BAB III METODE PENELITIAN
Metodologi merupakan jalan yang ditempuh untuk mencapai pemahaman. Jalan untuk mencapai pemahaman tersebut ditetapkan secara bertanggungjawab secara ilmiah dan data yang dicari untuk membangun atau memperoleh pemahaman yang luas melalui syarat ketelitian, ini berarti harus dapat dipercaya kebenarannya (Sugiyono, 2012). 3.1. Jenis Pendekatan Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Alasan penggunaan metode ini adalah bahwa secara prinsipil metode kualitatif menerima dan mengakui kebenaran fakta yang selanjutnya fakta tersebut ditangkap secara benar dan objektif (apa adanya), dan kemudian memerlukan logika dan akal untuk menjelaskannya. Menurut Sugiyono (2011:15) menyimpulkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositifisme, digunakan untuk meniliti pada kondisi objek yang alami, (sebagai lawan eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purvosive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi Sejalan dengan defenisi tersebut, Kirk dan Miller (1986:9) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya (Moleong, 1989: 3). 3.2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, yang mana jenis penilitian deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku, didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain, penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan 21
saat ini, dan melihat kaitan-kaitan antara variabel-variabel yang ada (Mardalis, 2010: 26). Dalam hal ini jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk melihat perbedaan prasangka sosial dalam konteks relasi (Islam-Kristen) di Ambon Pasca Konflik Ambon tahun 1999-2003.
3.3. Unit Analisa dan Unit Amatan Salah satu tahapan penting dalam proses penelitian adalah mengumpulkan data atau informasi yang dibutuhkan. Sebelum pengumpulan data dilakukan maka terlebih dahulu perlu ditetapkan unit analisis dan unit pengamatan. Satuan analisis (unit of analisis) ialah aras agregasi dari data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam rangka menjawab persoalan penelitian. Sedangkan satuan pengamatan (unit of observation) ialah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis.Sesuatu yang dapat dijadikan sumber itu dapat orang, tempat atau organisasi (Ihalauw 2004: 178). Berdasarkan pada pemahaman di atas, satuan analisis dalam penelitian ini adalah Prasangka sosial dalam relasi komunitas Islam-Kristen di Ambon pasca konflik Ambon tahun 1999-2003. Sedangkan yang menjadi satuan pengamatan penelitian adalah komunitas Islam-Kristen di Ambon pada wilayah Batu Merah dan Kudamati pasca konflik Ambon tahun 1999-2003.
3.4. Jenis Data dan Sumber Informasi Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber melalui wawancara dengan pihak-pihak terkait. Dalam hal ini data dikumpulkan melalui informan kunci yakni dengan beberapa komunitas Islam-Kristen yang dianggap mampu menjawab persoalanpersoalan penelitian yang telah disusun. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur, dokumen bagian komunitas Islam-Kristen dan masyaraka Ambon. Sumber informasi adalah cara-cara praktis yang ditempuh peneliti dalam mencari dan mengumpulkan data penelitian dalam bentuk pikiran, dan kata-kata, tindakan, peristiwa atau kasus, tulisan-tulisan, gambar, dan lain-lain, sesuai dengan masalah atau fokus penelitian. Dalam penelitian, pengamatan atau observasi adalah suatu prosedur 22
yang berencana, yang antara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Ada beberapa alasan mengapa dalam penilitian kualitatif, pengamatan dimanfaatkan sebesar-besarnya seperti yang dikemukakan oleh Guba dan Lincoln (1981:191-193). Untuk itu penulis menggunakan proses penggalian data triangulasi, yakni membandingkan data-data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi
3.5. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Ambon tepatnya pada dua komunitas IslamKristen. Yaitu wilayah Batu Merah (Islam ) dan Kudamati (Kristen). Ada beberapa pertimbangan peneliti memiliki Ambon sebagai lokasi penelitian ini yaitu: a). Pertimbangan karena di Kota Ambon selama kurun waktu 1999-2003 telah terjadi konflik antar dua Agama Islam-Kristen, dengan demikian untuk menggambarkan perbedaan prasangka sosial dapat dilakukan di Ambon. b). Berdasarkan pada pertimbangan metodologis maka persoalan penelitian yang telah disusun dapat dijawab dengan melakukan penelitian di Ambon tepatnya di Batu Merah dan Kuda Mati. c). Pertimbangan praktis karena peneliti berasal dari Ambon dan juga mempunyai tempat tinggal di Kudamati. Sehingga akan memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data-data tentang perbedaan prasangka sosial Islam-Kristen pasca Konflik Ambon. Selain itu lokasi penelitian yang juga merupakan tempat peneliti berasal, maka peneliti dengan mudah menjangkau lokasi penelitian. d). Batu Merah merupakan salah satu Desa yang ada di tengah kota Ambon yang terdiri dari 2 bagian yaitu Batu merah atas dan Batu merah bawah. Daerah batu merah atas hampir keseluruhan masyarakatnya beragama Islam. Sebaliknya daerah Batu Merah bawah merupakan daerah yang sudah tercampur tempat tinggal antara masyarakat yang beragama Islam dan yang beragama Kristen. Pada daerah inilih sering terjadi konflik sosial, sehingga tak sedikit orang yang masih merasakan ketakutan akan kehilangan harta-benda. Hal ini dapat terlihat ketika ada permasalahan sedikit, daerah tersebut yang pertama akan mengalami “ketegangan” karena di tempat ini merupakan pusat transaksi perdagangan dan sebagai pusat transportasi sehingga tak sedikit yang 23
masih merasakan ketidaknyaman bila ada terjadi konflik-konflik kecil di daerah ini sehingga akan berdampak pada kelompok suatu agama. e). Berbeda dengan Batu Merah, di Kota Ambon khususnya Kudamati yang merupakan pusatnya masyarakat yang beragama Kristen, karena di daerah ini seluruh masyarakatnya beragama Kristen. Namun tak bisa ditolak juga, bahwa di daerah ini sering terjadi konflik sosial. Bila ada konflik sedikit, daerah ini juga menjadi salah satu daerah yang mengalami “ketegangan” bahkan di daerah ini, bukan saja konflik sosial yang terjadi antara beda agama, namun sering terjadi pula konflik sosial di dalam suatu agama tersebut yang bias meluas ke daerah lain yang ada di kota Ambon.
3.6. Proses Pengambilan Data 3.6.1. Wawancara Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviwee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud melakukan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Gurba (1085:266), antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan: merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu: memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang: diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi): dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. (Moleong, 1989:186). Berikut ini pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti.
24
No
Tabel 3.1 Panduan Wawancara Aspek-Aspek Perilaku Penuntun Wawancara Prasangka Sosial
1
Perilaku Menghindar
1. Dalam kehidupan sosial, apakah anda yakin orang lain yang beragama lain mementingkan diri agama mereka sendiri ? lalu bagaimana dengan anda dan agama anda ? 2. Setelah pasca konflik ini, apakah anda mengikuti kegiatan gotong royong bersama dengan orang lain yang beda agama ? 3. Dalam acara-acara besar kegamanaan agama lain
apakah
anda
ikut
terlibat
dalam
mensukseskan kegiatan tersebut ? jika iya, kontribusi apa yang anda berikan ? 4. Saat orang lain yang beragama beda terkena musibah, bagimana respon dan tindakan anda? 5. Apakah anda senang bergaul dengan orang lain yang beda agama ? atau anda lebih senang bergaul dengan orang lain yang beragama sama dengan anda ? 6. Dalam kegiatan keagamaan apakah selalu ada toleransi atau keinginan untuk mensukseskan kegiatan tersebut ? caranya seperti apa ? 7. Apakah anda senang jika tetangga yang tinggal dekat rumah anda beragama beda dengan anda ? jika iya, bagaimana anda menjalin hubungan tersebut ? 2
Perilaku Anti
1. Apa tanggapan anda tentang orang lain yang beragama beda dengan anda ? apakah mereka
25
kikir atau baik atau ramah ? 2. Dalam hubungan sosial, apakah kepentingan agama anda harus didahulukan terlebih dahulu dibandingan dengan kepentingan agama lain ? 3. Jika anda di ajak bekerja dengan orang lain yang beda agama di lingkungan non agama anda, apa yang anda lakukan ? 4. Sejauh ini, bagaimana anda memandang relasi orang lain yang beda agama dalam hubungan sosial ? 5. Bagaimana cara anda membangun relasi dengan orang lain yang beragama berbeda dengan anda ? 3
Perilaku Kekerasan
1. Dalam hubungan sosial anda, apakah orang lain yang beda agama adalah pendendam ? seperti apa ? 2. Dalam hubungan sosial, apakah orang lain yang beragama lain selalu memperlakukan anda dengan jahat ? atau sebaliknya ? 3. Apakah dalam memberikan bantuan terhadap orang lain yang beda agama yang sedang mengalami musibah, anda selalu memberikan dengan banyak pertimbangan ? mengapa ? 4. Apakah
dalam
mendapatkan
relasi masalah,
sosial,
jika
apakah
anda anda
mendapatkan pertolongan dari orang lain yang beda agama ? 5. Dalam hubungan sosial anda, apakah orang lain yang beda agama memberikan pengaruh yang baik bagi masyarakat sekitar ? 4
Perilaku Merendahkan
1. Apakah dalam hubungan anda dengan orang 26
lain
yang
beda
agama,
anda
selalu
memandang dari sisi materialitas ? atau sebaliknya ? 2. Dalam hubungan sosial, apakah anda selalu bertukar pikiran mengenai hal-hal yang baik dengan orang lain yang beda agama ? hal-hal baik seperti apa ? 3. Dalam hubungan sosial, bagaimana anda menjaga hubungan agar tidak berselisih paham ? 4. Apakah dalam hubungan sosial anda memiliki nilai toleran terhadap orang lain yang beda agama ? bagimana anda menerapkannya ? 5. Jika ada suatu yang terjadi, apakah anda memandang bahwa orang lain yang beragama beda yang membuatnya ? Mengapa ?
3.6.2. Observasi Dalam penelitian, pengamatan atau observasi adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Ada beberapa alasan mengapa dalam penilitian
kualitatif,
pengamatan
dimanfaatkan
sebesar-besarnya
seperti
yang
dikemukakan oleh Guba dan Lincoln (1981:191-193) sebagai berikut: Pertama, teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman-pengalaman secara langsung. Bukankah pengalaman adalah guru yang terbaik atau setelah melihat baru percaya? Tampaknya pengalaman-pengalaman langsung merupakan alat yang ampuh untuk mengetes suatu kebenaran. Kedua, teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
27
Ketiga, pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Keempat, sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data yang dijaringkan ada yang keliru atau bias. Kemungkinan keliru itu terjadi karena kurang dapat mengingat peristiwa atau hasil wawancara, adanya jarak antara peneliti yang diwawancarai, ataupun karena reaksi peneliti yang emosional pada suatu saat. Kelima, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasisituasi yang rumit. Situasi yang rumit mungkin terjadi jika peneliti ingin memperhatikan beberapa tingkah laku sekaligus. Keenam, dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat. misalkan seseorang mengamati perilaku bayi yang belum bisa berbicara atau mengamati orangorang yang berkelainan, dan sebagainya. Jika diiktisarkan, alasan secara metodelogis bagi pengguna pengamatan ialah: pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian perilaku tak sadar, kebiasaan dan sebagainya. (Moleong, 1989: 174-175).
3.7
Proses Penelitian Proses berlangsungnya wawancara dapat diuraikan sebagai berikut: Saat setelah beberapa bulan kemudian dimana setelah ujian seminar proposal penelitian ini berlangsung, maka peneliti melakukan pengurusan surat ijin penelitian yang dikeluarkan oleh Fakultas guna peneliti dapat melangsungkan proses pengambilan data. Wawancara pertama dilakukan di lapangan yaitu dengan Bapak Vicko (Anggota Masyarakat di Kelurahan Kudamati) pada tanggal 24 Agustus 2015, pada jam 11:00 WIT, peneliti melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci tersebut. Kemudian yang berikut ketika peneliti turun lagi ke lapangan untuk melakukan penelitian juga dengan komunitas Kristen yaitu dengan Saudara Sella. (Ketua Komunitas) pada tanggal 27 Agustus 2015, pada jam 13:00 WIT. Kemudian yang berikut ketika peneliti turun lagi ke lapangan untuk melakukan penelitian juga masih dengan komunitas Kristen yaitu dengan Saudara Glen Tokoh 28
Agama (Pendeta) pada tanggal 30 Agustus 2015, pada jam 10:00 WIT Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci tersebut
Kemudian yang berikut ketika peneliti turun lagi ke lapangan untuk melakukan penelitian kembali dengan komunitas Islam yaitu dengan Saudara Aziz (Anggota Masyarakat di Desa Batu Merah) pada tanggal 2 September 2015, pada jam 10:00-11:00 peneliti melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci tersebut. Kemudian yang berikut adalah informan kunci yaitu Bapak Suban (ketua Komunitas) peneliti melakukakan wawancara mendalam dangan beliau pada tanggal 5 September 2015 pada pukul 10:00 – 11:00 WIT, kemudian di hari yang sama pula tetapi di jam yang berbeda yaitu peneliti melakukan wawancara dengan bapak Agus (Tokoh Agama) pada pukul 13:00 – 14:00 Semua data yang terkumpul, baik data wawancara, dokumen-dokumen pendukung atau data sekunder dan hasil observasi atau pengamatan dilakukan selama penelitian berlangsung kemudian dianalisa dengan mengunakan teknik analisa. 3.7.1 Hambatan dan Solusi Dalam Penelitian Dalam melakukan penelitian peneliti sulit melakukan wawancara dengan pihak pemerintah.setempat, karena waktu bertemu yang sangat sulit. Maka dari itu peneliti bersolusi hanya melakukan wawancara dan observasi terhadap anggota masyarkat, ketua komunitas, dan tokoh agama.
3.8
Teknik Analisis Data Penelitan kualitatif merupakan proses penelitian yang berkesinambungan. Menurut Bogdan dan Biklen “Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2007). Salah satu kriteria keabsahan data adalah derajat kepercayaan (credibility). Teknik pemeriksaan untuk kriteria tersebut antara lain dengan triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
29
itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Menurut Patton (dalam Moleong, 2002), triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Ada beberapa jenis triangulasi sumber, namun yang digunakan dalam penelitian ini adalah membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Dengan kata lain triangulasi diperoleh peneliti melalui observasi. Selain itu, Analisis data kualitatif didasarkan pada hasil wawancara mendalam dan observasi. Tahapan analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman 1992). 1. Reduksi data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemutusan perhatian pada penyerdahanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan. Menggolongkan, mengarahkan membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulanfinalnya dapat ditarik dan diverifikasi (Miles & Huberman 1992:16). 2. Penyajian Data Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Miles & Huberman, 1992:17). Setelah data yang tersusun di cross-check dengan dokumen yang ada dan dengan sumber-sumber informasi lain, kemudian data disajikan. 3. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan/verifikasi adalah suatu tujuan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan “makan tenaga” dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran untuk mengembangkan “kesepakatan intersubjektif”, atau upaya luas untuk menempatkan salinan satuan temuan dalam seperangkat data yang lain. 30