26 BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Al Firdaus Surakarta yang beralamat di Jl. Yosodipuro No. 56 Surakarta, Jawa Tengah. Peneliti melakukan penelitian di sekolah ini dikarenakan sekolah ini termasuk sekolah inklusi yang terdapat beberapa anak dengan kebutuhan khusus. 2. Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 dengan menyesuaikan materi yang akan diajarkan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dan dibagi dalam tiga tahapan, yang meliputi: a. Tahap Persiapan Pada tahap ini
meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, dan
persetujuan proposal oleh pembimbing yang dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Februari 2016. b. Tahap Pelaksanaan Proses
pelaksanaan
penelitian
dibagi menjadi tiga tahapan
yang
meliputi penyusunan alat pengumpul data, pengambilan data, dan pengolahan dan analisis data. Semua tahapan pelaksanaan dilakukan pada bulan Maret 2016. c. Tahap Penyelesaian Pada tahap ini meliputi penyusunan laporan penelitian, ujian dan revisi, dan penggandaan dan pengumpulan laporan yang dilaksanakan pada bulan Mei 2016. B. Desain Penelitian Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah (Emzir, 2013: 3). Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
27 mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu dipahami lebih lanjut yaitu: cara, ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu, rasional, empiris, dan sistematis (Sugiyono, 2014: 3). Permasalahan yang terdapat pada penelitian ini akan dipecahkan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Emzir (2013: 28), pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik. Sugiyono (2014: 14) menambahkan: Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan isntrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Karena dalam penelitian ini peneliti mengadakan percobaan untuk menguji hipotesis hubungan sebab akibat antara variabel yang sengaja diadakan dengan variabel di luar yang diteliti, yaitu untuk mengetahui pengaruh metode jolly phonics terhadap peningkatan kemampuan membaca permulaan anak berkesulitan belajar kelas I di SD Al Firdaus Surakarta. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2014: 107) “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental jenis One Group Pretest-Posttest Design, dengan sekelompok subjek diberikan perlakuan dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, dan perbedaan antara hasil pengukuran
28 awal (T1) dan hasi pengukuran akhir (T2) adalah merupakan pengaruh perlakuan yang diberikan. Desain penelitian ini digambarkan seperti berikut: Pretest
Treatment
Posttest
X
T2
T1
(Arikunto, 2010: 84).
Keterangan: T1
: Pretest (tes awal), sebelum perlakuan diberikan
X
: Treatment (perlakuan), yaitu dengan metode jolly phonics
T2
: Posttest (tes akhir), setelah perlakuan diberikan Menurut Sugiyono (2014: 60), variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Lebih lanjut Azwar (2013: 33) memaparkan bahwa variabel penelitian dapat berupa apapun juga yang variasinya perlu diperhatikan agar dapat mengambil kesimpulan mengenai fenomena yang terjadi. Berdasarkan pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga peneliti bisa mengambil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Jika melihat judul penelitian “Pengaruh Penggunaan Metode Jolly Phonics Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Berkesulitan Belajar Kelas I Di SD Al Firdaus Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016”, maka terdapat dua variabel yaitu: 1. Variabel Bebas (Independent) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat). Jadi variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi (Sugiyono, 2014: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode jolly phonics.
29 2. Variabel Terikat (Dependent) Variabel terikat disebut juga dengan variabel akibat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca permulaan.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Sugiyono (2014: 117) mengungkapkan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sementara itu, menurut Riduwan (2009: 54), “Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian”. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah siswa berkesulitan belajar membaca permulaan kelas I di SD Al Firdaus Surakarta tahun ajaran 2015/2016, yang terdiri dari 5 siswa. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014: 118). Arikunto (2006: 117) mengatakan bahwa “Sampel penelitian adalah sebagian populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari subjek. Dengan demikian, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa berkesulitan belajar membaca permulaan kelas I di SD Al Firdaus Surakarta tahun ajaran 2015/2016, yang terdiri dari 5 siswa. Berikut adalah tabel yang berisi data subjek pada penelitian ini:
30 Tabel 3.1 Data Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kelas I SD Al Firdaus Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 No
Nama Siswa (Inisial)
Jenis Kelamin
1
HIY
Laki-laki
2
SKH
Perempuan
3
RDHY
Laki-laki
4
KKA
Laki-laki
5
RYA
Laki-laki
D. Teknik Pengambilan Sampel Menurut Sugiyono (2014: 120) teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel untuk menentukan subjek pada penelitian ini adalah menggunakan teknik nonprobability sampling dengan jenis sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2014: 124) bahwa “Sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil semua jumlah populasi untuk dijadikan sampel”. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang kecil.
E. Teknik Pengumpulan Data Azwar (2013: 36) mengemukakan bahwa data penelitian bisa dikumpulkan baik lewat isntrumen pengumpulan data, observasi, maupun lewat data dokumentasi. Data yang harus dikumpulkan mungkin berupa data primer, sekunder, atau keduanya. Menurut Sugiyono (2014: 308), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan tes. Menurut Asmawi Zainul dan Noehl Nasution dalam Budiyono (2015: 35), tes didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan atau atribut psikologik tertentu yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai
31 jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Tes sebagai instrumen pengumpul data
merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemmapuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan, 2009: 105). Selain itu Arifin (2012: 118) berpendapat “Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau di jawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik”. Mulyatiningsih (2013: 24) mengungkapkan bahwa “Tes merupakan metode pengumpulan data penelitian yang berfungsi untuk mengukur kemampuan seseorang. Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan yang memiliki respon/jawaban benar atau salah. Jawaban benar akan mendapat skor dan jawaban salah tidak mendapat skor”. Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tes adalah cara yang digunakan oleh seseorang untuk mengukur kemampuan sebelum dan sesudah diberikan bimbingan untuk mengetahui kemampuan yang mereka miliki. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan sebelum dan sesudah diberikan intervensi dengan menggunakan metode jolly phonics pada anak berkesulitan belajar. Ada beberapa jenis tes yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik, seperti yang dijelaskan oleh Arifin (2012: 118-150) adalah sebagai berikut: 1. Tes Berdasarkan Jumlah Peserta Didik a. Tes kelompok b. Tes perseorangan 2. Tes Dilihat Dari Cara Penyusunannya a. Tes buatan guru b. Tes yang dibakukan 3. Tes Berdasarkan Aspek Pengetahuan dan Ketrampilan a. Tes kemampuan
32 b. Tes kecepatan 4. Tes Dilihat Dari Bentuk Jawaban Peserta Didik a. Tes perbuatan b. Tes lisan c. Tes tertulis Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes lisan yaitu tes praktik membaca yang dibuat oleh peneliti dengan terlebih dahulu membuat instrumen yang dikonsultasikan dengan ahlinya, kemudian divalidasi oleh ahli dan dijadikan sebagai alat ukur penelitian. 1. Materi tes Materi tes yang digunakan pada penelitian ini adalah pada Standar Kompetensi (SK) memahami teks pendek dengan membaca nyaring. Kompetensi Dasar (KD) membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat. 2. Kisi-kisi soal Kisi-kisi soal tes didasarkan pada silabus yang digunakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Kisi-kisi soal tes pada penelitian ini sebagai berikut: Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: I / II
Sekolah
: SD Al Firdaus Surakarta
Standar Kompetensi : 3. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring. Kompetensi Dasar
: 3.1. Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat.
Bentuk Soal
: Soal Praktik
Jumlah Soal
: 10
Waktu Mengerjakan : 30 menit
33 Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes No
Indikator
Nomor Soal
Jumlah
1
Membaca kata berakhir vokal.
1, 2
2
2
Membaca kata berakhir konsonan.
3, 4
2
3
Membaca kata yang mengandung
5, 6
2
7, 8
2
9, 10
2
diftong (ai, au, ia, io). 4
Membaca kata yang mengandung 2 huruf konsonan berturut-turut.
5
Membaca kata yang mengandung digraf (ng, ny).
3. Cara menjawab Jenis soal dalam penelitian ini adalah soal praktik dengan alokasi waktu 30 menit. Cara menjawabnya dengan membaca kata-kata yang tersedia dengan suara nyaring. 4. Penilaian a.
b.
Kriteria Penilaian Skor 2
: Jika anak dapat membaca dengan lancar.
Skor 1
: Jika anak belum dapat membaca dengan lancar.
Skor 0
: Jika anak belum dapat membaca kata.
Nilai Akhir (Jumlah skor x 10) : 2 Nilai maksimal adalah (20 x 10) : 2 = 100
F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen Menurut
Budiyono
(2015: 36),
validitas adalah penilaian evaluatif
terintegerasi yang dilakukan oleh penilai mengenai seberapa jauh bukti-bukti empirik dan rasional teoritis mendukung ketepatan inferensi dan tindakan berdasar skor tes atau asesmen yang lain. Sugiyono (2014: 173) menekankan bahwa instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang
34 dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Lebih lanjut Arikunto (2006: 168) mengemukakan “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen” Cara pengujian validitas instrumen penelitian juga dijelaskan Sugiyono (2014: 177-183) sebagai berikut : a. Pengujian Validitas Konstrak (Construct Validity) Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli. Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Setelah pengujian konstruksi instrumen dari ahli dan berdasarkan pengalaman empiris di lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen ke sampel yang telah diambil dari populasi. Kemudian data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor yaitu mengkolerasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. b. Pengujian Validitas Isi (Content Validity) Instrumen yang akan mengukur efektivitas pelaksanaan program, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Secara teknis pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu
dengan
menggunakan
kisi-kisi
instrumen,
atau
metrik
pengembangan instrumen. Pada kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. c. Pengujian Validitas Eksternal Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Instrumen penelitian
35 yang mempunyai validitas eksternal yang tinggi akan mengakibatkan hasil penelitian mempunyai validitas eksternal yang tinggi pula. Arifin (2012: 248) menyebutkan bahwa jenis-jenis validitas instrumen adalah sebagai berikut: a.
Validitas Permukaan (Face Validity) Validitas ini menggunkan kriteria yang sangat sederhana, karena hanya melihat dari sisi muka atau tampang dari instrumen itu sendiri. Artinya, jika suatu tes secara sepintas telah dianggap baik untuk mengungkap fenomena yang di ukur, maka tes tersebut sudah dapat dikatakan memenuhi syarat validitas permukaan.
b.
Validitas Isi (Content Validity) Validitas yang mempertanyakan bagaimana kesesuaian antara instrumen dengan tujuan dan deskripsi bahan yang diajarkan
atau deskripsi
masalah yang akan diteliti. Untuk mengetahui kesesuaian kedua hal itu, penyusunan instrument haruslah mendasarkan diri pada kisi-kisi yang sengaja disiapkan untuk tujuan itu. Sebelum kisi-kisi dijadikan pedoman penyusunan butir-butir soal instrument, terlebih dahulu harus telah ditelaah dan dinyatakan baik. Setelah butir-butir pertanyaan disusun, mereka juga harus
ditelaah dengan mempergunakan kriteria tertentu
disamping disesuaikan dengan kisi- kisi. Penelaah harus dilakukan oleh orang yang berkompeten di bidang yang bersangkutan, atau biasa dikenal dengan istilah expert judgment. c.
Validitas Empiris (Empirical Validity) Validitas ini biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu analisis korelasi. Hal ini disebabkan validitas empiris mencari hubungan antara skor tes dengan kriteria tertentu yang merupakan suatu tolok ukur di luar tes yang bersangkutan. Ada tiga macam validitas empiris, yaitu: a. validitas prediksi, b. validitas kongkuren, dan c. validitas sejenis.
d.
Validitas Konstruk (Construct Validity) Validitas konstruk berkenaan dengan pertanyaan hingga mana suatu tes betul-betul dapat mengobservasi dan mengukur fungsi psikologis yang
36 merupakan deskripsi perilaku peserta didik yang akan diukur oleh tes tersebut. Untuk menguji validitas konstruk, dapat dilakukan dengan berbagai sumber, antara lain validitas isi, validitas prediktiif, dan validitas konkuren. e.
Validitas Faktor (Factorial Validity) Penilaian hasil belajar sering digunkan skala pengukuran tentang suatu variabel yang terdiri atas beberapa faktor. Kriterium yang digunakan dalam validitas faktor ini dapat diketahui dengan menghitung homogenitas skor setiap faktor dengan total skor, dan antara skor dari faktor yang satu dengan skor dari faktor yang lain. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan validitas
merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen
untuk mendapatkan data valid atau dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Cara mengukur validitas instrumen dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan menggunakan a. Pengujian validitas konstruksi (construct validity), b. Pengujian validitas isi (content validity), c. Pengujian validitas eksternal, d. Validitas permukaan (face validity), e. Validitas empiris (empirical validity), dan f. Validitas faktor (factorial validity). Cara mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi digunakan karena dengan validitas ini tingkat kevalidan intstrumen diukur oleh orang yang berkompeten di bidang yang bersangkutan, atau biasa dikenal dengan istilah expert judgment. Peneliti dalam meyusun istrumen penelitian membandingkan soal dengan isi kurikulum untuk kelas I SD dengan membuat kisi-kisi soal. Instrumen tes ini terdiri dari 2 paket soal, pada setiap paket soal berisi 10 soal. Paket pertama digunakan pada saat pretest (tes awal). Paket soal kedua digunakan pada saat posttest (tes akhir). Soal yang terdapat setiap paket ini dibuat berbeda tetapi bobot soal dari masing-masing peket soal ini dibuat sama. Instrumen selanjutnya diujikan kepada tiga ahli untuk mengetahui
37 validitas instrumen, setelah didapatkan hasil penilaian yang valid oleh para ahli kemudian instrumen diterapkan. Peneliti memilih tiga ahli sebagai validator isntrumen penelitian ini. Pemilihan ketiga ahli tersebut tentu saja berdasarkan keahlian yang dimiliki oleh ahli tersebut pada bidangnya masing-masing. Ketiga ahli yang diambil peneliti sebagai validator penelitian ini adalah ahli konstruk, ahli substansi materi dan ahli bahasa. Nama validator yang menelaah instrumen penelitian dirinci dalam tabel berikut: Tabel 3.3 Nama Validator Instrumen Penelitian No Nama Ahli Ahli Dalam Bidang Pekerjaan 1 Drs. Gunarhadi, M.A., Substansi Materi Dosen Pendidikan Ph.D Luar Biasa Universitas Sebelas Maret Surakarta 2 Dr. Rukayah, M.Hum Bahasa Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sebelas Maret Surakarta 3 Priyono, S.Pd., M.Si Konstruk Dosen Pendidikan Luar Biasa Universitas Sebelas Maret Surakarta Secara umum, hasil dari ketiga validator menyatakan bahwa instrumen tes membaca permulaan dapat digunakan tanpa revisi. Dalam pelaksanaan penelitian, agar instrumen tes menjadi reliabel maka penilai harus minimal 2 orang. 2. Reliabilitas Instrumen Sugiyono (2014: 174) mengungkapkan bahwa instrumen yang baik (yang berupa tes maupun nontes) harus valid dan reliabel. Senada dengan pendapat tersebut,
Budiyono (2015: 47) mengungkapkan bahwa suatu instrumen
dikatakan reliabel apabila seseorang diuji beberapa kali yang menghasilkan skor sama atau beberapa orang yang kemampuannya sama diuji dengan tes tersebut akan menghasilkan skor yang sama dan konsisten. Pernyataan
38 tersebut menunjukkan bahwa uji reliabilitas sangat diperlukan untuk mengukur sejauh mana suatu instrumen memberikan gambaran yang benarbenar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini diukur dengan menggunakan Inter-Rater Reability. Inter-Rater Reability atau Reliabilitas Antar Pemberi Skor digunakan karena tes dalam penelitian ini adalah tes praktik membaca. Budiyono (2015: 60) berpendapat “Jika skoring suatu penilaian sangat bersandar kepada subjektivitas penilai (misalnya pada tes kinerja atau tes ranah psikomotor, atau tes pada ranah uraian), maka reliabilitas antar-penilai perlu dipertimbangkan untuk digunakan. Untuk mencari koefisien reliabilitas dengan mencari korelasi antar nilai yang diberikan oleh dua atau lebih penilai. Dalam penelitian ini terdapat 3 orang penilai yaitu peneliti dan 2 orang guru kelas 1 yaitu Nuruddin, S.PdI dan Erma Alfiana Hidayah, S.E. Setelah dilakukan analisis, didapatkan koefisien reliabilitas instrumen tes pretest dan posttest sebesar 0,5. Hal tersebut membuktikan bahwa instrumen tes tersebut cukup reliabel atau konsisten seperti pendapat dari Budiyono (2015: 62) bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel apabiila koefisien reliabilitasnya 0,5 atau lebih. G. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam penelitian. Peneliti harus memastikan pola analisis mana yang akan digunakannya, apakah analisis statistik ataukah analisis nonstatistik. Analisis statistik sesuai dengan data kuantitatif atau data yang dikuantifikasikan, yaitu dalam bentuk bilangan, sedangkan analisis nonstatistik sesuai untuk data deskriptif atau data textular (Suwarto & Slamet, 2007: 91). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif. Penelitian ini menggunakan teknik non parametrik yaitu teknik analisis tes Uji Rangking Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Rank Test) yang diberi simbol Z. Dimana teknik ini digunakan karena disesuaikan dengan
39 jenis eksperimen dan data. Dimana teknik ini digunakan karena disesuaikan dengan jenis eksperimen dan data. Peneliti menggunakan One Group PretestPosttest Design, yaitu sekelompok subjek yang dikenai perlakuan dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal T1 dan pengukuran akhir T2. Somantri & Muhidin (2011: 305) menyebutkan rumus Wilcoxon Sign Rank Test adalah sebagai berikut: ∑ ∑ Keterangan: SRi : Rank yang bertanda
Adapun langkah-langkah analisisnya adalah sebagai berikut : 1. Merumuskan Hipotesis a. Ho : T1 = T2 (Metode jolly phonics tidak berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak berkesulitan belajar kelas I SD Al Firdaus Surakarta) b. Ha : T1 ≠ T2 (Metode jolly phonics berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak berkesulitan belajar kelas I SD Al Firdaus Surakarta) 2. Pemilihan taraf signifikan Taraf signifikan yang dipilih adalah α = 5 % 3. Penentuan statistik uji Statistik uji yang digunakan adalah Wilcoxon Sign Ranks Test dengan program SPSS 23. 4. Keputusan Uji a.
Jika Asymp. Sig Z ≤ 5 % (α = 0,005) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan bahwa metode jolly phonics berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada
40 anak berkesulitan belajar kelas I SD Al Firdaus Surakarta dapat diterima kebenarannya. b.
Jika Asymp. Sig Z ≥ 5 % (α = 0,005) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan bahwa metode jolly phonics berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak berkesulitan belajar kelas I SD Al Firdaus Surakarta tidak dapat diterima kebenarannya.
H. Prosedur Penelitian Prosedur pelaksanaan metode Jolly Phonics
terhadap kemampuan
membaca permulaan pada anak berkesulitan belajar kelas I di SD Al Firdaus Surakarta adalah sebagai berikut: 1. Melakukan proses perijinan kepada pihak SD Al Firdaus Surakarta dan mengurus berkas-berkas untuk menyusun skripsi dengan pihak Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. Melakukan persiapan instrumen, setelah mendapatkan ijin dari pihak sekolah selanjutnya mempersiapkan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. 3. Setelah mempersiapkan instrumen selanjutnya menguji validitas instrumen sebelum melakukan penelitian 4. Melakukan pretest (tes awal) untuk mengukur kemampuan membaca permulaan anak berkesulitan belajar, dilakukan pada tanggal 17 Maret 2016 5. Treatment, setelah mengetahui kemampuan awal anak melalui pretest selanjutnya pemberian treatment (perlakuan) dengan menggunakan metode jolly phonics
dalam kegiatan pembelajaran.
Pemberian
treatment
(perlakuan) dengan menggunakan metode jolly phonics dilakukan sebanyak tiga sesi pertemuan yaitu pada tanggal 21, 22, dan 23 Maret 2016. 6. Melakukan posttest (tes akhir) untuk mengetahui hasil treatment (perlakuan) yang dilakukan. Pengukuran pada tahap ini dilakukan satu sesi pertemuan yaitu pada tanggal 24 Maret 2016, hal ini dilakukan untuk mengukur apakah pemberian treatment dengan metode jolly phonics berpengaruh terhadap
41 kemampuan membaca permulaan pada anak berkesulitan belajar kelas I di SD Al Firdaus Surakarta. 7. Analisis data, setelah memberikan tes sebelum treatment (perlakuan) dan tes sesudah treatment (perlakuan) maka selanjutnya adalah analisis data dengan cara membandingkan nilai hasil tes sebelum diberikan treatment (perlakuan) dengan nilai hasil tes sesudah diberikan treatment (perlakuan). 8. Pelaporan hasil, setelah analisis data proses hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Alur prosedur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini: Perijinan dan Mengurus Berkas Penyusunan Skripsi
Persiapan Instrument
Validitas Instrument
Posttest
Treatment
Pretest
Analisis Data
Pelaporan Hasil Gambar 3.1 Prosedur Penelitian