BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi pada makna (Sugiyono, 2012: 15). Dengan metode penelitian kualitatif ini, peneliti ingin mengetahui keadan dari kompetensi pedagogik guru PKn dan implikasinya terhadap penguatan sikap bela Negara Peserta Didik.
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Wikarya Karanganyar yang telah ditentukan. Sekolah Menengah Kejuruan dijadikan lokasi penelitian, karena pada jenjang tersebut peserta didik sudah mampu menampilkan sikap sebagai generasi penerus bangsa. Adapun alasan pengambilan lokasi tersebut adalah : a. Terdapat masalah yang menarik untuk diteliti dan terdapat data yang menunjang penelitian. b. Belum pernah menjadi obyek penelitian dengan materi dan judul yang sama yaitu penguasaan kompetensi guru dan implikasinya terhadap penguatan sikap bela negara siswa.
2. Waktu Pernelitian Waktu penelitian direncanakan mulai bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Oktober 2015, yang meliputi pengajuan judul sampai dengan penyusunan laporan penelitian.
43
44
Tabel 3.1 : Kegiatan Pelaksanaan Penelitian No.
2015
Kegiatan
Feb
1.
Pengajuan Judul
2.
Penyusunan Proposal
3.
Ijin Penelitian
4.
Penyusunan Instrumen
5.
Pengumpulan Data
6.
Analisis Data
7.
Penyusunan Laporan
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agst
Sep
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Terdapat dua bentuk pendekatan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah, yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang menitikberatkan pada proses, yang diambil dari fenomena yang ada, kemudian ditarik suatu kesimpulan. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang menitikberatkan pada hasil yang dikerjakan dengan sistem statistik yang menghasilkan data berupa angka. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dan jenis data yang diperlukan, maka penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Denzin dan Lincoln dalam Nusa Putra (2013: 62-63) menyatakan bahwa “penelitian kualitatif merupakan fokus perhatian dengan beragam metode yang mencakup pendekatan interpretif dan naturalistic terhadap subjek kajiannya”. Interpretif merupakan cara pandang yang menekankan bahwa makna bukanlah sesuatu yang telah jadi dan selesai, melainkan upaya terus menerus untuk memberi interpretasi terhadap realita dan/atau fenomena. Naturalistik artinya bagaimana memahami subjek penelitian dalam keotentikan kehidupan
keseharian
apa
adanya
tanpa
rekayasa
atau
perlakuan
tertentu.Penelitian kualitatif pada dasarnya memahami masalah dalam interaksi
okt
45
manusia. Catherine Marshal menyatakan bahwa “kualitatif riset didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia” (Sarwono, 2006: 193). Bodgan dan Taylor dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 21) menyatakan bahwa “metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.Penelitian kualitatif menghasilkan data berupa kata-kata dan gambar-gambar, bukan berupa angka-angka, sehingga diharapkan untuk mudah dipahami oleh pembaca dan bermanfaat bagi banyak orang.Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif diharapkan supaya hasil penelitian ini nantinya dapat memecahkan rasa keingintahuan peneliti.
2. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif , hal ini dikarenakan hasil penelitian ini memaparkan objek yang diteliti (orang, lembaga atau lainnya) berdasarkan fakta. Menurut Maman (2002:3), “penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi.” Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hadari nawawi (1985: 63) menyatakan bahwa “metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan
keadaan
subjek/objek
penelitian
(seseorang,
lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya”.Selain itu, dalam penelitian deskriptif kualitatif Nawawi juga menyatakan bahwa “meotde ini tidak terbatas sampai pada pengumpulan dan menyusun data, tetapi meliputi juga analisa dan interpretasi tentang
arti
data
itu”.
Penelitian
deskriptif
kualitatif
mengarah
pada
pendeskripsian secara rinci dan menurut apa adanya di lapangan studinya. Jadi penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang mempaparkan atau
46
mendeskripsikan secara rinci objek penelitian yang ada di lapangan berdasarkan fakta.
C. Data dan Sumber Data Data tidak dapat diperoleh tanpa adanya sumber data. Anselm Strauss dan Juliet Corbin (2013: 72) menyatakan bahwa “yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Penentuan sumber data juga merupakan tahap yang penting, karena ketepatan pemilihan sumber data akan berdampak pada kelengkapan dan kesahihan data yang akan diperoleh nantinya. Pendapat lain tentang sumber data dikemukakan oleh Lofland dan Lofland yang menyatakan bahwa “sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain” (Moleong, 2010: 157). Senada dengan pendapat tersebut, Nawawi (1985: 97) juga menyatakan bahwa “data kualitatif dinyatakan dalam bentuk kalimat dan uraian”. Berdasarkan uraian di atas mengenai sumber data,peneliti menggunakan sumber data berupa informan, tempat dan peristiwa, dokumen dan arsip, yang lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut: 1.
Informan
Informan adalah individu-individu yang memiliki informasi terkait permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti. Sutopo menyatakan bahwa: Jenis sumber data yang berupa manusia dalam penelitian pada umumnya dikenal sebagai responden.Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan narasumber di sini memiliki posisi yang sama, dan narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki. Jadi, informasi yang diperoleh dari narasumber/responden dapat berupa kata-kata atau kalimat terkait permasalahan yang diteliti oleh peneliti.Informasi yang diperoleh dari informan disebut data primer, yaitu
47
orang yang tahu dan dapat dipercaya serta mengetahui secara mendalam datadata yang diperlukan.Informan tersebut, yaitu sebagai berikut: a) Pimpinan dan Pendidik di SMK Wikarya Karanganyar, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Suhanto B.A, S.H (Kepala Sekolah) 2) Sri
Hartanti
S.Pd
(Guru
Mata
Pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan dan Bendahara Sekolah) 3) Dwi Astuti (Guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan) b) Peserta Didik di SMK Wikarya Karanganyar, diantaranya, adalah sebagai berikut: 1) Arlita Prihastuti (peserta didik kelas XA Tata Kecantikan) 2) Novia Madani Nur (peserta didik kelas XA Tata Kecantikan) 3) Denisa Arfa (peserta didik kelas XB Akuntansi) 4) Sherin Okviana (peserta didik kelas XB Akuntansi) 5) Ayu Wulandari (peserta didik kelas XC Akuntansi) 6) Rossa Ariyanti Gianto (peserta didik kelas XC Akuntansi) 7) Alfin Indri P.T (peserta didik kelas XD Perkantoran) 8) Galuh Eka I.W (peserta didik kelas XD Perkantoran) 9) DestyaCahyaningrum (peserta didik XE ADM.Perkantoran) 10) Rini Pratmawati (peserta didik XE ADM.Perkantoran) 11) Darmawati S (pesert6a dididk XF ADM.Perkantoran) 12) Indryastuti (peserta dididk XF ADM.Perkantoran) 13) Aprilia Ayu P (peserta didik XG Pemasaran) 14) Rina Alpiana N.S (peserta didik XG Pemasaran) 15) Anisa Fitri A (peserta didik XH Pemasaran) 16) Pujo Sri Lukito (peserta diddik XH Pemasaran)
2.
Tempat dan Peristiwa
Sutopo (2002: 52) menyatakan bahwa “tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti”.Informasi dapat
48
digali melalui pengamatan yang cermat terhadap kondisi dari tempat maupun lingkungannya.Tempat yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Wikarya Karanganyar
yang
berada di Jl.Ngaliyan, Bibis, Karanganyar, 57713. Sutopo (2002: 51) menyatakan bahwa “dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung”. Peristiwa dalam penelitian ini adalah penguatan civic skills melalui kegiatan ko-kurikuler (pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan).
3.
Dokumen dan Arsip
Sumber data dalam penelitian ini tidak hanya didapat dari informan, tempat dan peristiwa, tetapi juga dari dokumen dan arsip. Sutopo (2002: 54) menyatakan bahwa “dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu”. Dalam mengkaji dokumen, peneliti tidak hanya mencatat apa yang tertulis, tetapi juga memahami, menggali, dan menganalisis serta menangkap makna yang tersirat dari dokumen tersebut. Adapun dokumen dan arsip yang digunakan peneliti sebagai sumber data antara lain: a) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional b) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan c) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah d) Silabus Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan e) Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Mata
Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan f) Buku pegangan siswa dan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
49
g) Tata Tertib Siswa h) Foto-foto kegiatan saat guru mengajar dan foto kegiatan siswa yang berhubungan dengan sikap bela negara
D. Teknik Pengumpulan Sampel Arikunto (2010: 175) menyatakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.Sampel merupakan bagian dari suatu populasi yang akan dilakukan penelitian yang diambil dengan teknik pengambilan sampel. Sugiyono (2013: 52) menyatakan bahwa “teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel”.Teknik sampling pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling (Sugiyono, 2010: 119). Penelitian ini menggunakan Nonprobability Sampling, karena pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif.“Dalam memilih sampel penelitian kualitatif menggunakan teknik non probabilitas, yaitu suatu teknik pengambilan sampel yang tidak didasarkan pada rumusan statistik tetapi lebih pada pertimbangan subyektif peneliti dengan didasarkan pada jangkauan dan kedalam maslah yang ditelitinya” (Sarwono, 2006: 205). Sugiyono (2010: 122-125) menyatakan ada beberapa jenis teknik dalam Nonprobability Sampling, antara lain : 1. Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. 2. Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. 3. Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. 4. Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. 5. Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. 6. Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
50
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dalam penelitian ini menggunakan sampling insidental, yaitu memilih informan berdasarkan kebetulan yang dapat digunakan sebagai sampel. Dalam insidental sampling teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitub siapa saja yang secara kebetulan.insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. (Sugiyono,2013:124) Arikunto (2010: 183) menyatakan bahwa ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan sampel bertujuan, antara lain : 1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi. 2. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjectis) 3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan. Berdasarkan uraian di atas, dari beberapa objek penelitian, kemudian akan diplih beberapa yang akan dijadikan sebagai sumber data. Oleh karena itu, hal penting yang dilakukan dalam penentuan sampel pada penelitian ini adalah sampel yang dipilih merupakan informan kunci. Peneliti mengambil orang-orang kunci yang akan digunakan sebagai sumber data. Pertimbangan peneliti dalam penentuan sampel antara lain : memahami masalah, jujur, dapat dipercaya, dan data objektif. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini cenderung memilih informasi dari orang-orang yang dijadikan informasi kunci (key informan) yang dapat dipercaya. Adapun informan kunci di dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: a) Suhanto B.A, S.H Bapal Suhanto merupakan kepala sekolah di SMK Wikarya Karanganyar, berperan sebagai pimpinan sekolah yang berhak dalam menentukan kebijakan yang di buat oleh sekolah berkaitan dengan sikap bela negara, misalnya mengijinkan ekstra kulikuler yang dapat
51
menumbuhkan sikap bela negara, serta sebagai pengawas langsung terhadap kompetensi guru di SMK tersebut. b) Sri Hartanti S.Pd dan Ibu Dwi Ibu
Tanti
dan
Kewarganegaraan
Ibu
Dwi
(PKn)
merupakan
yang
secara
pendidik
Pendidikan
langsung
menguasai
kompetensi guru serta membahas secara lebih mendalam tentang penguatan sikap bela negara .Pendidik PKn ini merupakan pihak yang sangat penting khususnya dalam melakukan penguatan kompetensi guru yang dapat berhubungan dengan peguatan sikap bela neegar kepada peserta didik pada waktu pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. c) Peserta Didik Peserta didik merupakan salah satu obyek yang diteliti yang diambil oleh peneliti hanya beberapa peserta didik saja sebagai sampel, dengan pertimbangan peserta didik yang diambil bisa mewakili seluruh populasi peserta didik yang diteliti dalam memberikan informasi.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Data sangat diperlukan dalam penelitian guna membuktikan kebenaran suatu peristiwa. Sehingga untuk mendapatkan
data
yang
akurat,
jelas,
dan
terperinci
serta
dapat
dipertanggungjawabkan maka harus menggunakan teknik pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Interview atau wawancara Lexy J. Moleong (2007:186) berpendapat bahwa, “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yaitu pewawancara (interviewer) percakapan itu dilakukan oleh dua pihak dan pihak yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.
52
Nana Syaodah Sukmadinata (2007:216) berpendapat bahwa, “Sebelum melaksanakan wawancara para peneliti menyiapkan instrumen wawancara yang disebut dengan pedoman wawancara (interview guide)”. Pedoman wawancara tersebut berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk dijawab atau ditanggapi oleh informan. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi, atau evaluasi informan berkenaan dengan fokus masalah atau variabel yang dikaji dalam penelitian. Pedoman wawancara tersebut dapat dilihat di lampiran 1 dan petikan hasil wawancara dapat dilihat di lampiran 2. Menurut Sugiyono (2011:319 ), “Macam-macam wawancara diantaranya adalah wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan wawancara tidak struktur”. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Wawancara terstruktur (Structured interview) Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. b. Wawancara semi struktur (Semistrukture Interview) Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. c. Wawancara tak berstruktur (unstructured interview) Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Sebuah wawancara memerlukan langkah-langkah, hal itu digunakan agar tujuan dari penelitian dapat tercapai. Lincoln dan Guba dalam Sugiyono (2011:322) menjelaskan bahwa, Terdapat tujuh langkah dalam penelitian kualitatif antara lain menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan, menyiapkan pokok-pokok masalah yang menjadi bahan pembicaraan, mengawasi atau membuka alur wawancara, melangsungkan alur wawancara, mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya, menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, dan mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang diperoleh. Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis menggunakan jenis wawancara semi struktur, dikarenakan dalam melakukan wawancara penulis membuat kerangka
53
pokok-pokok pertanyaan terlebih dahulu sebagai panduan wawancara, hal tersebut dilakukan untuk menjaga agar pokok-pokok yang telah direncanakan dapat tercakup seluruhnya dan hasil wawancara dapat mencapai sasaran.
Jenis
wawancara ini merupakan in-depth interview, dimana peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informan secara lebih mendalam.
2. Observasi Basrowi dan Suwandi (2008: 93) menyatakan bahwa “observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mangamati individu atau kelompok secara langsung.Dalam observasi peneliti melakukan analisis tingkah laku indivdu atau kelompok yang didapat melalui pengamatan. Dari segi pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua macam, antara lain sebagai berikut : a. Observasi Berperan Serta (Participant Observation) Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi partisipan ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap dan tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. b. Observasi Nonpartisipan Dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. (Basrowi & Suwandi, 2008: 106-109) Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi berperan serta atau partisipasif, karena peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian.“Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak (Sugiyono, 2010: 310)”. Menurut Arikunto (2010: 272) menyatakan bahwa “dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi”. Dalam
54
penelitian ini, observasi dilakukan dengan dilengkapi format pengamatan yang bertujuan untuk lebih memudahkan peneliti dalam melakukan observasi. Menurut Spradley, objek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi terdiri atas tiga komponen, yaitu sebagai berikut: a. b. c.
Place, atau tempat dimana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu. Activity, atau kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung. (Sugiyono, 2010: 314) Dalam observasi, Nawawi (1985: 103) membedakan dua bentuk
pencatatan dalam versi data yang dicatat, yakni: a. Pencatatan secara faktual, yakni pencatatan gejala yang timbul sebagaimana adanya, tanpa interpretasi dari obsever. b. Pencatatan secara interpretatif, yakni pencatatan yang dilakukan dengan memberikan interpretasi terhadap gejala yang timbul oleh observer yang berkewajiban memasukkan atau menggolongkan gejala yang diamatinya ke dalam salah satu kategori yang telah ditetapkan. 3. Analisis Dokumen Arikunto (2010: 274) menyatakan bahwa “tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”. Dalam metode dokumen, pengumpulan data dilakukan dengan menganalisis dokumen-dokumen terkait
sehingga
menghasilkan
catatan-catatan
penting
terkait
dengan
permasalahan. “Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan (Basrowi & Suwandi, 2008: 158).” Senada dengan pendapat beberapa tokoh, Nawawi (1985: 133) menyatakan bahwa “teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/hukum-hukum dan lainlain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan”.Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
55
a) Silabus Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan c) Buku
pegangan
siswa
dan
guru
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan d) Tata Tertib Siswa e) Foto-foto kegiatan penguatan civic skillsyang berhubungan dengan pendidikan antikorupsi. Dokumen yang merupakan data mentah dari hasil penelitian, perlu dianalisis agar data tersebut menjadi lebih spesifik dan jelas.Analisis dokumen dapat dilihat di lampiran 16.
F. Uji Validitas Data Validitas data sangat penting dalam proses pemaparan hasil penelitian, pembahasan, dan penarikan simpulan. Dengan adanya validitas data, maka analisis dan penarikan simpulan telah dilandasi oleh kebenaran, karena berasal dari data yang telah teruji kebenarannya. Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik trianggulasi. Lexy J. Moleong (2009) menjelaskan bahwa teknik trianggulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dengan demikian, trianggulasi merupakan sebuah pandangan yang bersifat multiperspektif. Patton (dalam Sutopo, 2006:92) menyatakan ada empat macam teknik trianggulasi, yakni (1) trianggulasi data, (2) trianggulasi peneliti, (3) trianggulasi metodologis, dan (4) trianggulasi teoretis. Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi data. Melalui trianggulasi data, peneliti menggunakan beberapa sumber data yang berbeda untuk mengetahui kebenaran suatu permasalahan. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beragam sumber data yang berbeda-beda (Sutopo, 2006:93). Data diambil dari beberapa sumber, seperti guru, peserta didik, dan perangkat perencanaan (silabus dan RPP). Peneliti menggunakan sumber dari guru, aktivitas pembelajaran, dan perangkat pengajaran untuk mengetahui
56
bagaimana proses kompetensi berlangsung oleh guru PKn. Pada proses trianggulasi, informasi-informasi yang diperoleh dari data dan metode yang berbeda dibandingkan satu sama lain sebagai upaya konfirmasi. Data yang diperoleh dinyatakan valid atau terpercaya ketika hasil konfirmasi dari data yang berbeda dan melalui metode yang beragam menunjukkan keterangan yang sama.
G. Analisis Data Pengertian analisis data menurut Sugiyono (2013: 89) adalah proses mencari dan meyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unitunit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis menggunakan teknik analisis yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 209-210) mencakup tiga kegiatan yang bersamaan : (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan (verifikasi).
Tiga komponen tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian. Fungsinya untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik. Dalam proses reduksi ini peneliti benar-benar mencari data yang benar-benar valid. 2. Penyajian Data Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk
menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Dalam tahap ini peneliti juga melakukan display (penyajian) data secara
57
sistematik, agar lebih mudah untuk dipahami interaksi antar bagian-bagiannya dalam konteks yang utuh bukan segmental atau fragmental terlepas satu dengan lainnya. Dalam proses ini, data diklasifikasikan berdasarkan tema-tema inti. 3. Penarikan Kesimpulan Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokkan data yang telah terbentuk, dan proposisi yang telah dirumuskan. Langkah selanjutnya yaitu melaporkan hasil penelitian lengkap, dengan „temuan baru‟ yang berbeda dari temuan yang sudah ada.
Koleksi Data
Displai Data
Reduksi Data
Pemaparan Kesimpulan
Gambar.3.1Analisis Data model Interaktif dari Miles dan Huberman (1994) H. Prosedur Penelitian Sutopo(2002:
187-190) menyatakan
bahwa
“Kegiatan penelitian
direncanakan melalui beberapa tahap, yaitu: (1) persiapan, (2) Pengumpulan data, (3) Analisis data, (4) Penyusunan laporan penelitian”. Untuk lebih jelasnya masing-masing akan diuraikan sebagai berikut: 1. Persiapan a. Mengurus perizinan penelitian.
58
b. Menyusun protokol penelitian, pengembangan pedoman pengumpulan data dan menyususn jadwal kegiatan penelitian. 2. Pengumpulan Data a. Mengumpulkan data divlokasi studi dengan melakukan observasi, wawancara mendalam dan mencatat serta merekam dokumen. b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul. c. Memilah dan mengatur data sesuai dengan kebutuhan. 3. Analisis Data a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai dengan proposal penelitian. b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian di cross check kan dengan penemuan di lapangan. c. Setelah dapat data yang sesuai intensitas kebutuhan maka dilakukan proses verivikasi dan pengayaan dnengan mengkonsultasikan dengan orang yang dianggap lebih ahli. d. Setelah selesai, baru dibuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian. 4. Penyusunan Laporan Penelitian a. Penyusuanan laporan awal. b. Review laporan: pertemuan diadakan dengan mengundang kurang lebih dua orang yang cukup memahami penelitian untuk mendiskusikan laporan yang telah disusun sementara. c. Perbaikan laporan sesuai dengan rekomendasi hasil diskusi. d. Penyusunan laporan akhir.