BAB III METODE PENELITIAN
3. 1
Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
3. 1. 1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di Kolam Renang Villa Setiabudi yang berada di sebelah utara Kota Bandung yang dilakukan setiap hari selasa, kamis, dan sabtu pada pukul 15.30 sampai selesai. 3. 1. 2 Populasi Penelitian Populasi adalah seluruh objek yang akan diteliti dan yang akan memberikan informasi berdasarkan data yang terkumpul. Data-data diperoleh dari hasil tes kelompok eksperimen, baik melalui tes awal maupun tes akhir. Mengenai pengertian populasi, Arikunto (2010:173) menjelaskan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”, sedangkan menurut Sugiyono (2011:80) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Maka dari penjelasan para ahli tersebut, penulis menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah atlet-atlet dari Perkumpulan Renang Five Stars Swimming Club Bandung pada KU IV sebanyak 10 orang. 3. 1. 3 Sampel Penelitian Dalam suatu penelitian, populasi bisa merupakan kumpulan individu atau objek dengan sifat-sifat umumnya. Sebagian yang diambil dari populasi disebut sampel penelitian. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama sehingga betul-betul mewakili populasinya. Hal ini seperti yang dijelaskan Surakhmad (2004:93) sebagai berikut: Karena tidak mungkinnya penyelidikan selalu langsung menyelidiki segenap populasi, padahal tujuan penyelidikan ialah menemukan generalisasi yang berlaku secara umum, maka sering kali penyelidik terpaksa Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45 mempergunakan sebagian saja dari populasi yakni sebuah sampel yang dapat dipandang refresentatif terhadap populasi itu. Sedangkan sampel penelitian menurut Sugiyono (2011:81) bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam penentuan jumlah sampel penelitian ini, penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik sampling purposive. Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2011:85) bahwa “sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Berdasarkan pendapat para ahli diatas mengenai teknik pengambilan sampel, maka penentuan sampel didasarkan atas pertimbangan kelompok umur, serta kemampuan atlet menguasai teknik gerakan renang dengan baik. Sehingga diperoleh 10 orang atlet pada kelompok umur IV (10 tahun ke bawah) yang sudah menguasai teknik gerakan renang. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Matjan (Ramdan, 2011:42) mengenai pembagian tahap usia dan tahap latihan bagi olahragawan muda dalam cabang olahrga renang yaitu : “tahap persiapan 5-8 tahun, tahap pembangunan 9-14 tahun, dan tahap spesialisasi mulai dari usia 15 tahun”. 3. 2
Desain Penelitian Didalam penelitian eksperimen terdapat beberapa macam desain
penelitian yang dapat digunakan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-test dan post-test group. Mengenai pre-test and post-test group Sugiyono (2011:76) bahwa “terdapat dua kelompok yang dipilih secara random kemudian diberi suatu pre-test untuk mengetahui keadaan awal, dan diakhiri dengan post-test setelah treatment”. Dalam penelitian ini, penulis mengambil desain penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-test and post-test group design. Sugiyono (2011:76) dapat digambarkan seperti di bawah ini:
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46 Treatment Kelompok A
T1
X1
T2
Kelompok B
T1
X2
T2
Gambar 3.1 Desain Eksperiment Keterangan: Kelompok A : Latihan menggunakan cruise interval Kelompok B : Latihan menggunakan australian heart-rate repeat sets T1
: Tes awal kelompok A dan kelompok B
T2
: Tes akhir kelompok A dan kelompok B
X1
: Latihan menggunakan cruise interval
X2
: Latihan menggunakan australian heart-rate repeat sets Adapun prosedur dari desain tersebut adalah sebagai berikut :
1. Memilih subyek secara total dari suatu populasi. 2. Menggolongkannya
menjadi
dua
kelompok,
yaitu
kelompok
yang
menggunakan cruise interval dan kelompok yang menggunakan australian heart-rate repeat sets. Caranya hasil tes awal di rangking, kemudian dibagi menjadi dua kelompok yang memiliki kemampuan rata-ratanya seimbang. 3. Melakukan pre-test (T1) untuk mengukur variabel kedua kelompok itu, kemudian menghitung mean masing-masing kelompok. 4. Mengontrol beberapa kondisi kedua kelompok itu agar tetap sama dan memberikan perlakuan (X1 dan (X2) untuk jangka waktu 8 minggu. 5. Memberikan post-test (T2) kepada kedua kelompok itu untuk mengukur hasil akhir latihan, kemudian menghitung meannya dari masing-masing kelompok. 6. Menghitung perbedaan antara hasil pre-test (T1) dan post-test (T2) untuk masing-masing kelompok. 7. Membandingkan perbedaan-perbedaan tersebut untuk menentukan apakah pemberian perlakuan (X1 dan X2) itu berkaitan dengan perubahan yang lebih besar. 8. Menguji perbedaan tersebut apakah cukup berarti untuk menerima hipotesis yang di ajukan dalam penilaian ini. Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47 Untuk memperjelas tentang prosedur penelitian penulis menyimpulkan dengan gambar berikut ini : POPULASI
SAMPEL
TES AWAL
TREATMENT/PERLAKUAN
LATIHAN MENGGUNAKAN CRUISE INTERVAL
LATIHAN MENGGUNAKAN AUSTRALIAN HEART-RATE REPEAT SETS
TES AKHIR
ANALISIS DATA
KESIMPULAN Gambar 3.2 Langkah-Langkah Penelitian 3. 3
Metode Penelitian Dalam suatu metode penelitian perlu menetapkan suatu metode yang
sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan. Metode dalam suatu penelitian merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan, sedangkan
dalam
sebuah
penelitian
adalah
untuk
mengungkapkan,
menggambarkan, dan mengumpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48 tertentu sesuai dengan prosedur penelitian yang dilakukan, dengan kata lain oleh Sugiyono (2011:2) dijelaskan bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Ada beberapa metode penelitian atau cara yang sering digunakan orang untuk mencari dan mendapatkan suatu jawaban dari suatu permasalahan, diantaranya metode penelitian eksperimen, deskriptif dan tindakan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh data-data yang mampu memberi makna dari penelitian yang dilakukan. Seperti yang dikemukakan oleh, Sugiyono (2011:6) bahwa “metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan
tertentu
terhadap
yang
lain
dalam
kondisi
yang
terkendalikan”. Dalam penelitian Eksperimen peneliti mencari pengaruh paling sedikit dari satu buah variabel bebas terhadap satu atau lebih variabel terikat. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian eksperimen sering juga dinamakan variabel eksperimen atau variabel treatment. Sedangkan variabel terikat (dependent variable) dinamakan variabel kriteria atau hasil, karena menunjukan hasil dari penelitian. Karekteristik penelitian eksperimen yaitu penulis menentukan sifat perlakuan (treatment apa yang akan terjadi pada subjek penelitian) kepada siapa dan sejauh mana perlakuan ini harus diberikan. Setelah perlakuan diberikan selama waktu tertentu, penulis kemudian mengobservasi atau mengukur kelompok yang menerima perlakuan untuk mengetahui perbedaannya serta dampak dari perlakuan yang diberikan. Berdasarkan pada penjelasan tersebut diatas maka dalam kegiatan penelitian yang menggunakan metode eksperimen, jelas harus ada variabel yang diujicobakan. Pemanfaatan metode eksperimen dalam penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kebermaknaan dan besaran persentase dukungan latihan metode Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49 cruise interval dan australian heart-rate repeat sets dalam meningkatkan kemampuan daya tahan. 3. 4
Instrumen Penelitian Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan dalam penelitian. Hal ini
diperjelas oleh Arikunto (2010:203) bahwa instrumen penelitian adalah “alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Dalam mengumpulkan data diperlukan alat pengukur, sehingga dengan alat ini akan mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran. Tes merupakan suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu objek yang akan diukur, sedangkan pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data. Jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur daya tahan yaitu berupa tes renang T-1000, sesuai dengan yang dikemukakan Maglicho (2003:569), yaitu : ...of the test distance , the T-1000 may be an excellent test for reflecting a change in the slope of the velocity curve at blood lactate concentrations between 5 and 10 mmol/ L. As such, it could be used to evaluate changes in the slope of the linear portion of the lactate-velocity curve. Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan dua kali yaitu pada awal dan akhir penelitian atau sebelum dan sesudah treatment diberikan. Jenis instrumen yang digunakan adalah tes renang 1000 meter. Instrumen pengumpulan data mengenai seberapa jauh perkembangan daya tahan menggunakan metode latihan cruise interval dan Australian heart-rate repeat set. 3. 5
Prosedur Pelaksanaan Penelitian Lamanya masa latihan menjadi suatu hal yang penting dan akan
berpengaruh terhadap suatu hasil yang diperoleh. Penulis menetapkan batas waktu untuk penelitian adalah 8 minggu, dengan 3 kali pertemuan dalam tiap minggunya sehingga total adalah 24 kali pertemuan. Lamanya waktu eksperimen tersebut berdasarkan pada pernyataan Harsono (1988:194) yang menyatakan bahwa : “...sebaiknya latihan dilakukan
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50 tiga kali seminggu dan diselingi dengan satu hari istirahat untuk memberikan kesempatan bagi otot dalam berkembang dan mengadaptasi diri pada hari isitirahat tersebut.” Untuk lamanya jangka waktu latihan selama 8 minggu berdasarkan pada Maglischo (2003:422) yang mengemukakan : “…endurance training should be used extensively during the first 8 to 12 weeks”. Latihan dilaksanakan 3 kali dalam semingu di Kolam Renang Villa Setiabudi Bandung yaitu pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu di Kolam Renang UPI Bandung pada waktu 16:30 sampai selesai. Masa latihan atau perlakukan terhadap sampel dimulai dari tanggal 28 Oktober 2013 sampai 21 Desember 2013 dengan demikian jumlah latihan yang diberikan adalah sebanyak 22 kali, dengan pre-test dan post-test 1 kali menjadikan total 24 kali pertemuan. Agar mendapatkan hasil pengetesan yang objekktif, maka harus dihindarkan kesalahan-kesalahan pelaksanaan tes. Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuanya agar dapat mengetahui pengaruh hasil treatment yang telah diberikan kepada dua kelompok. Nama Tes
: Test-1000
Tujuan
: Untuk mengetahui kemampuaan daya tahan
Tes
: Renang gaya bebas 1000 meter
Pelaksanaan Tes : Dilaksanakan sebelum dan sesudah treatment diberikan Untuk mendapatkan data yang baik dalam penelitian ini, perlu adanya perencanaan latihan atau program latihan yang menujang pada keberhasilan tujuan latihan tersebut. Dalam pelaksanaan penelitian ini, masing-masing kelompok sampel diberikan satu bentuk latihan dengan bentuk latihan yang sama satu lainnya. Kelompok A melakukan bentuk latihan menggunakan cruise interval, sedangkan kelompok B melakukan bentuk latihan australian heart-rate repeat sets. Di bawah ini program penelitian secara garis besar yang disusun oleh penulis: 1. Latihan Pemanasan Latihan pemanasan sangat diperlukan dalam mempersiapkan tubuh sebelum melakukan latihan inti. Latihan pemanasan dimulai dari peregangan Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51 statis, setelah itu lari mengelilingi kolam sebanyak lima keliling dan diteruskan dengan peregangan dinamis terutama ditujukan pada otot-otot dan sendi pada tungkai. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemanasan di air (warmingup). 2. Latihan Inti Pengecekan denyut nadi adalah awal dalam melakukan latihan inti. Bila denyut nadi sampel telah menujukan berada pada daerah latihan yaitu 120-130 kali per menit, maka ia telah siap untuk melakukan latihan inti. Pada latihan inti masing-masing kelompok melakukan latihan yaitu kelompok A latihan menggunakan cruise interval, dan kelompok B latihan menggunakan australian heart-rate repeat sets. Kedua kelompok melaksanakan latihan sesuai dengan program latihan yang penulis lampirkan. 3. Latihan Pendinginan Latihan pendinginan adalah latihan penutup dalam tiap latihan, tujuannya adalah untuk menurunkan suhu tubuh setelah selesai latihan. Bentuk latihan bisa berupa lari-lari kecil, berenang rileks (lambat), peregangan pasif dan diikuti pelemasan otot-otot, terutama otot yang dominan ketika melakukan latihan ini. Frekuensi latihan dilakukan tiga kali dalam seminggu selama 8 minggu, jadi total pertemuan latihan sebanyak 24 kali. 3. 6
Analisis Data Data mentah yang telah dilakukan peneliti tidak akan ada gunanya jika
tidak dianalisa. Analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah. Karena dengan analisa tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah terkumpul dipecahkan menjadi beberapa kelompok, serta dikatagorisasikan, dilakukan manipulasi dan diproses sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah penelitian dan bermanfaat dalam menguji hipotesa. Pengumpulan data yang dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang bersifat nyata dan dapat dipercaya. Untuk melakukan pengujian hipotesa dari
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52 metoda yang diberikan apakah terdapat perbedaan yang cukup berarti atau tidak sama sekali, serta hasil metoda itu apakah ada kemajuan atau tidak. Selanjutnya melakukan perhitungan secara statistika dari data-data yang terkumpul melalui hasil tes akhir. Kemudian menyusun, mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan rumus-rumus statistik. 1. Menghitung skor rata-tata dari setiap kelompok sampel dengan rumus dari Sudjana (1989: 62) : ∑ Arti dari tanda- tanda tersebut adalah : X = Nilai rata-rata yang dicapai
X i = Skor yang diperoleh n = Jumlah sampel ∑ = “Sigma” yang berarti jumlah. 2. Menghitung simpangan baku, menurut Sudjana (1989: 94) : √∑(
)
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah : S
= Simpangan baku yang dicari
n
= Jumlah sampel
∑(X X )² = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata 3. Menghitung T-Skor untuk waktu, Menurut Nurhasan (2008:50) T-Skor = 50 + 10 Arti dari unsur-unsur tersebut di atas adalah : T-Skor
= skor standar yang dicari
X
= skor yang diperoleh seseorang/peristiwa
X
= nilai rata-rata
S
= simpangan baku
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53 4. Uji normalitas Uji kenormalan bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya data hasil pengukuran. Uji yang digunakan adalah dengan uji kenormalan secara non parametrik yang dikenal dengan nama Uji Liliefors (Lo). Untuk pengujian tersebut ditempuh dengan menggunakan prosedur sebagai berikut : 1) Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar. 2) Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z skor, yaitu: Z =
̅
3) Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai X (Fzi) dengan ketentuan: jika nilai Z negatif, maka dalam menetukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas daerah distribusi Z pada tabel. 4) Menentukan proposi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel. 5) Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya. 6) Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo. 7) Degan bantuan tabel nilai Kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah nilai L. 8) Bandingkanlah nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk menghitung diterima atau ditolak hipotesisinya, dengan kriteria:
Terima Ho jika Lo < L α = Normal
Tolak Ho jika Lo > L α = Tidak Normal
5. Menguji homogenitas Dalam menguji homogen tidaknya data yang diperoleh dari 2 variansi, penelitian melakukan pendekatan Uji Kesamaan Dua Variansi, dengan formulasi rumus sebagai berikut :
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
Varians terbesar F= Varians terkecil Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika F (1-α)(n-1) < F < F ⁄ α (n11,n2-1) dan tolak jika, F > F1/2 α (
,
).
6. Pengujian signifikan peningkatan hasil latihan dengan uji kesamaan rata-rata (skor berpasangan), penyelesaian statistikannya menggunakan uji t dengan formulasi rumus : ̅ √
Untuk masing-masing kelompok
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah : t
= nilai t hitung yang dicari
̅
= rata-rata nilai beda = simpangan baku
n
= jumlah sampel
Pasangan hipotesis yang akan diujji adalah :
Ho : µ = µ
H1 = µ ≠ µ
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya :
Terima hipotesis (Ho) jika -t (1- 1/2 α) < t < t (1 - 1/2 α) dalam hal lain hipotesis ditolak
7. Pengujian signifikan perbedaan peningkatan hasil dengan uji perbedaan ratarata satu pihak digunakan dengan uji t. 1) Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah : Ho : µ1 ≤ µ2, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara metode latihan cruise interval dengan metode latihan australian heart-rate repeat sets terhadap peningkatan kemampuan daya tahan. H1 : µ1 > µ2, latihan dengan menggunakan metode cruise interval lebih memberikan
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
peningkatan kemampuan daya tahan.
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
2) Pendekatan statistika yang digunakan adalah :
t
X1 X 2 S12 S 22 n1 n2
Keterangan : t = t hitung
X1 X2
Skor rata-rata kelompok 1
S12
Variasi kelompok 1
S 22
Variasi kelompok 2
n1 =
Banyaknya sampel kelompok 1
n2 =
Banyaknya sampel kelompok 2
Skor rata-rata kelompok 2
3) Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :
Terima hipotesis jika, thitung ≤
Tolak hipotesis jika, thitung >
2
1 1
2
1 1
2
2
4) Batas kritis dan penolakan hipotesis (H) nya : Untuk α = 0,05; W1 = =
dan t1 = t1-α = 1 – 0,05 (n1); W1 =
dan t2 = t1-α
1 – 0,05 (n2), dan untuk mengetahui nilai t (student) maka
mengitung dengan t =
1 1
2
2
. Sehingga diperoleh nilai t, dengan
demikian batas kritis dapat ditentukan. 5) Membandingkan thitung dengan ttabel dengan melihat kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis lalu kemudian dapat ditarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh.
Arini Ayuningrias, 2014 Dampak Latihan Cruise Interval Dengan Australian Heart-Rate Repeat Sest Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu