BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis dan Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen kuasi. Kuasi eksperimen merupakan sebuah eksperimen semu dalam sebuah penelitian karena melibatkan penggunaan kelompok subjek utuh dalam eksperimen yang secara alamiah sudah terbentuk dalam kelas. Selain itu jenis penelitian ini dipilih karena subjek penelitian adalah manusia. Dimana tidak boleh dibedakan antara satu dengan yang lain (Sukardi, 2009:16). Digunakannya kuasi eksperimen ini karena dalam bidang pendidikan seringkali sulit melakukan eksperimen secara murni karena dalam hal ini subjek bukanlah sesuatu yang dapat dipindahkan, diperlakukan dan di atur secara tepat/pas sebagaomana pada penelitian murni. 3.1.2 Desain Penelitian Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. yaitu terdapat dua kelompok yang dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian salah satu kelompok diberi perlakuan (X) kelas yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran STAD disebut kelas eksperimen dan kelompok yang tidak diberikan perlakuan disebut kelas kontrol. Kemudian diberikan postest untuk mengetahui pengaruh penggunaan model STAD terhadap hasil belajar dan motivasi belajar.
R
01
X
03
02 04
(Sugiyono, 2011:112) Gambar 3.1 Desain Penelitian Eksperimen
19
20
Berdasarkan gambar 3.1 dalam desain penelitian ini terdapat dua kelompok yang diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan kelompok eksperimen (01 ) dan kelompok kontrol (03). Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda signifikan. Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen (X), ada pengaruh pembelajaran (02 dan 04) terhadap hasil belajar dan motivasi belajar. Keterangan: R : kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih secara random. 01 : Pretest untuk kelompok eksperimen. 02 : Postest untuk kelompok eksperimen. 03 : pretest untuk kelompok kontrol. 04 : Postest untuk kelompok kontrol. X : Perlakuan untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 01 dan 03 : Kedua kelas tersebut diberi pretest dan angket motivasi belajar untuk mengetahui kondisi awal kelas tersebut apakah kedua kelompok itu homogen antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 02: Hasil belajar dan motivasi belajar dari test kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD. 04 : Hasil belajar dan motivasi belajar dari test kelas kontrol tidak diberikan model pembelajaran STAD. X : Perlakuan. Dari gambar 3.1 pada tabel pertama sebagai kelas eksperimen diberikan perlakuan yaitu pada pembelajaran dengan model pembelajaran STAD, sedangkan tabel kedua sebagai kelas kontrol pembelajaran konvensional
3.2
Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2011: 61) variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas atau variabel independen dan variabel terikat atau dependen. Variabel bebas (X) merupakan
21
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Yang merupakan variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe student teams-achievement division (STAD). Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Yang merupakan variabel terikatdalam penelitian ini adalah hasil belajar dan motivasi. Variabel bebas dilambangkan dengan huruf X dan variabel terikat dilambangkan dengan huruf Y menurut Sugiyono (2011: 66).
Y1
X Y2
(Sugiyono, 2011: 70) X = Model Pembelajaran STAD
Y2= Motivasi Belajar
Y1= Hasil Belajar Gambar3.2 Variabel Penelitian 3.3
Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga dan SD
Negeri Dukuh 02 Salatiga. Subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas 5 di SD Negeri Dukuh 03 Salatiga sebagai kelas eksperimen yang berada di Jalan grogol, Kelurahan Dukuh Salatiga, Kecamatan Sidomukti Salatiga dan SD Negeri Dukuh 02 Salatiga sebagai kelas kontrol, Kelurahan Dukuh Salatiga, Kecamatan Sidomukti. 3.4
Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:177). Populasi pada penelitian ini adalah Gugus Gajahmada yang terdiri dari 7 SD.
22
3.4.2 Sampel Sugiyono (2010:118) mengatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel penelitian adalah simple random sampling, simple random sampling yang dipilih secara acak dengan cara undian. Pada penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah: 1.
Siswa kelas 5 SD N 03 Salatiga merupakan kelas eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan model STAD.
2.
3.5
Siswa kelas 5 SD N 02 Salatiga merupakan kelas kontrol
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1.1 Observasi Menurut Arikunto (Heri Jauhari,2010: 48) dalam pengertian psikologik, observasi disebut pengamatan. Pengamatan adalah pemusatan perhatian terhadap sebuah obyek dengan menggunakan semua kemampuan pancaindra. Sedangkan Poerwanto (Heri Jauhari,2010: 48) mengatakan observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mangamati individu atau kelompok secara langsung. Observasi dapat dilakukan pada saat proses belajar mengajar misalnya tingkah laku guru pada waktu mengajar dan motivasi belajar siswa. 3.5.1.2 Test Menurut Sudjana (2009: 35) test adalah sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (test lisan), dalam bentuk tulisan (test tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (test tindakan). Test pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini dilakukan pretes antara kedua kelompok kontrol dan kelompok eskprimen untuk mengukur apakah kedua kelompok tersebut memiliki hasil yang sama. Sedangkan postest untuk melihat adanya pengaruh terhadap hasil belajar dan motivasi belajar.
23
3.5.1.3 Angket Menurut sugiyono (2010:199) Angket/koesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat atau penyataan tertulis kepada siswa untuk dijawabnya. Angket/kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila penelitian tahu dengan Variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari siswa. Pertanyaan angket yang disampaikan adalah untuk memperoleh informasi motivasi belajar siswa setelah mengikuti model pembelajaran STAD dalam pelajaran IPA. Menurut sugiyono (2010:134) Skala pengukuran menggunakan skala likert. Pengukuran ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fernomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukurkan dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-iten instrumen yang dapat berupa penyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item, instrumen yang menggunakan skala liket mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. 1. 2. 3. 4. 5.
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat disekorkan, misalnya: 1. 2. 3. 4. 5.
SS S RR TS STS
= Sangat Setuju = Setuju = Ragu-Ragu =Tidak Setuju = Sangat Tidak Setuju
diberikan skor = 5 diberikan skor = 4 diberikan skor = 3 diberikan skor = 2 diberikan Skor = 1
Dasar penentuan klasifikasi motivasi belajar menggunakan nilai responden dan kelompok responden maupun berdasarkan rata-rata skor jawaban responden dan kelompok responden.Dalam menentukan/menyusun klasifikasi motivasi belajar dalam penelitian ini menggunakan klasifikasi berdasarkan rata-rata jumlah jawaban individu siswa/responden.Klasifikasi berdasarkan rata-rata jumlah individua siswa/responden dapat dilakaukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
24
1. Mencari total skor maksimal (ideal)/ responden 2. Mencari total skor minimal / responden 3. Menentukan jarak kelas interval (panjang kelas) 4. Menghitung rata-rata jumlah jawaban individu siswa dalam satu populasi 5. Menyusun kriteria derajat motivasi belajar berdasarkan perhitunganperhitungan yang sudah dilakukan. Setelah mengetahui langkah-langkah menentukan klasifikasi motivasi diatas, maka dilakukan perhitungan-perhitungan untuk menentukan derajat motivasi siswa sebelum dan sesudah pembelajaran baik di kelas eksperimen maupun dikelas kontrol. Adapun untuk menentukan total nilai maksimal (ideal), total nilai minimal, dan jarak kelas interval, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut: Total nilai maksimal (ideal) = Jumlah butir pernyataan x nilai butir maksimal = 20 butir penyataan x 5 = 100 Total nilai minimal = Jumlah butir pernyataan x nilai butir minimal = 20 x 1 = 20 Jumlah kategori yang diinginkan ada 5 (Lima) kategori, yakni kategori motivasi sangat setuju, kategori motivasi setuju, kategori motivasi sedang, kategori motivasi tidak setuju dan sangat tidak setuju. Jarak kelas interval = ( Total nilai maksimal – total nilai minimal ) : ( jumlah kategori ) = (100-20) : 5 = 80 : 5 = 16 Setelah melakukan perhitungan-perhitungan tersebut, maka disusunlah kriteria motivasi belajar siswa berdasarkan rata-rata total jawaban siswa pada tabel 3.1.
25
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Angket Motivasi Belajar Interval 84,00 – 100 68,00 – 84,00 52,00 – 68,00 36,00 – 52,00 20,00 – 36,00
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
3.5.1.4 Dokumentasi Dokumentasi diperoleh dari hasil kuis siswa, lembar observasi, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), foto-foto selama proses pembelajaran, pengolahan data SPSS, dan lembar hasil belajar siswa. 3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan soal test yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar dan motivasi belajar siswa dalam penggunaan pembelajaran yang mengunakan model STAD di kelas eksperimen. 1. Kisi-kisi soal hasil belajar dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
Kompetensi Dasar
Materi
Indikator
No. Soal
7.3 Mendeskripsikan strutur bumi
Struktur Bumi dan Matahari
1. Menjelaskan proses terjadinya bumi. 2. Menggambarkan secara sederhana lapisanlapisan bumi (Lapisan inti, lapisan
1,2,3,4 ,5
6,7,8,9 10,11, 12,13, 14,15, 16,17, 18,19,
Bentuk Soal Pilihan ganda
26
luar, dan kerak. 3. Menjelaskan bahwa matahari terdiri dari sebagian besar gas panas
20,21, 22,23, 24,25
2. Kisi-kisi angket motivasi eksperimen dapat dilihat pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Motivasi Eksperimen No I
Aspek Perasaan pada waktu belajar IPA
II
Konsentrasi/perhatian dalam belajar
III
Kesungguhan dalam mengikuti pelajaran
IV
Motivasi belajar
Indikator a.Rajin b.Rasa senang c.Tidak terpaksa dalam mengikuti pelajaran a.Mau memperhatikan proses pembelajaran b.Mengikuti penjelasan guru a.Mencatat tugas dari guru b.Mengerjakan tugas dari guru c.Kompetensi dalam lingkungan kelas a. Motivasi mengikuti pelajaran b. Penghargaan hasil belajar
Item 7,18 9 1,8
Jumlah 5
5,12,13,1 4,15 16
6
17 6,11
6
2,3,4 19,20
3
10 Jumlah
20
3. Kisi-kisi angket motivasi kontrol dapat dilihat pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Motivasi Kontrol No I
Aspek Perasaan pada waktu belajar IPA
Indikator a.Rajin b.Rasa senang c.Tidak terpaksa dalam mengikuti pelajaran.
Item 7,18 9 1,8
Jumlah 5
27
II
Konsentrasi/perhatian dalam belajar
III
Kesungguhan dalam mengikuti pelajaran
IV
Motivasi belajar
3.6
a.Mau memperhatikan proses pembelajaran b.Mengikuti penjelasan guru
5,12,13,1 4,15
16 a.Mencatat tugas dari 17 guru b.Mengerjakan tugas dari 6,11,10 guru c.Kompetensi dalam 2,3,4 lingkungan kelas c. Motivasi mengikuti 19,20 pelajaran Jumlah 20
6
7
2
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.6.1 Uji Validitas Instrumen Priyatno (2010 : 90) Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item ditunjukan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Menurut Sugiyono (2011:126) bila item yang mencapai koefisien korelasi di bawah 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Untuk kriteria koefisien korelasi yang > 0,30 dinyatakan item soal tersebut valid dan sebaliknya jika koefisien korelasinya < 0,30 maka item soal tersebut tidak valid. Uji coba item instrumen diterapkan pada 34 siswa kelas V SD Negeri Dukuh 01
pada tanggal 04 April 2013. Dari 40 item soal yang diujikan
validitasnya 25 item soal valid dan 15 item soal tidak valid. Adapun untuk soal yang valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 3.5.
28
Tabel 3.5 Validitas Instrumen Penelitian Valid 2,3,4,5,7,8,9,12,15,18,19,20,22,23, 24,25,27,29,30,33,35,36,38,39,40
Tidak Valid 1,6,10,11,13,14,16,17,21,26, 28,31,32,34,37,
3.6.2 Uji Reliabilitas Test Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama Sudjana (2010:16). Dapat diartikan sejauh mana instrument dapat diandalkan.Untuk mengukur reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 20.0 for windows Kriteria yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrument digunakan pedoman George dan Malley (1995) yang didasarkan pada nilai koefisien Alpha Cronbach (a) sebagai berikut: α > 0,9 = Sangat bagus α > 0,8 = Bagus α > 0,7 = Dapat diterima α > 0,6 = Diragukan α < 0,5 = Tidak dapat diterima Tabel 3.6 Uji Reliabilitas seluruh soal (40 butir soal) Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,723
N of Items 40
29
Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Setelah soal yang tidak valid di hapus (25 Butir soal) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,734
25
Berdasarkan tabel 3.7 teknik alpha, nilai reliabilitas yang diperoleh hasil reliabilitas dapat diterima oleh peneliti
> 0,7 yaitu sebesar 0,734. Karena
instrumen valid dan reliabel maka layak digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan untuk penelitian. 3.7
Teknik Analisis Data Analisa data adalah cara seorang peneliti dalam mengolah data yang telah
dikumpulkan sehingga dapat diambil kesimpulan tentang penelitian. Sesuai dengan penelitian ini, maka metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar dan motivasi belajar siswa. Untuk menganalisis data dalam penelitian digunakan teknik analisis data yang terdiri dari teknik analisis diskriptif dan parametrik. 3.7.1 Analisis Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2011:207). 3.7.2 Analisis Parametik Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis parametik untuk mengetahui keadaan populasi data antara kelas 5 SD N dukuh 03 sebagai kelas eksperimen dan kelas 5 SD N dukuh 02
sebagai kelas kontrol berdistribusi
normal dan homogen atau tidak. Uji prasarat ini perlu dilakukan karena sebelum populasi data diperoleh dari kelas 5 SD N Dukuh 03 (kelas eksperimen) dan Kelas
30
5SD N dukuh 02 (kelas kontrol) dilakukan uji hipotesis menggunakan Independen Sampel T-Test dengan bantuan SPSS for windows version 20.0 For Windows. Data harus dalam kondisi awal berdistribusi normal dan homogen. Adapun uji prasarat pada penelitian ini adalah : 1. Uji Normalitas Menurut Priyatno (2010: 71) uji normalitas digunakan untuk mengetahui hasil belajar dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol apakah berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Untuk ujinormalitas digunakan uji One–Sample Kolmogorov–Smirnov tes denganmenggunakan bantuan program SPSS.20.0 for Windows. 2. Uji Homogen Uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak. Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varian yang sama atau berbeda sehingga dapat ditentukan rumus T-test mana yang akan dipilih untuk pengujian hipotesis. Priyatno, (2010 : 76) sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama.
Pengujian homogenitas varian dapat
menggunakan bantuan SPSS 20.
3.7.3 Analisis Hipotesis Uji T digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Pengujian yang dilakukan sebelum analisis independen sampel T-test, yaitu uji asumsi varian (uji levene’s) untuk mengetahui apakah varian sama atau berbeda. Setelah uji asumsi varian kemudian dilakukan uji Independent Samples T-test. Untuk pengambilan keputusan dapat dilihat setelah dilakukan analisisa data, sebagai berikut: 1.
Jika signifikansi < 0,05 maka H1 diterima
2.
Jika signifikansi > 0,05 maka H1 ditolak
31
Taraf signifikansi uji sampel bebas (Independent Sample T-test) adalah 0,05 (convidence interval 95%). Uji T digunakan untuk penelitian yang menguji ada tidaknya perbedaan dan ada tidaknya pengaruh. Adapun cara interprestasi hasil setelah data dianalisa adalah: 1. Lihat dan interprestasi hasil signifikannya Probabilitas = antara 0,000 s/d 0,05 maka hasil sangat signifikan Probabilitas = di atas 0,05 maka hasilnya nir-signifikan 2. Lihat nilai rata-rata pada masing-masing kelompok, mana yang lebih tinggi (besar). Bila nilai kelompok treatment (perlakuan) lebih besar dari pada kelompok non-treatment maka hasilnya signifikan (hipotesis diterima). Sebaliknya bila nilai kelompok treatment (perlakuan) lebih rendah dari pada kelompok non-treatment maka hasilnya nir-signifikan (hipotesis ditolak).