BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu yang pengumpulan datanya menggunakan instrumen analisis. Data bersifat kuantitatif atau statistika dengan tujuan untuk menguji hipotesa yang telah ditetapkan
(Sugiyono,
2008:8).
Sedangkan
berdasarkan
jenisnya, penelitian ini termasuk jenis kausal-bivariat. Menurut Silalahi (2009:33), kausal-bivariat adalah hubungan sebabakibat antara dua variabel atau lebih serta menjelaskan pengaruh perubahan variasi nilai dalam suatu variabel terhadap perubahan variasi nilai dalam satu atau lebih variabel lain. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis kausal-bivariat, yaitu untuk mengetahui pengaruh aspek spiritualitas terhadap kepatuhan penderita Tuberkulosis dalam menjalankan pengobatan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan, Salatiga.
35
3.2 Identifikasi Variabel Penelitian Sugiyono (2008:38), merumuskan variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat 2 macam variabel yang akan diteliti oleh peneliti, yaitu: a. Variabel Independen Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini variabel independennya adalah aspek spiritualitas. b. Variabel Dependen Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah kepatuhan penderita Tuberkulosis.
36
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian Perumusan definisi operasional dalam penelitian ini akan diuraikan dalam tabel berikut ini: Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional
Indikator
Independen:
Spiritualitas
yaitu 1. Frekuensi
Aspek
mengacu
upaya
kegiatan
Spiritualitas
manusia mencari makna
spiritual.
pada
kehidupan hubungan
melalui 2. Peran intrapersonal,
interpersonal,
dan
transpersonal,
serta
Alat Ukur Kuesioner/angket.
spiritual
dalam kehidupan seseorang.
sejauh mana spiritualitas meresapi
kehidupan
seseorang
dan
bagaimana
seseorang
terlibat
dalam
kegiatan
spiritual (Reed dalam Kozier dkk, 1995). Dependen:
Kepatuhan
adalah 1. Datang
Kepatuhan
perilaku
Penderita
diperlihatkan klien saat
diri/pemeriksaan
Tuberkulosis
mengarah
tujuan
dahak
yang
teratur.
positif
ke
terapeutik
yang
ditentukan bersama (Degreest
dkk
memeriksakan
2. Patuh
dalam
Capernito, 2009).
secara
minum
obat/menelan obat teratur.
37
Kuesioner/angket.
secara
3.4 Partisipan Penelitian Karakteristik riset partisipan dalam penelitian ini adalah penderita Tuberkulosis berjumlah 30 orang (disesuaikan dengan data kunjungan pasien rawat jalan), yang sedang menjalankan pengobatan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan, Salatiga. Adapun kriteria dari partisipan, yaitu: a. Penderita Tuberkulosis yang berjenis kelamin pria dan wanita, yang sedang menjalankan pengobatan (penderita Tuberkulosis yang sudah melakukan pengobatan lebih dari dua kali) di Instalasi Rawat Jalan, RSP dr. Ario Wirawan, Salatiga. b. Penderita Tuberkulosis yang berusia 15-60 tahun, dengan dasar pemikiran bahwa kuman Tuberkulosis umumnya menyerang seseorang pada usia 15-45 tahun. Peneliti membatasi hingga usia 60 tahun karena pada usia ini sering terjadi
komplikasi
penyakit
salah
satunya
adalah
Tuberkulosis. c. Pendidikan minimal riset partisipan adalah SMP dan bisa membaca. Kedua kriteria ini sangat penting dengan alasan selain mengacu pada kriteria kedua yaitu usia, juga menghindari riset partisipan tidak salah persepsi dan kesulitan dalam mengisi kuesioner atau angket yang
38
diberikan karena nantinya riset partisipan akan membaca kuesioner/angket yang harus diisi. Dalam penelitian ini, prosedur pemilihan partisipan dilakukan menggunakan teknik nonprobabilitas sampling, yaitu teknik
pengambilan
sampel
yang
tidak
memberi
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Penelitian ini menggunakan tipe quota sampling, yaitu pemilihan sampel kuota yaitu berdasarkan jumlah, merupakan pemilihan sampel dengan memilih sejumlah tertentu (kuota) unsur populasi menjadi anggota sampel dengan karakteristik yang telah ditentukan oleh peneliti (Silalahi, 2009:273).
3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
menggunakan
kuesioner/angket. Menurut Silalahi (2009:296) kuesioner atau angket adalah satu set tulisan tentang pertanyaan atau pernyataan yang diformulasikan supaya responden mencatat atau memberitanda jawabannya, biasanya secara terbuka alternatif jawaban telah ditentukan. Dalam penelitian ini tipe kuesioner yang digunakan adalah pertanyaan tertutup dan jawaban tertutup berdasarkan skala Likert. Metode skala, yaitu suatu metode pengambilan data-data yang diperlukan dalam
39
penelitian yang diperoleh melalui pernyataan atau pertanyaan tertulis yang diajukan disajikan
dalam
responden mengenai suatu hal yang bentuk
suatu
daftar
pernyataan
(Koentjaraningrat, 1994). Kuesioner/angket yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu yang pertama kuesioner/angket Spiritual Perspective Scale ( Reed, 1986) yang diubah ke dalam bahasa Indonesia dan di modifikasi oleh peneliti untuk keempat item pertama, yang perhitungan skoringnya dihitung sama seperti skala likert, hal ini dilakukan untuk mempermudah pemberian skor kedalam keempat item tersebut. Alat ukur ini dirancang untuk
mengukur
persepsi
atau
pandangan
spiritualitas
seseorang, dengan indikatornya adalah frekuensi kegiatan spiritual dan peran spiritual dalam kehidupan seseorang. Berikut ini dalam tabel adalah kisi-kisi dari angket tentang spiritualitas:
40
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Spiritualitas Aspek
Indikator
Spiritualitas yaitu mengacu pada 1. Frekuensi kegiatan upaya manusia mencari makna kehidupan
melalui
Jumlah
1, 2, 3, 4
4
5, 6, 7, 8, 9,
6
spiritual seseorang.
hubungan 2. Peran spiritual dalam
intrapersonal, interpersonal dan,
Nomor Item
kehidupan seseorang.
10
transpersonal serta sejauh mana spiritualitas meresapi kehidupan seseorang seseorang
dan terlibat
bagaimana dalam
kegiatan spiritual (Reed dalam Kozier dkk 1995). Jumlah
10
10
Kuesioner/angket yang kedua dibuat sendiri oleh peneliti yaitu
kuesioner/angket
kepatuhan
pengobatan
yang
dikembangkan dari teori Degreest dkk (dalam Capernito, 2009), dengan indikatornya adalah datang memeriksakan diri/pemeriksaan dahak secara teratur dan patuh minum obat/menelan obat secara teratur. Berikut ini dalam tabel adalah kisi-kisi dari angket tentang kepatuhan pengobatan:
41
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kepatuhan Pengobatan Aspek Kepatuhan perilaku
Indikator adalah 1. Datang
positif
diperlihatkan mengarah
klien ke
memeriksakan
yang
diri/pemeriksaan
saat
secara teratur.
yang
Jumlah
1, 2, 3, 6, 7, 8
6
4, 5, 9, 10, 11,
6
dahak
tujuan 2. Patuh minum obat/menelan
terapeutik
Nomor Item
obat secara teratur.
12
ditentukan bersama (Degreest
dkk
dalam
Capernito, 2009). Jumlah
12
12
3.6 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Hasil pengukuran dan data yang diperoleh dengan menggunakan
ukuran
tersebut
dapat
digunakan
dalam
penelitian jika memiliki kesahihan ukuran (validity of a measure) dan keandalan ukuran (reliability of a measure). 1. Validitas Menurut Bailey (dalam Silalahi, 2009:244) validitas mengandung dua bagian yaitu, yang pertama bahwa instrumen pengukuran adalah mengukur secara aktual konsep dalam pertanyaan, dan bukan beberapa konsep lain, dan yang kedua bahwa konsep dapat diukur secara akurat. Oleh sebab itu, instrumen pengukur dikatakan valid atau sahih apabila mengukur apa yang hendak diukur dan mampu mengungkap data tentang karakteristik gejala yang 42
diteliti secara tepat. Menurut Anastasi (1998) sebuah tes menunjukan korelasi apapun yang berarti (signifikan) dengan kriteria seberapa pun rendahnya. Dalam keadaan ini, bahkan validitas item sebesar 0,20 bisa membenarkan dimaksudkanya tes ke dalam program. Dalam penelitian ini rumus statistik yang digunakan untuk validitas adalah pearson product moment. 2. Reliabilitas Suatu alat ukur memiliki reliabilitas atau keandalan atau dapat dipercaya jika hasil pengukuran dari alat ukur tersebut stabil dan koefisien. Artinya, hasil pengukurannya tidak berubah-ubah dan dapat diandalkan karena penggunaan alat ukur tersebut berulang-ulang tetap akan memberikan hasil yang relatif sama (Silalahi, 2009:238). Dalam penelitian ini rumus statistik yang digunakan oleh peneliti adalah teknik alfa
cronbach.
didasarkan
Tolok
pada
ukur
reliabilitas
intepretasi
nilai
George&Mallery (1995) sebagai berikut: a. >0,9 sangat bagus (excellent) b. >0,8 bagus (good) c. >0,7 dapat diterima (acceptable) d. >0,6 dapat dipertanyakan (questionable) e. >0,5 jelek (poor)
43
yang
alpha
dipakai menurur
f. <0,5 tidak dapat diterima (unacceptable).
3.7 Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah uji regresi sederhana. Rancangan uji regresi sederhana, dimaksud untuk menguji bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Bungin, 2010:222). Dalam penelitian ini menggunakan uji regresi, yaitu untuk mengetahui pengaruh aspek spiritualitas terhadap kepatuhan penderita Tuberkulosis dalam
menjalankan
pengobatan.
Cara
penghitungannya
dibantu dengan menggunakan program SPSS 16.0 for window.
44