BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang lingkup penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini adalah ilmu penyakit dalam. 2. Waktu Pengambilan Sampel Waktu pengambilan sampel dilaksanakan pada bulan September 2012 – bulan Desember 2012 hingga memenuhi jumlah sampel yang diinginkan. 3. Tempat Pengambilan Sampel Penelitian dilakukan di RSUD Tugurejo Semarang. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analitik retrospektif observasional untuk mencari hubungan antara variabel bebas
(Hipertensi)
dengan variabel terikat (PJI).34 C. Populasi dan Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi pada penelititan ini adalah seluruh pasien PJI rawat inap di RSUD Tugurejo Semarang pada tahun 2011 ( 1 Januari – 31 Desember 2011). 2. Sampel Besar sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus analitik korelatif sebagai berikut : 35
3 1 0,5 ln 1
1,65 0,842 3 1 0,5 0,5 ln 1 0,5 37,6
http://digilib.unimus.ac.id
Keterangan : n
= Besar sampel
Zα = Deviat baku alfa = 1,65 Zβ = Deviat baku beta = 0,842 r
= Korelasi = 0,5
Dari perhitungan di atas, besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah 38 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Simple Random Sampling.35 a. Kriteria inklusi: 1) Pasien PJI yang pernah rawat inap. 2) Pasien yang memiliki catatan medik lengkap meliputi : nomor registrasi pasien, nama, umur, jenis kelamin, pencantuman hasil EKG dan hasil laboratorium. b. Kriteria eksklusi: 1) Pasien dengan catatan medik yang tidak ada pemeriksaan tekanan darah. 2) Pasien hipertensi dengan penyakit penyerta. D. Identifikasi Variabel 1. Variabel bebas: Hipertensi Skala: nominal 2. Variabel terikat: Penyakit Jantung Iskemik (PJI) Skala: nominal E. Instrumen penelitian 1. Lembar observasi penelitian 2. Data sekunder berupa catatan medik F. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian. Data dalam penelitian ini diperoleh dari catatan medik pasien dengan diagnosis PJI di RSUD Tugurejo pada tahun 2011.
http://digilib.unimus.ac.id
G. Alur Penelitian Populasi : Semua Pasien PJI rawat inap di RSUD Tugurejo Semarang (perioden1 januari – 31 desember 2011) Melihat catatan medik
Pemilihan sampel sesuai kriteria inklusi
Menyingkirkan Kriteria Eksklusi
Pencatatan jenis kelamin dan usia
Jenis PJI
PJI dengan Infark : 1. Infark Miokard Akut (IMA) 2. Kelanjutan Infark Miokard 3. Komplikasi IMA
PJI tanpa Infark : 1. Angina Pektoris 2. PJI kronik 3. PJI akut lainnya.
Tekanan Darah Saat Masuk Rumah Sakit
Tekanan Darah
Pre Hipertensi
Hipertensi (Hipertensi Primer)
Hipertensi Grade 1
Tidak Hipertensi
Hipertensi Grade 2
H. Definisi Operasional Variabel 1. Hipertensi Tekanan darah normal ditentukan dengan hasil catatan tekanan darah sistolik < 120 mmHg, tekanan darah diastolik < 80 mmHg. Kategori Hipertensi ditentukan dengan http://digilib.unimus.ac.id
hasil catatan tekanan darah sistolik dari 140 sampai ≥ 160 mmHg, tekanan darah diastolik 90 sampai ≥ 100 mmHg. Data tekanan darah didapatkan dari catatan medis pasien dari hasil pemeriksaan tekanan darah.36 Kategori untuk analisis : Klasifikasi Tekanan Darah -
Tekanan darah normal, jika tekanan darah sistolik < 120 mmHg dan tekanan darah diastolik < 80 mmHg.
-
Tekanan darah pre hipertensi, jika tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan tekanan darah diastolik 80-89 mmHg.
-
Hipertensi grade 1, jika tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-99 mmHg.
-
Hipertensi grade 2, jika tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 100 mmHg.36
Hipertensi -
Tidak, jika tekanan darah sistolik atau tekanan darah diastolik dalam keadaan normal.
-
Ya, jika tekanan darah sistolik atau tekanan darah diastolik semua dalam keadaan abnormal.36 Skala : Nominal
2. Penyakit Jantung Iskemik (PJI) Kejadian penyakit jantung iskemik meliputi penyakit jantung iskemik dengan infark maupun non infark pada miokardium serta klasifikasi PJI (I20 – I25) dari ICD-10. 25
Penyakit Jantung Iskemik tanpa Infark -
Nyeri dada tertekan dengan perjalanan ke leher, lengan atau rahang (khas iskemik).
-
Pada gambaran EKG terdapat gambaran depresi segmen ST atau gambaran inversi segmen T atau juga gambaran inversi segmen U.
-
Tidak adanya kenaikan kadar enzim jantung seperti Isoenzim CKMB ataupun Troponin T dari keadaan normal.
http://digilib.unimus.ac.id
Diagnosis penyakit jantung iskemik tanpa infark dapat ditegakkan bila memenuhi 2 dari 3 kriteria diatas.27 Termasuk Penyakit Jantung Iskemik (PJI) tanpa Infark menurut ICD-10 adalah : -
Angina pektoris (I20), Penyakit Jantung Iskemik Kronik (I25), Penyakit Jantung Iskemik Akut lainnya (I24).25
Penyakit Jantung Iskemik dengan Infark -
Nyeri dada khas infark : sakit dada lebih dari 20 menit dan tak ada hubungan dengan aktifitas atau latihan serta tidak hilang dengan nitrogliserin.
-
Pada gambaran EKG terdapat gambaran elevasi segmen ST atau gambaran gelombang Q patologis yang membesar, inversi gelombang T .
-
Terdapat kenaikan kadar enzim jantung seperti Isoenzim CKMB ataupun Troponin T dari keadaan normal. Diagnosis penyakit jantung iskemik dengan infark dapat ditegakkan bila memenuhi 2 dari 3 kriteria diatas.27,28 Termasuk Penyakit Jantung Iskemik (PJI) dengan Infark menurut ICD-10 adalah :
-
Infark Miokard Akut (I21), Kelanjutan Infark Miokard (I22), Beberapa Komplikasi yang mengikuti Infark Miokard Akut (I23).25
Data tentang kejadian penyakit jantung iskemik diperoleh dari catatan medis pasien.
Kategori untuk analisis : -
PJI (non infark), jika jika memenuhi 2 dari 3 kriteria Penyakit Jantung Iskemik tanpa Infark.
http://digilib.unimus.ac.id
-
PJI (infark), jika memenuhi 2 dari 3 kriteria Penyakit Jantung Iskemik dengan Infark.
-
Infark Miokard Akut, jika diagnosis berdasarkan ICD-10 berkoding I21.
-
Kelanjutan Infark Miokard, jika diagnosis berdasarkan ICD-10 berkoding I22.
-
Beberapa Komplikasi yang mengikuti Infark Miokard Akut , jika diagnosis berdasarkan ICD-10 berkoding I23.
-
Angina pektoris , jika diagnosis berdasarkan ICD-10 berkoding I20.
-
Penyakit Jantung Iskemik Kronik , jika diagnosis berdasarkan ICD-10 berkoding I25.
-
Penyakit Jantung Iskemik Akut lainnya , jika diagnosis berdasarkan ICD-10 berkoding I24.25 o Skala : Nominal
I. Metode Analisis 1. Pengolahan data Langkah – langkah pengolahan data meliputi : a. Editing Editing adalah kegiatan untuk mengecek dan memperbaiki lembar informed consent dan kuesioner serta lembar observasi penelitian.35 b. Coding Coding adalah kegiatan untuk mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.35 Hipertensi Klasifikasi Tekanan Darah 1) Tekanan darah normal, jika tekanan darah sistolik < 120 mmHg dan tekanan darah diastolik < 80 mmHg. 2) Tekanan darah pre hipertensi, jika tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan tekanan darah diastolik 80-89 mmHg. 3) Hipertensi grade 1, jika tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-99 mmHg.
http://digilib.unimus.ac.id
4) Hipertensi grade 2, jika tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 100 mmHg.36 Hipertensi 1) Tidak, jika tekanan darah sistolik atau tekanan darah diastolik dalam keadaan normal. 2) Ya, jika tekanan darah sistolik atau tekanan darah diastolik semua dalam keadaan abnormal.36 PJI ( Penyakit Jantung Iskemik) Klasifikasi PJI 1) PJI (non infark), jika jika memenuhi 2 dari 3 kriteria Penyakit Jantung Iskemik tanpa Infark. 2) PJI (infark), jika memenuhi 2 dari 3 kriteria Penyakit Jantung Iskemik dengan Infark.25 PJI (non infark) 1) Angina pektoris, jika diagnosis berdasarkan ICD-10 berkoding I20. 2) Penyakit Jantung Iskemik Kronik, jika diagnosis berdasarkan ICD-10 berkoding I25. 3) Penyakit Jantung Iskemik Akut lainnya, jika diagnosis berdasarkan ICD10 berkoding I24.25 PJI (infark) 1) Infark Miokard Akut, jika diagnosis berdasarkan ICD-10 berkoding I21. 2) Kelanjutan Infark Miokard, jika diagnosis berdasarkan ICD-10 berkoding I22. 3) Beberapa Komplikasi yang mengikuti Infark Miokard Akut, jika diagnosis berdasarkan ICD-10 berkoding I23.25 c. Processing Processing adalah kegiatan untuk memproses data dengan cara memasukkan data ( entry ) ke dalam komputer.35 d. Cleaning Cleaning adalah kegiatan pengkoreksian kembali data yang sudah dientry.35 http://digilib.unimus.ac.id
2. Analisis data Langkah – langkah analisis data meliputi : 1. Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik responden dalam penelitian.35 2. Analisis Bivariat Setelah dilakukan analisis univariat, hasilnya dapat dilanjutkan ke analisis bivariat. Analisis bivariat berfungsi untuk menghubungkan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan uji Chi Square. Tingkat kemaknaan yang digunakan adalah 5 % ( α = 0,05). Karena syarat uji Chi Square tidak terpenuhi maka uji alternatifnya yaitu uji Kolmogorov – Smirnov. Panduan interpretasi hasil uji hipotesis bila nilai p < 0,05 ( H0 ditolak, Ha diterima ) maka terdapat hubungan bermakna antar variabel. Seluruh proses pengolahan dan analisis data menggunakan alat bantu komputer, dengan menggunakan program SPSS 17.0.35
http://digilib.unimus.ac.id