BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab Metode Penelitian ini akan diuraikan beberapa sub bab yang terdiri dari Lokasi dan Subjek Penelitian, Pendekatan dan Metode Penelitian, Definisi Konseptual, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan dan Analisa Data, serta Uji Validitas Data. Berikut penjelasan sub bab yang menyusun bagian metode penelitian tersebut.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian mengenai PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara dalam mengembangkan semangat nasionalisme mahasiswa ini dilakukan pada lokasi dan subjek sebagai informan yang ditentukan oleh peneliti. Berikut akan dijelaskan lokasi dan subjek dalam penelitian ini. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia pada Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU). Mata kuliah pada Jurusan MKDU yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah mata kuliah PKn. Mata kuliah PKn merupakan mata kuliah pilihan wajib bagi semua mahasiswa untuk semua jurusan atau program studi Strata 1 (S1) yang ditempuh pada semester yang telah ditentukan atau sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam kurikulum.
2. Subjek Penelitian Dalam penelitian kualitatif, subjek penelitian merujuk kepada responden atau informan yang akan memberikan berbagai informasi. Menurut Amirin (dalam Idrus, M., 2009:91) ‘Subjek penelitian merupakan seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan’. Sedangkan menurut Arikunto (1992:30) “Subjek penelitian sebagai benda, hal, atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa subjek penelitian adalah segala sesuatu baik berupa manusia atau hal lain, yang dapat memberikan Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
informasi yang dibutuhkan mengenai kajian penelitian yang diangkat. Dalam suatu penelitian subjek penelitian mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting, hal tersebut dikarenakan terdapat informasi penting yang diketahui dan dikhayati oleh subjek tersebut. Informasi tersebut merupakan data yang sangat penting yang digunakan untuk menuntaskan permasalahan yang dikaji. Subjek yang selanjutnya disebut sebagai informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mempunyai kompetensi dan memenuhi kriteria yang tepat dengan penelitian yang diangkat. Adapun penetapan subjek dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Dengan alasan, agar informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, subjek yang akan dimintai informasi merupakan pihakpihak yang memiliki perhatian yang besar pada PKn yaitu beberapa dosen yang melaksanakan pembelajaran PKn Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) dan Mahasiswa sebagai raw input, Untuk mengkonstruksi PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara, peneliti melakukan wawancara terhadap narasumber atau pakar sebagai informan yang melatarbelakangi kepakaran dalam bidang PKn dan menaruh perhatian yang tinggi terhadap konsepsi bela negara dalam PKn. Selain para pakar tersebut, subjek penelitian ini juga terdiri dari 4 orang dosen yang mengampu mata kuliah PKn MKDU, serta 8 orang mahasiswa yang mengikuti mata kuliah PKn MKDU. Untuk menjaga kerahasiaan identitas informan, pada bagian penyajian data nama informan diganti dengan nama yang ditetapkan oleh penulis, dan tetap sesuai dengan status gender dari informan yang bersangkutan. Berikut informan dosen dan mahasiswa sebagai sumber informasi dalam penelitian ini: Tabel 3.1 Informan Penelitian No
Informan
Status
1
Prof. Dr. Idrus Affandi, SH.
Pakar PKn
2
Drs. Daeng Sudiwo, M.Pd
Pakar PKn
3
Dr. Cik Suwabuana, M.Pd
Pakar yang mengkaji Bela Negara melalui PKn
Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan tabel 3.1 4
Drs. Sumarno Haryanto, M.Pd
Dosen PKn MKDU
5
Muhamad Iqbal, S.Pd., M.Si
Dosen PKn MKDU
6
Supriyono, S.Pd., M.Pd
Dosen PKn MKDU
7
Rika Sartika, S.Pd., M.Pd
Dosen PKn MKDU
8
Ahmad Ramdhani
Mahasiswa
9
Eka Dian Pratiwi
Mahasiswa
10
Harisul Haqqi Harahap
Mahasiswa
11
Hilyah Irsalina
Mahasiswa
12
Lina Komala Sari
Mahasiswa
13
Riski Nur Wibhawa Dzikri
Mahasiswa
14
Marsela Altasari Nurhasanah
Mahasiswa
15
Suroya Lailatun Najah
Mahasiswa
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2014
B. Pendekatan dan Metode Penelitian Untuk mengarahkan peneliti dalam mengkaji penelitian ini, peneliti menetapkan pendekatan dan metode penelitian yang berfungsi sebagai acuan dasar dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian ini menjadi penelitian yang memenuhi standar ilmiah sebuah penelitian. 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang dilakukan pada situasi wajar (natural setting) mengharuskan peneliti berinteraksi secara dekat dengan subjek penelitian. Menurut Idrus, M (2009:27) “Penelitian kualitatif lebih berorientasi pada eksplorasi dan penemuan serta tidak bermaksud untuk menguji teori. Oleh karena itu, peneliti kualitatif akan mencoba memahami fenomena atau gejala yang dilihatnya sebagaimana adanya”. Senada dengan pendapat tersebut, Creswell, J. (2012:16) mengungkapkan bahwa: Qualitative research is best suited to address a research problem in which you do not know the variables and need to explore.A qualitative research study is needed to explore this phenomenon from the perspective of Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
distance education students. The literature might yield little information about the phenomenon of study, and you need to learn more from participants through exploration. Creswell menekankan definisi penelitian kualitatif sebagai bentuk penelitian yang tepat, yang merujuk pada sebuah naratif yang kompleks untuk mengeksplorasi fenomena dari perspektif secara holistik dan mendalam dengan melibatkan informan atau partisipan sebagai sumber informasi. Sementara itu, Emzir (2010:2) memberikan pengertian penelitian kualitatif dengan fokus yang sama yaitu fenomena sosial, tetapi lebih rinci pada metode yang digunakan
dalam
proses
penelitian.
Menurutnya
“Penelitian
kualitatif
menggunakan metode penalaran induktif dan sangat percaya bahwa terdapat banyak perspektif yang akan dapat diungkapkan, berfokus pada fenomena sosial dan pada pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan dibawah studi.” Berdasarkan pengertian penelitian kualitatif tersebut dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berusaha mengungkap atau mengeksplorasi fenomena sosial secara holistik dan mendalam serta melakukan kajian analisis pada setiap informasi yang diperoleh dari informan atau partisipan sebagai sumber.
2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang berusaha mendeskripsikan berbagai informasi dengan melakukan kajian analitis kritis terhadap informasi atau data yang diperoleh tersebut. Emzir (2010:3) menungkapkan bahwa Pada metode deskriptif, data dikumpulkan lebih mengambil bentuk katakata atau gambar daripada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi. Data tersebut mencakup data wawancara, catatan lapangan, fotografi, videotape, dokumen pribadi, memo, dan rekaman-rekaman resmi lainnya. Peneliti kualitatif melakukan analisis data dengan segala kekayaannya sedapat dan sedekat mungkin dengan bentuk rekaman dan transkripnya.
Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sejalan dengan pendapat tersebut, Idrus, M. (2009:25) yang menjelaskan bahwa: Data penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Dengan kata lain, data penelitian berupa narasi cerita, penuturan informan, dokumen-dokumen pribadi seperti foto, catatan pribadi/diary (buku harian), perilaku, gerak tubuh, mimik, dan banyak hal lain yang tidak didominasi angka-angka sebagaimana penelitian kuantitatif, maka sebenarnya data pada penelitian ini begitu banyak dan kompleks. Berdasarkan pengertian mengenai metode penelitian deskriptif tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang melakukan analsis deskripsi terhadap data-data berupa dokumendokumen, catatan, rekaman, atau gerak tubuh informan yang diperoleh melalui pengumpulan data di lapangan.
C. Definisi Konseptual Terdapat beberapa istilah atau konsep yang sering digunakan dalam penelitian ini. Agar tidak terjadi kesalahan pemahaman, berikut akan disajikan penjelasan dari konsep-konsep yang dimaksud. 1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Pendidikan Kewarganegaraan dalam lingkup perguruan tinggi yang bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air (Pasal 37 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003). Dengan rasa kebangsaan dan cinta tanah air tersebut, peserta didik akan memiliki kesadaran yang tinggi akan hak dan tanggung jawab yang dimiliki sebagai warga negara, termasuk di dalamnya adalah hak dan kewajiban untuk berpartisipasi aktif dalam upaya bela negara.
2. Pembelajaran Bela Negara Pembelajaran bela negara yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah proses atau cara yang dilakukan untuk memberikan pemahaman mengenai hakikat dan makna bela negara kepada mahasiswa secara sistematis melalui PKn, dengan Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tujuan agar mahasiswa memiliki kesadaran yang tinggi sebagai bangsa Indonesia dan sikap cinta tanah air, serta mampu melakukan berbagai peran serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam berbagai tindakan nyata untuk menjamin keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Bela Negara Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan bela negara adalah konsepsi bela negara dalam artian yang luas, yaitu segala sikap dan perilaku yang dilakukan warga negara yang dilandasi oleh rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
4. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai wahana Pembelajaran Bela Negara Adapun yang dimaksud dengan PKn sebagai wahana pendidikan bela negara dalam penelitian ini adalah bagaimana PKn dirancang, diimplementasikan, serta dengan sistem evaluasi yang tepat mengenai bela negara sehingga dapat mengembangkan kesadaran mahasiswa untuk senantiasa menampilkasn sikap dan perilaku yang didasari oleh rasa kebangsaan dan cinta tanah air sebagai bentuk partisipasi dalam upaya bela negara.
5. Mahasiswa Mahasiswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah peserta didik pada satuan pendidikan tinggi yang merupakan salah satu jenjang dalam pendidikan formal di Indonesia. “Pendidikan formal dimana apabila dilihat dari segi umur mahasiswa merupakan usia sekitar 18-30 tahun dengan mayoritas kelompok umur 18-25 tahun, jadi mereka dapat dogolongkan sebagai remaja akhir sampai orang dewasa” (Sadullah, Uyoh., 2004:115).
6. Nasionalisme Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan nasionalisme adalah rasa cinta tanah air yang merupakan daya penggerak yang mampu menggerakkan seseorang untuk menampilkan partisipasi aktif dalam upaya bela negara. Pada dasarnya kesadaraan ke-Indonesia-an yang tinggi merupakan “induk” dari nilaiSulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nilai dalam bela negara. Tingginya kesadaran ke-Indonesia-an akan menjadikan soseorang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang tinggi pula. Dengan kecintaan terhadap tanah air akan mengarahkan seseorang untuk menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan atau golongan. Sehingga, bela negara tidak akan menjadi beban, melainkan dipandang sebagai hak dan kewajiban bagi semua warga negara.
D. Instrumen Penelitian Instrumen utama (key instrument) pada penelitian ini adalah peneliti (peneliti sebagai instrumen) dengan berpedoman pada panduan
teknik
pengumpulan data yang akan digunakan. Konsep peneliti sebagai instrumen dipahami sebagai alat yang dapat mengungkapkan berbagai fakta-fakta di lapangan. “Tidak ada alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri” (Satori, D & Komariah, A., 2011:61-62). Sebagai instrumen utama, peneliti dapat berinteraksi secara langsung dengan subjek penelitian secara mendalam, sehingga peneliti dapat menganalisa dan menafsirkan jawaban yang diberikan subjek. Terdapat ciri-ciri atau karakteristik yang melekat pada diri peneliti sehinga peneliti dapat dijadikan sebagai instrumen utama (key instrumen) dalam penelitian. Menurut Lincoln & Guba (dalam Satori, D & Komariah, A., 2011:63-66): Karakteristik manusia sebagai instrumen penelitian kualitatif memiliki ciriciri sebagai berikut:(a) Responsif, (b) Dapat menyesuaikan diri, (c) Menekankan keutuhan, (d) Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan, (e) Dalam hal-hal tertentu pada manusia sebagai instrumen penelitian ini terdapat kemampuan untuk memperluas dan meningkatkan pengetahuan itu, (f) Memproses data secepatnya, (g) Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan mengikhtisarkan, dan (h) Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang tidak lazim dan idiosinkratik (lihat gambar 3.1)
Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengklarifi kasi dan mengikhtisa rkan
Mencari informasi yang tidak lazim dan idiosinkratik
Responsif
CIRI-CIRI UMUM MANUSIA
Memproses data secepatnya
Perluasan pengetahuan
Dapat menyesuaik an diri
Menekankan keutuhan
Gambar 3.1 Karakteristik Manusia Sumber: Satori, D & Komariah, A (2011:66)
Dengan konsep dan implementasi peneliti sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif, peneliti dapat melibatkan diri secara penuh pada aktivitas informan. Sehingga, peneliti dapat mengungkap berbagai keterangan atau informasi dari berbagai informan/responden. Misalnya ketika peneliti menggunakan teknik wawancara, maka tidak hanya keterangan yang berhubungan langsung dengan pertanyaan wawancara yang diperoleh, tetapi peneliti juga dapat memahami bahasa tubuh (gestur/mimik) informan ketika menjawab pertanyaan, yang tentunya hal tersebut dapat mendukung atau menjadi pembanding dari jawaban yang diungkapkan oleh informan. Dengan kata lain, peneliti sebagai instrumen dapat mengkorelasikan antara jawaban dengan bahasa tubuh informan. Begitu juga Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
halnya ketika peneliti menggunakan teknik observasi, maka peneliti dapat mengikuti aktivitas informan yang berkaitan dengan objek kajian penelitian. Sehingga, data yang dibutuhkan oleh peneliti dapat diperoleh secara luas dan mendalam.
E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam upaya menghimpun data yang dibutuhkan guna menjawab permasalahan penelitian. Setelah itu, akan diuraikan juga mengenai teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis berbagai data yang telah dihimpun tersebut. 1. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam proses penelitian merupakan langkah yang harus dilakukan dalam upaya mengumpulkan atau menghimpun data guna menjawab permasalahan penelitian. Dalam pengumpulan data terdapat berbagai teknik yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan atau jenis data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, ada tiga teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: (1) Teknik observasi, (2) teknik wawancara dengan wawancara mendalam (deeph interview), dan (3) Studi dokumentasi. Adapun untuk menentukan teknik dan instrumen pengumpulan data dalam penelitian didasarkan pada prinsip keterlaksanaan dan keterjangkauan, baik dalam hal waktu, tenaga, dan sumber data. Hal tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:160) yang menyatakan bahwa “Penentuan teknik dan instrumen yang digunakan dalam penelitian tergantung dari subjek penelitian, sumber data, waktu dan dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti, dan teknik yang akan digunakan untuk mengolah data”. Berikut penjelasan dari masing-masing teknik pengumpulan data yang akan digunakan
Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Teknik Observasi (Pengamatan) Observasi atau pengamatan merupakan “aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis” (Idrus, M., 2009:101). Dalam penelitian ini, observasi yang akan digunakan adalah observasi partisipatif (terlibat), artinya peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau aktivitas yang bersangkutan. Penggunaan teknik observasi partisipatif memiliki beberapa keunggulan seperti yang diungkapkan oleh Guba & Lincoln (dalam Idrus, M., 2009:101) sebagai berikut: 1. Teknik pengamatan ini didasarkan pada pengalaman secara langsung; 2. Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya; 3. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang langsung diperoleh dari data; 4. Sering terjadi keraguan pada peneliti, jangan-jangan yang dijaringnya ada yang “melenceng” atau “bias” dan memerlukan pengamatan ulang; 5. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mengerti situasi-situasi rumit; 6. Dalam kasus-kasus tertentu, saat teknik komunikasi lainnya tidak memungkinkan pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka teknik observasi merupakan teknik yang tepat untuk mengumpulkan berbagai infomormasi terkait dengan data yang dibutuhkan mengenai aktivitas pembelajaran PKn yang dilakukan. Dengan demikian, peneliti dapat mengamati secara langsung berbagai temuan dalam pembelajaran yang sangat mendukung dalam menjawab permasalahan yang dikaji.
b. Teknik Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif. Penggunaan teknik wawancara dalam penelitian berarti melakukan interaksi yang komunikatif antara pihak-pihak tertentu, yaitu antara pewawancara dengan yang diwawancarai (terwawancara). Menurut Basrowi, dkk. (2008:127) wawancara adalah “percakapan dengan maksud Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertentu oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu”. Pendapat yang senada juga diungkapkan oleh Esterberg (dalam Satori, D & Komariah, A., 2011:130) bahwa ‘Interview, a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication an djoint construction of meaning about a particular topic. Berdasarkan pengertian wawancara yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melalukan komunikasi atau tanya jawab antara pewawancara dengan yang diwawancarai untuk memperoleh informasi secara holistik dan mendalam mengenai permasalahan yang dikaji. Penggunaan teknik wawancara ini didasarkan pada beberapa alasan, yaitu: a. Teknik ini merupakan teknik utama yang digunakan dalam penelitian kualitatif b. Wawancara memungkinkan peneliti mengamati perilaku individu dan kelompok serta mengetahui pendapat dan keyakinan mereka c. Teknik ini dapat membantu peneliti untuk mengetahui pendapat seseorang atau subjek penelitian secara mendalam.
c. Studi Dokumentasi Dalam penelitian, terdapat data-data dalam bentuk dokumen yang dibutuhkan oleh peneliti untuk dihimpun guna menunjang penelitian yang dilakukan, seperti: dokumen pribadi atau buku harian, dokumen resmi, fotografi, dan bentuk dokumen lainnya. Teknik yang digunakan untuk menghimpun data dalam bentuk dokumen tersebut dikenal dengan teknik dokumentasi. Menurut Sugiyono (2012:240) dokumen merupakan “catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yaang tertulis dari suatu keadaan dan kegiatan subjek penelitian”. Adapun alasan penggunaan teknik dokumentasi ini adalah untuk memperkuat informasi yang diperoleh melalui wawancara. Instrumen yang digunakan dalam teknik dokumentasi ini adalah pedoman tentang hal-hal yang dibutuhkan. Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Teknik Analisis Data Proses penganalisisan data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak pengumpulan data dan dilakukan secara mendalam, baik selama di lapangan maupun setelah dari lapangan.
Adapun teknik yang akan digunakan untuk
menganalisis data yang telah diperoleh adalah teknik analisis data kualitatif model Miles dan Huberman (1992:20) yaitu “Reduksi data (data reductioan), penyajian data (display data), dan penarikan kesimpulan (conclusion, drawing, verification)”. Berikut penjelasan langkah-langkah tersebut. a. Reduksi data Reduksi data merupakan proses pemilihan dan penyederhanaan data mentah yang diperoleh dalam catatan-catatan lapangan secara tertulis. Menurut Sugiyono (2012:247: Reduksi data dalam analisis data perlu untuk dilakukan mengingat data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit, sehingga perlu dilakukan reduksi data. Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan mengelompokkan data hasil wawancara dan dokumentasi yang dipeoleh dari setiap responden.
b. Penyajian Data Langkah selanjutnya setelah mereduksi data adalah penyajian data. Penyajian data merupakan penyajian sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam penelitian ini, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. “Manfaat melakukan penyajian data dalam analisis data kualitatif adalah akan mempermudah untuk memahami apa yang akan terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami” (Sugiyono, 2012:249).
Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Penarikan Kesimpulan Tahap akhir dari analisis data adalah verifikasi dan penarikan kesimpulan yang dimaknai sebagai penarikan arti data yang telah ditampilkan. Dengan demikian proses verifikasi merupakan upaya mencari makna dari data yang telah dikumpulkan dengan mencari pola, tema, hubungan persamaan, perbedaanperbedaan, hal-hal yang sering muncul, dan lain-lain.
Pengumpulan Data Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan/ Verifikasi data
Gambar 3.2 Komponen Analisis Data Penelitian Kualitatif Sumber: Miles & Huberman (1992) Berdasarkan gambar 3.2 tersebut dapat dipahami bahwa teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan teknik analisis data yang teridiri dari tiga tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau kesimpulan. Pada dasarnya ketiga tahapan tersebut saling berhubungan, dengan kata lain tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan pengumpulan dan analisis data dalal penelitian kualitatif berlangsung terus menerus.
Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada tahap tertentu, ketika peneliti pengumpulkan data melalui teknik tertentu, maka untuk mengolah data yang telah diperoleh tersebut tidak harus menunggu semua data terkumpul. Dalam artian, setiap data yang telah dihimpun bisa untuk langsung direduksi, karena data yang dikumpulkan cukup banyak. Sehingga, untuk memudahkan memilah dan memilihnya sebaiknya data yang sudah dikumpulkan langsung direduksi. Setelah melakukan proses reduksi terhadap data yang telah dikumpulkan, tahap selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data dilakukan dengan mendeskripsikan atau menggambarkan dengan runtut berdasarkan aspek-aspek atau permasalahan yang dikaji mengenai PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara dalam mengembangkan semangat nasionalisme mahasiswa. Proses selanjutnya dari analasis data yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh pada tahap ini besar kemungkinan masih bersifat sementara, karenaketika ada data yang dirasa belum lengkap, peneliti bisa kembali ke lapangan untuk menghimpun data yang dibutuhkan dan seiring bertambahnya data yang dihimpun tersebut, maka data-data tersebut diverifikasi, yaitu dengan cara mempelajari kembali semua data yang ada. Setelah hal tersebut dilakukan dan semua data dirasa cukup, maka peneliti akan menetapkan kesimpulan akhir mengenai PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara dalam mengembangkan semangat nasionalisme mahasiswa.
F. Uji Validitas Data Validitas data merupakan tingkat keabsaan atau ketepatan data yang akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan suatu penelitian. Data yang tepat atau valid dalam penelitian akan berpengaruh positif bagi tingkat kepercayaan terhadap penelitian, pun sebaliknya ketika data yang diperoleh dalam penelitian diragukan keabsahannya maka kepercayaan terhadap suatu penelitian akan sangat rendah atau bahkan tidak ada. Dengan kata lain, validitas data yang tinggi akan berkorelasi positif dengan tingkat kepercayaan suatu penelitian. Dalam penelitian ini, upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan keabsaan atau kevalidan data adalah dengan melakukan pengujian Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap data yang diperoleh teknik triangulasi, yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dan dengan berbagai cara (Satori, D & Komariah, A., 2011). Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui triangulasi sumber (informan) dan triangulasi teknik pengumpulan data. 1. Triangulasi Sumber (informan) Triangulasi sumber atau informan (subjek penelitian) dalam penelitian ini dilakukan dengan meminta keterangan atau menggali informasi dari berbagai informan. Alasan perlunya melakukan eksplorasi untuk mengecek kebenaran data yang diperoleh. Pada penelitian ini, bentuk triangulasi sumber adalah informan dosen, mahasiswa, dan pakar PKn. Peneliti menghimpun data dari dosen dan mahasiswa mengenai pembelajaran PKn kemudian untuk mengkronstruksi PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara peneliti melakukan wawancara terhadap para pakar PKn, sehingga diperoleh konsep dan strategi implementasi PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara.
Dosen
Informan/Subjek Penelitian
Mahasiswa
Pakar PKn
Gambar 3.3 Triangulasi Sumber/informan Sumber: Satori, D & Komariah, A (2011) Berdasarkan gambar 3.3 tersebut dapat dipahami bahwa responden yang tetapkan oleh peneliti terdiri dari tiga kelompok responden, yaitu: dosen, mahasiswa, dan pakar PKn. Dalam penelitian ini, ditetapkannya tiga kelompok responden tersebut dengan tujuan agar diperoleh keterangan atau informasi yang lengkap mengenai PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara. Kemudian, karena data yang diperoleh merupakan data dari beberapa pihak yang berkepentingan atau memiliki perhatian yang besar terhadap PKn dan kaitannya Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan bela negara di perguruan tinggi, sehingga akan terbangun validitas ataupun kepercayaan terhadap penelitian yang dihasilkan. 2. Triangulasi teknik pengumpulan data Triangulasi teknik pengumpulan data adalah penggunaan teknik pengumpulan data yang beragam dalam suatu penelitian, dengan tujuan agar diperoleh informnasi yang tepat yang dihimpun dari berbagai teknik. Dalam penelitian ini, triangulasi teknik yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Informan/subjek penelitian
Teknik Wawancara
Teknik Observasi
Teknik Dokumentasi
Gambar 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Sumber: Satori, D & Komariah, A (2011) Berdasarkan gambar 3.4 tersebut dapat dipahami bahwa triangulasi teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti terdiri dari: teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Ditetapkannya ketiga teknik pengumpulan data tersebut dalam penelitian ini adalah agar peneliti dapat mengungkap dan menggali berbagai informasi mengenai PKn sebagai wahana pembelajaran bela negara. Penggunaan ketiga teknik pengumpulan data tersebut didasarkan pada alasan bahwa ketiga teknik tersebut merupakan teknik pengumpulan data yang tepat dalam penelitian kualitatif dan fungsinya yang saling melengkapi. Dengan kata lain, teknik pengumpulan data yang satu akan dilengkapi oleh teknik yang lainnya. Misalnya tidak semua hal dapat digali dari teknik wawancara dan dokumentasi. Oleh sebab itu, untuk mengungkap data-data yang tidak bisa diperoleh melalui kedua teknik tersebut digunakanlah teknik observasi. Dengan penggunaan ketiga Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teknik pengumpulan data tersebut, maka akan terbangunnya validitas terhadap datadata yang diperoleh di lapangan. Sehingga, penelitian yang dihasilkan akan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.
Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu