38
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama enam bulan, sejak bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2014.
TABEL 3.1 JADWAL PENELITIAN Waktu Pelaksanaan Tahapan No Kegiatan 1
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Penyelesaian Proposal
2
Pembuatan proposal
3
Seminar proposal
4
Pengumpulan data
5
Pengolahan data
6
Penyusunan
Draft
Skripsi 7
Sidang Skripsi
8
Revisi Skripsi
Tempat penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Menteng Dua yang berlokasi di Gedung Pajak Madya Jl. M.I Ridwan Rais No. 5A – 7 Gambir, Jakarta Pusat. Menteng Dua.
39
Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder, diantaranya meliputi : 1.
Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Menteng Dua. Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Menteng Dua dimulai dengan beroperasinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Menteng melalui Keputusan Menteri keuangan Nomor 443/KMK.01/2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, dan Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan. Pada awalnya wilayah kerjanya meliputi seluruh Kecamatan Menteng, yang terdiri dari Kelurahan Kebon Sirih, Gondangdia, Menteng, Pegangsaan dan Cikini. Dalam perkembangan KPP Menteng dipecah menjadi 2 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 519/KMK.01/2003 tanggal 02 Desember 2003 tentang Perubahan Lampiran I, II, III, IV dan V Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, dan Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan. Dengan berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini maka secara resmi KPP Menteng selanjutnya menjadi : KPP Jakarta Menteng Satu beralamat di Jl. Cut Mutia No. 7, waktu itu dengan wilayah kerja Kelurahan Kebon Sirih dan Gondangdia
40
(sebelum kembali ada pemecahan menjadi KPP Pratama Jakarta Menteng Satu dan KPP Pratama Jakarta Menteng Tiga). KPP Jakarta Menteng Dua beralamat di Wisma Bakrie Lt. 1, Jl. H.R. Rasuna Said Kavling B-1 dengan menempati gedung yang berstatus sewa, namun sejak Februari 2009 telah menempati gedung sendiri yang beralamat di Jl. Ridwan Rais No. 5A-7, Gambir Jakarta Pusat dengan wilayah kerja Kelurahan Menteng, Pegangsaan dan Cikini. Seiring
dengan
adanya
Modernisasi
Pelayanan
Perpajakan
berdasarkan Keputusaan Menteri Keuangan Nomor : 254/KMK.01/2004 tanggal 24 Mei 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta I, KPP Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta I, sebagaimana diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 167/KMK.01/2005 tanggal 31 Maret 2005 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 254/KMK.01/2004 tanggal 24 Mei 2004, pada akhirnya Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Menteng Dua berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Menteng Dua hingga saat ini. 2. Struktur Organisasi yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Menteng Dua.
41
TABEL 3.2 STRUKTUR ORGANISASI DI KPP PRATAMA JAKARTA MENTENG DUA
KPDJP
Kanwil DJP Jakarta Pusat DICKY HERTANTO 060063342 PEGAWAI FUNGSIONAL 12 PEGAWAI
Sub Bagian Umum INE MARDIANA 110034170 8 Pegawai
KPP Pratama Jakarta Menteng Dua PUDI RIANA
Seksi Pengolahan Data dan Informasi EKO HADI SISWANTO
060094593 5 Pegawai
Seksi Pengawasan dan Konsultasi III
Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV
IKHA DEWI 060086972 7 Pegawai
NURIHWAN 060091781 6 Pegawai
Seksi Pelayanan DIAN SURYA PUTRA 060079848 11 Pegawai
Seksi Penagihan SUKIRMAN 060093608 4 Pegawai
Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal
IMAM TEGUH SUYUDI 060080359 4 Pegawai
DRESTA SUKA NURPRIJANTA 060092829 3 Pegawai
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I HERPRASETYA NINGTYAS
060078084 7 Pegawai
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
MUSLIMIN MAPPEL LAWA 060093193 7 Pegawai
42
3.
Data yang digunakan adalah data pada 12 bulan sebelum dan 12 bulan sesudah dilakukannya penerapan penomoran faktur pajak pada SPT Masa PPN yang diterima di kantor Pelayanan Pajak Pratama Menteng Dua.
4.
Data yang diperoleh berasal dari data yang dimiliki Kantor Pelayanan Pajak Pratama Menteng Dua.
B. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif yang artinya jika peneliti bertujuan untuk membandingkan satu fenomena dengan fenomena lain. Penelitian ini menguji apakah tingkat kepatuhan PKP sebelum dan sesudah penerapan penomoran faktur pajak dalam pelaporan SPT Masa PPN yang diterima terdapat perbedaan. C. Variabel dan Skala Pengukuran Untuk menguji kepatuhan PKP sebelum dan sesudah adanya penerapan penomoran faktur pajak dalam pelaporan SPT masa PPN yang diterima pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Menteng Dua, ditentukan beberapa variabel untuk diteliti yang terdiri dari : 1.
Variabel Independen atau (X1 dan X2) Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN per bulan sebelum dan sesudah penerapan penomoran faktur pajak. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dikenakan atas penyerahan impor barang kena pajak yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak, dan
43
dapat dikenakan berkali – kali setiap ada pertambahan nilai dan dapat dikreditkan. Surat Pemberitahuan masa PPN merupakan salah satu wujud nyata dari self assessment system yaitu sarana bagi Pengusaha Kena Pajak untuk menghitung dan melaporkan sendiri kewajiban PPN-nya. Dimana perhitungannya dimulai dari bulan April 2012 hingga bulan Maret 2014.
2.
Variabel Dependen (Y) Tingkat Kepatuhan Pengusaha kena Pajak (PKP) Kepatuhan PKP dimana Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dalam melaporkan SPT Masa PPNnya serta Wajib Pajak Patuh dan kedisiplinan dalam melakukan kewajiban perpajakan. Dimana perhitungan untuk tingkat kepatuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) sebelum dan sesudah penomoran faktur pajak dalam pelaporan SPT Masa PPN yang diterima dimulai dari bulan April 2012 hingga bulan Maret 2014. Penomoran faktur pajak adalah peraturan baru yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk mengurangi faktur pajak fiktif dan untuk melihat kesiapan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dalam penerimaan SPT Masa PPN. Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Rasio. Data berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, dimana jarak dua titik pada skala sudah diketahui dan mempunyai titik nol yang absolut. Singgih Santosa (2000&2005)
44
Untuk mengukur tingkat kepatuhan digunakan rumus sebagai berikut : Jumlah SPT Masa PPN (Sebelum atau sesudah penomoran FP) diterima
X 100%
Jumlah PKP PPN Masa terdaftar
D. Metode Pengumpulan Data Pada penelitian ini pengumpulan data yang digunakan antara lain : 1.
Studi kepustakaan Studi kepustakaan ini diperoleh dari cara mengumpulkan, memahami isi buku, literatur, artikel, catatan perkuliahan, data dari internet, ketentuan dalam undang – undang perpajakan yang relevan dengan permasalahan
2.
Penelitian Lapangan Penelitian lapangan dilakukan di KPP Pratama Jakarta Menteng Dua. Gedung Pajak Madya, Jl. Ridwan Rais Nomor 5A – 7, Gambir, Jakarta .
3.
Interview Interview dilakukan dengan pihak yang berkepentingan dengan judul penulis.
E. Jenis Data Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah berupa data sekunder, data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan telah disajikan oleh pihak lain. Peneliti dapat memanfaatkannya untuk diproses lebih lanjut. Suharmadi dan wiwik (2013 : 15)
45
Analisis data untuk penelitian ini dengan menggunakan Analisis statistik Deskritif
dimana
biasanya
dalam
bentuk
ukuran
pemusatan
data
(mean,median,modus), ukuran penyebaran data (standar deviasi dan varians), tabel, serta grafik. F. Populasi dan Sampel KPP Pratama Jakarta Menteng Dua menjadi populasi dalam penelitian ini untuk tingkat kepatuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) sebelum dan sesudah penerapan penomoran faktur pajak dalam pelaporan SPT Masa PPN yang diterima. Sampel untuk penelitian ini sebanyak 12 bulan sebelum dan 12 bulan sesudah penerapan penomoran faktur pajak. G. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskritif, uji normalitas dan uji hipotesis.
1.
Analisis Deskritif Analisis statistik deskritif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata – rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, Ghozali (2011 :19)
2.
Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk mengukur distribusi data dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk membuktikan model penelitian ini adalah data yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini,
46
uji normalitas menggunakan uji statistik Kolmogorov – Smirnov (K-S). Suatu data dikatakan terdistribusi secara normal jika memiliki tingkat signifikansi di bawah 0,05. Ghozali (2011:160)
3.
Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan Paired Sample t – Test, yaitu uji t untuk dua sampel berpasangan, maksudnya analisis dengan melibatkan dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu Trihedradi (2012 : 129) yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan secara signifikan Jumlah kepatuhan PKP dalam SPT masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diterima sebelum dan sesudah penerapan penomoran faktur pajak. Dalam penelitian ini persamaan Paired Sample Test-t yang digunakan adalah sebagai berikut :
S
D=
Keterangan : 1. t-hitung = Nilai t-hitung kepatuhan PKP 2. d
= perbedaan jumlah kepatuhan PKP (sebelum dan sesudah penerapan penomoran faktur pajak dalam pelaporan SPT Masa PPN yang diterima)
3. n
= Jumlah pasangan sampel data kepatuhan PKP
47
4. Sd
= Standard Deviasi jumlah kepatuhan PKP (sebelum dan sesudah penerapan penomoran faktur pajak dalam pelaporan SPT Masa PPN yang diterima.
5.
= X1dan X2 (sebelum dan sesudah) rata – rata perbedaan tingkat kepatuhan PKP (sebelum dan sesudah penerapan penomoran faktur pajak dalam pelaporan SPT Masa PPN yang diterima. Langkah – langkah yang dilakukan dalam pengujian hipotesis
adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan data kepatuhan PKP (sebelum dan sesudah penerapan penomoran faktur
pajak dalam pelaporan SPT masa PPN yang
diterima). 2. Menghitung tingkat kepatuhan PKP (sebelum dan sesudah penerapan penomoran
faktur
pajak dalam pelaporan SPT masa PPN yang
diterima). 3. Menghitung nilai t-hitung 4. Memformulasikan hipotesis statistik H0 :
Tidak terdapat perbedaan antara kepatuhan PKP sebelum dan sesudah penerapan penomoran faktur pajak dalam pelaporan SPT masa PPN yang diterima.
Ha :
Terdapat perbedaan antara kepatuhan PKP sebelum dan sesudah penerapan penomoran faktur pajak dalam pelaporan SPT masa PPN yang diterima
48
5. Menetapkan level of significance) Tingkat signifikansi (level of significance) yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebesar 0,05 atau 5 persen. 6. Menentukan kriteria kepatuhan Kriteria kepatuhan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H0 diterima jika : -ttabel < thitung < ttabel atau P Value > 0,05 H0 ditolak jika : - thitung < ttabel atau thitung > ttabel P Value < 0,05