23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2013 di SD Kertomulyo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Kertomulyo 02 yang berjumlah 32 siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan dengan karakteristik yang heterogen. 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Kertomulyo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati. SD Kertomulyo 02 termasuk daerah pedesaan yang terletak di sebelah timur kecamatan Trangkil dan berdekatan dengan pantai. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SD Kertomulyo 02 sudah cukup memadai dan dalam kondisi yang baik. Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini, yaitu: 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan sekolah, 1 rumah dinas penjaga sekolah, dan tempat parkir serta halaman sekolah yang cukup luas. Pemilihan sekolah tempat penelitian ini sesuai dengan tugas pokok penulis sebagai guru di sekolah dan kelas yang dimaksud. Hal ini memudahkan dalam melaksanakan penelitian karena penulis tidak harus meninggalkan tugas pokoknya selama penelitian dilakukan dan manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh siswa dan sekolah yang dimaksud. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2013/2014. Pemilihan waktu penelitian ini disesuaikan dengan jadwal dan program semester yang digunakan di sekolah yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Selain itu juga disesuikan dengan Kompetensi Dasar IPA program semester I yang akan diajarkan yaitu 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar.
24
Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian No 1
Pelaksanaan Penelitian
Juli Agustus Septemb Oktober 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Proposal PTK SIKLUS I
2
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi SIKLUS II
3
4
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Pelaporan Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Juli sampai dengan
bulan Oktober 2013. Pada bulan Juli dipergunakan peneliti untuk mengadakan persiapan, yaitu menyusun proposal penelitian dan instrument yang diperlukan. Setelah itu bulan Agustus minggu ke-3 peneliti mulai melaksanakan peneltian tindakan kelas siklus I. Pada minggu ke-4 peneliti melanjutkan penelitian tindakan kelas pada siklus II. Pada bulan September sampai bulan Oktober peneliti melakukan pengolahan data hasil penelitian, membuat laporan hasil penelitian dan konsultasi laporan serta persiapan ujian. 3.1.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini yaitu siswa kelas 4 SD Kertomulyo 02 yang berjumlah 32 siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan dengan karakteristik yang heterogen. Tingkat kemampuan para siswa bervariasi ada yang kurang, ada yang sedang dan ada pula beberapa siswa di atas rata-rata. Mereka berasal dari latar belakang orang tua yang berbeda pula. Sebagian besar pekerjaan orang tua mereka adalah buruh tani dan buruh tambak sehingga siswa kurang mendapatkan perhatian dari orang tua. Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 karena hasil belajar siswa di kelas tersebut pada mata pelajaran IPA masih rendah. Dari data ulangan harian siswa tercatat masih banyak siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal. Dari 32 siswa yang
25
mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM= 80) baru 15 siswa atau sebesar 46,88% sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan berjumlah 17 siswa atau sebesar 53,12%. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran NHT. 3.2 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan desain penelitian dari Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari tiga tahapan pelaksanaan. 3.2.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) atau yang biasa disingkat PTK. PTK adalah “Suatu kegiatan mencermati objek dengan menggunakan metodologi tertentu yang berkonteks kelas, yang sengaja dilakukan dan dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran serta memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran (Aqib, 2006:12). Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran penelitian tindakan kelas (PTK) berkembang sebagai suatu penelitian terapan. Penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, yaitu dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu, sebagai penelitian terapan, di samping guru melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, guru juga juga tidak perlu harus meninggalkan siswanya (Aqib, 2006:3). 3.2.2 Desain Penelitian Penelitian tindakan kelas ini mengambil desain yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat komponen setiap siklusnya, yaitu: (1) menyusun rencana tindakan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) Pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Kemmis dan Mc Taggart menyatukan komponen tindakan dan pengamatan sebagai satu kesatuan. Hasil dari pengamatan ini dijadikan
26
dasar langkah berikutnya yaitu refleksi. Dari refleksi disusun sebuah modifikasi yang diaktualisasikan dalam bentuk rangkaian tindakan dan pengamatan lagi begitu seterusnya. Siklus II 1. Rencana Siklus I 4. Refleksi
1. Rencana
4. Refleksi
2. Tindakan
2. Tindakan
3. Observasi
3. Observasi
Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK
3.3 Variabel yang akan Diteliti Menurut Sugiyono (2006:60) variabel dalam penelitian adalah “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat 2 variabel yang digunakan, yaitu: a. Variabel Bebas (X) Variabel bebas / independent variable (variabel X) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau variabel terikat (Sugiyono, 2006:61). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran kooperatif tipe numbered Heads Together. Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan setiap anggota diberi nomor. Kemudian guru menyampaikan presentasi kelas. Siswa berdiskusi tentang materi atau permasalahan yang disampaikan guru dan dilanjutkan presentasi kelompok. Pada akhir kegiatan, guru memanggil siswa dengan nomor tertentu untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas dan dilanjutkan dengan guru memberikan kesimpulan.
27
Dengan kegiatan pembelajaran yang bervariasi tersebut, akan menumbuhkan keaktifan dan kerja sama siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. b. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat / dependent variable adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:61). Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat adalah peningkatan hasil belajar siswa terhadap pemahaman konsep mata pelajaran IPA. Dalam hal ini hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh siswa pada akhir pembelajaran setalah dilakukan proses pembelajaran sehingga akan diketahui keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran yang telah disajikan guru. 3.4 Rencana Tindakan Berikut rencana kegiatan yang peneliti laksanakan untuk masing-masing siklus: a. Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini, penulis menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disesuaikan dengan hasil penemuan awal pra siklus, berupa penerapan metode NHT, Lembar Kerja Siswa, media dan alat peraga, serta lembar observasi. RPP dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan (2 jam pelajaran). b. Pelaksanaan Dalam tahap pelaksanaan ini, kegiatan yang peneliti lakukan adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP dan langkah metodik yang telah ditentukan. c. Pengamatan Dari proses pelaksanaan peneliti kemudian melakukan pengamatan (observasi) terhadap aktivitas guru dan perilaku peserta didik yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Kegiatan observasi dilakukan oleh rekan sejawat di sekolah dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan. d. Refleksi Kegiatan refleksi peneliti lakukan setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I selesai dilaksanakan. Analisis dan refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan atau kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan serta hambatan-hambatan yang dihadapi. Hasil analisis dan refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan, menentukan siswa yang tuntas dan
28
belum tuntas, dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus berikutnya. Tindak lanjut diisi dengan program pengayaan yang diberikan kepada siswa yang telah tuntas, dan program perbaikan yang ditujukan kepada siswa yang belum tuntas. Keempat tahapan tersebut adalah unsur untuk membuat siklus. Siklus adalah putaran kegiatan berurutan yang kembali ke langkah semula. Satu siklus terdiri dari tahap perencanaan sampai dengan refleksi. Bentuk penelitian tindakan kelas tidak pernah berupa kegiatan tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan yang kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus (Arikunto, 2007:20). 3.5 Data dan Teknik Pengumpulan Data Data-data yang peneliti kumpulkan selama penelitian sangat diperlukan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan pembelajaran yang peneliti lakukan. Seperti yang telah dijelaskan dalam kajian teori pada bab II, keberhasilan atau kekurangberhasilan siswa dalam mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM) bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor intern dan faktor ekstern. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari metode yang diterapkan guru, media, minat dan motivasi siswa, bakat, maupun kondisi siswa itu sendiri. Oleh karena itu, instrument pengumpulan data yang penulis gunakan mengacu dan ditujukan untuk mengumpulkan data yang meliputi 3 hal, yaitu: guru (observing teacher), kelas (observing classroom), dan perilaku/aktivitas peserta didik (observing student). Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan terdiri dari 2 macam, yaitu teknik tes dan teknik nontes. a. Teknik Tes Teknik tes yang penulis gunakan berupa tes tertulis. Tes ini peneliti gunakan untuk menilai dan mengumpulkan data tentang penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Pelaksanaannya di awal penelitian untuk mengetahui kondisi awal siswa, pada waktu pelaksanaan pembelajaran dan di akhir kegiatan pembelajaran pada masing-masing siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Sesuai dengan teknik yang dipergunakan, instrumen pengumpulan datanya terdiri dari soal tes bentuk pilihan ganda.
29
b. Teknik Nontes Teknik nontes yang peneliti gunakan adalah angket dan observasi. Teknik ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan mengajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sesuai dengan teknik yang dipergunakan, instrumen pengumpulan datanya terdiri dari data isian (angket) dan lembar observasi.
3.6. Validitas dan Reliabilitas Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat penilaian kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut sebelum digunakan oleh peneliti. Suatu alat penelitian yang baik adalah jika memenuhi ketepatan (validitas) dan keajega (reliabilitas).
3.6.1 Uji Validitas Validitas berkenaan dengan ketepatan intrumen penelaian terhadap konsep yang dinilai sehingga intrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur” (Sugiyono, 2005:267). Untuk menentukan suatu item tertentu valid atau tidak dapat menggunakan SPSS versi 17.0, suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation 0,388. Penetapan koefisien korelasi (r) terdapat dalam tabel nilai-nilai r product moment berdasarkan jumlah siswa kelas uji coba yang berjumlah 26 siswa. Dari tabel nilai-nilai r product moment diperoleh nilai r untuk responden (N) = 26 dengan taraf signifikan 5% sebesar 0,388 (Sugiyono, 2005:288). Berikut ini nomer item soal yang dinyatakan valid dan tidak valid: Tabel 3.2 Hasil Validitas Item Soal Siklus I No Item Valid 1, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 2, 3, 6, 7, 14 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25. 20
Tidak Valid
5
30
Tabel 3.3 Hasil Validitas Item Soal Siklus II No Item Valid Tidak Valid 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 2, 6, 8, 10, 17. 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25 20 5 3.6.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (Sudjana, 2009:16). Untuk menghitung reliabilitas butir soal, maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu instrumen kelompok ganjil dan kelompok genap. Kemudian skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya melalui rumus korelasi product moment. Setelah dihitung didapat koefisien korelasi maka langkah selanjutnya dimasukkan dalam rumus Spearman Brown, yaitu: =
2 . 1 +
Dari rumus tersebut, diketahui bahwa uji reliabilitas item soal untuk masing-masing siklus adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus I Bentuk Instrumen
Koefisien Reliabilitas
Kategori
Pilihan Ganda
0,876
Reliabilitas Bagus
Tabel 3.5 Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus II Bentuk Instrumen
Koefisien Reliabilitas
Kategori
Pilihan Ganda
0,896
Reliabilitas Bagus
31
Dari tabel uji reliabilitas di atas, dapat diketahyui bahwa koefisien reliabilitas pada siklus I mencapai 0,876 dan siklus II 0,896. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan adalah sangat reliabel karena nilai koefisien alpha lebih dari 0,8. 3.7 Taraf Kesukaran Peneliti harus membuat soal tes sebelum mengadakan evaluasi pada tiap siklus. Tes tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Kualitas soal dari lembar tes harus memenuhi validitas (ketepatan) dan reliabilitas (keajegan). Selain itu yang terpenting dalam menentukan kualitas soal adalah tingkat kesukaran soal. Dalam lembar tes yang dibuat harus ada keseimbangan tingkat kesukaran dari butir soal sedang, mudah dan sukar. “Karakteristik butir soal dapat diuji dengan rumus tertentu berdasarkan data hasil uji coba butir soal pada siswa” (Sudjana, 2011:137) Analisis untuk menentukan kesukaran soal dapat menggunakan rumus berikut: = Keterangan: I B N
: Indeks kesulitan untuk setiap butir soal : Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal : Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan
Berikut tabel hasil analisis tingkat kesukaran soal pada soal pilihan ganda yang berjumlah 20 yang telah diujikan pada siswa uji coba: Tabel 3.6 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I No 1 2 3
Indeks < 0,30 0,30 – 0,70 > 0,70
Interprestasi Nomor Item Sukar 5,9,12,15,20 Sedang 2,3,4,7,8,10,13,14,17,18 Mudah 1,6,11,16,19 Total
Jumlah 5 10 5 20
Dari data pada tabel 3.6 dapat dijabarkan untuk tingkat kesukaran soal pilihan ganda kategori mudah sebanyak 5 soal, sedang 10 soal,dan sukar 5 soal.
32
Tabel 3.7 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus II No 1 2 3
Indeks < 0,30 0,30 – 0,70 > 0,70
Interprestasi Sukar Sedang Mudah Total
Nomor Item 5,9,12,15,20 2,3,4,7,8,10,13,14,17,18 1,6,11,16,19
Jumlah 5 10 5 20
Dari data pada tabel 3.7 dapat dijabarkan untuk tingkat kesukaran soal pilihan ganda kategori mudah sebanyak 5 soal, sedang 10 soal,dan sukar 5 soal.
3.8 Analisis Data Agar data yang dikumpulkan menjadi bermakna dan dapat digunakan sebagai dasar penentu keberhasilan penelitian, maka data perlu diolah dan dianalisis. Data-data yang berupa angka (data kuantitatif) diolah untuk mencari rerata, data tertinggi, data terendah, standar deviasi, jumlah anak yang tuntas, dan prosentase ketuntasan belajarnya. Data kuantitatif diolah dengan menghitung persentase dari data-data yang sejenis. Berikut ini rumus untuk mengukur rata-rata, persentase ketuntasan secara klasikal dan daya serap klasiklal. a. Mengukur rata-rata M
X N
Keterangan: M = nilai rata-rata yang ingin diketahui X = Nilai yang diperoleh responden f = jumlah siswa (responden) (Masrukhin, 2005:38) b. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal =
100%
Keterangan: KB = ketuntasan belajar NS = jumlah siswa yang di atas KKM N = jumlah siswa
33
Setelah itu, hasil pengolahan datanya diuji beda (komparasi) dengan membandingkan kondisi awal, kondisi pada/setelah siklus I, dan kondisi pada/setelah siklus II. Dari uji komparasi tadi bisa dilihat perubahan/kemajuan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun hasil belajar yang diperlihatkan oleh peserta didik sebagai hasil dari pembelajaran yang dilakukan.
3.9 Indikator Keberhasilan Indikator kinerja adalah penanda yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan berhasil tidaknya penelitian yang dilaksanakan. Indikator kinerja ini dapat dilihat dari 2 segi, yaitu: dari segi aktivitas guru dalam pembelajaran dan dari segi hasil belajar yang diperoleh siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan indikator kinerja yaitu: 85% siswa tuntas dengan KKM 80.