BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoroto yang terletak di Dusun Klesem, Desa Wonoroto, Kecamatan Watumatang, Kabupaten Wonosobo. Alasan peneliti melakukan penelitian di SD Negeri 2 Wonoroto karena pengunaan metode yang selama ini digunakan di SD Negeri 2 Wonoroto kurang bervariasi sehingga siswa mudah bosan/jenuh. Hal ini menyebabakan motivasi dan hasil belajar siswa kurang maksimal. Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai bulan Mei. Peneltian diawali dari persiapan penyusunan proposal sampai laporan hasil penelitian. Adapun rincian alokasi waktu kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian
No 1
Pelaksanaan Penelitian Proposal PTK
Januari Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Siklus I
2
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Siklus II
3
4
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Pelaporan
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 yang
29
30
berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto mempunyai latar belakang yang berbeda. baik kemampuan akademiknya, minat belajar, kebiasaan, cara berpikir, tingkat kerajinan, maupun kedisiplinan. Siswa kelas 5 rata-rata berumur 10-11 tahun. Menurut Piaget umur tersebut berada pada tahap berpikir operasional kongkrit yaitu antara 7-11 tahun. Tahap perkembangan berpikir ini sangat sesuai untuk siswa melakukan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam mencari/ menginvestigasi sebuah topik pembelajaran yang menuntut siswa untuk berpikir secara kritis. Seperti yang diungkapkan Piaget dalam Sugihartono (2007:109) pengamatan sangat penting dan menjadi dasar dalam menuntut proses berpikir anak, berbeda dengan perbuatan melihat yang hanya melibatkan mata, pengamatan melibatkan seluruh indra, menyimpan kesan lebih lama dan menimbulkan sensasi yang membekas pada siswa. Oleh karena itu dalam belajar diupayakan siswa harus mengalami sendiri dan terlibat langsung secara realistik dengan objek yang dipelajari. Belajar harus bersifat aktif dan sosial. Piaget meyakini bahwa belajar adalah proses regulasi diri dan anak akan menciptakan sendiri sensasi perasaan mereka terhadap realitas.
Untuk itu dalam melakukan proses pembelajaran guru hendaknya menyesuaikan karakteristik siswa sesuai dengan taraf berpikir operasional kongkrit mereka yaitu melibatkan siswa dalam setiap kegiatan belajar mengajar.
3.2 Variabel yang Diteliti Berdasarkan judul yang dibuat oleh peneliti serta rumusan masalah, maka peneliti merumuskan variabel penelitiannya adalah 3.2.1 Variabel Bebas/ Independen Menurut Slameto (2012:140) menyatakan bahwa variabel bebas atau independen variabel adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain. Pada penelitian ini variabel bebas atau variabel X adalah metode pembelajaran Group Investigation. Metode Group Investigation adalah metode pembelajaran yang menekankan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
31
Metode Group Investigation dikatakan variabel bebas atau variabel X karena metode pembelajaran Group Investigation dapat mempengaruhi motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Adapun langkah-langkah metode pembelajaran Group Investigation adalah 1. Tahap mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok. 2. Merencanakan tugas yang akan dipelajarai. 3. Melakukan investigasi. 4. Analisis hasil investigasi. 5. Mempresentasikan hasil investigasi. 6. Evaluasi. 3.2.2 Variabel Terikat/ Dependent Menurut Slameto (2012:140) menyatakan bahwa variabel terikat adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel terikat diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat atau variabel Y ada dua, variabel pertama (Y1) adalah motivasi belajar sedangkan variabel bebas yang kedua (Y2) adalah hasil belajar. Dikatakan variabel terikat karena variabel tersebut dipengaruhi oleh variabel X (metode Group Investigation). Motivasi belajar adalah pengaruh atau dorongan dari diri individu atau orang lain untuk melakukan suatu aktifitas guna mencapai tujuan yang ingin dicapai. Motivasi dapat diukur melalui teknik non tes berupa angket. Angket adalah jenis penilaian non tes yang diisi oleh responden atau subjek yang diteliti. Untuk mengukur tingkat keberhasilan motivasi belajar angket dibuat dengan memperhatikan indikator Attention (perhatian), Relevance (relevan), Confidence (kepercayaan diri), dan Satisfaction (kepuasan). Sedangkan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan. Hasil belajar dapat diukur dengan teknik tes. Tes yang digunakan disini adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda.
32
3.3 Prosedur Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto (2005) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas atau PTK adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, dan bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Menurut Soedarsono (2001:2) menyatakan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu bisa dimaknai dengan suatu proses dimana melalui proses ini dosen dan mahasiswa menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Sedangkan menurut Niff dalam Sukidin (2002:14) memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya. Dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahawa Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kegiatan pembelajaran dalam mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran di kelas sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk mengembangan sekolah dan mengembangkan keahlian mengajar. Tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kegiatan pembelajaran dalam mengatasi kesulitan siswa. Seperti pendapat Mulyatiningsih (2012:60) yang menyatakan bahwa: Penelitian tindakan mempunyai karakteristik khusus yang tidak terdapat pada penelitian lain. Sesuai dengan tujuan penelitian tindakan yaitu untuk memperbaiki kinerja mengajar guru atau kinerja manajerial bagi Kepala Sekolah maka penelitian tindakan mempunyai karakteristik salah satunya adalah “dilakukan secara kolaboratif atau partisipatorif”.
Kegiatan penelitian bersifat kolaboratif antara guru, peneliti dan siswa. Kegitan yang bersifat kolaboratif mengandung pengertian bahwa masing-masing individu yang terlibat dalam penelitian mempunyai tugas, tanggung jawab dan kepentingan yang berbeda tetapi tujuannya sama yaitu memecahkan masalah
33
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran termasuk hasil belajar. Dalam hal ini guru mempunyai kepentingan untuk meningkatkan kemampuan mengajar, peneliti berkepentingan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sedangkan yang diteliti (siswa) memiliki kepentingan untuk meningkatkan kinerja/hasil belajar. Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan observer. Peneliti bertindak sebagai perancang penelitian yang dilakukan, sedangkan guru kelas bertindak sebagai pelaksana tindakan penelitian, dan observer bertindak sebagai pengamat pelaksanaan tindakan. Hasil penelitian dapat digunakan bersama-sama oleh guru dan peneliti.
3.4 Rencana Tindakan Rencana tindakan yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model Kemmis & Taggart. Kemmis dan Taggart dalam Mulyatiningsih (2012:70) membagi prosedur penelitian tindakan dalam empat tahap kegiatan pada satu putaran (siklus) yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observasing) dan refleksi (reflecting). Perencanaan dilakukan sebelum melaksanakan tindakan, sedangkan kegiatan tindakan dan observasi dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Hasil observasi direfleksi untuk merencanakan tindakan tahap (siklus) berikutnya. Siklus tindakan dilaksanakan secara terus menerus sampai penelitian berhasil atau masalah dapat diselesaikan dan peningkatan hasil belajar sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Hambatan dan keberhasilan pelaksanaan tindakan pada siklus pertama diobservasi dan dievaluasi. Setelah diobservasi dan dievaluasi kemudian didiskusikan antara peneliti, pelaksanan (guru kelas) dan observer sebagai bahan refleksi yang akan digunakan untuk merancang tindakan pada siklus kedua atau siklus berikutnya. Tindakan pada siklus kedua atau siklus berikutnya merupakan perbaikan dari siklus pertama. Adapun model penelitian yang digunakan dalam penelitin ini adalah model penelitian menurut Kemmis dan Taggart. Berikut merupakan rancangan penelitian tindakan kelas, model Kemmis dan Taggart.
34
Identifikasi masalah
Perencanaan Refleksi
Aksi
Observasi Perencanaan Ulang
Refleksi Observasi Aksi Sumber: Zainal Aqib 2009:31
Gambar 3.1 Rencana Tindakan Model Kemmis dan Taggart
Pada penelitian ini rencana tindakan dalam beberapa siklus yang setiap siklusnya terdiri dari tiga kali pertemuan dua pertemuan untuk pembelajaran dengan metode pembelajaran Group Investigation dan satu pertemuan digunakan untuk evaluasi pembelajaran. Apabila proses pembelajaran pada siklus I belum tuntas atau belum mencapai hasil yang diharapkan maka peneliti akan melanjuntkan ketahap siklus berikutnya sampai hasil yang didapatkan tercapai dengan maksimal atau sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Adapun tahapan yang digunakan pada setiap siklusnya adalah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan (Planning) Tahap ini merupakan tahap persiapan untuk melakukan suatu tindakan. Persiapan tersebut mencakup penemuan masalah, pemilihan judul, pembuatan
35
proposal, pembuatan instrument, permohonan izin serta survey di sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian yaitu SD Negeri 2 Wonototo. b. Tahap Melakukan Tindakan (Action) Pada tahap pelaksanaan tindakan mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang meliputi uji coba instrumen, pengambilan data dan penerapan metode pembelajaran Group Investigation. c. Tahap Mengamati (observasi) Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengamati kegiatan pembelajaran dengan metode Group Investigation, mencatat dan menganalisis setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. d. Tahap Refleksi (Reflection) Pada tahap refleksi kegiatan yang dilakukan adalah berdiskusi dengan guru, observer dan peneliti untuk membahas keberhasilan dan kelamahankelemahan guru saat menggunakan metode Group Investigation saat pembelajaran berlangsung, serta memberikan saran dan perbaikannya untuk menentukan rencana tindakan untuk siklus berikutnya.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang akan dijadikan acuan penelitian, peneliti menggunakan teknik angket, observasi, dokumentasi dan tes. 3.5.1.1 Angket Angket yang digunakan disini merupakan angket tertutup, artinya angket yang pengisianya memberikan centang atau menyilang dari beberapa item yang telah ditentukan oleh peneliti. Angket ini diberikan kepada siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto untuk mengetahui motivasi siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation. Aspek yang digunakan dalam angket motivasi siswa adalah aspek menurut Keller dalam Sugihartono (2007:78) yaitu terdiri dari Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan diri) dan Satisfaction (kepuasan).
36
Sistem skoring dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yang terdiri dari empat jawaban alternatif. Menurut Mardapi (2008:121) keempat alternatif jawaban itu adalah sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1). Angket tersebut akan menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa, semakin tinggi skor maka semakin tinggi motivasi belajar siswa, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa rendah. Jumlah item angket yang digunakan untuk mengukur motivasi siswa adalah 20 item. 3.5.1.2 Observasi Menurut Rusman (2010:279) menyatakan bahwa observasi adalah teknik penilaian alternatif yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara teliti serta mencatat secara sistematis tentang sesuatu yang terjadi dalam proses pembelajaran. Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian Zuriah (2003:122). Menurut Arikunto (2002:205) observasi atau mengamati adalah menatap kejadian, gerak atau proses. Menurut Arikunto (2010:272) dalam menggunakan metode observasi adalah dengan cara melengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang akan terjadi. Dalam penelitian ini format disusun dalam lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan metode Group Investigation. Data observasi menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai antara (4, 3, 2, 1) yang berarti angka 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang (Sudjana, 2006: 77-78). 3.5.1.3 Dokumentasi Metode dokumentasi adalah pengumpulan data melalui dokumentasi atau catatan-catatan penting, surat kabar, internet dan sebagainya. Arikunto (2010:274) berpendapat bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar, majalah, prasasti, rapat, agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mencari data yang berhubungan dengan SD Negeri 2 Wonoroto,
37
dokumentasi tersebut berupa catatan. Catatan ini meliputi seluruh aktifitas siswa ketika tindakan berlangsung maupun sebelum tindakan untuk mengetahui kondisi awal. Misalnya perilaku spesifik yang dapat menjadi petunjuk sebagai dugaan adanya suatu permasalahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pelaksanaan langkah berikutnya. 3.5.1.4 Tes Purwanto (2013:63) menyatakan bahwa tes merupakan alat ukur untuk pengumpulan data di mana dalam memberikan respon atas pertanyaan dalam instrumen, peserta didorong untuk menunjukkan penampilan maksimalnya. Tes digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Tes ini diberikan setelah akhir pembelajaran. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk tes objektif yang meliputi tes pilihan ganda dan digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah kognitif. Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. Sedangkan tes pilihan ganda, yaitu salah satu bentuk tes objektif yang terdiri atas pertanyaan
atau
pernyataan
yang
sifatnya
belum
selesai,
dan
untuk
menyelesaikannya harus dipilih salah satu (atau lebih) dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang disediakan. 3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan maka peneliti memerlukan instrumen pengumpulan data. Instrumen penggumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini terdiri dari: Instumen angket, observasi dan tes. Instumen tersebut adalah sebagai berikut: 3.5.2.1 Instrumen angket Instrumen angket digunakan untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar menggunakan metode pembelajaran Group Investigation. Angket motivasi akan diberikan dan diisi oleh siswa setiap akhir pembelajaran pada setiap siklus. Angket motivasi diberikan setelah kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran Group Investigation berlangsung.
38
Hal ini bertujuan untuk mengetahui motivasi siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran Group Investigation. Angket motivasi dibuat
20
item.
Menurut
Keller
dalam
Sugihartono
dkk.
(2007:78)
mengungkapkan bahwa indikator untuk mengukur motivasi adalah aspek Attention (perhatian),
Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan diri)
Satisfaction (kepuasan). Adapun kisi-kisi angket motivasi belajar siswa secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa No I.
Aspek Attention (perhatian)
Indikator No. Item a. Memperhatikan kegiatan pembelajaran 2, 6, 8, yang berlangsung. b. Memperhatikan meteri pembelajaran 12, 17, 20 yang disampaikan. II. Relevance a. Kesesuaian materi pelajaran dengan 1, 5, 10, (relevansi) kebutuhan dan kondisi siswa b. Kesesuaian materi pelajaran dengan 13, 15, 18 metode pembelajaran. III. Confidence Keyakinan terhadap kemampuan yang 4, 7, (kepercayaan dimiliki siswa 14, 19 diri) IV Satisfaction Kepuasan terhadap hasil yang diperoleh 3, 9, (kepuasan) 11, 16 Jumlah
Jumlah 6
6
4 4 20
Sumber: Widoyoko (2012) 3.5.2.2 Instrumen observasi Observasi digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan metode pembelajaran Group Investigation. Lembar observasi diisi oleh observer yaitu teman sejawat. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan metode Group Investigation. Melalui pengisian lembar observasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran Group Investigation, peneliti dapat mengetahui keterlaksanaan proses belajar mengajar dengan metode pembelajaran Group Investigation. Kisi-kisi observasi dibuat sesuai dengan langkah-langkah metode Group Investigation.
39
Adapun kisi-kisi observasi pelaksanaan pembelajaran ada pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi Pelaksanaan Metode Pembelajaran Group Investigation Variabel
Aspek
Pelaksanaan I. Pra Metode pembelajaran Pembelajaran Group II. Kegiatan awal Investigation pembelajaran
Jumlah
Indikator
No
1. Kesiapan guru dalam menyiapkan ruang, 1 alat, dan media pembelajaran 2. Mengatur tempat duduk siswa 2 1. Membuka pelajaran 3 2. Menyampaikan apersepsi serta motivasi 4 kepada siswa 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5 4. Menyampaikan langkah-langkah metode 6 Group Investigation III. Kegiatan inti pembelajaran A. Tahap 1. Siswa memilih subtopik 7 mengidentifika 2. Siswa bergabung dalam kelompok 8 si topik dan 3. Membatasi jumlah siswa pada setiap 9 mengatur kelompok murid dalam 4. Guru membantu siswa mengumpulkan 10 beberapa informasi kelompok B. Tahap Merencanakan tugas yang akan dipelajari 11 merencanakan tugas yang akan dipelajari C. Tahap 1. Mengumpulkan informasi dan 12 melaksanakan menganalisisnya investigasi 2. Berpartisipasi aktif dalam kelompok 13 3. Memantau dan memberi bantuan 14 D. Tahap analisis 1. Bediskusi untuk menganalisis dan 15 hasil investigasi mengabungkan informasi 2. Merencanakan presentasi 16 3. Membagi tugas dalam presentasi 17 4. Mempresentasikan topik yang telah 18 diinvestigasi E. Tahap 19 mempresentasi 1. Siswa lain menanggapi presentasi 20 kan hasil 2. Mengevaluasi kejelasan presentasi 21 investigasi 3. Mengatur presentasi IV. Kegiatan akhir pembelajaran F. Tahap evaluasi 1. Memberikan umpan balik 22 2. Mengevaluasi pembelajaran yang telah 23 dilakukan. 3. Guru mengakhiri pembelajaran. 24 24 Item
Sumber: Widoyoko (2012)
40
Dalam penelitian ini lembar observasi diisi oleh teman sejawat atau observer sesuai dengan keadaan saat pembelajaran berlangsung. 3.5.2.3 Instrumen Tes Instrumen tes digunakan untuk membuat kriteria dalam mengukur keberhasilan pembelajaran dengan metode pembelajaran Group Investigation. Dalam instrumen tes terdapat kisi-kisi soal evaluasi untuk mengetahui apakah sudah terjadi peningkatan hasil belajar atau belum. Jika sudah terjadi peningkatan hasil belajar maka penelitian diartikan berhasil. Tes dilakukan pada setiap akhir siklus dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar atau sebaliknya. Dalam instrumrn tes terdapat kisi-kisi soal evaluasi siklus I dan soal evaluasi siklus II. Adapun instrumen kisi-kisi soal tersebut ada pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Kisi- Kisi Soal Evaluasi Siklus I Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
7. Memaha 7.1 Mendesmi kripsikan perubahan proses yang pembentu terjadi di kan tanah alam dan karena hubungan pelapukan nya . dengan pengguna an sumber daya alam
Indikator
Nomor Soal
1. Menggolongkan jenis-jenis batuan berdasarkan ciri-cirinya 2. Menggolongkan jenis-jenis batuan berdasarkan manfaatnya. 3. Menggolongkan jenis-jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya. 4. Mendiskripsikan pembentukan tanah karena pelapukan fisika. 5. Mendiskripsikan pembentukan tanah karena pelapukan biologi.
2, 4*, 6, 21, 22, 24, 30.
Jumlah Soal
8, 12*, 14, 17, 19, 23, 25, 29*. 7, 9, 10, 15, 16*, 20, 28. 1, 5, 13*, 18, 27. 3, 11, 26.
30
Keterangan: * = menunjukkan nomor soal yang tidak valid. Kisi-kisi soal yang valid sebanyak 25 soal. Soal yang valid digunakan untuk membuat soal evaluasi siklus I. Sedangkan 5 soal tidak valid. Soal yang tidak valid tidak digunakan untuk membuat soal evaluasi siklus I.
41
Untuk mengukur tingkat keberhasilan evaluasi siklus II maka soal divalidkan terlebih dahulu adapun kisi-kisi soal siklus II yaitu pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Siklus II Standar Kompetensi
7. Memaha mi perubahan yang terjadi di alam dan hubungan nya dengan pengguna an sumber daya alam
Kompetensi Dasar
7.2 mengiden -tifikasi jenis-jenis tanah
Indikator
Nomor Soal
2, 4, 5*, 7, 9, 12*, 14, 16*, 23, 27*. 2. Menjelaskan jenis-jenis tanah 1, 3, 6, 15*, misalnya berhumus, berpasir, 18*, 21*, 22, 24, 26, 29*. liat, dan berkapur 3. Mengidentifikasi penyerapan 7, 20, 25, 28*. air oleh tanah. 4. Menjelaskan manfaat tanah 8, 10, 11, misalnya berhumus, berpasir, 13*, 17*, 19, 30. liat, dan berkapur.
1. Mengidentifikasi susunan tanah
Jumlah Soal
30
Keterangan: * = menunjukkan nomor soal yang tidak valid. Kisi-kisi soal yang valid digunakan untuk membuat soal evaluasi siklus II yaitu sebanyak 20 soal. Sedangkan kisi-kisi soal yang tidak valid tidak digunakan untuk membuat soal evaluasi siklus II yang berjumlah 10 soal.
3.6 Uji Coba Instrumen Penelitian Uji coba instrumen penelitian pada penelitian ini meliputi uji validitas dan uji reabilitas. Uji validitas dan uji reabilitasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sudah valid dan reabel atau belum. Jika instrumen sudah valid dan reabel maka instrumen tersebut dapat digunakan untuk menguji tingkat keberhasilan suatu pembelajaran. Adapun uji validitas dan reabilitas adalah sebagai berikut. 3.6.1 Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang
42
diteliti secara tepat. Menurut Widoyoko (2009:155) cara menganalisis validitas dan reabilitas instrumen menggunakan komputer dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) dengan urutan langkahlangkah yaitu membuka program SPSS 16.0 kemudian memasukkan data (entry data), selanjutnya mengolah data dengan cara Analyze- scale- Reliability Analysis- Scale if item deleted- Continue- Ok dan yang terakhir menganalisis output atau hasilnya. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi antara skor item dengan skor total item. Hasil perhitungan korelasi digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Menurut Widoyoko (2009:143) suatu item dinyatakan valid atau layak digunanakan apabila Corrected Item-Total Correlation lebih besar atau samadengan 0,3 (≥ 0,3).
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat motivasi siswa dan menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pada pembelajaran dalam evaluasi siklus I dan siklus II pada pembelajaran IPA kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto pada pokok bahasan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan jenis-jenis tanah dengan menerapkan metode pembelajaran Group Investigation. 3.6.1.1 Uji Validitas Angket Motivasi Untuk menguji kevaliditasan angket motivasi yang digunakan untuk mengukur tingkat motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode Group Investigation, maka peneliti mengujicobakan angket motivasi tersebut di Kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto pada pertemuan pertama. Uji validitas angket motivasi dilakukan di sekolah dan kelas yang sama dengan tempat penelitian yaitu SD Negeri 2 Wonoroto karena siswa kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto sudah mengetahui metode pembelajaran Group Investigation sehingga siswa paham dan bisa mengisi angket motivasi yang diberikan guru dengan mudah. Setelah
diuji
cobakan
kemudian
peneliti
menganalisis
tingkat
kevaliditasannya dengan bantuan SPSS 16 for windows. Hal ini dilakukan untuk
43
mempermudah peneliti dalam menguji validitas soal evaluasi jika dibandingkan dengan menganalisisnya secara manual. Adapun hasil uji validitas instrumen angket motivasi dapat dilihat pada tabel 3.6 di bawah ini. Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Angket Motivasi
VAR00001
Corrected Item-Total Correlation .473
Valid
VAR00011
Corrected Item-Total Correlation .692
VAR00002
.422
Valid
VAR00012
.379
Valid
VAR00003
.568
Valid
VAR00013
.596
Valid
VAR00004
.652
Valid
VAR00014
.856
Valid
VAR00005
.406
Valid
VAR00015
.372
Valid
VAR00006
.391
Valid
VAR00016
.800
Valid
VAR00007
.602
Valid
VAR00017
.425
Valid
VAR00008
.502
Valid
VAR00018
.634
Valid
VAR00009
.581
Valid
VAR00019
.304
Valid
VAR00010
.592
Valid
VAR00020
.749
Valid
No. Soal
Keterangan
No. Soal
Keterangan Valid
Sumber: data yang diolah Berdasarkan tabel 3.6 di atas, rancangan instrumen validitas angket motivasi yang telah diuji cobakan pada siswa kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto dapat diperoleh bahwa ke-20 instrumen soal dinyatakan valid dan dapat digunakan. Karena hasil perhitungan dari kolom corrected item total coorelation menunjukkan nilai ≥0,30 sehingga dapat digunakan untuk menguji tingkat motivasi siswa. 3.6.1.2 Uji Validitas Soal Evaluasi Untuk menguji kevaliditasan soal evaluasi, maka peneliti mengujicobakan soal tersebut di SD Negeri 1 Wonoroto. Alasan peneliti mengujicobakan instrumen soal di SD Negeri 1 Wonoroto karena karakteristik dan kemampuan siswa SD Negeri 1 Wonoroto hampir sama dengan siswa SD Negeri 2 Wonoroto yang akan menjadi tempat penelitian. Setelah diuji cobakan di SD Negeri 1 Wonoroto kemudian peneliti menganalisis tingkat kevaliditasannya dengan
44
bantuan SPSS 16 for windows. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam menguji kevaliditasan soal evaluasi. Adapun hasil uji validitas instrumen soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel 3.7 di bawah ini. Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus I No. Soal VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015
Corrected Item-Total Keterangan No. Soal Correlation .552 Valid VAR00016 .723 Valid VAR00017 .704 Valid VAR00018 .176 Tidak Valid VAR00019 .777 Valid VAR00020 .455 Valid VAR00021 .416 Valid VAR00022 .341 Valid VAR00023 .628 Valid VAR00024 .370 Valid VAR00025 .702 Valid VAR00026 .095 Tidak Valid VAR00027 -.111 Tidak Valid VAR00028 .318 Valid VAR00029 .507 Valid VAR00030
Corrected Item-Total Correlation .200 .488 .355 .777 .335 .610 .565 .613 .628 .640 .845 .376 .708 -.076 .819
Keterangan Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
Sumber: data yang diolah Berdasarkan tabel 3.7 di atas dapat dilihat bahwa, rancangan instrumen validitas soal siklus I yang telah diuji cobakan pada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Wonoroto diperoleh bahwa 25 instrumen soal atau 83% soal valid. Maka dari itu ke-25 soal tersebut dapat digunakan untuk menguji tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui tes. Adapun soal yang tidak valid ada berjumlah lima soal yaitu soal nomor 4, 12, 13, 16, dan 29. Sedangkan ke-25 soal yang valid adalah soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, dan 30. Hasil perhitungan ini dilihat dari kolom corrected item-total coorelation yang nilainnya lebih dari atau sama dengan 0,30. Sedangkan rancangan instrumen validitas soal siklus II yang telah diuji cobakan pada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Wonoroto dapat dilihat pada tabel 3.8 di bawah ini.
45
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus II No. Soal
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
No. Soal
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
VAR00001
.582
Valid
VAR00016
.178
Tidak Valid
VAR00002
.493
Valid
VAR00017
.276
Tidak Valid
Valid
VAR00018
-.059
Tidak Valid
Valid
VAR00019
.371
Valid
Tidak Valid
VAR00020
.492
Valid
Valid
VAR00021
.174
Tidak Valid
Valid
VAR00022
.404
Valid
Valid
VAR00023
.330
Valid
Valid
VAR00024
.331
Valid
Valid
VAR00025
.346
Valid
Valid
VAR00026
.499
Valid
Valid
VAR00027
.148
Tidak Valid
.050
Tidak Valid
VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012
.492 .404 .132 .692 .595 .744 .597 .744 .448 .552
VAR00013
-.110
Tidak Valid
VAR00028
VAR00014
.597
Valid
VAR00029
.148
Tidak Valid
Tidak Valid
VAR00030
.744
Valid
VAR00015
.058
Sumber: data yang diolah Berdasarkan tabel 3.8 dapat dilihat bahwa ke-20 soal dapat digunakan untuk menguji tingkat keberhasilan siswa pada siklus II. Adapun soal yang tidak valid antara lain soal nomor 5, 13, 15, 16, 17, 18, 21, 27, 28, dan 29. Soal-soal tersebut tidak akan digunakan. Sedangkan ke-20 soal yang valid antara lain 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, dan 30. Hasil perhitungan ini dilihat dari kolom corrected item-total coorelation yang nilainnya ≥ 0,30. 3.6.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator variabel bentukkan yang menunjukkan derajad sampai dimana masing- masing indikator itu mengindikasikan variabel bentukan yang umum. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi instrumen. Uji reliabilitas dilakukan oleh SPPS 16,0. Menurut Kaplan dalam Widoyoko (2009:155) suatu instrumen dikatakan reliabel
46
jika mempunyai nilai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7.
Adapun uji
reliabilitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 3.6.2.1 Uji Reliabilitas Angket Motivasi Untuk menguji kereabilitasan angket motivasi, peneliti mengujicobakan angket motivasi tersebut dengan tujuan untuk mengetahui apakah angket tersebut reabel atau dapat digunakan atau tidak. Setelah diuji kemudian peneliti menganalisisnya dengan bantuan SPSS 16 for windows. Adapun hasil uji reabilitas angket motivasi yang telah di ujikan dapat dilihat pada tabel 3.9 di bawah ini. Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Cronbach's Alpha .905
N of Items 20
Berdasarkan tabel 3.9 perhitungan melalui program SPSS versi 16.0 maka hasil reliabilitas instrumen angket motivasi dinyatakan reliabel karena nilai koefisien Alpha menunjukkan lebih dari 0,7 (0,905 ≥ 0,7). Dengan melihat nilai cronbanch’s alfa yaitu 0,905 maka instrumen angket motivasi dinyatakan reabel dan dapat digunakan. 3.6.2.2 Uji Reliabilitas Soal Evaluasi Untuk menguji kereabilitasan soal evaluasi, peneliti mengujicobakan soal tersebut di SD Negeri 1 Wonoroto dengan tujuan untuk mengetahui apakah soal evaluasi sudah reliabel atau dapat digunakan atau tidak. Setelah diuji cobakan kemudian peneliti menganalisisnya dengan bantuan SPSS 16 for windows. Adapun tabel hasil uji reliabilitas instrumen siklus I dapat dilihat pada tabel 3.10. Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Siklus I Cronbach's Alpha .912
N of Items 30
47
Berdasarkan tabel 3.10 di atas, perhitungan melalui program SPSS versi 16.0 for windows maka hasil reliabilitas instrumen hasil belajar dinyatakan reliabel karena nilai koefisien Alpha menunjukkan lebih dari 0,7 (0,912 ≥ 0,7). Dengan melihat nilai cronbanch’s alfa yaitu 0.912 maka instrumen evaluasi hasil belajar siklus I dinyatakan reabel dan dapat digunakan. Selain itu soal evaluasi siklus II juga diuji cobakan untuk mengetahui tingkat kereabelan suatu instrumen. Berikut tabel 3.11 merupakan hasil uji reabilitas instrumen siklus II. Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Siklus II Cronbach's Alpha .856
N of Items 30
Berdasarkan tabel 3.11 di atas, perhitungan melalui program SPSS versi 16.0 maka hasil reliabilitas instrumen hasil belajar dinyatakan reliabel karena nilai koefisien Alpha menunjukkan lebih dari 0,7 (0,856 ≥ 0,7). Dengan melihat nilai cronbanch’s alfa yaitu 0.856 maka instrumen evaluasi hasil belajar dinyatakan reabel dan dapat digunakan. 3.7 Indikator Kinerja Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti menargetkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas 5 dengan rincian pada tabel 3.12. Tabel 3.12 Indikator Kinerja No 1.
2.
Dimensi/ unsur Motivasi belajar
Hasil belajar
Indikator
Instrumen
Meningkatnya motivasi siswa pada mata pelajaran IPA yaitu 90% dari jumlah keseluruhan siswa mempunyai motivasi yang tinggi dengan skor ≥ 49. Meningkatnya hasil belajar pada mata pelajaran IPA yaitu 90% dari jumlah keseluruhan siswa mendapat nilai KKM ≥ 70.
Angket
Sumber: Widoyoko (2012)
Tes objektif (pilihan ganda)
48
3.8 Analisis Data Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai hasil evaluasi kondisi awal, nilai evaluasi siklus I dan nilai evaluasi siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. 3.1.1 Data Kuantitatif a. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Langkah pertama dalam proses pengolahan hasil belajar adalah penskoran dari data mentah berdasarkan hasil belajar siswa. Penskoran adalah proses pengubahan jawaban-jawaban soal tes menjadi angka-angka. Angka-angka hasil penilaian tersebut selanjutnya diubah menjadi nilai-nilai untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Dalam penelitian ini peneliti menghitung nilai dari setiap siswa dan menghitung ratarata dari seluruh siswa kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto. Menurut Purwanto (2013: 207) rumus menghitung nilai adalah sebagai berikut: 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 =
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎
𝒙 𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂
Keterangan : Skala : 100 b. Data berupa hasil belajar IPA yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata. Menurut Sudjana (2008:109) rumus menghitung rata-rata nilai siswa adalah sebagai berikut:
= Ʃ𝑥 𝑁 Keterangan : = Rata-rata (mean) Ʃx = jumlah seluruh skor N
= banyaknya subjek
49
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam 2 kategori tuntas dan tidak tuntas. Adapun kriteria ketuntasan belajar dapat dilihat pada tabel 3.13. Tabel 3.13 Kriteria Ketuntasan Belajar Kriteria Ketuntasan
Kualifikasi
≥ 70
Tuntas
< 70
Tidak Tuntas
Sumber: Depdiknas, rancangan hasil belajar (2006)
3.1.2 Data Kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data observasi dan data angket. a. Data observasi dari hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Data kualitatif diperoleh dari observasi pelaksanaan selama proses pembelajaran IPA berlangsung dengan cara deskriptif, dan data ini hanya bersifat sebagai data pendukung. Data observasi menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai antara (4, 3, 2, 1) untuk penilaian keterlaksanaan guru pembelajaran dengan metode Group Investigation. Angka 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang dengan cara memberi centang (√) pada kolom skala nilai sesuai pendapat Sudjana (2006:77). Skala
nilai
tersebut
kemudian
dikonversikan
untuk
menilai
keterlaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. Menurut Widoyoko (2012:110) konversi skor keterlaksanaan pembelajaran dapat diperoleh dengan rumus sebagai beikut:
𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒗𝒂𝒍 =
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 − 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒕𝒆𝒓𝒆𝒏𝒅𝒂𝒉 𝟒
50
Adapun konversi skor keterlaksanakan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.14 di bawah ini. Tabel 3.14 Konversi Skor Keterlaksanaan Pembelajaran Interval Skor ≤ 22 23-40 41-58 59-76 77-96
Kategori Sangat Kurang Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik
Sumber: Widoyoko (2012)
b. Data angket diperoleh dari tiap-tiap siklus. Data kualitatif yang diperoleh dari angket motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA dengan cara deskriptif. Data angket motivasi dan observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai antara (4, 3, 2, 1) yang berarti angka 4=sangat setuju, 3=setuju, 2=tidak setuju, dan 1=sangat tidak setuju sesuai pendapat Mardapi (2008:121). Menurut Widiyoko (2012:110) rumus menghitung rerentang skor adalah sebagai berikut: 𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒗𝒂𝒍 =
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 − 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒕𝒆𝒓𝒆𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒔 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒗𝒂𝒍
Setelah jarak interval diketahui kemudian dibuat konversi skor Motivasi belajar siswa seperti pada tabel 3.15. Tabel 3.15 Konversi Skor Motivasi Belajar Siswa No. 1. 2. 3. 4.
Interval Skor ≤ 33 34 – 48 49 – 63 64 – 80
Keterangan Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi
Sumber: Widoyoko (2012)