1
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang diarahkan mencari hubungan antara variabel independent yaitu tingkat kecemasan dan dependent yaitu insomnia (Notoatmodjo, 2005). Pendekataan yang digunakan cross sectional, yaitu dimana peneliti melakukan pengumpulan data baik dari variabel independent maupun variabel dependent dilakukan secara bersama-sama (Notoatmodjo,2005). B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi menurut Sugiono (2007) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang tinggal di panti Wredha Pucang Gading Semarang, sebanyak 115 lansia. 2.
Sampel dan Tehnik sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi. Tehnik sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling yaitu tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagian sampel (Sugiono, 2002). Lansia yang digunakan adalah lansia yang ada di Panti Wredha Pucang Gading Semarang. Yang memenuhi kriteria inklusi yaitu kriteria yang dapat mewakili dari sempel penelitian dan memenuhi syarat-syarat sebagai sempel (Alimul, 2003)
2
Adapun kriteria inklusi sebagai berikut: a. Lansia laki-laki atau perempuan yang berusia minimal 60-80 tahun
(elderly). b. Mampu komunikasi secara verbal. c. Bersedia menjadi responden.
Sedangkan kriteria ekslusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat dijadikan sempel karena tidak memenuhi syarat sebagai sempel penelitian karena sebagai sebab (Alimul, 2003). Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah: a.
Tidak bersedia menjadi responden
b.
Lansia yang mempunyai gangguan mental atau jiwa
c.
Lansia diatas usia 80 tahun.
C. Definisi operasional Variabel penelitian
Definisi operasional
Alat ukur dan Cara ukur
Hasil ukur
Skala pengukuran
Kejadian Insomnia
kondisi dimana lansia mengalami kesulitan memulai tidur, dan sering terbangun pada waktu malam hari serta bangun lebih awal
Insomnia di ukur dengan kuesioner yang berisi 15 pertanyaan yang bersifat negatif dengan kriteria sebagai berikut:
Total skor insomnia. Pada analisa diskriptif: skor ≤ 25 tidak insomnia
Interval
Skor 1: tidak pernah Skor kadangkadang
2:
Skor 3: Sering Skor 4: Selalu
26-36: kadang
kadang-
37-36: sering 48-60: selalu
3
Tingkat Kecemasan
Kondisi dimana seseorang mengalami perasaan khawatir berlebihan yang dirasakan oleh lansia.
Kuesioner yang berisi 14 gejala kecemasan .dengan kriteri sebagai berikut: Skor 0: tidak ada gejala Skor 1: gejala ringan Skor 2: gejala sedang Skor 3: gejala berat
Total skor kecemasan pada analisa diskriptif:
Interval
Skor ≤14 : tidak ada kecemasan 14-20: kecemasan ringan 21-27: kecemasan sedang 28-41: kecemasan berat 42-56: kecemasan berat sekali
Skor 4: gejala berat Skor maksimal: 56 skor minimal: 0
Karakteristik: Usia
Jenis Kelamin
Jumlah lamanya kehidupan yang dihitung berdasarkan tahun kelahiran sampai ulang tahun terakhir Status Gender dari seseorang yaitu laki-laki dan perempuan
Kuesioner
Elderly tahun
60-74
Interval
Old 75-90 tahun Very old ≥ 90 tahun
Kuesioner
Laki-laki perempuan
dan
Nominal
4
D. Alat dan Metode Pengumpulan Data 1. Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk mengukur variabel Kejadian insomnia berdasarkan karakteristik dan tingkat kecemasan pada lansia adalah kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari jumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu : a. Kuesioner A
Kuesioner ini terkait dengan identitas responden meliputi : umur dan jenis kelamin
b. Kuesioner B
Kuesioner untuk mengidentifikasi insomnia pada lansia terdiri dari 15 item pertanyaan yaitu: 1) Apakah anda mengalami kesulitan tidur,
2) Apakah anda saat terbangun
merasa kurang bersemangat, 3) Apakah anda merasa mudah tersinggung, 4) Apa Anda terbangun di malam hari dan sulit memulai tidur kembali, 5) Apakah anda terbanggun lebih dari 2 kali sepanjang malam, 6) Apakah yang anda pikirkan pada saat anda berusaha untuk tidur,7) Apa waktu untuk tidur anda kurang dari 7-8 jam perhari, 8) Apakah anda terbangun lebih awal/ pagi dari yang di inginkan,9) Apakah anda mulai tegang ketika siap untuk tidur, 10) Apakah anad tidur lebih awal/ tidur di pagi hari dengan harapan bisa mengganti waktu tidur malam
5
hari yang hilang, 11) Apakah annda merasa tidur anda tidak memuaskan, 12) Apakah anda ingin mengunanakan bantuan tidur seperti obat tidur, 13) Apakah anda mudah terbangun karena suara keras/ gaduh tengah malam, 14) Apakah anda perna mengalami mimpi hidup pada saat tidur/ terjaga, 15) Pernahkah anda merasa tidak mampu untuk bergerak atau berbicara sesaat sebelum tidur. c. Kuesioner C
Kuesioner untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pada lansia berupa kuesioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) kuesioner kecemasan ini berupa pengelompokan pertanyaan terdiri dari 14 item pertanyaan dengan gejala kecemasan seperti: 1)
Perasaan cemas, 2) Ketegangan, 3)
ketakutan, 4) Gangguan tidur, 5) Gangguan kecerdasan, 6) perasaan depresi, 7) Gejala somatik, 8) Gejala somatik fisik/ sensorik, 9) Gejala kardiovaskuler, 10) Gejala repiratori, 11) Gejala gastrointestinal, 12) Gejala urogenetalia, 13) Gejala otonom, 14) Tingkah laku saat wawancara
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu usaha untuk memperoleh data dengan di tentukan untuk peneliti (Arikunto, 2006). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Sugiono,2007). Hal ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur yaitu wawancara yang sudah ada panduannya berupa pertanyaan yang telah di susun sesuai kebutuhan peneliti (Wasis, 2008).
6
E. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Cara Pengumpulan Data a.
Data primer
Data primer Karakteristik lansia (Umur, Jenis kelamin, Kejadian Insomni dan Tingkat Kecemasan) diperoleh secara langsung dari responden melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan tingkat kecemasan dan insomnia. b.
Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dengan cara mencatat data yang ada di Panti Wredha Pucang Gading Semarang, dengan jumlah lansia 115, terdiri dari 73 (63,5%) lansia perempuan dan 42 (36,5%) lansia laki-laki. 2. Uji Validitas dan Uji Reabilitas a.
Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidtan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara lengkap (Arikunto, 2006). Uji coba instrumen dilaksanakan di luar anggota sempel penelitian yaitu di Panti Wredha Margo Mukti Rembang dengan responden 30 orang dengan 15 pertanyaan. (Machfoedz, 2008). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi Pearson Product Momen. Berdasarkan perhitungan dengan rumus maka, nilai r hitung untuk seluruh pertanyaan akan dibandingkan dengan nilai r tabel 0,361 pada taraf signifikan 0,05. Jika rhitung > rtabel, pertanyaan dinyatakan valid. Dari kuesioner insomnia dengan 30 pernyataan 3 diantaranya tidak valid, dan diperoleh rhitung dalam rentang 0,0147 - 0,8682 sehingga pernyataan yang tidak valid tersebut peneliti hapus. Pernyatan tersebut antara lain adalah item
7
5 dengan rhitung (0.0147), item 10 dengan rhitung (0.1614), dan ítem 14 dengan nilai rhitung (0,2138) sehingga jumlah pernyataan menjadi 12 pernyataan. Pernyataan yang tersisa tersebut kemudian diperoleh hasil rhitung dalam rentang 0.7149 – 0.8521 artinya kuesioner insomnia tersebut valid karena nilai rhitung untuk semua item penyataan lebih besar dari pada rtabel (0.361), sehingga kuesioner insomnia dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Uji Reliabilitas
b.
Uji Reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui sebuah instrumen yang dilakukan telah reliabel. (Notoatmodjo, 2002).Uji Reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alpha crobach. Instrumen penelitian dikatakan reliabel jika diperoleh alpha lebih atau sama dengan 0,60 (Damin,2003). Berdasarkan uji reabilitas dari 12 item pernyataan pada kuesioner insomnia diperoleh alpha = 0.9579 artinya kuesioner tersebut reliabel karena nilai tersebut lebih besar dari pada nilai rtabel (0.60).
3. Pengolahan Data
Menurut Arikunto (2006), pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut : a. Editing
Peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kelengkapan data yang diisi oleh responden. b.
Scoring
8
Peneliti memberi nilai pada data sesuai dengan skor yang telah ditentukan berdasarkan hasil lembar observasi dari responden. Pada variabel insomnia dikelompokan menjadi 4 kriteria : Tidak pernah skor ≤ 25 Kadang-kadang skor 26-36 Sering skor 37-47 Selalu skor 48-60 Variabel kecemasan dikelompokan menjadi 5 kriteria: Tidak ada kecemasan jika skor ≤14 Kecemasan ringan jika skor 14-20 Kecemasan sedang jika skor 21-27 Kecemasa berat jika skor 28-41 Kecemasan berat sekali 42-56 c.
Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) pada data yang terdiri atas beberapa kategori. Kemudian dimasukkan kedalam lembar kuesioner karakteristik usia dan jenis kelamin, untuk usia dengan ketentuan kode 1 jika ( Usia 60-74 th), kode 2 jika (Usia 75-90 th), kode 3 jika (Usia ≥ 90 th). Untuk jenis kelamin dengan ketentuan kode 1 jika (laki-laki) dan kode 2 jika (perempuan). Kuesioner Insomnia dengan ketentuan kode 1 jika tidak pernah (Skor ≤ 25), kode 2 jika kadang-kadang (Skor 26-36), kode 3 jika sering (Skor 37-47) dan kode 4 jika selalu (Skor 48-60) Sedangkan kuesioner tingkat kecemasan kode 1 jika tidak ada gejala (Skor ≤ 14), kode 2 jika ringan (Skor 14-20), kode 3 jika sedang (Skor 21-27) dan kode 4 jika berat (Skor 28-41). d.
Processsing
Setelah diedit dan diberi kode, data diproses melalui program komputer.
9
e.
Entry
Entri adalah memasukkan data yang diperoleh menggunakan fasilitas computer dengan menggunakan sistem atau program komputer. f.
Cleaning
Mengecek kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. g.
Tabulating
Tabulasi adalah mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian dimasukkan dalam tabel yang sudah disiapkan. Setiap pertanyaan yang sudah diberi nilai, hasilnya dijumlahkan dan dikategorikan sesuai dengan jumlah pertanyaan 4. Analisis Data a.
Analisis Univariat Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk
menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2002). Penelitian melakukan analisis univariat dengan tujuan yaitu analisis diskriptif variabel penelitian antara kejadian insomnia berdasar karakteristik dan tingkat kecemasan pada lansia di Panti Wredha Pucang Gading Semarang. Dalam bentuk distribusi frekuensi dan prosentase dengan menggunakan bantuan program computer. b.
Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan dengan tujuan untuk menguji
variabel-variabel penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Hal ini digunakan untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat (Notoatmodjo, 2005). Sebelum dilakukan analisis bivariat data terlebih dahulu diuji kenormalanya dengan menggunakan kolmogorov smirnov test dengan derajat kemaknaan α = 0.05. Hasil uji kenormalan pada data kejadian insomnia bahwa p-value 0,155
10
(>0,05), dengan demikian maka data berdistribusi normal, maka uji yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment, dan uji kenormalan pada data tingkat kecemasan hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa p-value 0,046 (<0,05) maka data tidak berdistribusi normal sehingga menggunakan uji Rank Spearman. Jika data berjenis katagorik maka uji yang digunakan adalah ChiSquare. F. Etika Penelitian
Pada
saat
melakukan
penelitian
ini,
sebelumnya
peneliti
menentukan etika penelitian terhadap calon responden antara lain sebagai berikut : 1.
Informed Consent (Lembar Persetujuan) Lembar persetujuan diberikan kepada sampel penelitian yang setuju berpartisipasi dalam penelitian ini untuk ditandatangani. Sebelum sampel penelitian menandatangani lembar persetujuan penelitian, peneliti memberikan informasi kepada sampel penelitian tentang tujuan dan sifat sukarela dan dalam pengisian kuesionar ini dalakukan dengan keadaan sadar, kemudian peneliti memberikan lembar persetujuan kepada responden untuk ditandatangani.
2.
Confidentiality ( Kerahasiaan ) Peneliti
menjaga
rahasia
identitas
penelitian
dengan
tidak
menyantumkan nama (Cukup dengan kode responden) pada setiap kuesioner. Peneliti juga menjaga kerahasian data penelitian dengan menyimpannya pada file/ komputer pribadi yang tidak memungkinkan diakses orang lain. 3.
Anonymity ( Tanpa Nama ) Dalam
menjaga
kerahasian
responden,
peneliti
tidak
akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data tetapi dalam bentuk kode pada masing-masing lembar tersebut.
11
4.
Pengunduran diri Jika ada responden yang mengundurkan diri sebagai responden, maka hal itu adalah suatu kelaziman dan tidak ada yang boleh melarang termasuk peneliti itu sendiri.