BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis mencoba menganalisa bagaimana pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Objek penelitian yang digunakan adalah PT. SARANA TIMUR BARAT yang beralamat di JL. Kebayoran lama no. 37 Jakarta Barat. Data yang diambil merupakan data hasil kuesioner terhadap karyawan PT. SARANA TIMUR BARAT. Penelitian ini dilakukan selama bulan November 2014. Secara historis PT SARANA TIMUR BARAT didirikan pada tahun 2007 di Jakarta. PT SARANA TIMUR BARAT melakukan bisnis dalam perawatan dan dealer resmi DAIKIN Air Conditioners.
3.2
Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian kausal. Menurut Sugiyono (2012:37), penelitian kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan yang bersifat sebab akibat dengan adanya variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.
24
25
3.3
Definisi dan Operasionalisasi Variabel Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, oleh karena itu variabel harus didefinisikan dengan jelas agar dapat diukur. Penelitian ini terdiri atas variabel independen dan variabel dependen. Berikut ini akan diuraikan dimensi dan indikator untuk mengukur masing-masing variabel. Table 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Kepemimpinan Transformasional (X1)
Dimensi 1. Karismatik
2. Inspiratif
a. b. c. a. b. c.
3. Rangsangan intelektul
a. b.
4. Pertimbangan yang diindividualkan
a. b. c.
Budaya Organisasi (X2)
Indikator Memberikan visi dan misi Menanamkan kebanggaan Memperoleh kepercayaan Mengkomunikasikan harapan yang tinggi Menggunakan simbol untuk menfokusan upaya Menyampaikan maksud dengan cara yang sederhana Merangsang kecerdasan Memecahakan masalah dengan teliti Memberikan perhatian pribadi Memperlakukan setiap karyawan secara individual Melatih dan menasehati
1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko 2. Perhatian pada hal – hal rinci.
a. Inovasi b. Berani mengambil resiko
3. Berorentasi pada hasil 4. Berorentasi pada orang
a. Fokus pada hasil
5. Bekerja secara tim
a. Berfokus pada tim
a. Analisis b. Perhatian pada hal-hal detail
a. Mempertimbangkan efek pada dari hasil kepada anggota organisasi.
26
Kinerja (Y)
6. Keagresifan
a. Bersikap agresif b. Bersikap kompetitif
7. Stabilitas
a. Mempertahankan stabilita
1. Kualitas
a. Tingkat kesalahan b. Kerusakan c. Kecermatan
2. Kuantitas
a. Jumlah pekerjaan
3. Kerjasama 4. Penggunaan waktu
a. a. b. c.
Kerjasaman dengan orang Tingkat ketidak hadiran Keterlambatan Waktu kerja efektif
Sumber: Danim dan Suparno (2009:57), Robbins (2008:256), Miner dalam Sudarmanto (2009:11). 3.4
Pengukuran Variabel Dalam penelitian ini, skala pengukuran variabel yang digunakan adalah skala ordinal.
3.5
Populasi dan Sampel Penelitian
3.5.1 Populasi Menurut Sugiyono (2012:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh setiap atau obyek itu.
27
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT SARANA TIMUR BARAT yang berjumlah 132 orang. 3.5.2 Sampel Menurut Sugiyono (2012:81), sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu. Keseluruhan populasi karyawan PT SARANA TIMUR BARAT tidak mungkin dapat diteliti karena faktor keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu. Penentuan jumlah sampel dapat dilakukan dengan cara perhitungan statistik yaitu dengan menggunakan Rumus Slovin. Rumus Slovin digunakan untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang telah diketahui jumlahnya yaitu sebanyak 132 orang karyawan. Untuk tingkat presisi yang ditetapkan dalam penentuan sampel adalah 10%. Alasan peneliti menggunakan presisi 10% karena jumalh populasi kurang dari 1000. Rumus Slovin : n
=
N 1+N(e)2
Keterangan : n
=
ukuran sampel
N
=
ukuran populasi
28
e
=
kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir, kemudian dikuadratkan.
Berdasarkan Rumus Slovin, maka besarnya penarikan jumlah sampel penelitian adalah : n
==
132 1 + 132 (0,1)2
= 56, 89 dibulatkan menjadi 57 responden Metode pengambilan
sampel
yang
digunakan convenience
sampling adalah non-probabilitas sampling teknik dimana dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tersebut ada dan bersedia untuk dijadikan sebagai objek penelitian. 3.6
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam kuesioner digunakan Skala likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono (2012:93). Skala ini memiliki unit pengukuran yang sama sehingga jarak antara satu titik dengan titik yang lain dapat diketahui. Dalam skala ini pemberian bobot skor sebagai berikut:
29
3.7
1.
Jawaban sangat setuju (SS) diberi bobot 5
2.
Jawaban setuju (S) diberi bobot 4
3.
Jawaban netral (N) diberi bobot 3
4.
Jawaban tidak setuju (TS) diberi bobot 2
5.
Jawaban sangat tidak setuju (STS) diberi bobot 1
Metode Analisis Data
3.7.1 Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Data Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan kinerja karyawan PT SARANA TIMUR BARAT. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total correlations) dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung > r table dan bernilai positif maka pertanyaan tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2011:52). 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai (α) 0,70 (Nunnally dalam Ghozali, 2011:47).
30
3.7.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah residual dari model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distirbusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistic (Ghozali, 2011:160). 2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi. Jika kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variable bebas=0. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Ghozali (2011:105) cara mendeteksi terhadap adanya multikolinieritas dalam model regresi adalah sebagai berikut :
31
a. Besarnya Variabel Inflation Factor (VIF), pedoman suatu Regresi yang bebas Multikolonieritas yaitu nilai VIF < 10. b. Besarnya
Tolerance
pedoman
suatu
model
regresi
yang
bebas
Multikolonieritas yaitu nilai Tolerance > 0,1. 3. Uji Heteroskadartisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan yang lain tetap, disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedatisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID dengan dasar analisis sebagai berikut: Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah adalah angka nol pada sumbu Y, maka tidak ada heteroskedastisitas.
32
3.7.3 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear atara dua atau lebih variabel independen (X1,X2,…Xn) dengan variable dependen (Y1) Priyatno (2010:61). Hasil dari analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel independennya adalah kepemimpinan transformasional (X1) dan budaya organisasi (X2). Sedangkan variabel dependennya adalah kinerja karyawan (Y), sehingga persamaan regresi linier bergandanya adalah sebagai berikut Y = a + b1.X1 + b2.X2 + e Keterangan : Y
= kinerja
a
= konstanta
b1 = koefisien regresi dari kepemimpinan transformasional b2 = koefisien regresi dari budaya organisasi X1 = kepemimpinan transformasional X2 = budaya organisasi e 3.7.4 1.
= error
Uji Hipotesis Pengujian Individu atau Uji Parsial (Uji Statistik t) Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara indivdual (parsial) dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Hipotesis yang digunakan adalah :
33
1) Ho : b1 = 0, artinya variabel independen kepemimpinan transformasional (X1) secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja karyawan (Y). 2) Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen kepemimpinan transformasional (X1) secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja karyawan (Y). 3) Ho : b2 = 0, artinya variabel independen budaya organisasi (X2) secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja karyawan (Y). 4) Ha : b2 ≠ 0, artinya variabel independen budaya organisasi (X2) secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja karyawan (Y). Sedangkan kriteria pengujian pada uji statistik t dilakukan dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%. Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka secara individual variabel independen mempengaruhi variabel dependen (Ho ditolak dan Ha diterima). Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
34
2. Pengujian Menyeluruh atau Uji Simultan (Uji statistik F) Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Uji ini dilakukkan dengan membandingkan antara nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%. Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.