dikarenakan bahwa SD N Taktakan 1merupakan tempat peneliti melaksanakan PPL dan telah memiliki hubungan yang harmonis baik dengan kepala sekolah, guru dan staf lainnya. Sementara itu subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV sejumlah 35 orang, dengan rincian 14 orang laki-laki, dan 21 orang perempuan. Dengan
beberapa
pertimbangan
bahwa
kelas
tersebut
belum
pernah
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping pada pembelajaran menulis karangan narasi, bahkan cenderung masih bersifat konvensional, penugasan, ceramah dan tanya jawab. Waktu penelitian dilakukan yaitu pada tanggal 24 Maret 2015 sampai dengan tanggal 10 Mei 2015
3. Definisi Operasional Metode Make A Match dalam penelitiian ini sebagai Metode pembelajaran yang secara sadar dan sengaja untuk meningkatkan aktivitas kerja sama antar 23 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peserta didik untuk memupuk solidaritas pada diri mereka. Dalam pendekatan Cooperative Learning guru menciptakan suasana saling membutuhkan antar sesama agar mendorong mereka untuk saling bekerja sama. Teknik metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut. a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. b. Setiap peserta didik mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban. c. Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. d. Setiap peserta didik mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan bela negara akan berpasangan dengan kartu yang bertuliskan soal “sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada negara dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara” . e. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. f. Jika peserta didik tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama. g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. h. Peserta didik juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 peserta didik lainnya yang memegang kartu yang cocok. i. Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
24 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil belajar dalam pembelajaran Ips pada materi Tenologi Transportasi didefinisikan sebagai hasil yang diperoleh oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran IPS dalam materi Teknologi Transportas berupa hasil tes.Untuk melihat hasil belajar peserta didik dapat dilihat melalui ulangan harian (Formatif), nilai ulangan semester (sumatif). Sejalan dengan Suprijono (2009 : 7) menjelaskan bahwa “hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
4. Instrumen Penelitian a) Observasi Observasi diperlukan untuk mengamati kegiatan belajar mengajar peserta didik secara keseluruhan. Alat yang digunakan dalam pengamatan ini yaitu lembar observasi dengan alat bantu dalam menganalisis setiap siklus guna perbaikan dalam siklus selanjutnya. Lembar observasi proses pembelajaran peserta didikdalam pembelajaran IPS pada Konsep Teknologi Transportasi Kelas IV SD N Taktakan 1. Tabel 3.2 Lembar observasi proses pembelajaran peserta didikdalam pembelajaran Teknologi Transportasi Kelas IV SD N Taktakan 1 No
1
Tahap
Aspek yang
Pembelajaran
diamati
Nilai Indikator K
C
B
SB
Peserta didik a. Partisipasi a. Pesrta didik mendapatkan
dapat
sebuah kartu
menyimpulkan
yang bisa
materi
berisi
pertanyaan atau
pertanyaan
b. Motivasi
jawaban yang 25
Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau jawaban
terdapat pada kartu.. b. Peserta didik antusias c. Keaktifan
melakukan pengamatan terhadap materi pada kartu c. Peserta didik berani bertanya bila belum memahami apa isi materi pada kartu
2
Peserta didik a. Partisipas a. berpartisipasi mencari
i
dalam mencari
pasangan
pasangan
kartu untuk
kartunya
membentuk
b. Motivasi b. peserta didik
kelompok
bersemangat
kecil
dalam c. keaktifan
mencockan kartu c. peserta didik aktif dalam membentuk kelompok kecil
3
Peserta didik a. Partisipas a. Partisipasi mencocokan
i
saling bekerja
kartunya
sama dalam 26
Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan waktu
mencocokan
yang
kartunya
ditetapkan
masing-masing b. Motivasi
b. Peserta didik antusias saling bertanya satu sama lain
c. Keaktifan c. Peserta didik bisa mematuhi peraturan dan hukuman bila tidak bisa mencocokan dengan waktu yang ditentukan 4
Peserta didik a. Partisipas a. peserta didik kembali
i
lebih kondusif
melakukan
dalam mencari
kegiatan yang
pasangan
sama pda
kartunya
babak kedua b. Motivasi b. peserta didik lebih bersemangat dalam c. keaktifan
mencocokan kartunya c. peserta didik dapat ikut aktif dalam kegiatan ini 27
Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
Peserta didik a. partisipas a. peserta didik akan
i
dapat saling ikut
terbentuk
terlibat dalam
kelompok
diskusi
kecil dan
kelompok
menyimpulka b. motivasi
b. peserta didik
n materi pada
antusias dalam
kartu masing-
menyimpulkan
masing
materi dari kartu yang c. keaktivan
dipasangkan c. peserta didik aktif dalam memberikan pendapatnya
6.
peserta didik a. partisipas a. Peserta didik menyimak
i
berani
kesimpulan dan
menjawab b. motivasi
pertanyaan guru
menjawab
b. Peserta didik
pertanyaan
menyimak
yang
kesimpulan
disampaikan
pertanyaan guru
guru
c. keaktifan c. Peserta didik aktiv dalam menyimak kesimpulan serta dalam menjawab pertanyaan guru 28
Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah Rata-rata
Petunjuk :
Kurang
: bila 1 Indikator yang tampak
Cukup
: bila 2 Indikator yang tampak
Baik
: bila 3 Indikator yang tampak
Sangat Baik
: bila 4 Indikator yang tampak
b) Tes Tes
dilakukan
untuk
mengetahui
kemampuan
menulis
peserta
didik.Bentuk tes yang dilakukan adalah tes menulis karangan narasi dengan kriteria penilaian berdasarkan unsur keterampilan. Adapun lembar penilaian tes menurut Heaton (1989) Dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel Kisi-Kisi Soal Mata Pelajara : IPS Kelas/Semester : IV/II Materi : Perkembangan Teknologi Transportasi Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Tingkat
Bentuk
Kesulitan
soal
MD Mengenal
Mengenal
- Menyeb
sumber
perkembang
utkan
daya alam,
an teknologi
macam
kegiatan
produksi,
macam
√
SD
No soal
SK PG Essay
1,2,4,6 (PG) 3,5
29 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ekonomi
komunikasi
alat
(Essay)
dan
dan
transpor
kemajuan
transportasi
tasi
teknologi
serta
masa
dilingkunga
pengalaman
lalu dan
n
menggunak
masa
annya.
sekarang
√
PG
- Membed
Essay
akan
7,8,10 (PG) 1,3
jenis (Esaay)
teknolog i transport asi masa lalu dan masa sekarang
- Mengide ntifikasi
√
PG Essay
3,5,9 (PG) 4 (Essay)
ciri-ciri alat transport asi masa lalu dan masa sekarang
5. Prosedur Penelitian
30 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun langkah-langkah yang akan peneliti tempuh dalam PTK ini yaitu terdiri dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II. Apabila belum mencapai keberhasilan pada tahap-tahap tersebut maka direkomendasikan kepada peneliti untuk melanjutkan pada Siklus III. a. Tahap Pra Siklus 1. Observasi Kegiatan observasi pada pra siklus merupakan kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti.Kegiatan pembelajran pada tahap ini adalah pembelajran yang biasa dilakukan oleh guru setiap hari.Hal yang diobservasi adalah hasil pembelajaran yang dilaksanakan guru dalam mencari data mengenai kelemahan yang di alami guru dalam belajar mengajar. Yang menjadi objek dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah guru dan peserta didik Kelas IV SD N Taktakan 1. Adapun aspek-aspek yang diobservasi adalah sebagai berikut : a. Keaktifan peserta didik dalam belajar b. Keterlibatan peserta didik dalam KBM c. Pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh saat proses belajar berlangsung
2. Refleksi Refleksi dilakukan berdasarkan observasi.Dengan melihat kelemahan yang ada maka peneliti mencoba mencari solusi dari permasalahan tersebut. Dari hasil observasi peneliti menemukan berbagai kelemahan didalam proses belajar mengajar yaitu : a. Pemahaman peserta didik hanya bersifat umum b. Peserta didik ditempatkan sebagai penerima saja c. Peserta didik tidak memiliki ruang yang cukup untuk berfikir kritis d. Pembeljaran lebih banyak menggunakan metode ceramah Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang peneliti temukan diaatas, maka peneliti melihat pembelajaran yang dilaksanakan kurang bermakna.Peserta 31 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
didik hanya sekedar menerima materi saja.Peserta didik tidak diberi situasi untuk menemani
suatu konsep dengan menemukan sendiri
melalui
percobaan.Maka peneliti merasa perlu melakukan suatu tindakan yang diharapkan mampu untuk memperbaiki keadaan tersebut.
b. Tahap Siklus I 1. Rencana Kegiatan ini dimaksudkan peneliti dan guru kelas IV bekerja sama merencanakan tindakan hasil observasi dan reflleksi pada saat pra siklus sebagai wujud revisi dari kelemahan yang terjadi pada kegiatan pra siklus tersebu. Misalnya dalam hal penyusunan RPP, penetapan media dan kondisi fisik serta mental guru harus dipersiapkan secara matang. a.) Peneliti melakukan analisis terhadap kurikulum agar mengetahui KD yang kelak disampaikan kepada peserta didik dengan menggunakan metode Cooperative Learning tipe Make a Match. b.) Menyusun RPP dengan menggunakan metode Cooperative Learning tipe Make a Match c.) Menyusun Lembar Kerja Peserta didik d.) Mempersiapkan media yang digunakan dalam siklus PTK, dan e.) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
2. Tindakan Dalam tahap ini peneliti melakukan tindakan yang telah dirumskan pada tahap sebelunya (tahap perencanaan), yaitu dengan melakukan aktivitas pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat yang mengacu pada metode Make a Match. a) Peserta didik dibagi kedalam 2 kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok B. Kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan. 32 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B. c) Guru menyampakian kepada peserta didik bahwa mereka harus mencari/mencocokan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimal waktu yang ia berikan kepada mereka. d) Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di kelompok B. Jika mereka udah menemukan pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan. e) Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah habis. Peserta didik yang belum menemukan pasangannya diminta untuk berkumpul sendiri. f)
Guru memanggil satu pasangaan untuk prsentasi. Pasangan lain dan peserta didik yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan meberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.
g) Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi. h) Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi.
3. Observasi Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data dan mencatat setiap aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi bertugaas mengamati aktivitas pesrta didik selama pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada lembar observasi aktivitas belajar peserta didik. Observasi ini dilakukan oleeh peneliti yaitu dengan mengamati aktivitas belajar IPS mengenai konsep Teknologi Transportasi dengan menggunakan metode pembelajaran Make a Match dari awal sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas belajar peserta didik sudah 33 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak, sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya. 4. Refleksi Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat observasi oleh peneliti dan guru. Refleksi berguna untuk memberikan makna terhadap proses dan akhir yang telah dilakukan. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimabangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil. PTK ini dapat dikatakn berhasil seandainya memenuhi criteria sebagai berikut : a) 75% dari peserta didik berani mamapu menjawab pertanyaan dari guru. b) 75% dari peserta didik berani menanggapi dan mengemukakan pendapatnya tentang jawaban peserta didik lainya. c) 75 % dari peserta didik berani dan mampu untuk bertanya tentang materi pelajaran pada hari itu. d) Penyelesaian tugas sesuai dengan waktu yang disediakan
6. Teknik Pengumpulan Data Data-data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik sebagai berikut. 1. Observasi Observasi ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran yang dicapai oleh guru maupun peserta didik.Teknik ini dilakukan sebelum tindakan diberikan, saat tindakan diberikan hingga akhir tindakan. Dalam penelitian ini, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik diamati serta dicatat segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi didiskusikan bersama guru untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran yangtelah
34 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan kemudian diupayakan solusinya. Solusi yang didapat dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi terhadap guru untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola kelas serta kemampuan untuk memancing keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Adapun observasi terhadap peserta didik difokuskan pada keaktifan serta minat peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Tes Menurut Zainal Arifin dalam Agus Suriamiharja (1997: 5) tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang di dalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh anak didik atau peserta didik, kemudian pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik atau peserta didik tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu. Adapun tes dalam penelitian ini dilaksanakan setiap akhir pembelajaran atau pada saat pemberian evaluasi. Tes dilakukan terhadap peserta didik kelas IV SD N Taktakan 1Tes yang diberikan kepada peserta didik kelas IV SD N Taktakan 1 berupa tes uraian dalam bentuk tulisan atau karangan narasi yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh peserta didik setelah kegiatan pemberian tindakan
7. Teknik Analisis Data Sugiyono (2009: 333) menyatakan bahwa:”Teknik analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit , melakukan sintesa, menyususn kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”. 35 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis data dalam penelitian ini diambil dari lembar observasi aktivitas peserta didik dan tes hasil belajar pada setiap siklus untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi peserta didik dapat teratasi atau tidak 1. Observasi Untuk mendapatkan data aktivitas peserta didik dalam pembelajran Perkembanagn Teknologi Transportasi dengan menggunakan metode make a match, maka digunakan lembar observasi aktivitas peserta didik selama pembelajaran. Adapun cara menghitung presentase nilai rata-rata aktivitas peserta didik data yang didapat adalah: Persentase nilai rata-rata respon peserta didik =
jumlah ya keseluruhan jumlah seluruh peserta didik
x jumlah aspek yang diamati x 100%
Dengan Kriteria penilaian: a) Kurang
: bila 1 Indikator yang tampak
b) Cukup
: bila 2 Indikator yang tampak
c) Baik
: bila 3 Indikator yang tampak
d) Sangat Baik
: bila 4 Indikator yang tampak
2. Tes Pada pengolahan data hasil tes, peneliti menggunakan dua jenis penilaian, yang pertama adalah nilai masing-masing peserta didik, dan yang kedua adalah nilai rata-rata kelas. Dalam tes ini, masing-masing peserta didik diberikan diberikan 15 soal yang terdiri dari 10 soal Pilihan Ganda dan 5 soal Essay. Berikut adalah cara menghitung nilai masing-masing peserta didik
36 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.3 Pedoman penyekoran nilai masing-masing Bentuk
Kriteria
Skor
Soal Pilihan
-
Ganda
Jika jawaban salah atau
0
tidak dikerjakan
(PG) Essay
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 =
Jika jawaban benar
10
1 soal diberi nilai
20
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑜𝑎𝑙𝑦𝑎𝑛𝑔𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 2
untuk mengetahui nilai rata-rata kelas dan presentase ketuntasan peserta didik dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut: jumlah seluruh nilai peserta didik
Nilai rata-rata kelas =
jumlah peserta didik
37 Hero Supia Wijayanto, 2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu