19 BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Babakan Madang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bogor, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH)
Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan
Banten, tepatnya di Gunung Hambalang, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011.
3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk keperluan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Alat tulis 2. Kuisioner 3. Peta wilayah desa 4. Kalkulator 5. Papan jalan 6. Panduan wawancara 7. Alat perekam suara (tape recorder) 8. Alat dokumentasi berupa camera digital 9. Data demografi/monografi desa, serta alat, bahan dan informasi lainnya yang mendukung dalam penelitian.
3.3 Sasaran Penelitian Sasaran atau objek dari penelitian ini adalah masyarakat desa sekitar hutan yang terlibat secara langsung dalam pemeliharaan pohon asuh/adopsi dan telah tercatat secara sah di dalam kontrak sebagai pengasuh pohon dalam Program Pohon Asuh serta tanaman (pohon asuh) yang dipelihara oleh pengasuh pohon yang menjadi responden dalam penelitian ini.
20 3.4 Jenis Data Terdapat dua jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, meliputi : 1. Data Primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari pengasuh pohon yang menjadi responden, data-data tersebut meliputi : a. Data umum (karakteristik) responden : nama, umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, status dalam keluarga, mata pencaharian utama dan sampingan serta tingkat pendidikan b. Data tentang kegiatan yang dilakukan pengasuh pohon dalam pemeliharaan pohon asuh baik tahap perencanaan maupun tahap pelaksanaan : kontrak kerja, penentuan jenis tanaman, pembuatan tree tag, keaktifan dalam LMDH, berdiskusi dengan Perhutani dan KAHMI, penanaman,
penyulaman,
penyiangan,
pendangiran,
pemupukan,
pemberantasan hama dan penyakit, pembabatan jalur antar tanaman, pengairan atau penyiraman serta kondisi fisik tanaman c. Informasi lahan : luas pemilikan lahan, status kepemilikan lahan, jarak tempuh, asal usul lahan dan luas penguasaan hutan d. Data potensi ekonomi rumah tangga : usaha di bidang kehutanan, bidang pertanian, dan non pertanian e. Data pengeluaran rumah tangga : biaya pemeliharaan, konsumsi makanan dan minuman, pakaian, pendidikan dan sebagainya. 2. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini menyangkut keadaan lingkungan baik fisik, sosial ekonomi masyarakat dan data lain yang berhubungan dengan penelitian ini, data-data tersebut meliputi : a. Data tentang kondisi umum lokasi penelitian yang terdiri atas : letak dan luas lokasi, topografi, iklim, suhu, curah hujan per tahun, keadaan tanah serta keadaan sosial ekonomi dan budaya masyarakat b. Data tentang keadaan lahan hutan : jenis tanah, topografi, kelerengan lahan, letak dan luas lahan hutan serta sejarah lahan
21 c. Data keadaan penduduk : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan jumlah penduduk secara keseluruhan.
3.5 Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu : 1. Teknik observasi Data dikumpulkan melalui pengamatan secara langsung terhadap berbagai kegiatan di lapangan, keadaan daerah penelitian dan pengamatan kondisi fisik tanaman 2. Teknik wawancara Data yang dikumpulkan melalui tanya jawab yang dilakukan langsung terhadap responden yang terlibat dalam pemeliharaan pohon asuh serta berbagai pihak yang terkait untuk melengkapi data dan informasi. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur (kuisioner) maupun bebas 3. Studi pustaka Data dikumpulkan melalui proses mencari, mencatat dan mempelajari study literatur serta pengumpulan data-data dari instansi terkait. 3.6 Metode Pengambilan Contoh Responden Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah metode dalam pengambilan sampel dengan atas dasar pertimbangan pribadi peneliti (Danim 2004).
Pertimbangan
dalam
penentuan
responden
dilakukan
dengan
mempertimbangkan biaya, tenaga, waktu dan keadaan di lapangan yaitu blok pengasuhan
pohon. Unit sampel penelitian adalah pengasuh pohon. Jumlah
sampel yang diambil berdasarkan metode Slovin (Wulandari 1999 dalam Kaskoyo 2009), dengan rumus sebagai berikut :
n =
N N ²
Keterangan
: n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = batas eror (15%)
22 Berdasarkan perhitungan rumus di atas, dengan diketahui jumlah populasi pengasuh pohon yang tercatat secara kontrak sebanyak 33 orang maka jumlah unit sampel dalam penelitian ini adalah 19 orang pengasuh pohon serta jumlah tanaman atau pohon asuh yang diamati kesehatannya sebanyak 1334 pohon asuh. Selain itu pihak Perhutani dan pihak pengelola yaitu KAHMI juga menjadi responden, dimana data-data yang diperoleh akan bersifat melengkapi dan memperkuat data di lapangan.
3.7 Metode Pengolahan Data Data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara dan studi literatur diolah menjadi data kuantitatif dengan cara tabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif diolah dengan cara sebagai berikut : 1. Partisipasi pengasuh pohon dalam Program Pohon Asuh a) Partisispasi tahap perencanaan Program Pohon Asuh Tingkat partisipasi atau keikutsertaan pengasuh pohon dalam tahap kegiatan perencanaan pohon asuh dapat dilihat dari keterlibatan mereka di dalam : (1) Penandatanganan kontrak kerja sebagai pengasuh pohon dengan pihak Perhutani dan KAHMI; (2) Penentuan jenis tanaman; (3) Pembuatan papan nama pohon (tree tag); (4) Mengikuti kegiatan LMDH; (5) Melakukan diskusi dengan Perhutani dan KAHMI. Keterlibatan atau keikutsertaan masyarakat sebagai pengasuh pohon dalam tahap perencanaan ini dapat dijadikan dasar dalam kriteria pemberian nilai (score), dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Pemberian skor partisipasi pengasuh pohon dalam pemeliharaan pohon asuh tahap perencanaan No Intensitas Keikutsertaan Skor (1) (2) ( 3) 1 Tidak terlibat 0 2 Terlibat 1 kegiatan 1 3 Terlibat 2 kegiatan 2 4 Terlibat 3 kegiatan 3 5 Terlibat 4 kegiatan 4 5 6 Terlibat 5 kegiatan
23 Indeks skor dari kegiatan-kegiatan tahap perencanaan di atas memiliki nilai 1 sehingga dapat dicapai oleh responden besaran nilai yang berkisar antara 0 sampai dengan 5. Pemberian kategori tingkat partisipasi pengasuh pohon dalam pemeliharaan pohon asuh dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kategori tingkat partisipasi pengasuh pohon dalam pemeliharaan pohon asuh tahap perencanaan No (1) 1 2 3 4 5
Tingkat Partisipasi (2) Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Skor (3) 4,01 – 5,00 3,01 – 4,00 2,01 – 3,00 1,01 – 2,00 0,00 – 1,00
b) Partisipasi tahap pelaksanaan Program Pohon Asuh Tingkat partisipasi atau keikutsertaan pengasuh pohon dalam tahap pelaksanaan dapat dilihat pada proses pemeliharaan pohon. Pemeliharaan pohon asuh dapat dilihat dari aspek keterlibatan mereka di dalam : (1) penanaman; 2) penyulaman; (3) penyiangan; (4) pendangiran; (5) pemupukan; (6) pemberantasan hama dan penyakit; (7) babat bersih jalur antar tanaman dan (8) pengairan atau penyiraman. Kategori pemberian nilai (score) berdasarkan jumlah keterlibatan dan keikutsertaan pengasuh pohon dalam pelaksanaan pengelolaan hutan melalui program pohon asuh ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Pemberian skor partisipasi pengasuh pohon dalam pemeliharaan pohon asuh tahap pelaksanaan No Intensitas Keikutsertaan Skor (1) (2) (3) 1 Tidak terlibat 0 2 Terlibat 1 kegiatan 1 3 Terlibat 2 kegiatan 2 4 Terlibat 3 kegiatan 3 5 Terlibat 4 kegiatan 4 6 Terlibat 5 kegiatan 5 7 Terlibat 6 kegiatan 6 8 Terlibat 7 kegiatan 7 9 Terlibat 8 kegiatan 8
24 Indeks skor yang dapat diraih responden dari kegiatan-kegiatan pemeliharaan pohon asuh memiliki nilai 1 sehingga dapat dicapai oleh responden besaran nilai yang berkisar antara 0 sampai dengan 8. Pemberian kategori tingkat partisipasi pengasuh pohon dalam pemeliharaan pohon asuh dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Kategori tingkat partisipasi pengasuh pohon dalam pemeliharaan pohon asuh tahap pelaksanaan No (1) 1 2 3 4 5
Tingkat Partisipasi (2) Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Skor (3) 6,41 - 8,00 4,81 - 6,40 3,21 - 4,80 1,61 - 3,20 0,00 - 1,60
c) Partisipasi dalam Program Pohon Asuh Tingkat partisipasi pengasuh pohon dalam Program Pohon Asuh ini dapat dilihat dari keterlibatan dan keikutsertaannya baik itu pada tahap perencanaan maupun pada tahap pelaksanaan Program Pohon Asuh. Oleh karena itu indeks skor partisipasi masyarakat sekitar hutan sebagai pengasuh pohon dalam Program Pohon Asuh ini diperoleh dengan cara mengakumulasikan indeks skor pada tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan. Indeks skor pada tahap perencanaan berkisar antara 0 – 5, sedangkan Indeks skor pada tahap pelaksanaan berkisar antara 0 – 8. Sehingga besar skor tingkat partisipasi pengasuh pohon dalam program Pohon Asuh berkisar antara 0 – 13. Kategori tingkat partisipasi pengasuh pohon dalam program Pohon Asuh dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Kategori tingkat partisipasi pengasuh pohon dalam program pohon asuh No (1) 1 2 3 4 5
Tingkat Partisipasi (2) Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Skor (3) 10,41 - 13,00 7,81 - 10,40 5,21 - 7,80 2,61 - 5,20 0,00 - 2,60
25 2.
Keberhasilan tanaman dalam Program pohon asuh Penilaian tingkat keberhasilan fisik tanamanan pohon asuh dilakukan pada
persentase tumbuh/jadi tanaman dan kesehatan tanaman. a) Persentase tumbuh/jadi tanaman. Pengukuran persentase tanaman tumbuh/jadi dapat dilakukan dengan cara mengamati semua pohon asuh secara langsung di lapangan. Dimana pohon asuh yang diamati adalah pohon yang dipelihara dan dirawat oleh pengasuh pohon yang menjadi responden. Persentase jadi tanaman dihitung dengan cara: Persentase tanaman jadi/tumbuh =
/
x 100%
Tabel 7 Kelas persentase tumbuh/jadi tanaman dalam program pohon asuh No (1) 1 2 3 4 5
Kelas Tumbuh/Jadi (2) Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Skor (%) (3) 81,00 - 100,00 61,00 - 80,00 41,00 - 60,00 21,00 - 40,00 0,00 - 20,00
b) Kesehatan tanaman. Tanaman pohon asuh yang diteliti terutama yang mengalami kerusakan, kemudian dicatat kondisi fisiknya ke dalam tabel pengamatan. Pohon yang sehat juga dihitung jumlahnya dan dimasukan ke dalam tabel pengamatan. Sedangkan untuk membedakan antara pohon yang sehat dan sakit adalah dengan cara melihat adanya tipe kerusakan yang terdapat pada pohon. Persentase tanaman sehat dapat dihitung dengan cara : Persentase tanaman sehat =
x 100%
Tabel 8 Kelas persentase tanaman sehat dalam program pohon asuh No (1) 1 2 3 4 5
Kelas Kesehatan Tanaman (2) Sehat sekali Sehat Sedang Cukup sehat Tidak sehat
Skor (%) (3) 81,00 - 100,00 61,00 - 80,00 41,00 - 60,00 21,00 - 40,00 0,00 - 20,00
26 3.8 Metode Analisis Data Tahap ini dilakukan setelah pengumpulan data di lapangan. Kuisioner yang telah terjawab dikelompokan berdasarkan karakteristik dari responden. 3.8.1 Analisis Korelasi Rank Spearman Metoda Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan menggunakan uji statistik. Data yang diperoleh diolah melalui tahap editing, scoring, coding, dan entri data ke komputer. Uji statistik digunakan untuk menguji hubungan tingkat partisipasi pengasuh pohon dengan karakteristik pengasuh pohon. Untuk melakukan uji statistik tersebut dilakukan dengan analisis Rank Correlation Spearman (rs), yang dapat menguji keeratan hubungan antar variabel yang diukur dengan menggunakan software SPSS 16.0 FOR WINDOWS. Seperti yang dikemukakan oleh Sarwono (2006) bahwa korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung yang berskala ordinal (nonparametrik). Variabel independen (bebas) penelitian ini adalah variabel umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pekerjaan utama, pekerjaan sampingan, pendapatan, luas lahan, jarak tempuh dan keberhasilan fisik tanaman. Sedangkan variabel dependen (tergantung) dalam penelitian
ini menggunakan
variabel
tingkat partisipasi pengasuh pohon. Menurut Irianto (2008), Spearman Correlation tidak memperhatikan sifat hubungan linear antara kedua variabel yang akan dicari korelasinya. Adapun persamaan Rank Correlation Spearman (rs) yang digunakan menurut (Irianto 2008) adalah sebagai berikut :
rs(rho)= 1
Keterangan : rs (rho) = korelasi Rank Spearman n
= banyaknya sampel pengamatan
di
= beda peringkat variabel X dan Y
∑
²
27 Koefisien Rank Correlation Spearman (rs) ini berlaku untuk data dalam bentuk peringkat. Datanya mungkin telah dikumpulkan dalam bentuk peringkat atau mungkin baru ditentukan peringkatnya kemudian (Steel dan Torrie 1980). Sarwono (2006) menyatakan bahwa nilai Rank Correlation Spearman (rs) dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (–). Tanda positif (+) menyatakan hubungan peringkat antara kedua variabel bersifat searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar maka variabel tergantungnya juga besar. Sebaliknya apabila tandanya negatif (–) menyatakan hubungan peringkat antar kedua variabelnya berlawanan atau bertolak belakang (bersifat tidak searah). Tidak searah mempunyai makna jika variabel bebas besar maka variabel tergantungnya menjadi kecil. Angka korelasi berkisar antara 0 sampai dengan 1. Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya kedua variabel. Patokan angkanya adalah sebagai berikut : 0,00 – 0,25
: korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
0,26 – 0,50
: korelasi cukup
0,51 – 0,75
: korelasi kuat
0,76 – 1,00
: korelasi sangat kuat
Uji Signifikansi Hasil Korelasi Menurut Priyatno (2009), signifikansi hubungan antara dua variabel dapat dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Hipotesis H0 : Hubungan antara dua variabel tidak signifikan H1 : Hubungan antara dua variabel signifikan 2. Patokan pengambilan keputusan Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima 3. Keputusan Keputusan diambil berdasarkan angka probabilitas yang diperoleh berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas.
28 Keputusan Uji Hipotesis Sarwono (2006) mengemukakan bahwa untuk menentukan keputusan perlu dilakukan uji hipotesis dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Hipotesis H0 : Tidak ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat H1 : Ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat 2. Uji Hipotesis Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak 3. Keputusan Keputusan diambil berdasarkan angka probabilitas yang diperoleh berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas. Untuk mengetahui besarnya sumbangan atau peranan variabel bebas terhadap variabel tergantung menurut Sarwono (2006), dapat dihitung dengan rumus koefisien determinasi sebagai berikut : KD = rs2 x 100% Keterangan : KD
= koefisien determinasi
rs
= korelasi Rank Spearman