BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas X TKR 2 SMK Muhammadiyah 2 Sragen, yang beralamat di Jl. Raya Timur Km.3 Nglorog Sragen, kecamatan Mojosongo, kabupaten Sragen. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 yaitu pada bulan Januari – Agustus 2014. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Penjelasan mengenai alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Tahap Pelaksanaan Penelitian Kegiatan Penelitian
Bulan Des
Jan-
Apr’14 Mei’ Jun-
Maret
15
1. Persiapan Penelitian a. Observasi awal b. Penyusunan proposal c. Pembuatan Instrumen d. Analisis Instrumen 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus 1 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan
34
Jan-
Juli’
Des’15 Juni ’16 16
35
Kegiatan
Bulan
Penelitian Des
Jan-
Apr’14 Mei’ Jun-
Maret
15
Jan-
Juli’
Des’15 Juni ’16 16
tindakan 3. Observasi 4. Refleksi b. Siklus II 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Observasi 4. Refleksi 3. Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis data b. Penyusunan laporan skripsi c. Ujian dan revisi d. Penggandaan laporan
B. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas X TKR 2 semester ganjil SMK Muhammadiyah 2 Sragen tahun pelajaran 2013 / 2014. Pemilihan subjek tersebut mempunyai permasalahan – permasalahan yang telah teridentifikasi pada saat observasi awal. Penerapan model pembelajaran dan penggunaan multimedia yang telah dirancang diharapkan tepat diterapkan pada siswa kelas TKR 2 semester ganjil SMK Muhammadiyah 2 Sragen. Objek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar yang dimaksud adalah ketuntasan belajar siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan. Minat belajar siswa yang diteliti
36
meliputi visual activities, oral activities,emotional activities dan writing activites. VCD dan TTS yang digunakan dibatasi pada materi konsep materi dan perubahannya.
C. Data dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif berupa data hasil observasi, wawancara, kajian dokumen atau arsip dengan berpedoman pada lembar observasi dan pemberian angket kepada siswa terkait pembelajaran konsep materi dan perubahannya di kelas. Aspek kuantitatif yang dimaksud adalah penilaian prestasi belajar siswa pada tes kognitif, angket afektif dan angket minat siswa pada konsep materi dan perubahannya.
D. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: observasi, wawancara, tes, angket, dan kajian dokumen. 1. Observasi Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan yang sebenarnya pada saat guru melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas dengan menerakan pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament. Pengamat atau observer melakukan observasi dengan mengikuti kegiatan belajar mengajar dan mengamati kondisi kelas dari belakang. Selain itu, pengamatan dilakukan terhadap siswa selama proses pembelajaran yang dapat digunakan sebagai pendukung hasil perhitungan angket afektif siswa dan minat siswa. 2. Wawancara atau diskusi Wawancara atau diskusi dilakukan terhadap guru saat observasi awal dan tiap akhir siklus pada kegiatan refleksi. Wawancara juga dilakukan untuk memperoleh informasi tentang persepsi dari siswa tentang pembelajaran Teams Games Tournament dengan VCD dan TTS yang telah berlangsung pada materi konsep materi dan perubahannya. Wawancara dilakukan untuk memperjelas
37
evaluasi tindakan yang telah terlaksana. Dari hasil wawancara dan observasi dapat diidentifikasi permasalahan pada pembelajaran konsep materi dan perubahannya. 3. Kajian Dokumen Kajian dokumen juga dilakukan oleh peneliti guna mengetahui kelengkapan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Kajian dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada seperti arsip nilai siswa dari tes sebelumnya. 4. Tes Tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif siswa sesuai dengan siklus yang ada. Tes dilaksanakan di akhir siklus I dan siklus II yang untuk mengetahui implikasi dari tindakan yang telah diberikan dalam proses pembelajaran terhadap penguasaan materi dan hasil belajar siswa pada materi pokok konsep materi dan perubahannya. 5. Angket Angket diberikan kepada siswa di akhir penelitian tindakan dengan tujuan untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar pada materi pokok konsep materi dan perubahannya. Angket digunakan untuk mengukur afektif, minat siswa, serta respon siswa selama proses pembelajaran konsep materi dan perubahannya.
E. Uji Validitas Data Teknik yang diperlukan untuk memeriksa validitas data dalam penelitian ini adalah tes kognitif siklus I dan siklus II serta teknik triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2000: 178). Triangulasi yang dilakukan dalam pennelitian ini adalah triangulasi sumber data. Jenis triangulasi sumber data dilakukan dengan mengumpulkan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kebenaran informasinya. Dalam penelitian ini, untuk aktivitas siswa dan penilaian afektif digunakan metode pengumpulan data melalui angket, observasi, dan wawancara,
38
sedangkan untuk penilaian kognitif digunakan metode pengumpulan data melalui tes kognitif. Skema pemeriksaan validitas data yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. Skema Pemeriksaan Validitas Data (Moleong, 2000: 179) Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen penilaian. 1. Instrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran yang digunakan ada tiga, yaitu silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media pembelajaran. a. Silabus Silabus yang digunakan dalam penelitian adalah silabus dari sekolah yang dikembangkan
dan
sesuaikan
dengan
Rancangan
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) penelitian. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh peneliti dengan tujuan supaya pelaksanaan proses belajar mengajar dapat terstruktur dengan baik. c. Media Pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan peneliti adalah VCD dan TTS yang telah dirancang oleh peneliti.
39
2. Instrumen Penilaian Instrumen penilaian meliputi : a. Intrumen Penilaian Kognitif Tes kognitif berupa tes objektif terdiri dari 20 butir soal. Penyusunan instrumen penilaian kognitif dimulai dengan pembuatan kisi – kisi soal tes, menyusun soal tes, menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif, serta mengadakan uji coba tes. Analisis kualitatif dimaksud untuk mengetahui apakah setiap soal telah sesuai dari segi materi, konstruksi, bahasa dan pedoman penskorannya. Sebelum tes digunakan untuk mengambil data dalam penelitian, tes diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen tes tersebut telah memenuhi persyaratan tes yang baik yaitu dalam hal validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. 1) Uji Validitas Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul –betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur tersebut isinya sesuai untuk mengukur objek yang seharusnya diukur (Sudjana N, 2009:12).Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah content valalidity(validitas isi). Untuk dapat mengetahui apakah secara isi validitas instrument memenuhi syarat atau tidak, menggunakan formula Gregory. Formula ini digunakan untuk mengetahui validitas isi secara keseluruhan. Pada formula ini diperlukan dua orang panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir – butir instrumen, dalam bentuk menilai relevan atau kurang relevan masing – masing indikator butir bila dicocokan dengan butir – butirnya. Formula Gregory adalah sebagai berikut: Content Validity (CV) = Keterangan : A : jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis
40
B
: jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II
C
: jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II
D
: jumlah item yang relevan menurut kedua panelis
Kriteria yang digunakan jika CV >0,700 maka analisis dapat dilanjutkan. (Gregory, Robert J; 2007 : 123). 2) Uji Reliabilitas Relibilitas adalah keajegan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang sama, dalam waktu yang berlainan atau kepada subyek tidak sama pada waktu yang sama. Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika alat ukur tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian realibilitas, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil ukur. Reliabilitas dapat dicari dengan menggunakan rumus yang ditemukan oleh Kuder dan Richardson. Menurut Kuder dan Richardson, cara menentukan reliabilitas tes itu adalah lebih tepat apabila dilakukan secara langsung terhadap butir-butir item tes yang bersangkutan (Sudijono Anas, 2008: 252). Pengujian reliabilitas
menggunakan rumus
Kuder-Richardson
(KR.20) sebagai berikut: r11 = (
)(
)
Keterangan : r11
: koefisien reliabilitas
n
: jumlah item
St2
: varian total
pi
: proporsi siswa yang menjawab dengan benar butir item yang bersangkutan
qi
: proporsi siswa yang jawabannya salah, atau: qi = 1-p
41
piqi
: jumlah dari hasil perkalian antara pi dan qi (Sudijono Anas, 2008: 252-253) Dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r11)
pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: a) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar dari 0,70 (r11 ≥ 0,70) berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (= reliabel). b) Apabila r11 lebih kecil dari 0,70 (r11 < 0,70) berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (= unreliabel). (Sudijono Anas, 2008: 209) 3) Derajat Kesukaran Item Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan pada dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 – 1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK = 0,00 artinya bahwa siswa menjawab benar dan apabila memiliki TK = 1,00 artinya bahwa siswa menjawab benar. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal.Pada prinsipnya, skor rata – rata yang diperoleh siswapada butir soal yang bersangkutan dinamakan tingkat kesukaran butir soal.Rumus ini dipergunakan untuk soal objektif. Rumusnya adalah seperti berikut ini : Tingkat Kesukaran (TK) = Klasifikasi tingkat kesukaran soal : 0,00 – 0,30
: soal tergolong sukar
0,31 – 0,70
: soal tergolong sedang
0,71 – 1,00
: soal tergolong mudah (Depdiknas, 2009 : 9)
42
4) Daya Pembeda Soal Menurut Depdiknas (2009:11), dayapembeda suatu soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dengan siswa yang belum/tidak/kurang menguasai materi tersebut. Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya juga dinyatakan dalam bentuk proporsi. Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal, maka semakin kuat/baik soal itu.Untuk menentukan daya pembeda soal dapat dipergunakan rumus korelasi point biserial (r pbis) dan korelasi biserial (r bis) (Miliman and ireene, 1993: 359-360).Dalam penelitian ini dipergunakan rumus korelasi point biserial (r pbis). rpbis = Keterangan: rpbis
: koefisien
korelasi point biseral
: rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya : rerata skor total SD
: standar deviasi dari skor total
p
: proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya (p=
q
)
: proporsi siswa yang menjawab salah (q=1-p)
Kualifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut : 0,00 –0,20
: jelek (J)
0,21 – 0,40
: cukup (C)
0,41 – 0,70
: baik (B)
0,71 – 1,00
: baik sekali (BS)
Bertanda negatif
: jelek sekali (JS) (Depdiknas, 2009: 12)
43
b. Instrumen Penilaian Afektif Penilaian afektif pada materi konsep materi dan perubahannya diperoleh dengan menggunakan angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan alternatif jawaban. Responden atau siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Penyusunan item – item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Skor yang diberikan dalam angket digunakan skala Likert dengan rentang skor 1 sampai 4 untuk item yang mengarah pada jawaban positif. Skor penilaian afektif disajikan dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Skor Penilaian Afektif Skor untuk aspek yang dinilai
Skor +
–
SS (Sangat Setuju)
4
1
S (Setuju)
3
2
TS (Tidak Setuju)
2
3
STS (Sangat Tidak Setuju)
1
4
(Depdiknas, 2008: 15-16) Sebelum instrumen penilaian afektif digunakan untuk mengambil data penelitian, terlebih dulu duijicobakan dan dilakukan validitas isi maupun validitas butir soal angket untuk mengetahui kualitas item angket. Uji yang digunakan untuk uji kualitas ada dua macam yaitu uji validitas dan uji relibilitas. 1) Uji Validitas Uji validitas yang digunakan adalah validitas isi. Rumus yang dipakai untuk mengetahui validitas isi secara keseluruhan sama dengan instrument penilaian kognitif yaitu formula Gregory. 2) Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil yang relative sama apabila
44
dilakukan kembali kepada subyek pada waktu yang berbeda. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas suatu butir soal yang menghendaki gradualisasi penelian digunakan penelian rumus alpha (digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 atau 0) yaitu sebagai berikut : r11 == (
) (1-
)
Keterangan: r11
: koefisien reliabilitas
n
: jumlah item : jumlah varian skor dari masing-masing item : varian total. Dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes
(r11) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: a) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar dari 0,70 (r11 ≥ 0,70) berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (= reliabel). b) Apabila r11 lebih kecil dari 0,70 (r11 < 0,70) berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (= unreliabel). (Sudijono Anas, 2008: 208 -209) c. Angket Minat Peserta Didik Untuk mengetahui sejauh mana minat siswa pada kegiatan proses belajar mengajar ini maka digunakan angket minat. Angket keaktifan peseta didik diisi secara langsung oleh siswa setelah seluruh proses belajar mengajar selesai dilakukan. Siswa hanya dibenarkan memilih salah satu alternative jawaban yang telah disediakan. Skor yang diberikan dalam angket minat ini digunakan skala 1 sampai 4. Sebelum digunakan untuk mengambil data, angket tersebut diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui item angket. Perhitungan uji validitas dan reliabilitas sama dengan angket efektif.
45
d. Lembar Observasi Siswa dalam PBM Lembar observasi ini diisi secara objektif pada saat proses belajar mengajar berlangsung berdasarkan pengamatan peneliti. Lembar observasi ini disusun berdasarkan indikator yang telah dibuat oleh peneliti.
F. Analisis Data Analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Analisis data seperti ini akan membantu peneliti dalam menjelaskan kejadian atau situasi yang berlangsung di dalam kelas yang dihadapi oleh peneliti ketika melakukan penelitian. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif yang dimaksud yaitu analisis deskriptif dengan persentase, setiap indikator dalam soal dihitung presentasenya seberapa banyak siswa menjawab benar kemudian dideskripsikan. Analisis deskriptif kualitatif memberikan gambaran sejelasjelasnya tentang proses dan pelaksanaan pembelajaran, serta berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Teknik analisis data secara kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan Huberman (1992:16-19), yakni analisis yang dilakukan dalam tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlanjut terus sesudah penelitian sampai laporan akhir lengkap tersusun. Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data dilakukan pada hasil data wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada guru dan siswa tetapi dalam penelitian ini yang digunakan hanya data wawancara yang didapat dari guru, data wawancara dari siswa tidak digunakan.
46
Penyajian
data
atau
display
data
dilakukan
dalam
rangka
mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara statistik dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus. Penyajian data ini dilakukan hampir dari semua data yang diperoleh saat penelitian berlangsung. Data tersebut meliputi, data wawancara dari guru, data observasi dari observer, data tes kognitif, angket aspek afektif, dan angket aspek aktivitas siswa. Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan data. Penarikan simpulan dilakukan secara bertahap yaitu penarikan kesimpulan sementara yang masih berpeluang untuk menerima masukan dan dapat diuji kembali oleh data di lapangan kemudian dilakukan verifikasi untuk memperoleh kesimpulan yang tepat. Setelah data penelitian dapat diuji kebenarannya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dalam bentuk deskriptif sebagai laporan penelitian. Model analisis data yang digunakan adalah model interaktif yang disajikan dalam Gambar 3.2.
Pengumpulan Data
Sajian Data
Reduksi Data
Simpulan dan Verifikasi
Gambar 3.2. Skema Analisis Data (Miles dan Huberman, 1992: 20)
47
G. Indikator Capaian Penelitian Dalam penelitian ini indikator keberhasilannya meliputi peningkatan minat dan prestasi belajar siswa. Adapun indikator kerjanya adalah sebagai berikut : 1. Indikator Keberhasilan Aspek Kognitif Adapun indikator keberhasilan prestasi belajar siswa seperti yang terdapat dalam Tabel 3.3. Tabel 3.3. Indikator Keberhasilan Prestasi Belajar Aspek Kognitif Aspek
Indikator
Kognitif
Tercapainya
Target Siklus I
Target siklus II
(%)
(%)
60,00
75,00
kriteria ketuntasan minimal (KKM)
siswa mencapaiKKM seluruh siswa
x100%
2. Indikator Keberhasilan Aspek Minat Belajar Adapun indikator keberhasilan minat belajar siswa seperti yang terdapat dalam Tabel 3.4. Tabel 3.4. Indikator Keberhasilan Minat Belajar Aspek
Indikator
Kesukaan
Kehadiran dalam pelajaran kimia (gairah) Kesenangan dalam belajar kimia (gairah) Bertanya tentang materi kimia (inisiatif)
Ketertarikan
Mempersiapkan pertanyaan untuk guru
Siklus I
Siklus II
(%)
(%)
70,00
80,00
65,00
75,00
50,00
60,00
45,00
55,00
48
Aspek
Indikator
Siklus I
Siklus II
(%)
(%)
kimia (responsif) Pekerjaan rumah kimia
55,00
65,00
(kesegeraan) Perhatian
Kegiatan belajar mengajar kimia di kelas
70,00
80,00
60,00
70,00
50,00
60,00
65,00
75,00
70,00
80,00
(konsentrasi) Mengumpulkan pekerjaan kimia (ketelitian) Keterlibatan
Tugas kimia (keuletan) Buku dan bahan pelajaran kimia (kerja keras) Catatan kimia (kemauan)
3. Indikator Keberhasilan Aspek Afektif Adapun indikator keberhasilan prestasi belajar afektif seperti yang terdapat dalam Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Indikator Keberhasilan Prestasi Belajar Aspek Afektif
Aspek
Indikator
Sikap
Nilai
Siklus I Siklus II (%)
(%)
Melakukan interaksi dengan guru kimia
55,00
65,00
Mengerjakan tugas materi minyak bumi
60,00
70,00
Cara belajar materi minyak bumi
60,00
70,00
Diskusi materi minyak bumi
55,00
65,00
Keyakinan atas kemampuan guru
70,00
80,00
49
Aspek
Siklus I Siklus II
Indikator
(%)
Keyakinan atas keberhasilan peserta
55,00
didik. Konsep
Kemampuan dalam mempelajari materi
diri
minyak bumi
65,00
55,00
65,00
60,00
70,00
Memiliki kepedulian terhadap teman
70,00
80,00
Memiliki kejujuran
60,00
70,00
Kemandirian dalam mengerjakan tugas minyak bumi Moral
(%)
H. Prosedur Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, dimulai dari fase refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah penelitian. Langkah selanjutnya adalah perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut akan coba diuraikan satu persatu. Kemmis dan McTaggart mengatakan bahwa penelitian tindakan adalah suatu siklus spiral yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi, yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya (Suhadi, 2009: 1). Berikut pemaparan tentang hal-hal yang dilakukan dalam tiap-tiap langkah tersebut : 1. Tahapan Persiapan Kegiatan yang dilakukan adalah : a. Observasi di SMK Muhammadiyah 2 Sragen untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan belajar mengajar pada mata pelajaran kimia. b. Mengidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran. 2. Tahap perencanaan (Planning) Kegiatan yang dilakukan meliputi : a. Menyusun serangkaian kegiatan pelaksanaan tindakan berupa pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) pada materi konsep materi dan perubahannya
50
b. Menyusun instrumen penelitian meliputi lembar observasi aktivitas siswa, soal tes kognitif, angket untuk aspek afektif dan respon siswa terhadap pembelajaran. 3. Tahap pelaksanaan atau tindakan (Acting) Tindakan dilakukan peneliti untuk memperbaiki masalah. Kegiatan yang dilakukan meliputi : a. Melaksanakan proses belajar mengajar sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara kolaboratif dengan guru pengampu mata pelajaran kimia b. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi langsung dan angket siswa c. Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa d. Melakukan perbaikan atau penyempurnaan tindakan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan. 4. Tahap Observasi dan Evaluasi Kegiatan pada tahap observasi yang dilakukan meliputi : a. Pelaksanaan pengamatan oleh guru dan peneliti. b. Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi. c. Mendiskusikan dengan guru maupun dosen (sebagai critical friend) terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai. d. Membuat kesimpulan hasil pengamatan. Langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan alat-alat evaluasi. b. Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai. c. Melaksanakan analisis hasil evaluasi. d. Kriteria keberhasilan tindakan. 5. Tahap Refleksi (Reflecting) Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari
51
kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Langkah-langkah dalam kegiatan dapat dilakukan sebagai berikut : a. Menganalisis tanggapan siswa pada lembar angket. b. Mencocokkan pengamatan oleh pengamat/guru pada lembar mentoring. Apabila hasil pengamatan ternyata siswa mengikuti pelajaran dengan antusias yaitu siswa aktif, perhatian siswa tertuju pada pelajaran, siswa merespon dan terjadi komunikasi multi arah maka model kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan menarik dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan daya serap yang tinggi.Keberhasilan maupun kegagalan dari hasil refleksi tersebut, peneliti dengan guru mengadakan diskusi untuk mengambil kesepakatan menentukan tindakan perbaikan berikutnya (siklus II) dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Disajikan tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada Gambar 3.3.
52
-
Perencanaan I (Planning) Menyusun kegiatan pembelajaran model TGT disertai VCD danTTS Menyusun instrument penelitian
-
Refleksi I (Reflecting) Menganalisis pencapaian siklus I, jika target belum tercapai berlanjut ke siklus II
Siklus I
Sudah terselesaikan
-
Belum terselesaikan
-
-
Sudah terselesai -kan
Refleksi II (Reflecting) - Menganalisis pencapaian target pada siklus II
-
Tindakan I (Acting) Pelaksanaan pembelajaran dan observasi Pengumpulan data melalui observasi, angket, wawancara, dan tes.
Observasi I (Observing) Pengamatan oleh guru dan peneliti terhadap data yang diperoleh Mendiskusikan dengan guru maupun dosen terhadap hasil pengamatan Evaluasi pembelajaran
Perencanaan II (Planning) Perencanaan perbaikan berdasarkan refleksi siklus I.
-
Siklus II
-
Tindakan II (Acting) Pelaksanaan pembelajaran dengan TGT dilengkapi VCD dan TTS. Pengumpulan data melalui angket, observasi, wawancara dan tes.
Belum terselesaikan Siklus III dilanjutkan oleh guru
-
Observasi II (Observing) Pengamatan oleh guru dan peneliti terhadap data yang diperoleh Mendiskusikan dengan guru maupun dosen terhadap hasil pengamatan Evaluasi pembelajaran
Gambar 3.3 Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas