38 BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.
Disebut PTK karena penelitian ini hanya dilakukan oleh guru di dalam kelas yang sedang berlangsung kegiatan belajar dan mengajar, atau dalam proses pembelajaran. PTK timbul atau dilaksanakan karena ada kesenjangan/perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan yang ideal. Jenis penelitian ini menggunakan jenis PTK kolaborasi. Dalam penelitian ini peneliti tidak berperan sebagai pengajar tetapi berperan sebagai peneliti dalam perencanaan dan observasi, sedangkan pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas. Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki
dan
berkesinambungan,
meningkatkan sehingga
kualitas
meningkatkan
praktik
pembelajaran
mutu
hasil
secara
intruksional,
mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efisiensi, pengelolaan intrksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.
3.2
Setting Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri 05 Mulyoharjo Kecamatan Jepara
Kabupaten Jepara. Siswa memiliki latar belakang yang hampir sama, termasuk keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah serta kemempuan belajar yang hampir sama juga.
3.3
Subyek Penelitian Siswa Kelas V SD Negeri 05 Mulyoharjo Jepara Kecamatan Jepara
Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan jumlah siswa 26 anak, yang terdiri dari siswa putra 12 anak dan siswa putri 14 anak. 38
39 3.4
Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan. Dari bulan
Februari sampai April. Pada bulan Februari-Maret peneliti mulai melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan siklus 1. Bulan Maret-April peneliti mulai melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan siklus 2 pada semester II tahun ajaran 2011/2012.
Mulai bulan April peneliti mulai membuat laporan hasil
penelitian.
3.5
Variabel Penelitian Variabel yang diselidiki dalam penelitian ini adalah keaktifan dan hasil
belajar siswa di kelas V pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan ”Pengurangan Pecahan Campuran” dengan menerapkan metode make_a match untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa di SD Negeri 05 Mulyoharjo Jepara Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara semester II tahun ajaran 2011/2012. 3.5.1
Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat atau unsur yang mengikat munculnya unsur lain, jadi variabel bebas merupakan gejala yang sengaja mengikat terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah metode pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pengunanaan metode Make A Match yaitu suatu kegiatan pembelajaran yang memberikan semangat siswa saat kegiatan belajar yaitu pengurangan pecahan campuran, perkalian dan pembagian bilangan pecahan. 3.5.2 Variabel Terikat (Y) Adalah unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain, jadi variabel terikat merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pengurangan pecahan campuran saat dan setelah proses pembelajaran dilaksanakan.
40 Variabel tindakan dalam penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran meliputi semangat mengikuti pembelajaran, kedisiplinan siswa, aktif bertanya, aktif menjawab, kerjasama dalam kelompok, aktif dalam diskusi kelompok, mengemukakan ide, menyimpulkan hasil kegiatan, dan kreatifitas siswa, sedangkan hasil belajar adalah mendapatklan nilai rata-rata di atas KKM.
3.6
Metode Penelitian Model Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah jenis PTK
Kolaborasi yang menggunakan 2 siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Di sini peran peneliti bukanlah sebagai pengajar, namun peneliti berperan dalam perencanaan dan observasi, sedangkan pelaksana tindakan dilakukan oleh guru kelas yang bersangkutan kelas V SD Negeri 05 Mulyoharjo Jepara.
3.7
Perencanaan Tindakan Rencana Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dilaksanakan dengan
II siklus yaitu siklus I dan suklus II dan dalam empat tahap. Yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan fefleksi, atau dalam istilah asingnya plan, act, observe, reflect. Keempat hal tersebut menurut Kemmis dan Taggart (1992: 66) merupakan daur ulang yang saling berhubungan. Keempat tahap tersebut secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Perencanaan Perencanaan dalam penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas, model ini dipilih sebagai keharusan mahasiswa S1 PGSD UKSW. Adapun teknik pelaksanaan, dibagi menjadi 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II dalam penelitian yang dilakukan. Pada tahap perencanaan ini yang dilakukan adalah sebagai berikut: o Persiapan dengan minta ijin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas V untuk melakukan observasi dan wawancara kepada guru kelas. o Mengidentifikasi masalah
41 o Membuat skenario pembelajaran dan menyusun rencana pembelajaran o Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) o Mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan 2. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah didesain. Pelaksanaan Tindakan Kelas dilaksanakan dalam 2 siklus dengan menggunakan penerapan model pembelajaran Make-A Match. Apabila kegiatan pembelajaran pada siklus I belum berhasil, akan diperbaiki pada siklus II. Penelitian tindakan kelas ini merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu model PTK dengan tahapan dan skenario pembelajaran yang telah didesain sebelumya yaitu dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. 3. Observasi Observasi melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa yang sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Setiap akhir siklus peneliti melakukan observasi mengamati siswa setelah melakukan pembelajaran, peneliti juga melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil observasi dari siklus pertama dan kedua adalah hasil dari penelitian. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut: a.
Peneliti mengamati proses perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dalam pembelajaran
b.
Peneliti mencatat temuan-temuan selama proses pembelajaran yaitu berupa catatan-catatan anekdot.
c.
Untuk siswa yaitu perhatian siswa dalam memahami materi yang disampaikan, semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan keaktifan siswa.
d.
Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode, bimbingan yang diberikan pada siswa dan evaluasi.
42 4. Refleksi Kegiatan dilaksanakan setelah implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan dilakukan oleh peneliti untuk membahas aktifitas guru dan siswa, efektifitas penggunaan alat peraga dan metode, serta ketercapaian indicator yang telah ditetapakan. Refleksi dilakukan dengan pengungkapan hasil tes, pengamatan, pengungkapan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran pada siklus I. Jika siklus I telah berhasil akan dimantapkan dalam siklus II, disamping itu juga membandingkan antara keaktifan dan hasil belajar dengan kondisi awal dan siklus I.
3.7.1
Penerapan Tahap Pemelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilksanakan dalam 2 siklus perbaikan
pembelajaran yang terdiri dari : Siklus I a. Perencanaan 1. Persiapan dengan minta ijin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas II untuk melakukan observasi dan wawancara kepada guru kelas 2. Mengidentifikasi masalah 3. Membuat skenario pembelajaran dan menyusun rencana pembelajaran. 4. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) 5. Menyiapkan alat dan bahan pelajaran untuk melakukan pengamatan. 6. Menyusun lembar observer/guru pendamping peneliti sebagai observer kedua terhadap guru aktifitas guru kelas selama kegiatan belajar berlangsung. 7. Penyusunan asesmen yaitu menggunakan tes dan hasil observasi. b. Pelaksanaan Tindakan 1. Persiapan a. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi (1) Persiapan mengajar, memberi salam, melaksanakan presensi
43 (2) Mengecek persiapan siswa dan mengingatkan cara duduk yang baik saat membaca dan menulis (3) Memotivasi siswa dengan menyanyikan sebuah lagu (4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Penyajian materi pembelajaran b. Kegiatan Inti
Eksporasi Dalam kegiatan Eksporasi: (1) Menunjukkan kartu-kartu yang dibawanya (2) Bertanya jawab seputar kartu-kartu yang dibawanya (3) Melalui tanya jawab guru menjelaskan tentang materi (4) Melibatkan
siswa
secara
aktif
dalam
setiap
kegiatan
pembelajaran make a match
Elaborasi : Dalam kegiatan Elaborasi guru: (1) Menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan (2) Dengan tanya jawab disertai contoh, guru menjelaskan materi yang disampaikan (3) Menjelaskan cara permainan make a match (mencari pasangan) (4) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban secara acak kepada siswa, tiap peserata didik mendapatkan satu kartu (5) Siswa memikirkan jawaban dari kartu jawaban kemudian mencari pasangan kartu yang telah mereka dapatkan (6) Guru memfasilitasi siwa dalam melakukan permainan make a match (mencari pasangan) (7) Guru memberikan poin kepada siswa yang dapat mencocokkan kartu sebelum batas waktu (8) Guru mengocok kartu-kartu yang berbeda untuk permainan Make A Match untuk babak ke dua
44 (9) Melalui tanya jawab guru bersama siswa mengoreksi jawaban dari masing-masing kartu soal yang telah didapat oleh masingmasing siswa
Konfirmasi Dalam kegiatan Konfirmasi: (1) Memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi yang belum dipahami siswa (2) Melalui tanya jawab guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari (3) Guru memberikan siswa soal evaluasi
3. Evaluasi Evaluasi dilakukan setiap akhir pelajaran berakhir. evaluasi dengan menggunakan tes dengan tujuan untuk memperoleh hasil belajar siswa dari materi pelajaran yang telah dipelajari oleh peserta didik Tahap Kesimpulan, dan Refleksi c. Kegiatan Penutup (1) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan mengulangi kesimpulan yang sudah dibuat (2) Guru memberikan PR kepada siswa c. Observasi
Pengamatan aktifitas siswa dalam pembelajaran oleh observasi.
Pengamatan aktifitas guru dalam proses pembelajaran oleh observer.
Mengidentifikasi
kelemahan-kelemahan
untuk
memperbaiki
proses
untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran pada siklus berikutnya d. Refleksi
Menganalisis hasil pembelajaran.
Mengevaluasi hasil observasi.
Mengidentifikasi
kelemahan-kelemahan
pembelajaran pada siklus berikutnya.
45 Siklus II a. Perencanaan
Permasalahan diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan refleksi pada siklus I.
Merancang kembali instrumen penelitian seperti pada siklus I yang meliputi RPP, lembar observasi, soal-soal evaluasi
b. Pelaksanaan tindakan 1) Persiapan a) Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi (1) Persiapan mengajar, memberi salam, melaksanakan presensi (2) Mengecek persiapan siswa dan mengingatkan cara duduk yang baik saat membaca dan menulis (3) Memotivasi siswa dengan menyanyikan sebuah lagu (4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Penyajian materi pelajaran b) Kegiatan Inti
Eksporasi Dalam kegiatan Eksporasi guru: (1) Guru menunjukkan kartu-kartu yang dibawanya (2) Guru bersama siswa bertanya jawab seputar kartu-kartu yang dibawanya (3) Melalui tanya jawab guru menjelaskan tentang materi (4) Melibatkan
siswa
secara
aktif
dalam
setiap
kegiatan
pembelajaran make a match
Elaborasi : Dalam kegiatan Elaborasi guru: (1) Guru menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan (2) Dengan tanya jawab disertai contoh, guru menjelaskan materi yang disampaikan (3) Guru menjelaskan cara permainan Make A Match
46 (4) Guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban secara acak kepada siswa, tiap peserata didik mendapatkan satu kartu (5) Siswa memikirkan jawaban dari kartu jawaban kemudian mencari pasangan kartu yang telah mereka dapatkan (6) Guru memfasilitasi siwa dalam melakukan permainan make a match (mencari pasangan) (7) Guru memberikan poin kepada siswa yang dapat mencocokkan kartu sebelum batas waktu (8) Guru mengocok kartu-kartu yang berbeda untuk permainan Make A Match untuk babak ke dua (9) Melalui tanya jawab guru bersama siswa mengoreksi jawaban dari masing-masing kartu soal yang telah didapat oleh masingmasing siswa
Konfirmasi Dalam kegiatan Konfirmasi guru : (1) Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi yang belum dipahami siswa (2) Melalui tanya jawab guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari (3) Guru memberikan siswa soal evaluasi
3) Evaluasi Evaluasi dilakukan setiap akhir pelajaran. evaluasi dengan menggunakan tes bertujuan untuk memperoleh hasil belajar siswa dari materi pelajaran yang telah dipelajari oleh peserta didik. Tahap Kesimpulan, dan Refleksi c) Kegiatan Penutup (1) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan mengulangi kesimpulan yang sudah dibuat (2) Guru memberikan PR kepada siswa
47 c. Observasi
Pengamatan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran oleh observer.
Pengamatan aktifitas guru dalam proses pembelajaran oleh observer.
Pengamatan efektifitas media pembelajaran yang digunakan guru oleh observer.
d. Refleksi
Menganalisis hasil pembelajaran.
Mengevaluasi hasil observasi
Menyusun simpulan dan sarana berdasar pelaksanaan penelitian yang dilakuakan
3.8
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini Teknik Pengumpulan Data dilakukan dengan melalui
teknik tes dan non tes. Data yang diperlukan dalam penelitian ini berisi nilai yang diperoleh dari keaktifan di dalam kelas serta tes hasil belajar Matematika dengan pokok bahasan “pengurangan pecahan camapuran” dan lembar observasi siswa. Tes diadakan setiap akhir siklus. Pelaksanaan tes siklus pertama dilaksanakan pada akhir siklus I dan tes kedua dilaksanakan pada akhir siklus II. Untuk data kuantitatif barupa nilai siswa dari hasil tes yang diberikan kepada siswa. Sedangkan data kualitatif berasal dari observasi. Teknik pengunpulan data pada penelitian ini meliputi teknik tes maupun non tes.
3.9
Isntrumen Pengumpulan Data Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
pembelajaran Make A Match untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar khususnya tentang mata pelajaran Matematika sebelum dan sesudah diberi tindakan. 3.9.1
Pengamatan atau Observasi Pelaksanaan tindakan di dalam PTK secara bersamaan juga dilakukan
observasi,
sehingga
dapat
dikatakan
pelaksanaan
tindakan
dan
observasi/interpretasi berlangsung secara stimulus. Artinya data yang diamati
48 tersebut langsung diinterpretasikan, tidak sekedar direkam. Teknik ini untuk mengamati aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Pengamatan dan observasi ini melipti: semangat mengikuti pembelajaran, kedisiplinan siswa, aktif bertanya, aktif menjawab, kerjasama dalam kelompok, aktif dalam diskusi kelompok, mengemukakan ide, menyimpulkan hasil kegiatan, dan kreatifitas siswa. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam proses observasi, observator (pengamat) tinggal memberikan tanda contreng pada kolom tempat peristiwa muncul. Itulah sebabnya maka cara bekerja seperti ini disebut system tanda (sign system) Arikunto (2010: 200). No. 1 2 3 4 5 6 7
3.9.2
Indikator Semangat mengikuti pembelajaran Aktif Bertanya Aktif Menjawab Kerjasama antar siswa Aktif dalam melakukan permainan Mengemukakan ide Menyimpulkan hasil kegiatan
Item Soal Positif Negatif
Total
Metode Tes Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan
tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. (Arikunto, 2010: 193).. Tes secara individu dalam penelitian dilakukan melalui tes awal dan tes akhir tes awal diberikan secara lisan sedangkan tes akhir diberikan secara tertulis berbentuk isian singkat. 3.9.3
Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable
yang berupa catatan lapangan, transkip, buku, surat, kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda (Arikunto, 2002: 206). Dokumen dalam penelitian ini berupa LKS, daftar kelompok siswa, dan daftar nilai siswa.
49 Table 3.1 Kisi-kisi Tindakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Aspek Yang Diamati A. Kegiatan Awal Apersepsi (1) Persiapan mengajar, memberi salam, melaksanakan presensi (2) Mengecek persiapan siswa dan mengingatkan cara duduk yang baik saat membaca dan menulis (3) Memotivasi siswa dengan menyanyikan sebuah lagu (4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran B. Kegiatan Inti d. Kegiatan Inti Eksporasi Dalam kegiatan Eksporasi: (1) Menunjukkan kartu-kartu yang dibawanya (2) Bertanya jawab seputar kartu-kartu yang dibawanya (3) Melalui tanya jawab guru menjelaskan tentang materi (4) Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran make a match Elaborasi : Dalam kegiatan Elaborasi guru: (1) Menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan (2) Dengan tanya jawab disertai contoh, guru menjelaskan materi yang disampaikan (3) Menjelaskan cara permainan make a match (mencari pasangan) (4) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban secara acak kepada siswa, tiap peserata didik mendapatkan satu kartu (5) Siswa memikirkan jawaban dari kartu jawaban kemudian mencari pasangan kartu yang telah mereka dapatkan (6) Guru memfasilitasi siwa dalam melakukan permainan make a match (mencari pasangan) (7) Guru memberikan poin kepada siswa yang dapat mencocokkan kartu sebelum batas waktu (8) Guru mengocok kartu-kartu yang berbeda untuk permainan Make A Match untuk babak ke dua (9) Melalui tanya jawab guru bersama siswa mengoreksi jawaban dari masing-masing kartu soal yang telah didapat oleh masing-masing siswa Konfirmasi Dalam kegiatan Konfirmasi: (1) Memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi yang belum dipahami siswa (2) Melalui tanya jawab guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari (3) Guru memberikan siswa soal evaluasi
No
1 2 3 4
5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17
18 19 20
C. Kegiatan Penutup (1) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan mengulangi kesimpulan yang sudah dibuat (2) Guru memberikan PR kepada siswa Jumlah Item
21 22 22
50 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Matematika Siklus I Kompetensi Dasar 5.1 Menjumlahkan dan mengurangkan bebagai bentuk pecahan
Jenis Soal
Materi
Indikator
Pecahan Campuran
Mengurangkan pecahan dari bilangan asli
Mengurangkan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama Mengurangi suatu pecahan dengan dua pecahan lain yang berpenyebut tidak sama secara berurutan Jumlah
Pilihan Ganda
Pilihan Ganda
Pilihan Ganda
No. Soal 1, 2,3, 4,5
Jumlah Soal
5
6,7,8,9, 10,11, 12,13, 14,15 16,17, 18,19, 20
10
6 20
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Matematika Siklus II Kompetensi Dasar 5.2 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan
Materi
Indikator
Pecahan Campuran
Menentukan hasil perkalian berbagai bentuk pecahan
Jumlah
3.10
Jenis Soal
No. Soal
Jumlah Soal
Pilihan Ganda
1, 2,3, 4,5,5,6, 7,8,9,10, 11,12,13, 14,15,16, 17,18,19, 20
20
20
Uji Coba Instrumen Penilaian
3.10.1 Validitas Tes Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. menurut Arikunto (2010: 211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaiknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Instrument dikatakan valid artinya instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Tingkat
51 validitas suatu instrument dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total correlation). r < 0,20
: Tidak ada validitas
0,20 ≤ r < 0,40
: Validitas rendah
0,40≤ r < 0,60
: Validitas sedang
0,60≤ r <0,80
: Validitas tinggi
0,80≤ r < 1,00
: Validitas sempurna
Menurut Sugiyono (2010: 173) bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Tes YangValid Untuk Siklus I Item-Total Statistics
VAR00002
Scale Mean if Item Deleted 18.93
Scale Variance if Item Deleted 35.168
Corrected Item-Total Correlation .441
Cronbach's Alpha if Item Deleted .865
VAR00004
18.47
36.395
.361
.867
VAR00005
18.73
35.099
.453
.865
VAR00006
18.77
36.185
.261
.870
VAR00007
18.73
35.099
.453
.865
VAR00008
18.60
34.731
.583
.862
VAR00009
18.77
34.806
.498
.864
VAR00011
19.00
34.552
.575
.862
VAR00012
18.77
34.254
.596
.861
VAR00013
19.07
35.926
.351
.867
VAR00014
18.43
35.840
.572
.864
VAR00015
18.60
35.076
.515
.863
VAR00017
18.63
34.378
.627
.860
VAR00018
18.67
33.540
.766
.856
VAR00020
18.43
36.254
.456
.866
VAR00022
18.77
34.254
.596
.861
VAR00023
18.40
36.731
.399
.867
VAR00024
18.43
36.323
.437
.866
VAR00025
18.77
36.185
.261
.870
VAR00026
18.73
36.478
.215
.871
VAR00027
18.63
33.826
.734
.857
VAR00028
18.80
33.959
.644
.859
VAR00029
19.10 18.47
35.197 36.051
.517 .446
.863 .866
VAR00030
52
Hasil uji validitas seperti yang terdapat pada tabel 3.1 dari 30 item soal yang diujikan didapat 24 item soal yang valid sedangkan yang tidak valid ada 6 soal. Selanjutnya dari 24 item soal yang valid tersebut 20 soal yang akan dipergunakan dalam penelitian untuk soal pada siklus I. Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Tes YangValid Untuk Siklus II Item-Total Statistics
Soal1
Scale Mean if Item Deleted 16.53
Scale Variance if Item Deleted 33.292
Corrected Item-Total Correlation .417
Cronbach's Alpha if Item Deleted .842
Soal3
16.87
32.947
.321
.845
Soal5
17.20
31.821
.673
.835
Soal7
16.53
33.085
.470
.841
Soal8
16.90
32.231
.448
.840
Soal10
16.80
32.303
.446
.841
Soal11
16.53
33.430
.382
.843
Soal12
16.83
32.557
.394
.842
Soal13
16.97
32.309
.439
.841
Soal15
17.27
33.789
.291
.845
Soal17
17.20
32.097
.610
.837
Soal18
16.73
31.720
.579
.836
Soal19
16.77
31.909
.528
.838
Soal20
16.53
33.292
.417
.842
Soal21
16.87
31.085
.660
.833
Soal22
17.03
31.689
.570
.836
Soal23
17.03
31.689
.570
.836
Soal25
16.70
33.045
.338
.844
Soal26
16.83
32.420
.419
.841
Soal27
16.90
31.403
.599
.835
Soal28
16.67
33.057
.351
.844
Soal29
16.60
33.834
.227
.847
Soal30
16.83
31.592
.570
.836
Hasil uji validitas untuk siklus II seperti yang terdapat pada tabel 3.5. Jumlah soal validitas yang diujikan sama dengan jumlah soal pada soal validitas siklus I yaitu 30 item soal. Dari 30 item soal yang diujikan didapat 23 item yang valid, untuk selanjutnya dari 23 soal yang valid tersebut 20 item soal yang akan dipergunakan dalam penelitian untuk soal siklus II.
53 3.10.2 Uji Reliabilitas Tes Adapun reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relative konsisten jika dikenakan pada suatu objek, Sutrisno Hadi ( Arikunto, 2010: 173). Untuk menguji reliabilitas instrument dilakukan analisis factorial dengan konstruk satu faktor untuk setiap perangkat dengan merujuk teori koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach (Azwar, 2000). Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery (1995) sebagai berikut : a ≤ 0,7
: Tidak dapat diterima
0,7 < a ≤ 0,8 : Dapat diterima 0,8 < a ≤ 0,9
: Reliabilitas bagus
a > 0,9
: Reliabilitas memuaskan
Tabel 3.6 Hasil Uji Realiabilitas Instrument Tes Siklus I Reliability Statistics Cronbach's Alpha .870
N of Items 30
Untuk reliabilitas diperoleh angka koefisien alpha .870 yang artinya instrument memiliki tingkat reliabilitas sedang atau dapat diterima. Dengan demikian instrument tes yang penulis susun dapat dipergunakan dalam penelitian ini pada siklus I. Tabel 3.7 Hasil Uji Realiabilitas Instrument Tes Siklus II Reliability Statistics Cronbach's Alpha .848
N of Items 30
Sedangkan untuk reliabilitas soal untun siklus II diperoleh angka koefisien alpha .848 yang artinya instrument memiliki tingkat reliabilitas sedang juga atau dapat diterima. Dengan demikian instrument tes yang penulis susun dapat dipergunakan dalam penelitian siklus II.
54 3.11
Analisis Taraf Kesukaran Item Instrumen Menurut Arikunto (2007: 207-210), soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Bilangan yang menunjukan sukar mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficult indexs). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah:
Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal : P = 0,00 – 0,30 adalah soal sukar P = 0,30 – 0,70 adalah soal sedang P = 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
Mean : Nilai MaksimalTable 3.8 Indeks Kesukaran Instrumen
Mudah 4, 8, 14, 15, 20, 23, 24, 30
Siklus I Sedang 2, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 17, 18, 22, 25, 26, 27, 28
Sukar 13, 29
Mudah 1, 7, 11, 20, 28, 29
Siklus II Sedang 3, 8, 10, 12, 13, 18, 19, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 30
Sukar 5, 15, 17
55 3.12
Indikator Kinerja Untuk mengetahui adanya perbaikan dalam proses dan hasil belajar sesuai
dengan tujuan peneliti diperlukan indikator. Indikator yang digunakan untuk mengetahui apakah intervensi
yang digunakan dapat membantu siswa
mempermudah memahami materi adalah respon, tanggapan, dan opini siswa yang menunjukkan kesetujuannya. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individu maupun klasikal serta ketuntasan belajar. Siswa dinyatakan tuntas belajar jika mendapat nilai sesuai KKM atau lebih. Sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan keaktifan belajar adalah : 1. Semangat mengikuti pembelajaran 2.
Aktif bertanya
3. Aktif menjawab 4. Kerjasama antar siswa 5. Aktif dalam melakukan permainan 6. Mengemukakan ide 7. Menyimpulkan hasil kegiatan Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya peningkatan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Proses perbaikan pembelajaran (siswa terlibat aktif dalam pembelajaran) dinyatakan berhasil apabila sejurang-kurangnya 18 siswa dari 26 siswa atau sekitar 70% aktif dalam pembelajaran. 2. Proses perbaikan pembelajaran (hasil belajar siswa meningkat) dikatakan berhasil apabila sekurang-kurangnya 18 siswa dari 26 siswa atau sekitar 70% telah berhasil memahami standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Standar KKM untuk kompetensi dasar itu adalah 65.
56 3.13
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah : 1. Data kuantitatif berupa hasil belajar yang dianalisis dengan teknik analisis deskriptif untuk menemukan rata-rata. Penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk persentase, menggunakan rumus sebagai berikut: NILAI AKHIR =
x100
Hasil penghitungan dikonversikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan de dalam kedua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas dengankriteria sebagai berikut. Tabel 3.9 Kriteria Ketuntasan Belajar Kriteria Ketuntasan
Kualifikasi
< 65
Belum Tuntas
≥ 65
Tuntas
2. Data kualitatif berupa hasil observasi aktifitas siswa dan
aktifitas guru
dalam pembelajaran serta hasil catatan di lokasi dan wawancara dianalisis dengan melakukan proses penyeleksi, mengelompokkan, mengorganisir, mendeskripsikan, dan menyimpulkan.