44
BAB III METODE PENELITIAN
A.
TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Surakarta. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan, yaitu sejak bulan Juli 2015 hingga bulan April 2015. NO
Bulan Aspek
Juli
1
Pengajuan Judul
x
2
Pengajuan Proposal
x
3
Seminar Proposal
4
Revisi Proposal
5
Pengumpulan Data
5
Agust
Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
x
x
Apr
x x
a. Ijin Penelitian
x
b. Seleksi wacana
x
Analisis data a. Identifikasi struktur teks anekdot
x
b. Identifikasi fungsi teks anekdot
x
c. Identifikasi makna teks anekdot
x
Penyusunan laporan 6
penelitian Seminar Hasil
7
Penelitian
x
8
Ujian Sidang
x
9
Revisi
x
45
B.
JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripstif kualitatif. Semi mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tidak menggunakan angka-angka, tetapi mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar-konsep yang sedang dikaji secara empiris (Suwardi Endraswara, 2011: 5). Penelitian kualitatif ini menggunakan metode content analysis atau analisis isi. Pendekatan analisis isi merupakan suatu langkah yang ditempuh untuk memperoleh keterangan isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Menurut Krippendorff (1991: 15) analisis isi adalah suatu teknik untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (repicable) dan sahih, dengan mempehatikan konteksnya. Model analisis isi bisa melihat makna yang tersembunyi drai suatu teks. Maka analisis isi adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi yang terdokumentasi. Menurut Krippendorf (2004: 86) ada enam tahapan dalam penelitian analisis, empat tahap awal dari penelitian analisis isi dapat pakai secara acak, sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkembang ketika penelitian, yaitu. 1. Unitizing Unitizing, adalah upaya untuk mengambil data yang tepat dengan kepentingan penelitian yang mencakup teks, gambar, suara, dan data-data lain yang dapat diobservasi lebih lanjut. Unit adalah keseluruhan yang dianggap istimewa dan menarik oleh analis yang merupakan elemen independen. Unit adalah objek penelitian yang dapat diukur dan dinilai dengan jelas, oleh karenanya harus memilah sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah dibuat. 2. Sampling Sampling, adalah cara analis untuk menyederhanakan penelitian dengan membatasi observasi yang merangkum semua jenis unit yang ada. Dengan demikian terkumpullah unit-unit yang memiliki tema/karakter yang sama. Dalam pendekatan kualitatif, sampel tidak harus digambarkan dengan proyeksi statistik. Dalam perdekatan ini kutipan-kutipan serta contoh-
46
contoh, memiliki fungsi yang sama sebagai sampel. Sampel dalam bentuk ini digunakan untuk mendukung atas pernyataan inti dari peneliti. 3. Recording/coding Recording, dalam tahap ini peneliti mencoba menjembatani jarak (gap) antara unit yang ditemukan dengan pembacanya. Perekamaan di sini dimaksudkan bahwa unit-unit dapat dimainkan/digunakan berulang ulang tanpa harus mengubah makna. Kita mengetahui bahwa setiap rentang waktu memiliki pandangan umum yang berbeda. Olehkarenanya recording berfungsi untuk menjelaskan kepada pembaca/pengguna data untuk dihantarkan kepada situasi yang berkembang pada waktu unit itu muncul dengan menggunakan penjelasan naratif dan atau gambar pendukung. Dengan demikian penjelasan atas analisis isi haruslah tahan lama dapat bertahan disetiap waktu. 4. Reducing (pengurangan) data atau penyederhanaan data Reducing, tahap ini dibutuhkan untuk penyediaan data yang effisien. Secara sederhana unit-unit yang disediakan dapat disandarkan dari tingkat frekuensinya. Dengan begitu hasil dari pengumpulan unit dapat tersedia lebih singkat, padat, dan jelas. 5. Abductively inferring (pengambilan simpulan); bersandar kepada analisa konstuk dengan berdasar pada konteks yang dipilih Inferring, tahap ini mencoba menganalisa data lebih jauh, yaitu dengan mencari makna data unit-unit yang ada. Dengan begitu, tahap ini akan menjembatani antara sejumlah data deskriptif dengan pemaknaan, penyebab, mengarah, atau bahkan memprovokasi para pengguna teks. Inferring, bukan hanya berarti deduktif atau induktif, namun mencoba mengungakap konteks yang ada dengan menggunkan konstruksi analitis (analitical construct). Konstuksi analitis berfungsi untuk memberikan model hubungan antara teks dan kesimpulan yang dituju. Dengan begitu, konstuksi analitis harus menggunkan bantuan teori, konsepsi yang sudah memiliki kebasahan dalam dunia akademis. 6. Naratting (penarasian) atas jawaban dari pertanyaaan penelitian.
47
Naratting, merupakan tahan yang terakhir. Narasi merupakan upaya untung menjawab pertanyaan penelitian. Dalam narasi biasanya juga berisi informasi-informasi penting bagi pengguna penelitian agar mereka lebih paham atau lebih lanjut dapat mengambil keputusan berdasarkan hasil penelitian yang ada.
C.
SUMBER DATA
Data adalah keterangan atau bukti mengenai suatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri-sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah. Data juga berarti kumpulan informasi yang diperoleh dari hasil suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang, atau sifat. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah seluruh kata, rangkaian kata, kalimat, paragraf, wacana yang terdapat dalam teks anekdot yang dibuat oleh siswa kelas X. Teks anekdot yang dibuat oleh siswa kelas X ini, yang merupakan data peneliti, adalah Ujian Kompetensi Akhir yang diberikan oleh guru. Pemilihan teks anekdot yang dibuat siswa saat Ujian Kompetensi Akhir dipilih sebagai data dengan asumsi semua siswa telah mendapatkan materi teks anekdot secara lengkap dan menyeluruh, serta sudah banyak berlatih untuk membuat teks anekdot dari beberapa pertemuan-pertemuan yang lalu, sehingga siswa sudah paham untuk membuat teks anekdot yang baik. Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yaitu sumber utama penelitian yang diproses langsung dari sumbernya tanpa lewat perantara (Siswantoro, 2010:54). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah informan yakni siswa kelas X SMA Negeri 1 Surakarta. Informan dipilih meliputi jumlah siswa dalam satu kelas yang berarti terdapat 26 informan. Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh secara tidak langsung atau lewat perantara tetapi masih berdasar pada kategori konsep (Siswantoro, 2010:54). Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen yakni buku-buku pustaka yang menunjang dalam penelitian. Buku-buku tersebut yang masih ada kaitannya dengan materi anekdot, materi analisis wacana, materi Kurikulum 2013, dan lain sebagainya.
48
D.
TEKNIK SAMPLING
Dalam penelitian kualitatif sampling ditujukan untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber untuk merinci kekhususan yang ada ke dalam ramuan konteks yang unik. Oleh karena itu dalam memilih dan menentukan informan, peneliti mengacu pada teknik “purposive sampling”, peneliti memilih informan yang dianggap tahu (key informant) dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara mendalam (Sutopo, 1988:22). Teknik Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yakni pengambilan sampel bertujuan. Sampel dipilih dari siswa SMA Negeri 1 Surakarta kelas X berjumlah 26 siswa. Pemilihan SMA Negeri 1 Surakarta berdasarkan pada peringkat atau rangking sekolah negeri terbaik di Surakarta tahun 2014/2015 selain itu karena SMA Negeri 1 Surakarta merupakan sekolah percontohan penerapan Kurikulum 2013. Dari alasan tersebut SMA Negeri 1 Surakarta merupakan sekolah pertama di Solo yang menerapkan kurikulum 2013, sehingga dinilai berkompeten dalam penerapan materi menggunakan kurikulum berbasis teks. Pengambilan sampel dilakukan dengan memilih satu kelas dari sepuluh kelas yang tersedia. Pemilihan kelas tersebut jatuh pada kelas X IA 6 berdasarkan penentuan hari penelitian oleh peneliti dan guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia dalam jam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Setelah itu, dalam satu kelas yang seluruh siswa yang berjumlah 26 orang diminta untuk menuliskan teks anekdot. Hasilnya akan diseleksi terlebih dahulu, teks anekdot yang bisa memenuhi kriteria pengkajian. Adapun kriteria yang memenuhi syarat supaya karangan siswa dapat diteliti diantaranya; (1) karangan dikumpulkan dalam batas waktu yang telah ditentukan, (2) siswa membuat teks anekdot dalam kelas dan tidak boleh dibawa pulang, (3) siswa membuat teks anekdot ketika ujian kompetensi akhir, (4) teks anekdot harus murni karangan siswa sendiri dan bukan merupakan plagiasi (5) teks anekdot harus mengandung sindiran dan humor.
49
E.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2008:62). Teknik pengupulan data dalam penelitian ini menggunakan. 1. Teknik baca dan catat. Untuk memperoleh data-data yang terdapat dalam teks peneliti harus membaca keseluruhan teks anekdot yang telah dibuat siswa sebagai Ujian Kompetensi Akhir. Dengan membaca peneliti bisa memilah-milah data yang akan diinginkan. Setelah semua teks anekdot siswa dibaca dan memperoleh data-datanya kemudian data-data tersebut baru dicatat. Teknik catat, yakni peneliti sebagai instrumen kunci melakukan pencatatan data. 2. Teknik pustaka, yaitu mengumpulkan data-data dengan membaca dan mempelajari buku yang mempunyai hubungan atau buku-buku yang dapat menunjang penulis dalam penelitian. 3. Teknik wawancara, adalah cara-cara memperoleh data dengan berhadapan langsung, bercakap-cakap, baik antara individu dengan individu maupun individu kelompok (Nyoman Kutha Ratna, 2010: 222). Penulis melakukan wawancara terhadap guru pengajar Bahasa Indonesia kelas X yang memberikan materi teks anekdot serta terhadap siswa kelas X SMA Negeri 1, SMA Negeri 3, dan SMA Negeri 4 Surakarta.
F. Triangulasi
adalah
TEKNIK VALIDASI DATA teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moleong, 2005:330). Triangulatian menurut Patton (dalam Moleong, 2004:178–179) dibagi menjadi 4 (empat), yaitu :
50
1. Triangulasi Sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Data yang diperoleh berupa wawancara yang dilakukan lebih dari satu kali dalam periode waktu tertentu. 2. Triangulasi Metode, yaitu dengan menggunakan dua strategi; (1) pengecekan terhadap derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data, (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. 3. Triangulasi Peneliti, yakni dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan. Pengambilan data dilakukan oleh beberapa orang. 4. Triangulasi Teori, yakni melakukan penelitian tentang topik yang sama dan datanya dianalisa dengan menggunakan beberapa perspektif teori yang berbeda. Dalam penelitian ini variasi teknik yang digunakan adalah triangulasi peneliti dan trianggulasi teori. Peneliti akan melakukan pengecekan kembali keabsahan data memanfaatkan peneliti lain dan mengeceknya kembali dengan teori analisis wacana.
G.
TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model interaktif (Interactive Model of Analysis). Menurut Miles dan Huberman (1992:16) dalam model ini tiga komponen analisis, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan, dilakukan dengan bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data (data collecting) sebagai suatu siklus. Ketiga kegiatan dalam analisis model interaktif dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Reduksi data (data reduction) Diartikan
sebagai
proses
pemilihan,
pemusatan
perhatian
pada
penyerderhanaan data “kasar” yang muncul dalam catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
51
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data. 2) Penyajian data (data display) Diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian data, peneliti akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman tentang penyajian data. 3) Penarikan kesimpulan (conclusion drawing) Kesimpulan yang diambil akan ditangani secara longgar dan tetap terbuka sehingga kesimpulan yang semula belum jelas, kemudian akan meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh. Kesimpulan ini juga diverifikasi selama penelitian berlangsung dengan maksud-maksud menguji kebenaran, kekokohan dan kecocokannya yang merupakan validitasnya.