BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Arikunto, 2010:135). Dalam pelaksanaan peneletian ini, peneliti akan berkolaborasi dengan guru kelas dalam merencanakan tindakan kelas dan merefleksikan hasil tindakan dari penerapan model Quantum Teaching pada pelajaran matematika materi bangun datar. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti sedangkan guru kelas bertindak sebagai pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. 3.2
Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Karangduren 04 yang terletak di
Jalan Merbabu No. 1, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, dengan jumlah siswa 17 yang terdiri dari 12 putra dan 5 putri. Pemilihan kelas 5 SDN Karangduren 04 sebagai subjek penelitian karena hasil belajar siswa khususnya matematika masih rendah, ditunjukkan dari rata-rata nilai harian siswa pada materi bangun datar hanya 60,2. Siswa yang sudah memenuhi nilai KKM atau siswa yang sudah mendapat nilai 65 ke atas hanya 7 siswa (41%), sedangkan siswa yang masih di bawah KKM atau yang mendapat nilai dibawah 65 adalah 10 siswa (59%). Selain itu, materi bangun datar kelas 5 dianggap sebagai hal yang penting untuk dikuasai oleh siswa karena konsep materi ini akan terus digunakan untuk jenjang materi berikutnya. Fokus penelitian ini adalah pembelajaran mengunakan model Quantum Teaching untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun datar pada siswa kelas 5 SDN Karangduren 04. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 2014, pada semester II tahun pelajaran 2013/2014.
22
23
3.3
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.3.1 Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulan (Sugiyono, 2010: 60). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu: a. Variabel bebas adalah variabel yang sifatnya berdiri sendiri, tidak dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel ini sering disebut dengan variabel tindakan yang menjadi pengaruh atau penyebab timbulnya variabel terikat. Variabel bebas sering disimbolkan dengan variabel X. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Quantum Teaching. b. Variabel terikat adalah variabel yang tidak dapat berdiri sendiri, dalam artian variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel ini merupakan variabel yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas. Variabel terikat disimbolkan dengan variabel Y. Variabel terikat dalam pebelitian ini adalah hasil belajar. 3.3.2 Definisi Operasional Definisi operasional merupakan acuan dimana variabel konsep perlu diterjemahkan, sehingga menjadi pembatas bagi penelitian ini. Pada penelitian ini, ada dua variabel konsep yang digunakan, yang perlu didefinisikan, sehingga semua konsep yang terkait dengan kedua variabel konsep ini mengacu pada definisi operasional konsep ini. Adapun keduanya adalah sebagai berikut: a. Model Quantum Teaching adalah model pembelajaran dengan pengubahan belajar yang meriah, berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, memaksimalkan
momen
belajar,
menciptakan
kegiatan
pembelajaran
menyenangkan dan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran sehingga efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model Quantum Teaching dilaksanakan dengan langkah-langkah, yaitu tumbuhkan minat dan ketertarikan siswa untuk mengikuti pembelajaran, berikan siswa pengalaman atau aktivitas tentang
materi
pembelajaran,
ajak
siswa
menamai
(mendefinisikan,
mengidentifikasi, mengurutkan), beri kesempatan siswa untuk menunjukkan
24
atau mendemostrasikan materi yang didapat, lakukan kajian ulang tentang materi yang telah dipelajarai, dan rayakan keberhasilan atas partisipasi dan kerja siswa selama pembelajaran. b. Hasil belajar adalah kemampuan atau hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami dan atau menerima pengalaman dalam proses pembelajaran yang umumnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Salah satu hasil belajar adalah ranah kognitif, maka yang akan diukur dalam penelitian ini mengarah pada ranah kognitif untuk melihat hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa didapat melalui penilaian yaitu tes evaluasi. Agar lebih terukur, kriteria nilai sebagai bukti keberhasilan bahwa siswa tersebut telah berhasil
mengikuti proses pembelajaran, diukur berdasarkan Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM). 3.4
Prosedur Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan model dari Kemmis
dan McTaggart dalam Arikunto (2010:137) dimana dalam satu siklus terdapat empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan diakhiri dengan refleksi, untuk komponen tindakan dan pengamatan dijadikan sebagai satu kesatuan. Kegiatan yang dilaksanakan merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dan berkesinambungan. Adapun model tersebut digambarkan pada gambar 2 berikut ini. Perencanaan Tindakan dan Pengamatan
Refleksi
SIKLUS I
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Tindakan dan Pengamatan
Gambar 2 Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh Kemmis dan McTaggart
25
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan, dimana 2 pertemuan digunakan untuk menyampaiakan materi pembelajaran dan 1 pertemuan yaitu di setiap akhir siklus untuk melakuakn evaluasi. Uraian tahapan masing-masing siklus dijelaskan di bawah ini. 3.4.1 Rancangan Siklus I a. Perencanaan Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi: 1) Menentukan waktu penelitian, dan kolaborasi. 2) Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan guru kelas untuk mengungkap permasalahan yang terjadi sehubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. 3) Menyusun alat observasi sebagai panduan observer dalam mengobservasi pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran. 4) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian. 5) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) matematika materi bangun datar dengan pokok bahasan sifat-sifat bangun datar sederhana menggunakan model Quantum Teaching. 6) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan. 7) Merancang tes siklus I dan kunci jawabannya. b. Tindakan Tindakan merupakan implementasi dari perencanaan yang dipersiapkan yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan model Quantum Teaching yang disusun peneliti. Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajarannya adalah sebagai berikut: Pertemuan 1 1. Kegiatan Awal a. Guru memeriksa kesiapan siswa. b. Apersepsi: Guru bertanya jawab dengan siswa apa yang diketahui atau contoh dari bangun datar yang sudah dipelajari di kelas sebelumnya. c. Motivasi: Mengajak siswa bernyanyi bersama, lagu Belajar Bangun Datar versi lagu Naik Becak.
26
Belajar Bangun Datar, versi lagu Naik Becak Ayo kita belajar, belajar bangun datar Apa saja macamnya, Coba diingat-ingat Persegi, Persegi panjang, Segitiga, Jajar genjang Mari kawan semua teriak hore. Hore.....asik2x jos d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta manfaat materi pembelajaran yang akan berlangsung. 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1. Guru memberikan materi dengan tanya jawab tentang bangun datar yang ditunjukkan guru. 2. Guru melakukan demonstrasi untuk menjelaskan konsep sisi, sudut pada bangun datar. b. Elaborasi 1. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang heterogen. 2. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) pada masing-masing kelompok. 3. Siswa dalam kelompok melakukan diskusi untuk mengidentifikasi sifat bangun datar segitiga, persegi, persegi panjang, jajar genjang. (diiringi musik klasik). 4. Guru membimbing siswa dalam penamaan materi (mengidentifikasi) 5. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan hasil pekerjaan kelompoknya dengan mendemonstrasikannya di depan temantemannya. 6. Memberikan kesempatan kepada kelompok untuk memberikan tanggapan bisa juga pertanyaan. c. Konfirmasi Guru menjelaskan secara ulang tentang materi yang telah dipelajari dan meluruskan konsep siswa apabila ada kesalahpahaman.
27
3. Kegiatan Akhir a. Memberi rasa kegembiraan kepada siswa setelah berhasil dalam pembelajaran, dengan mengatakan yel-yel „Hore 3x, ini hari yang luar biasa“ secara bersama-sama. b. Guru memberi tugas di rumah kepada semua siswa untuk mempelajari materi berikutnya pada buku sumber. Pertemuan 2 1. Kegiatan Awal a. Memeriksa kesiapan siswa. b. Apersepsi: Tanya jawab materi sebelumnya tentang bangun datar. c. Motivasi: Mengajak siswa bernyanyi bersama lagu Belajar Bangun Datar versi lagu Naik Becak.
Belajar Bangun Datar, versi lagu Naik Becak Ayo kita belajar, belajar bangun datar Apa saja macamnya, Coba diingat-ingat Lingkaran, trapesium, belah ketupat, layang-layang Mari kawan semua teriak hore. Hore.....asik2x jos d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta manfaat materi pembelajaran yang akan berlangsung. 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi Guru memberikan sedikit materi dengan tanya jawab tentang bangun datar yang ditunjukkan guru (trapesium, belah ketupat, layang-layang, lingkaran). b. Elaborasi 1. Guru meminta siswa duduk bersama kelompoknya sesuai dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. 2. Guru memberikan Lember Kerja Siswa (LKS) pada masing-masing kelompok.
28
3. Siswa dalam kelompok melakukan diskusi untuk mengidentifikasi sifatsifat bangun datar trapesium, belah ketupat, layang-layang, lingkaran. (diiringi musik klasik). 4. Guru membimbing siswa dalam penamaan materi (mengidentifikasi) 5. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan hasil pekerjaan kelompoknya dengan mendemonstrasikannya di depan temantemannya. 6. Memberikan kesempatan kepada kelompok untuk memberikan tanggapan bisa juga pertanyaan. c. Konfirmasi Guru menjelaskan secara ulang tentang materi yang telah dipelajari dan meluruskan konsep siswa apabila ada kesalahpahaman. 3. Kegiatan Akhir a. Memberi rasa kegembiraan kepada siswa setelah berhasil dalam pembelajaran, dengan memberikan penghargaan berupa tepuk tangan yang meriah atau pujian atas kerja siswa selama proses pembelajaran. b. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pertemuan berikutnya akan dilaksanakan tes. Pertemuan 3 1. Kegiatan Awal a. Memeriksa kesiapan siswa. b. Apersepsi: Guru mengajukan pertanyaan berkaitan dengan pelajaran yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya. c. Motivasi: memberikan pujian, pesan kesan, nasehat, serta membuang persepsi negatif siswa tentang matematika bahwa pelajaran matematkika itu bukan pelajaran yang menakutkan. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta manfaat materi pembelajaran yang akan berlangsung. 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi
29
1. Guru mengulang materi yang telah dibahas pada pertemuan pertama dan kedua. 2. Guru dan siswa melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi yang telah disampaikan sebelumnya. b. Elaborasi 1. Guru meminta beberapa siswa untuk maju ke depan menceritakan pengalamannya berkaitan dengan diskusi kelompok pada pertemuan sebelumnya. 2. Siswa memberikan tanggapan berkaitan dengan jawaban yang telah disampaikan temannya c. Konfirmasi Guru memberikan penguatan kepada siswa berkaitan dengan materi yang telah disampaikan 3. Kegiatan Akhir a. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru b. Memberi rasa kegembiraan kepada siswa setelah berhasil dalam pembelajaran, dengan mengatakan yel-yel „Hore 3x, ini hari yang luar biasa“ secara bersama-sama.untuk menutup pelajaran. c. Pengamatan Kegiatan pengamatan atau observasi dilaksanakan untuk mengamati aktifitas siswa ketika mengikuti pembelajaran matematika dengan menerapkan model Quantum Teaching. Observasi juga dilakukan terhadap guru dan kondisi pembelajaran dengan model Quantum Teaching pada pembelajaran matematika. Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. Hasil observasi digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada pembelajaran siklus I. d. Refleksi Data dikumpulkan dan peneliti menganalisis bagaimana hasil belajar siswa dan bagaimana implementasi tindakan menggunakan model Quantum Teaching. Hasil refleksi digunakan untuk mengetahui keberhasilan dalam pembelajaran,
30
kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran siklus I yang akan diperbaiki dalam pembelajaran siklus II. 3.4.2 Rancangan Siklus II Pada rancangan siklus II ini tindakan diambil dari hasil yang telah dicapai pada siklus I sebagai usaha perbaikan. Langkah-langkah yang dilaksanakan peneliti dalam siklus kedua hampir sama dengan siklus pertama. a. Perencanaan 1) Mengidentifikasi masalah dan rumusan masalah berdasarkan pada permasalahan yang muncul dari siklus I dengan meminta masukan dari guru kelas dan dosen pembimbing. 2) Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran yang difokuskan strategi pembelajaran matematika dengan model Quantum Teaching. 3) Menyusun alat observasi sebagai panduan observer dalam mengobservasi pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran. 4) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian. 5) Menyusun dan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi bangun datar pada pokok bahasan kesebangunan dan simetri menggunakan model Quantum Teaching. 6) Merancang tes siklus II dan kunci jawabannya. b. Tindakan Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran model Quantum Teaching dengan skenario yang telah dibuat, dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertemuan 1 1. Kegiatan Awal a. Memeriksa kesiapan siswa. b. Apersepsi: Guru meminta siswa memperhatikan benda-benda di depan yang telah disiapkan guru, kemudian guru memberi pertanyaan ”Anak-anak apakah benda-benda di depan sama bentuknya?” (Menunjukkan benda keramik, papan, penggaris dll).
31
c. Motivasi : Mengajak siswa bernyanyi bersama, lagu Belajar Kesebangunan versi lagu Heli. Belajar Kesebangunan Aku punya bangun datar Manakah yang sebangun Yang sejenis dan yang sebanding Mari kita pelajari Halo, kawanku belajar bersama dengan riang gembira (2x) d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta manfaat materi pembelajaran yang akan berlangsung 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1. Guru tanya jawab dengan siswa mengenai kesebangunan bangun datar. 2. Guru melakukan demostrasi untuk menjelaskan tentang kesebangunan bangun datar. b. Elaborasi 1. Guru meminta siswa untuk duduk bersama kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. 2. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) dan beberapa bangun datar pada masing-masing kelompok. 3. Siswa dalam kelompok melakukan diskusi untuk menentukan bangun yang sebangun. (diiringi musik klasik) 4. Guru membimbing siswa dalam penamaan materi (menentukan). 5. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan hasil pekerjaan kelompoknya dengan mendemonstrasikannya di depan temantemannya. 6. Memberikan kesempatan kepada kelompok untuk memberikan tanggapan bisa juga pertanyaan. c. Konfirmasi 1. Guru menjelaskan secara ulang tentang materi yang telah dipelajari dan meluruskan konsep siswa apabila ada kesalahpahaman.
32
2. Guru memberikan kuis atau pertanyaan kepada siswa dan bersama-sama membahasnya. 3. Kegiatan Akhir a. Memberi rasa kegembiraan kepada siswa setelah berhasil dalam pembelajaran, dengan dengan memberikan pujian dan tepuk tangan yang meriah atas kerja siswa selama proses pembelajaran. b. Guru memberi tugas di rumah kepada semua siswa untuk mempelajari materi berikutnya pada buku sumber. Pertemuan 2 1. Kegiatan Awal a. Memeriksa kesiapan siswa. b. Apersepsi: Guru memberi pertanyaan kepada siswa ”anak-anak siapa di sini yang sering membantu ibu melipat pakaian?” c. Motivasi: Mengajak siswa bernyanyi bersama, lagu Belajar Kesebangunan versi lagu Heli. Belajar Simetri lipat dan simetri putar Aku punya bangun datar Ku lipat dan ku putar Untuk mencari simetri Mari kita pelajari Halo, kawanku belajar bersama dengan riang gembira (2x) d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta manfaat materi pembelajaran yang akan berlangsung. 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1. Guru melakukan demonstrasi untuk menjelaskan konsep simetri lipat dan simetri putar pada bangun datar. 2. Bertanya kepada siswa tentang perbedaan simetri lipat dan simetri putar. b. Elaborasi 1. Guru meminta siswa untuk duduk bersama kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
33
2. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) serta alat dan bahan (macam bangun datar) pada masing-masing kelompok. 3. Siswa dalam kelompok melakukan diskusi untuk mengidentifikasi banyak simetri putar dan tingkat simetri lipat pada bangun datar. (diiringi musik klasik). 4. Guru membimbing siswa dalam penamaan materi (mengidentifikasi). 5. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan hasil pekerjaan kelompoknya dengan mendemonstrasikannya di depan temantemannya. 6. Memberikan kesempatan kepada kelompok untuk memberikan tanggapan bisa juga pertanyaan. c. Konfirmasi 1. Guru menjelaskan secara ulang tentang materi yang telah dipelajari dan meluruskan konsep siswa apabila ada kesalahpahaman. 2. Guru memberikan kuis atau pertanyaan kepada siswa dan bersama-sama membahasnya. 3. Kegiatan Akhir a. Memberi rasa kegembiraan kepada siswa setelah berhasil dalam pembelajaran, dengan memberikan pujian dan tepuk tangan yang meriah atas kerja siswa selama proses pembelajaran. b. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pertemuan berikutnya akan dilakukan tes. Pertemuan 3 1. Kegiatan Awal a. Memeriksa kesiapan siswa. b. Apersepsi: Guru mengajukan pertanyaan berkaitan dengan pelajaran yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya. c. Motivasi: Guru memberikan pujian, pesan kesan, nasehat, serta kalau membuang persepsi negatif siswa tentang matematika bahwa pelajaran matematkika itu bukan pelajaran yang menakutkan.
34
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta manfaat materi pembelajaran yang akan berlangsung. 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1. Guru mengulang materi yang telah dibahas pada pertemuan pertama dan kedua. 2. Guru dan siswa melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi yang telah disampaikan sebelumnya. b. Elaborasi 1. Guru meminta beberapa siswa untuk maju ke depan menceritakan pengalamannya berkaitan dengan diskusi kelompok pada pertemuan sebelumnya. 2. Siswa memberikan tanggapan berkaitan dengan jawaban yang telah disampaikan temannya. c. Konfirmasi Guru memberikan penguatan kepada siswa berkaitan dengan materi yang telah disampaikan. 3. Kegiatan Akhir a. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. b. Memberi rasa kegembiraan kepada siswa setelah berhasil dalam pembelajaran, dengan mengatakan yel-yel „Hore 3x, ini hari yang luar biasa“ secara bersama-sama.untuk menutup pelajaran. c. Pengamatan Kegiatan pengamatan atau observasi dilaksanakan untuk mengamati aktivitas siswa ketika mengikuti pembelajaran matematika dengan menerapkan model Quantum Teaching. Observasi juga dilakukan terhadap guru dan kondisi pembelajaran dengan model Quantum Teaching pada pembelajaran matematika. Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan.
35
d. Refleksi Tahap peneliti menganalisis semua kegiatan pembelajaran Quantum Teaching pada siklus I dan siklus II yang telah dilakukan. Hasil analisis ini yang akan menjadi kesimpulan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang dilakukan, serta perlu dan tidaknya pelaksanaan siklus selanjutnya. 3.5
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1. Teknik Pengumpulan Data a. Tes Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada setiap akhir siklus (post tes), setelah siswa mendapatkan pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. b. Observasi Observasi digunakan untuk mengamati dan memberi penilaian atas kegiatan pembelajaran dengan mengisi lembar observasi. Penelitian ini terdapat dua lembar observasi, yaitu: 1) lembar observasi belajar siswa yang difokuskan pada pengamatan siswa selama proses pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching; 2) lembar observasi kegiatan guru yang difokuskan mengamati dan mengetahui kegiatan guru dalam pembelajaran matematika dengan penerapan model Quantum Teaching. 3) lembar observasi kondisi pembelajaran difokuskan untuk mengamati kegiatan dan kondisi dalam pembelajaran matematika dengan penerapan model Quantum Teaching. c. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi yang lengkap untuk mendapatkan data tentang rencana pelaksanaan pembelajaran, nilai, dan foto-foto selama kegiatan pembelajaran.
36
3.5.2 Instrument Pengumpulan Data a. Soal tes Tes yang digunakan adalah tes formatif berupa soal pilihan ganda. Terdapat dua tes yang diberikan kepada siswa, yaitu: 1) Tes diberikan pada akhir siklus I, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus I, 2) Tes diberikan pada akhir siklus II, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Berikut ini adalah kisi-kisi tes siklus I dan siklus II Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I Standar Kompentensi 6. Memahami sifat bangun hubungan bangun.
Kompentensi Dasar sifatdan antar
6.1. Menentukan sifat-sifat bangun datar sederhana
Indikator 6.1.1 Mengidentifikasi sifat-
Nomor Item 3,4,5,7,12
sifat segitiga 6.1.2 Mengidentifikasi sifat-
1,2,10
sifat persegi 6.1.3 Mengidentifikasi sifat-
6,17,18
sifat persegi panjang 6.1.4 Mengidentifikasi sifat-
27,28,29,30
sifat trapesium 6.1.5 Mengidentifikasi sifat-
8,9,11
sifat jajar genjang 6.1.6 Mengidentifikasi sifat-
19,20,21,22
sifat belah ketupat 6.1.7 Mengidentifikasi sifat-
13,14,15,16
sifat layang-layang 6.1.8 Mengidentifikasi sifat-
23,24,25,26
sifat lingkaran Jumlah soal
30
37
Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II Standar Kompentensi 6. Memahami sifat bangun dan hubungan antar bangun.
Kompentensi Dasar 6.4 Menyelidiki sifatsifat kesebangunan dan simetri
Indikator 6.4.1 Mengidentifikasi
Nomor Item 1,2,3,4,13
sifat-sifat kesebangunan pada bangun datar 6.4.2 Menentukan bangun datar yang sebangun dan
5,6,7,8,9,10, 11
tidak sebangun 6.4.3 Mengidentifikasi banyak simetri lipat pada bangun datar 6.4.4 Mengidentifikasi tingkat simetri putar pada
12,14,16,17, 20,21,22,23, 28 15,18,19,24,2 5,26,27,29,30
bangun datar Jumlah soal
30
b. Lembar observasi Penelitian ini terdapat tiga lembar observasi, yaitu lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kondisi pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai pedoman dalam melakukan observasi guna memperoleh data yang diinginkan. Dalam observasi ini terdapat empat alternatif jawaban dari setiap pernyataan, yang dapat dipilih salah satu sesuai dengan keadaan yang terjadi di lapangan, alternatif jawaban tersebut antara lain: 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang Berikut kisi-kisi lembar observasi:
38
Tabel 4 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Aspek Tumbuhkan
Indikator
Nomor
Mempersiapkan siswa
1
Menyampaikan apersepsi, motivasi dan tujuan
2,3,4
pembelajaran Alami
Pemberian materi dengan melibatkan siswa
5,6,7
Pengelolaan kegiatan diskusi
8
Namai
Membimbing siswa dalam penamaan materi
9
Demonstrasikan
Membimbing siswa dalam menunjukkan hasil pekerjaan
10,11
kelompoknya dengan mendemonstrasikannya di depan kelas dan menanggapinya Ulangi
Menjelaskan secara ulang materi pembelajaran atau
12
kesimpulan
Rayakan
Melaksanakan evaluasi pembelajaran
13
Memberikan kegembiraan umtuk menutup pelajaran
14 14
Jumlah
Tabel 5 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa Aspek Tumbuhkan
Indikator
Nomor
Mempersiapkan peralatan belajar
1
Menyimak apersepsi, motivasi dan tujuan pembelajaran
2,3,4
yang disampaikan guru Alami
Namai
Memperhatikan pembelajaran
5,6
Diskusi kelompok
7
Penamaan materi (memberi identitas, mengurutkan,
8
mendefinisikan) dalam kegiatan diskusi Demonstrasikan
Menunjukkan hasil pekerjaan kelompok
9,10
Ulangi
Merespon pertanyaan guru pada tahap ulangi materi yang
11
telah dipelajari
Rayakan
Melaksanakan kegiatan evaluasi
12
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk guru
13
Menyelesaikan pembelajaran dengan perasaan senang
14
Jumlah
14
39
Tabel 6 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kondisi Pembelajaran Aspek Tumbuhkan
Indikator
Nomor
Kondisi kesiapan ruang kelas
1,2
Aktifitas awal pembelajaran
3,4
Kondisi kegiatan belajar
5,7,8
Unsur pendukung kegiatan belajar
6,9
Namai
Arahan dalam penamaan materi
10
Demonstrasikan
Memunculkan rasa toleransi dan apresiatif dalam kegiatan
11,12
Alami
pembelajaran Ulangi
Memunculkan sikap jujur dan respon positif pada kegiatan
13,14
pembelajaran Rayakan
Terdapat penghargaan dan kegembiraan di akhir kegiatan
15,16,17
pembelajaran Jumlah
3.6
17
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Interumen yang baik adalah instrumen yang memenuhi persyaratan
reliabilitas dan validitas. Pemenuhan syarat validitas dan reliabilitas maka instrumen tes terlebih dahulu diujicobakan pada siswa yang bukan merupakan subjek penelitian, sebelum diberikan kepada subjek penelitian. Instrumen tes diujicobakan pada responden yaitu siswa kelas 6 SDN Karangduren 04 yang berjumlah 21 orang. Uji validitas dan reabilitas instrumen siklus I dan II dilaksanakan pada tanggal 14 dan 15 Maret 2014. Instrumen tes yang akan diuji terdiri dari 30 item yang berbentuk pilihan ganda untuk masing-masing siklus. 3.6.1 Uji Validitas Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan guna untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Pengambilan keputusan pada uji validitas dalam penelitian ini yaitu menggunakan batasan r tabel dengan menggunakan signifikansi 0,05 (Azwar dalam Priyatno, 2010:21). Untuk batasan r tabel dengan N = 21 maka didapat r tabel sebesar 0,432 (dilihat dari Corrected Item-Total Correlation). Artinya jika nilai korelasi lebih
40
dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid dan boleh digunakan, sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid dan tidak boleh digunakan. Validitas dihitung menggunakan SPSS 16 for windows. Hasil dari nilai validitas tes siklus I dapat dilihat dalam Lampiran 7 dan untuk kisi-kisi soal siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 7 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I Setelah Divalidasi Standar Kompentensi 6. Memahami sifat bangun hubungan bangun.
Kompentensi Dasar sifatdan antar
6.1. Menentukan sifat-sifat bangun datar sederhana
Indikator 6.1.1 Mengidentifikasi sifat-
Nomor Item 3,4*,5,7,12*
sifat segitiga 6.1.2 Mengidentifikasi sifat-
1,2,10
sifat persegi 6.1.3 Mengidentifikasi sifat-
6,17*,18
sifat persegi panjang 6.1.4 Mengidentifikasi sifatsifat trapesium
27*,28*,29*, 30*
6.1.5 Mengidentifikasi sifat-
8,9,11
sifat jajar genjang 6.1.6 Mengidentifikasi sifat-
19*,20,21,22
sifat belah ketupat 6.1.7 Mengidentifikasi sifat-
13,14,15,16
sifat layang-layang 6.1.8 Mengidentifikasi sifat-
23,24*,25,26
sifat lingkaran Jumlah soal
30
Keterangan : * adalah item soal yang gugur
Hasil uji validitas instrumen tes siklus I, dari 30 item soal diperoleh 22 item yang memiliki Corrected Item-Total Correlation > 0,432 dan 8 item dengan Corrected Item-Total Correlation < 0,432. Artinya 22 item dinyatakan valid dan 8 tidak valid. Hasil dari nilai validitas tes siklus II dapat dilihat dalam Lampiran 8 dan untuk kisi-kisi soal siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
41
Tabel 8 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II Setelah Divalidasi Standar Kompentensi 6. Memahami sifat bangun dan hubungan antar bangun.
Kompentensi Dasar 6.4 Menyelidiki sifatsifat kesebangunan dan simetri
Indikator 6.4.1 Mengidentifikasi
Nomor Item 1,2*,3,4*,13
sifat-sifat kesebangunan pada bangun datar 6.4.2 Menentukan bangun datar yang sebangun dan
5,6,7,8,9,10, 11
tidak sebangun 6.4.3 Mengidentifikasi banyak simetri lipat pada bangun datar 6.4.4 Mengidentifikasi tingkat simetri putar pada bangun datar Jumlah soal
12,14,16,17, 20,21,22,23, 28* 15,18,19,24*, 25,26,27*, 29*,30* 30
Keterangan : * adalah item soal yang gugur Hasil uji coba validitas instrumen tes siklus II, dari 30 item soal diperoleh 23 item yang memiliki Corrected Item-Total Correlation > 0,432 dan 7 item dengan Corrected Item-Total Correlation < 0,432. Artinya 22 item dinyatakan valid dan 7 tidak valid. 3.6.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas yaitu untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah hasilnya tetap konsisten jika pengukuran diulang. Pengukuran tingkat reliabilitas instrumen soal dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Pengambilan keputusan pada uji reliabilitas menggunakan batasan 0,6. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik (Sekaran dalam Priyatno, 2010:32). Hasil pengujian reliabilitas lembar evaluasi siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 3.8 dan 3.9 berikut.
42
Tabel 9 Hasil Reliabilitas Instrument Tes Siklus I Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.921
22
Tabel 10 Hasil Reliabilitas Instrument Tes Siklus II Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.925
23
Dari 22 item yang valid pada soal siklus I didapat Cronbach’s Alpha sebesar 0,921, yang berarti reabilitas baik. Sedangkan dari 23 item yang valid pada soal siklus II didapat Cronbach’s Alpha sebesar 0,925, yang berarti reabilitas baik. 3.7
Uji Taraf Kesukaran Soal Menurut Arikunto (2012:223), soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah: P= Keterangan: P = indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria tingkat kesukaran soal: 0,00 – 030 = soal sukar 0,30 – 070 = soal sedang 0,70 – 1,00 = soal mudah
43
Hasil uji taraf kesukaran soal siklus I dan siklus II dapat dilihat tabel berikut. Tabel 11 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Siklus I No. Taraf Kesukaran 1. Mudah 2. Sedang 3. Sulit
Jumlah soal 1 19 2
Tabel 12 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Siklus II No. Taraf Kesukaran 1. Mudah 2. Sedang 3. Sulit
3.8
Jumlah soal 2 18 3
Analisis Data Setelah data terkumpul, data dianalisis dan diolah untuk membuktikan
kebenaran hipotesis. Adapun cara yang ditempuh peneliti untuk menganalisis data adalah secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik kualitatif
dilakukan untuk
mengetahui kualitas dan perkembangan pembelajaran baik dari segi akitvitas guru, siswa dan kondisi pembelajaran dengan menerapkan model Quantum Teaching yang didapat dari hasil lembar observasi. Sedangkan teknik kuantitatif dilakukan untuk mengetahui pencapaian nilai yang diperoleh siswa setelah penerapan pembelajaran. Data nilai hasil belajar siswa akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. 3.9
Indikator Keberhasilan Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil jika diperoleh ketuntasan
belajar siswa secara klasikal pada setiap siklus dalam penelitian ini sesuai yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 75% siswa telah memenuhi nilai KKM yaitu 65.